1 / 27

ADE YUDIHARTI

Assalamu'alaikum. ADE YUDIHARTI. NIM 0605232/40. M A S Y I T O H. karya Ajib Rosidi. Masyitoh. Penokohan. Tema. Alur. Latar. Sinopsis. Amanat. Sudut pandang. Gaya Penulisan. TEMA.

zorina
Télécharger la présentation

ADE YUDIHARTI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Assalamu'alaikum.. ADE YUDIHARTI NIM 0605232/40

  2. M A S Y I T O H karya Ajib Rosidi

  3. Masyitoh Penokohan Tema Alur Latar Sinopsis Amanat Sudut pandang Gaya Penulisan

  4. TEMA Berdasarkan novel berjudul “Masyitoh”dapat saya simpulkan sebuah tema yaitu pengorbanan seorang perempuan yang luar biasa,dalam novel ini bernama Masyitoh.Dia sangat gigih dalam menegakkan hak Allah,masyitoh bersedia mengorbankan seluruh jiwa raganya dengan tidak mengharapkan imbalan apapun demi mempertahankan pendiriannya menegakkan agama Allah SWT. kembali

  5. Penokohan • Masyitoh : sosok perempuan yang pemberani,teguh pendirian dalam mempertahankan kepercayaannya kepada Allah SWT. • Obed sebagai suami Masyitoh : Sabar dan pengasih • Fir’aon / raja mesir : Angkuh • Ptahor, Pendeta agung Mesir : sombong • Metufer, Pendeta negara Mesir : sombong

  6. Simeon (Pendeta Israil) : Bijaksana, sabar dan baik. • Amram : Baik dan Sabar (Seorang keturunan Israil) • Madah : Baik dan Sabar (Seorang keturunan Israil) • Taia, Puteri Fir,aon : sombong. kembali

  7. Alur/Plot Dalam novel yang berjudul “Masyitoh”beralur campuran yaitu alur maju dan alur mundur.Dalam alur maju diceritakan kisah Masyitoh dimasa hidupnya sampai akhir hayatnya,dan waktu mendapat siksaan atau hukuman dari raja Fir’aon.Sedangkan beralur mundur karena pada awal cerita waktu Masyitoh sedang memberitahukan kepada suaminya mengapa dia selalu melamun dan bersedih,dia menceritakan kembali dari awal penyebab masalah yang dialami dia sekarang kembali

  8. Latar Peristiwa yang diceritakan dalam novel itu terjadi di rumah Masyitoh,di Itana Fir’aon dan di rumah bapak Simeon. Selain novel tersebut menggambarkan latar fisik seperti tempat diant]aranya di rumah Masyitoh,istana Fir’aon,dan di rumah bapak Simeon,novel Masyitoh juga menggambarkan latar non fisiknya atau dari segi fisiologisnya.Dimana dalam cerita tersebut menggambarkan suasana di rumah Masyitoh yang penuh ketegangan,kecemasan,dan ketakutan.Perasaan tersebut dirasakan oleh Masyitoh dan seluruh anggota keluarganya.Sementara perasaan emosi dan penuh kebencian dirasakan oleh baginda Fir’aon,para pendeta kerajaan,puteri Taia,dan seluruh pengikut Fir’aon kembali

  9. Sudut Pandang Novel yang berjudul “Masyitoh” dilihat dari sudut pandang yaitu sudut pandang orang ketiga karena pengarang tidak terlibat dalam cerita atau diluar cerita kembali

  10. Gaya Penulisan Gaya penulisan yang digunakan pada novel yang berjudul “ Masyitoh” bahasanya sudah tidak menggunakan bahasa melayu lagi, jadi bahasanya mudah dipahami walaupun pada novel Masyitoh juga masih ada kata-kata yang menggunakan majas hiperbola yang menambah keindahaan kata-kata dalam novel tersebut kembali

  11. Amanat Dari hasil membaca novel ini terdapat amanat yaitu dalam keadaan dan situasi apapun kita tetap harus memegang teguh pendirian dan kepercayaan kita kepada Allah SWT, karena kelak dengan teguhnya pendirian kita Insya Allah hidup kita akan tentram dan bahagia kelak. kembali

  12. Sinopsis Novel • Seperti umumnya rumah keturunan Israil pada masa itu, rumah itupun nampak sederhana serta melarat. Kendatipun Masyitoh menjadi sahaya di Istana Fir’aun, namun tidaklah ia turut serta mewah megah gemerlapan seperti umumnya orang Mesir. • Ketika itu matahari sudah tergelincir kearah barat, saat orang-orang beristirahat dari pekerjaannya masing-masing Masyitoh kelihatan sedang mengemban anaknya yang masih bayi. Itamar namanya. Sebentar-bentar ia melihat kearah jalan, mengharap suaminya pulang. Dari pintu yang daunnya terbuka, ia bisa melihat iring-iringan orang yang kurus berdada gambang, tiada ubahnya dengan rerongkong-rerongkong yang berjalan dengan lesu, mereka itulah orang-orang yang baru pulang bekerja dari piramid. Namun Obed suaminya tiada juga kunjung kelihatan. Terlebih-lebih karena Itamar sebentar-bentar menangis, sungguh mengharukan, membikin hati sang bunda menjadi kian bingung, lantaran si bayi belum bisa berkata akan menunjukkan penyakitnya.

  13. Tidak lama kemudian, dari pintu yang daunnya terbuka itu, masuklah Obed yang dadanya keras-keras bertulang, kurus dan lesu, berjalan luntai mendekati Masyitoh. Masyitoh menatap suaminya dengan terharu. Setelah dekat Obed mengusap-usap kepala Itama dengan mesra dan penuh kasih sayang.

  14. ”Aku hampir saja mati tertimpa batu.....” kemudian terdengar Obed berbicara seakan-akan ingin mencurahkan isi hatinya yang sejak tadi didiamkan saja. Tetapi Masyitoh yang diajaknya becakap-cakap seperti termung jauh, tidak begitu bersungguh-sungguh mendengarkan perkataan suaminya. Lalu Obed mendekati isterinya, sekarang suaranya perlahan-lahan, terang-jelas setiap patah katanya. Sebab ia ingin isterinya tidak merasa segan menguraikan segala isi hatinya yang menjadi beban baginya

  15. Setelah beberapa saat dibujuk, akhirnya Masyitoh bersedia menceritakan semua apa sebenarnya yang sudah terjadi dan menjadi kekhawatirannya selama ini. Kejadiannya dimulai seperti biasa setiap pagi Masyitoh mengandam rambut Tuan Putri. rambut yang panjang, hitam ikal berkilatan, sedap dipandang mata. Namun entah mengapa tadi pagi rambut Tuan Putri kusut bukan buatan, tambah pula sedang melamun terkenang sibungsu yang ditinggal di rumah yang sedang sakit. Entah bagaimana sisir yang saya pegang terjatuh. Saya terkejut dan tidak terasa lagi saya mengucap demi Allah, celakalah Fir’aon....!. Tentu saja ucapan tadi terdengar dan membuat Tuan Putri terkejut dan langsung melaporkan keayahnya yaitu Raja Fir’aon. Itulah ceritanya yang menjadi kegelisahan Masyitoh. Setelah mendengar cerita isterinya Obed kemudian diam dan membayangkan apa yang terjadi pada keluarganya atas kelalaian yang dilakukan oleh isterinya.

  16. Sementara itu saat keduanya sedang termenung, tiba-tiba masuklah Siteri memberitahukan kepada bapak ibunya bahwa bapak Simon sudah datang. Kemudian Bapak Simon masuk kedalam rumah, diikuti oleh dua orang lelaki setengah baya, yaitu Maclab dan Amram.

  17. Setelah itu Bapak Simon bertanya ada masalah apa dia diundang kerumah Masyitoh, lalu Obed menceritakan masalah anaknya yang sedangs akit selain itu juga Obed menceritakan masalah yang menimpa isterinya. • Setelah mendengar semua cerita Obed Bapak Simon memberikan nasihat dan berusaha menenangkan mereka agar mereka selalu tetap tenang dan selalu berdoa kepada Allah agar semua kekhawatiran tidak pernah terjadi. Bapak Simon juga tidak lupa memeriksa keadaan Itamar. lalu tidak lama kemudian Bapak Simon pamit pulang.

  18. Beberapa saat setelah Bapak Simon pulang tiba-tiba Siteri berlari memberi tahukan kepada kedua orang tuanya bahwa da orang kerajaan yang datang. Tak lama kemudian, masuklah Pendeta Metufer diikuti oleh dua orang pendeta dan beberapa prajurit pengawal. • pendeta Metufer bertanya mana yang bernama Masyitoh ?. Dan menjelaskan bahwa kedatangannya adalah ingin membawa Masyitoh dan semua keluarganya ke istana atas perintah Raja Fir’ aon. Masyitoh dan semua keluarganya dibawa ke istana.

  19. Sementara itu di istana sudah menunggu Raja Fir’aon, Puteri Taia dan Pendeta Ptahor yaitu pendeta Agung Negara Mesir. Tidak lama kemudian datanglah rombongan pendeta Metufer yang membawa masyitoh dan keluarganya. Masyitoh dan semua keluarganya dihadapkan didepan Raja Fir’aon segera bertanya ingin meyakinkan kabar yang beredar bahwa Masyitoh telah mendurhakai dan berpaling dari dia dan menyembah Tuhan lain.

  20. Setelah ditanya dan Masyitoh menjawab sesuai dengan keyakinannya walaupun Fir’aon menjanjikan kemewahan dan kekayaan kepada masyarakat agar dia mau menyembah Fir’aon dan meninggalkan Tuhannya. Tapi sekali lagi Masyitoh tetap teguh pada pendiriannya begitu juga suaminya Obed tetap sama pendiriannya untuk tetap menyembah Tuhannya. Setelah dibujuk dengan cara apapun tapi tetap tidak ada hasilnya juga akhirnya Fir’aon kehilangan kesabaran dan menyuruh algojo untuk menghukum Masyitoh dan suaminya dengan hukuman cambuk, walaupun hukuman cambuk menghantam dan mencabik-cabik tubuh Masyitoh dan Obed tapi tetap mereka tetap teguh pada pendiriannya.

  21. Tiba-tiba Fir’aon menyuruh algojo untuk menghentikan cambukannya, lalu Fir’aon melirik Siteri anak sulung Masyitoh yang sejak tadi menangis menjerit-jerit memanggil-manggil ayah dan ibunya yang sedang disiksa. Kemudian Fir’aon memerintahkan algojo untuk memberika hukuman yang serupa dengan berfikir Masyitoh dan suaminya akan luluh dengan melihat anaknya disiksa. Tapi dengan tidak disangka prasangka Fir’aon salah malah dengan perasaan tidak takut Siteri berbicara kepada ibu bapaknya bahwa kita jangan takut dengan siksaan ini, kita tetap harus teguh menjaga pendirian kita dan kita harus yakin bahwa suatu saat akan datang pertolongan dari Allah dan kata-kata itulah yang membuat Masyitoh dan suaminya semakin yakin pada keteguhan hati mereka. Setelah mendengar itu semua Fir’aon tidak sabar lagi cepat menyuruh algojo untuk mencambuk Siteri. Situasi itu membuat Masyitoh tidak tega melihat anaknya dicambuk, tapi dia berusaha tetap kuat untuk menerima semua itu.

  22. Pendeta Ptahor lalu bicara kepada Fir’aon dan memberikan usulan/pendapat untuk menghentikan hukuman cambuk tersebut, karena percuma mereka tidak akan luluh dan merubah pendiriannya. Pendeta Ptahor mengusulkan agar mereka dilhukum mati saja dengan memasukkan mereka kedalam timah mendidih, agar tidak ada lagi orang yang membangkang seperti masyitoh. Fir’aon pu setuju dan memerintahkan agar pengawas mempersiapkan timah yang mendidih untuk menghukum Masyitoh dan keluarganya.

  23. Tidak lama kemudian pengawas menghadap lagi Fir’aon dan mengatakan bahwa semuanya sudah siap. Tidak pikir panjang lagi Fir’aon menyuruh pengawal untuk mengiring masyitoh dan keluarganya ketempat hukuman tersebut. Di ruangan tersebut ternyata sudah siap timah besar dengan air yang mendidih dan sebelum algojo memasukan mereka satu persatu tiba-tiba Itamar yang masih bayi dapat berbicara dengan mengatakan ”Ibu, ayah janganlah bimbang, janganlah ragu sebab cairan timah tidaklah panas, kendatipun mendidih, yang panas hanya dalam sangkaan, takkan terasa oleh orang yang sudah tunggal rasa, erat berpaut tauhid dengan Allah Yang Maha Agung”.

  24. Melihat kejadian itu Masyitoh dan keluarganya bertambah yakin dengan pendiriannya untuk tetap teguh menyembah Allah SWT. Akhirnya Masyitoh dan keluarganya meninggal dan menjadi salah satu contoh teladan dalam mempertahankan tauhidnya bagi umat Islam diseluruh dunia. kembali

  25. TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

  26. Pembelajaran Novel di SD • Dalam pembelajaran membaca, agar siswa tertarik pada pembelajaran tersebut dan agar dalam diri siswa tumbuh minat atau kegemaran membaca, maka guru bisa memberikan stimulus yang berupa tugas baik secara individu maupun kelompok. Misalnya memberikan tugas dalam pelajaran membaca novel. Untuk menyelesaikan tugas tersebut maka siswa harus : • Masuk keruang perpustakaan • Pergi ketempat penyimpanan buku atau novel • Memilih novel yang disukai • Membawa novel yang sudah dipilih keruang baca • Membaca novel

  27. Setelah kegiatan siswa membaca selesai,selanjutnya siswa diberi tugas untuk : • Menemukan unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik novel. • Siswa mencoba menceritakan kembali cerita novel yang sudah dibacanya.

More Related