1 / 1

mengalami ketakutan dan kecemasan yang terus menerus, mengalami ketegangan

mengalami ketakutan dan kecemasan yang terus menerus, mengalami ketegangan. batin yang kuat dan kronis, mengalami konflik. emosional yang disebabkan oleh. tidak asertifnya istri untuk menolak berhubungan seksual dengan suami karena suami

vivek
Télécharger la présentation

mengalami ketakutan dan kecemasan yang terus menerus, mengalami ketegangan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. mengalami ketakutan dan kecemasan yang terus menerus, mengalami ketegangan batin yang kuat dan kronis, mengalami konflik emosional yang disebabkan oleh tidak asertifnya istri untuk menolak berhubungan seksual dengan suami karena suami berperilaku sadis, hal ini mengakibatkan istri mempunyai inisiatif untuk bunuh diri (Budiman, 1992). Penelitian menunjukkan bahwa, istri yang mengalami kekerasan namun tidak mampu melepaskan diri dari situasi terebut biasanya akan menganggap bahwa pengalaman kekerasan adalah pengalaman paling traumatis bagi dirinya. Pengalaman ini dapat menyebabkan depresi, kecemasan, serta gangguan sejenis (Andrews, Hilberman, Walker, dalam Dewi, 1996). Contoh yang lain dari kerugian- kerugian yang disebabkan oleh gangguan neurotik adalah: seseorang yang gagal dalam menyelesaikan masalah atau gagal dalam mengatasi tekanan-tekanan sosial dan kultural yang sangat kuat, maka orang tersebut akan nekat gantung diri, minum insektisida, racun dan lain-lain (Cahyani, dkk, 1999). Kemampuan asertif memungkinkan orang untuk mengemukakan hal yang diinginkan secara langsung dan jelas sehingga menimbulkan rasa senang dalam diri dan orang lain merasa baik, tetapi didalam pengalaman hidup masih banyak keluhan- keluhan bahwa tidak setiap orang (suami-istri) mampu mengekspresikan dan menyalurkan dorongan yang bersifat naluriah yaitu dorongan seksual dengan sebaik- baiknya. Menurut Indriyati (dalam Kastari, 2002) soal seks dalam budaya Timur masih dianggap hal yang tabu, selain itu masih banyak yang mengaggap bahwa membicarakan masalah seksual jorok atau jijik. Menurut Akbar (dalam Purwaningsih, 2002) wanita sering tidak dapat berperilaku asertif sehingga banyak

More Related