1 / 47

HOSPITALISASI PADA ANAK

HOSPITALISASI PADA ANAK. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep. Pendahuluan. Pengalaman hospitalisasi  berkesan 1/3 anak pernah di rawat sebelum dewasa Kebanyakan di RSU --> tidak punya bangsal anak khusus Anak dirawat --> stress bagi anak dan keluarga, Gunakan koping, tidak berhasil --> krisis

xuxa
Télécharger la présentation

HOSPITALISASI PADA ANAK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. HOSPITALISASI PADA ANAK Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  2. Pendahuluan • Pengalaman hospitalisasi  berkesan • 1/3 anak pernah di rawat sebelum dewasa • Kebanyakan di RSU --> tidak punya bangsal anak khusus • Anak dirawat --> stress bagi anak dan keluarga, Gunakan koping, tidak berhasil --> krisis • Anak sakit di bawa IGD --> bukan khusus anak, staf tdk dilatih hadapi anak --> stress>>> • Tenaga kesehatan: perlu mendengarkan dan mengidentifikasi persepsi perasaan anak dan keluarga

  3. Stressor yang umum pada hospitalisasi • Perpisahan • Kehilangan kendali • Perubahan gambaran diri • Nyeri • Rasa takut

  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi ortu terhadap penyakit anaknya • Pengalaman dg penyakit/ hospitalisasi • Prosedur medis --> pengobatan dan diagnosis • Sistem pendukung yg ada --> efek thd fungsi • Kekuatan pribadi • Stres tambahan pada keluarga • Keyakinan agama dan latar belakang budaya • Pola komunikasi diantara keluarga

  5. Reaksi Saudara Kandung, tergantung pada • Takut terkena penyakit • Usia yang lebih muda • Hubungan yang dekat • Lamanya tinggal di luar rumah • Penjelasan yang sedikit ttg saudara yang sakit • Perubahan pada ortu --> sering marah

  6. Reaksi Anak akibat Hospitalisasi berdasarkan Usia Perkembangannya

  7. INFANT: Trust vs Mistrust • Anak mengembangkan trust mll hub. yang dekat dengan pengasuh utama, berespon dengan lingk. eksternal, mulai mengeksplorasi lingkungan

  8. Permasalahan • Rasa takut: • Dipindahkan dari rasa takut ortu • Menangis, iritabilitas • Menolak/menarik diri dr pengasuh pada bayi yg lebih besar

  9. Permasalahan…. • Ansietas • Perpisahan: Protes, putus harapan, menjauh • Ansietas, sedih, marah ditunjukkan dengan menangis, menjerit, mencari ortu, menolak org asing, aktifitas fisik • Menarik diri, inaktif, tdk tertarik dg lingkungan • Mudah teralih perhatian pada bayi lebih muda • Membatasi fisik thd restrain & prosedur pd bayi lebih tua

  10. Permasalahan…. • Tidak Berdaya • Lethargi dengan ketergantungan tinggi • Distres emosi krn imobilisasi • Menolak makan dan bermain • Sering menangis dan mengeluh • Tanpa ekspresi

  11. Permasalahan…. • Gangguan Citra Diri • Distress emosi b.d cedera pada tubuh, khususnya kejadian perdarahan pada bayi yang lebih tua • Protes karena pengalaman nyeri berulang

  12. MANAJEMEN ASUHAN Keperawatan • Berikan asuhan yang konsisten • Menyanyi dan berbicara dg bayi • Sentuh, pegang, gendong bayi dan terus berinteraksi selama prosedur • Anjurkan interaksi dg ortu: rooming in, ortu bicara ke anak dan ijin saat mau pergi • Biarkan mainan yg membuat rasa aman anak

  13. BATITA dan BALITA • Otonomi vs malu-malu dan ragu-ragu • inisiatif vs rasa bersalah • Anak belajar ketrampilan baru mobilisasi dan komunikasi utk mengembangkan kedekatan dg keluarga dan pengasuh, eksplorasi lingkungan, mulai menyempurnakan gerakan motrorik halus

  14. Permasalahan • Rasa Takut • memandang penyakit dan hospitalisasi --. hukuman • Takut thd lingkungan dan orang tdk dikenal • Pemahaman yg tdk sempurna ttg penyakit • Pemikiran sederhana • Demonstrasikan: menangis, merengek, mengangkat lengan, menghisap jempol, menyentuh bagian tubuh yg sakit berulang-ulang

  15. Ansietas • Cemas ttg kejadian yg tdk dikenal • --> protes (menangis dan marah), merengek • --> putus harapan: komunikasi buruk, kehilangan ketrampilan yg baru, tdk berminat • --> menyendiri thd lingk. RS

  16. Tidak Berdaya • Merasa gagap krn hilangnya ketrampilan • Mimpi buruk dan takut kegelapan, orang asing, orang berseragam dan yg memberi pengobatan/ perawatan. • Regresi --> toileting tergantung saat makan, menghisap jempol • Protes dan ansietas krn restrain

  17. Gangguan Citra Diri • Sedih dengan perubahan citra diri (perdarahan) • Takut thd prosedur invasif (nyeri) • Mungkin berpikir: bgn tubuh akan keluar kalau selang dicabut

  18. Manajemen Asuhan Keperawatan • Anjurkan ortu berada disamping anak saat prosedur invasif yang menyakitkan • Dekatkan mainan favorit anak • Pertahankan kontak maksimal dengan beberapa perawat. Kenalkan perawat di samping ortu, ijinkan anak bertemu perawat sebelum prosedur dilakukan. • Bantu kunjungan saudara kandung.

  19. Biarkan beberapa regresi dan jelaskan ke orang tua. • Komunikasikan penerimaan regresi ke anak. • Gunakan restrain minimal. • Biarkan anak bebas bergerak selama dan setelah prosedur jika memungkinkan. • Fasilitas rooming in. • Bantu anak menyembunyikan perubahan tubuh (kamuflase).

  20. ANAK SEKOLAH (AWAL) • Industri vs inferioritas • Anak mempertahankan hubungan baru dengan teman sebaya dan teman di luar keluarga • Anak belajar mengkoordinasikan ketrampilan untuk menyelesaikan “proyek”, aplikasi gerak motorik halus, kembangkan kemampuan fisik

  21. Permasalahan • Rasa Takut: • - pahami penyebab penyakit ---- tertular orang lain/tertelan bakteri • - ekspresi verbal dan non-verbal (senyum kecut, menangis, merengek, marah, aktifitas >>).

  22. Ansietas • Paham alasan dipisahkan tetapi masih butuh keberadaan orang tua. • Lebih peduli terhadap rutinitas sekolah dan teman-teman.

  23. Tidak Berdaya • Marah dan frustasi • Lamanya imobilisasi dihubungkan dg menarik diri, bosan, perasaan antipati • Peduli thd kehilangan kontrol emosi, malu karena menangis yg berlebihan selama pengobatan • Tergantung dan imobilisasi

  24. Gangguan Citra Diri • Peduli thd perubahan tubuh, tdk berani melihat insisi/alat-alat • Dapat mengatasi nyeri ringan dengan alih perhatian • Takut thd pembedahan pd daerah genetalia • Peduli pada pengobatan/ kondisi yg membatasi aktifitas/ bermain

  25. Manajemen Asuhan Keperawatan • Batasi aturan dan dorongan pada perilaku • Anjurkan ortu merencanakan kunjungan dg anak • Rencanakan kontak dg guru dan teman • Rencanakan aktifitas bermain --> bergerak • Ijinkan anak memilih dlm batasan yg dapat diterima • Berikan cara-cara anak dpt membantu pengobatan dan puji atas kerjasama anak

  26. Anak Sekolah (Lanjut) • Industri vs inferior • Anak mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, belajar mengendalikan emosi, mengembangkan ketrampilan gerak motorik dan sosial lebih baik, belajar bekerjasama dg anggota kelompok

  27. Permasalahan • Rasa Takut • Paham bahwa penyakit beragam • Menunjukkan sedikit rasa takut tapi bisa ketakutan kalau pengalaman lalu menyakitkan

  28. Ansietas • Pada ortu penting tetapi tidak harus • Peduli thd perpisahan dr guru dan teman • Cemas thd kehilangan PR sekolah dan perubahan peran dalam kelompok

  29. Tidak Berdaya • Berusaha Mandiri • Mencoba “berani” selama prosedur • Kasar pada ortu saat berusaha mandiri membuat stres • Peduli terhadap cara mengekspresikan perasaan dan malu terhadap perilaku berlebihan • Merasa tidak pasti tentang masa depan karena penyakit dan hospitalisasi

  30. Manajemen Asuhan Keperawatan • Monitor perilaku untuk menentukan kebutuhan emosi terutama pada anak yang menarik diri dan tidak berespon • Jelaskan prosedur rinci (jika anak meminta) • Anjurkan kunjungan teman sebaya • Diskusikan respon thd pertanyaan ttg penyakit dan perubahan tubuh • Berikan waktu diskusi • Biarkan anak memilih, partisipasi, privasi, • Ikuti kenginan anak ttg keberadaan ortu

  31. REMAJA • Identitas vs bingung peran • Anak mengembangkan cara baru berinteraksi dengan keluarga dan teman sebaya, belajar peran sesuai gender dan bekerja mempertahankan peran sosial baru, mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah, belajar fungsi mandiri

  32. Permasalahan • Rasa Takut: • Dpt berfikir hipotesis (sakit krn disfungsi fisiologis dan emosional) • Banyak bertanya dan mengekspresikan rasa takut scr verbal ttg konsekuensi penyakit

  33. Ansietas • perpisahan dgn sekolah dan teman lebih bermakna dp ortu • Menarik diri krn perub. Penampilan

  34. Tidak Berdaya • Peduli thd kehilangan fungsi mandiri • Sulit mengijinkan bantuan scr fisik dan emosi saat marah, frustasi, menarik diri

  35. Gangguan Citra Diri • Peduli dg ancaman perubahan thd perkembangan identitas seksual dan peran sesuai gender • Amat peduli thd perubahan citra diri, kuatir ttg tanggapan orang lain, dikasihani • Sulit bekerja sama jika pengobatan berhubungan dengan perubahan citra diri

  36. Manajemen Asuhan Keperawatan • Fasilitasi perencanaan aktifitas (peer) • Jelaskan ke ortu ttg kebutuhan mandiri • Monitor perilaku bahwa anak ingin bicara • Berikan permainan dan aktifitas lain yg membantu diskusi • Berikan penyuluhan rinci ttg prosedur, pengobatan, terapi yg menyangkut genital • Berikan privasi setiap prosedur

  37. Masuk RS • Rencana: Konseling program oleh perawat • Tahu prosedur medis, fasilitas untuk pasien, petugas perawatan

  38. Persiapan • Atur kamar berdasarkan tingkat usia, dx penyakit, penyakit menular, perkiraan lamanya dirawat • Siapkan teman sekamar (balita s/d remaja) • Siapkan kamar untuk anak dan ortu (formulir dan alat yg dibutuhkan tersedia)

  39. Saat Masuk • Kenalkan tim pada anak dan keluarga • Orientasi ruangan/ fasilitas • Kenalkan anak dan keluarga dg teman sekamar • Berikan gelang identitas • Jelaskan peraturan RS dan jadualnya • Ukur VS, TB dan BB • Lakukan pemeriksaan lab • Dukung anak saat dilakukan pemeriksaan fisik

  40. Saat Masuk ke UGD • Perpanjang prosedur persiapan masuk tidak tepat dan tidak mungkin pada situasi darurat • Jika bukan mengancam kehidupan, ajak anak bekerja sama

  41. Fokus pada komponen konseling dirawat: • perkenalan, gunakan nama anak bukan sayang, tentukan tingkat tukem, inf status kes anak, inf keluhan utama anak dan ortu

  42. Saat Masuk ke ICU • Siapkan anak dan ortu untuk ICU elektif (post op jantung) • Siapkan anak dan ortu untuk masuk yg tak terduga • Siapkan ortu s.d penampilan anak dan perilakunya, saat pertama mengunjungi anak di ICU • Temani ortu disisi tempat tidur anak--> support • Siapkan saudara kandung untuk kunjungan dan monitor reaksi mereka

  43. Stressor di ICU/NICU • Untuk anak dan keluarga • Stresor fisik • nyeri dan rasa tidak nyaman • imobilisasi • kurang tidur • Tidak mampu makan minum • Perubahan kebiasaan eliminasi

  44. Stresor Lingkungan • Lingk. asing • Bunyi yang asing • Orang asing • Bau asing dan tidak enak • Cahaya yg terus menerus • aktivitas ke pasien lain • kesiagaan petugas

  45. Stresor Psikologis • kurangnya privacy • Tidak mampu berkomunikasi • Tidak cukup tahu dan paham tentang situasi • Penyakit yg berat • Perilaku ortu

  46. Stresor Sosial • Hub. yg terputus • peduli thd sekolah atau pek • Gangguan/ kurang bermain

  47. Terima kasih……..

More Related