1 / 184

SAK ETAP & PEDOMAN AKUNTANSI BPR

SAK ETAP & PEDOMAN AKUNTANSI BPR. 1. 2. 3. 4. 5. Pendahuluan. SAK ETAP. Pedoman Akuntansi BPR. Pelaporan BPR. Penutup. Agenda. Standar Akuntansi ??. U ntuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable ( representational faitfullness )

wesley
Télécharger la présentation

SAK ETAP & PEDOMAN AKUNTANSI BPR

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SAK ETAP &PEDOMAN AKUNTANSI BPR

  2. 1. 2. 3. 4. 5. Pendahuluan SAK ETAP Pedoman Akuntansi BPR Pelaporan BPR Penutup Agenda

  3. Standar Akuntansi ?? • Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable (representational faitfullness) • Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun • Memudahkan auditor dalam mengaudit • Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. • Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna Laporan Keuangan bertujuan umum yang relevan dan reliable sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembilan keputusan. PPL - IAPI

  4. Akuntansi dan Audit Laporan Keuangan BPR ACUAN: • Ketentuan yang dikeluarkanoleh Bank Indonesia • StandarAkuntansiKeuanganEntitasTanpaAkuntabilitasPublik (SAK ETAP) • StandarAkuntansiKeuangan (SAK non ETAP) • Peraturanperundang-undangan yang relevandengan BPR • Praktik-praktikakuntansi yang berlakuumum PPL - IAPI

  5. Ketentuan Bank Indonesia • SE 15/29/DKBU tanggal 31 Juli 2013 Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat • SE BI 15/3/PBI/2013 tangggal 21 Mei 2013 Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat • SE BI No.12/14/DKBU, PelaksanaanPedomanAkuntansiBPR • SE BI No.11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009, PenetapanpenggunaanStandarAkuntansiKeuanganbagi BPR : Standar akuntansi keuangan bagi BPR menggunakan SAK ETAP • PBI No.13/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, Transparansikondisikeuangan BPR • PBI 13/26/PBI/2011 Perubahan PBI 8/19/2006, Perubahan PP BI 8/19/2006; Kualitas aktiva produktif dan pembentukan PPAP PPL - IAPI

  6. SAK ETAP

  7. Tujuan Laporan Keuangan • Memberikaninfomasi • posisikeuangan, • kinerja • perubahanposisikeuangansuatuperusahaan yang bermanfaatbagisejumlahbesarpemakaidalampengambilankeputusanekonomi • Laporankeuanganmenunjukkanapa yang telahdilakukanmanajemen (stewardship), danpertanggungjawabansumberdaya yang dipercayakankepadanya • Memenuhikebutuhansebagianbesarpemakai. • Menyediakanpengaruhkeuangandarikejadiandimasalaludantidakdiwajibkanmenyediakaninformasi non keuangan. PPL - IAPI

  8. Empat PilarStandarAkuntansi Indonesia • PernyataanStandar Akuntansi Keuangan • StandarAkuntansiKeuanganEntitasTanpaAkuntabilitasPubliksignifikan - SAK-ETAP • Standar AkuntansiSyari’ah – SAK Syariah • Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP • IFRS hanyadiadopsiPSAK • SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009 • InstansiPemerintahmenggunakanStandarAkuntansiPemerintahan PP 71 tahun 2010 PPL - IAPI

  9. SAK ETAP • SAK ETAP: Standarakuntansikeuanganuntukentitastanpaakuntabilitaspublik. • Digunakanuntukentitastanpaakuntabilitaspubliksignifikan • ETAP adalahentitas yang: • Tidakmemilikiakuntabilitaspubliksignifikan; dan • Menerbitkanlaporankeuanganuntuktujuanumum (general purpose financial statement) bagipenggunaeksternal. • Contohpenggunaeksternaladalahpemilik yang tidakterlibatlangsungdalampengelolaanusaha, kreditur, danlembagapemeringkatkredit. PPL - IAPI

  10. AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN • Harusmenggunakan PSAK – IFRS based • Namun, dapatmenggunakan SAK ETAP jikaadaregulasi yang mengijinkanpenggunaan SAK ETAP  BPR sesuai dengan SE BI No.11/37/DKBU tahun 2009 • Karakteristik IFRS : • IFRS menggunakan “Principles Base “ : • Lebih menekankan pada intepretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut. • Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi. • Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi. • Banyak menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai • Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif

  11. SAK – ETAP: Why? • PSAK – IFRS based sulitditerapkanbagiperusahaanmenengahkecilmengingatpenentuan fair value memerlukanbiaya yang tidakmurah. • PSAK – IFRS rumitdalamimplementasinyasepertikasus PSAK 50 dan PSAK 55 meskipunsudahdisahkantahun 2006 namunimplementasinyatertundabahkan 2010 sudahkeluar PSAK 50 (revisi). • PSAK – IFRS menggunakanprinciple based sehinggamembutuhkanbanyakprofessional judgement. • PSAK – IFRS perludokumentasidan IT yang kuat • SAK ETAP sebagaisolusiutk SME (ETAP) PPL - IAPI

  12. Manfaat SAK ETAP • Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk • menyusun laporan keuangannya sendiri, • dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha. • Lebihsederhanadibandingkandengan PSAK – IFRS sehinggalebihmudahdalamimplementasinya • Tetapmemberikaninformasi yang handaldalampenyajianlaporankeuangan. PPL - IAPI

  13. SAK ETAP • Disusundenganmengadopsi IFRS for SME denganmodifikasisesuaikondisidi Indonesia dandibuatlebihringkas. • SAK ETAP masihmemerlukan professional judgementnamuntidaksebanyakuntuk PSAK – IFRS. • Dalambeberapahaltidakadaperubahansignifikandibandingkandengan PSAK lama: contoh PSAK 16 (1994). Namunadabeberapahal yang dimodifikasidari IFRS/IAS.

  14. IFRS for SMEs • IFRS for SMEs, merupakan “mini” Full IFRS • Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan • Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS, kecuali • “borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan • terdapat pengaturan mengenai “ekuitas” • Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke bawah. PPL - IAPI

  15. SAK ETAP • PSAK lama (2006) yang disederhanakan: • Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana • Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran • Mengurangi pengungkapan • Penyederhanaan • Merupakan standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan (stand alone) PPL - IAPI

  16. ISI SAK ETAP

  17. Ruang lingkup PPL - IAPI • SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas TanpaAkuntabilitasPublik (ETAP), yaituentitas yang: • Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan • Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal • Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan • Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau • Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. • Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

  18. PerbedaanPokokPSAK dan SAK ETAP PPL - IAPI SAK ETAP tidakmengaturpajaktangguhan SAK ETAP hanyamenggunakanmetodetidaklangsunguntuklaporanaruskas. SAK ETAP menggunakanmetode biayauntukinvestasikeasosiasidanmenggunakanmetodeekuitasuntukanakperusahaan. SAK ETAP tidaksecarapenuhmenggunakan PSAK 50/55. SAK ETAP hanyamenggunakan model biayauntukasettetap, asettidakberwujuddanpropertiinvestasi. PSAK-IFRS bolehmemilih model biaya atau model reavaluasi. Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP : penggabungan usaha, derivatif, hedging

  19. Rerangka konseptual

  20. Penyajian Laporan Keuangan PPL - IAPI

  21. Penyajian Laporan Keuangan (2) PPL - IAPI

  22. Penyajian Laporan Keuangan (3)

  23. Penyajian Laporan Keuangan (4) PPL - IAPI

  24. Laporan Keuangan Konsolidasian PPL - IAPI

  25. KebijakanAkuntansi, EstimasiAkuntansidanKesalahan

  26. Instrumen Keuangan PPL - IAPI

  27. Persediaan PPL - IAPI

  28. Investasi pada Entitas Asosiasi

  29. Investasi pada Joint Venture

  30. Investasi pada Entitas Anak PPL - IAPI

  31. Properti Investasi dan Aset Tetap

  32. Aset Tidak Berwujud PPL - IAPI

  33. Sewa PPL - IAPI

  34. KewajibanDiestimasi(Provisi) danKontinjensi, Ekuitas, danPendapatan Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57.

  35. BiayaPinjamandanPenurunanNilai PPL - IAPI

  36. Imbalan Kerja PPL - IAPI

  37. Pajak Penghasilan PPL - IAPI

  38. Mata UangPelaporandanTransaksiValas PPL - IAPI

  39. PEDOMAN AKUNTANSI BPR

  40. Pedoman Akuntansi BPR • Kebijakan Bank Indonesia yang mengijinkan BPR untuk menerapkan SAK ETAP • Pedoman Akuntansi BPR merupakan penjabaran lebih lanjut prinsip dan substansi pengaturan dalam SAK ETAP untuk membantu BPR dalam menyusun laporan keuangan. • Penyusunan PA-BPR ini bertujuan : • untuk memberikan acuan minimum yang harus dipenuhi oleh BPR dalam menyusun laporan keuangannya. • untuk menciptakan keseragaman sehingga dapat meningkatkan daya banding laporan keuangan di antara BPR. • Proses penyusunan Pedoman Akuntansi BPR yang melibatkan stakeholder dan melalui due process procedure), termasukpublic hearing dan limited hearing. PPL - IAPI

  41. Tujuan PA BPR • Untuk membantu pengguna dalam menyusun laporan keuangan agar sesuai dengan tujuan laporan keuangan, yaitu: • Pengambilan keputusan ekonomi semua pihak • Menilai prospek arus kas • Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi • Menciptakan keseragaman sehingga meningkatkan daya banding laporan keuangan BPR. • Menjadi acuan minimum yang harus dipenuhi oleh BPR dalam menyusun laporan keuangan. PPL - IAPI

  42. Isi Pedoman Akuntansi BPR • Bab I Pendahuluan • Bab II Tata Cara Penyesuaian atas Pos-Pos Laporan Keuangan • Bab III Laporan Keuangan • Bab IV Akuntansi Aset • Bab V Akuntansi Kewajiban • BaB VI Akuntansi Ekuitas • BaB VII Laporan Laba Rugi • Bab VIII Laporan Arus Kas • Bab IX Laporan Perubahan Ekuitas • Bab X Catatan atas Laporan Keuangan • Contoh Kasus

  43. BAB II Acuan Penyusunan • Ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. • Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). • Standar Akuntansi Keuangan (SAK non - ETAP). • Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan BPR. • Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum. Dalam hal standar akuntansi keuangan memberikan pilihan atasperlakuan akuntansi, maka BPR wajib mengikuti pilihan sesuai ketentuan Bank Indonesia. PPL - IAPI

  44. Ketentuan Lain • Jurnal, akun dan contoh yang digunakan dalam hanya merupakan ilustrasi dan tidak bersifat mengikat. • BPR dapat mengembangkan metode sesuai sistem masing-masing sepanjang memberikan hasil akhir yang tidak berbeda. • Transaksi BPR yang dicantumkan diprioritaskan pada transaksi yang umum terjadi pada BPR. • Pedoman ini secara periodik akan dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan bisnis dan produk BPR, ketentuan standar akuntansi keuangan, ketentuan Bank Indonesia, dan ketentuan lain yang terkait dengan BPR. PPL - IAPI

  45. Penyesuaian Pos Laporan Keuangan BAB II • Ketentuan Umum • mengakui semua aset dan kewajiban dipersyaratkan Pedoman • tidak mengakui pos-pos apabila Pedoman tidak mengijinkan • mereklasifikasikan pos-pos; • menerapkan Pedoman ini dalam pengukuran; • dampak penyesuaian diakui pada saldo laba awal 2010. PPL - IAPI

  46. Penyesuaian 1 PPL - IAPI

  47. Penyesuaian PPL - IAPI

  48. Penyesuaian PPL - IAPI

  49. Penyesuaian PPL - IAPI

  50. Penyesuaian PPL - IAPI

More Related