1 / 16

KURNALI SAP PEMBELAJARAN PAI PADA TINGKAT MENENGAH

SISTEM PEMBELAJARAN, PAI, TINGKAT MENENGAH

KURNALI
Télécharger la présentation

KURNALI SAP PEMBELAJARAN PAI PADA TINGKAT MENENGAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMPADA PENDIDIKAN MENENGAH DISUSUN OLEH:DR. H. KURNALI, M.M. DISAMPAIKAN PADA PERKULIAHAN SEMESTER VI (ENAM) EKSKUTIF JURUSAN PAI SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM HAJI AGUS SALIM (STAIHAS) CIKARANG TAHUN 2014

  2. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI REMAJA A. Pendidikan Agama Islam 1. SejarahPerkembangan PAI 2. DasarPelaksanaan PAI 1) Religius (Al-A’raraf: 172, Ali ‘Imran: 104, Al- Tahrim: 6) 2) Sosiologispendekatanfungsionalpendidikan Islam dapatdigalimelalui 2 (dua) hal, yaitudimensi individual dandimensisosial. Secara individual pendidikanAgama Islam (PAI) memilikifungsisebagaipenyediamakna (meaning function) danfungsiidentitas(identity function). 3) PsikologisdapatdijelaskanbagaimanapengembanganPAI yang meliputi kesadaranberagama (religious counsciousness) danpengalamanberagama (religiuoseksperience) yang membawakeyakinan yang dihasilkanoleh tindakan (amaliah) meliputipekerjaanpikirandanperasaansiswaterhadap agama, baiksikapberagama, acuhtakacuh, ataupun anti agama; berartiungkapanitu adalahproses mental yang mempengaruhisiswasehinggahaltersebutdapat membentukkaraktersiswa. 4) Juridis Formal 3. Fungsi agama 1) Edukatif 2) PenyelamatdanPeganganhidup 3) Kontrolsosial 4) Memperkuatpersaudaraan 5) Transformatif

  3. B. RemajadanProblemnya 1. MasaRemaja Masaremajaadalah the best of time dan the worts of time. Cirimasaremajaawal adalahperasaandanemositidakstabil, status remajasulitditentukan, mental danpikiragaksempurna, sikapdan moral menonjol, masakritis, banyakmasalah. Cirimasaremajaakhiradalahstabilitasmeningkat, citradiridansikappandangan lebihrealistis, perasaanlebihtenang, lebihmatangdalammenghadapi problem. Rentan usiaremajahukum KUHP adalah 12-15 tahun, Psikologi membagi masa bayi dan anak (0-7thn), masa sekolah/intelektual (7-13), masa sosial (13-21 thn), 2. Problem Remaja Kebutuhan remaja: Biologis, Psikis, Sosial, Agama dan akhlak, Perkembangan pribadi dan sosial.

  4. C. PemecahanMasalah 1. TindakanPreventif Segalatindakan yang bertujuanmencegahtimbulnyakenakalan remajaMisalnyadenganpendidikankeluarga, Formal, dan Masyarakat. 2. TindakanRepresif Segalatindakanmenindas, menahankenakalanremajaseringan mungkinataumenghalangitimbulnyaperistiwakenakalan yang lebihberatlagidenganrazia, pengusutan, penahanansementara, penuntutan 3. TindakanKuratifdanRehabilitasi memperbaikiakibatkenakalan, terutamapelakukenakalan. Misalnyapembinaankeluarga, luarkeluarga, sekolah, dan pemisahanremajadarisumberkenakalan

  5. MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN PAI PADA ASPEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK Produkpembelajarandapatdiklasifikasikansebagaiberikut: a. ProdukKognitifdariPembelajaran Ranahkognitifmencakupkegiatan mental (otak). Dalamranahkognitifterdapatenamjenjangprosesberfikir, mulaidarijenjangterendahsampaijenjangtertinggi. Keenamjenjang tersebut adalah 1. Pengetahuan/ Hafalan/ Ingatan/ (Knowledge), 2. Pemahaman (Comprehension). 3. Penerapan (Application), 4. Analisis(Analysis), 5. Sintesis (Syntesis), 6 Penilaian (Evaluation). Produkpembelajarandariaspekkognitifhanya pada kemampuan otak dalam menyerap suatu materi pelajaran. ProdukpembelajaranPendidikan Agama Islam (PAI) halinidinyatakandengannilai-nilaihasilulangansertatugas-tugas. Hasilituberupaulanganharian, ulangantengah semester danulanganakhir semester. Aspekkognitifdifasilitasilewatberbagaiaktifitaspenalarandengantujuanterbentuknyapenguasaanintelektual.

  6. B. ProdukPsikomotorikdariPembelajaran Hasilbelajarranahpsikomotorikmenurut Simpson (1956) bahwahasilbelajarpsikomotorikinitampakdalambentukketerampilan (skill) dankemampuanbertindakindividu. Hasilbelajarpsikomotorikinisebenarnyamerupakankelanjutandarihasilbelajarkognitif (memahamisesuatu) danhasilbelajarafektif (barutampakdalambentukkecenderunganuntukbertingkah laku). Jikahasilbelajarkognitifdanhasilbelajarafektifdenganmateritentangkedisiplinanmenurutajaran Islam makahasildariprodukpsikomotorikadalah : Siswabertanyatentangcontohkedisiplinan yang telahditunjukanRasul dan para ulama. Siswamencaridanmembacabukuatausumber lain tentangkedisiplinan. Siswadapatmemberikanpenjelasankepadateman-temansekelasnyatentang penerapan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa menganjurkankepadateman-temandan yang lainnya agar berlakudisiplinbaikdisekolah, rumahmaupundimasyarakat. Siswadapatmemberikancontoh kedisiplinan disekolah seperti datang ke sekolah, kedisiplinan dalam mematuhi tata tertib di sekolah. Aspekpsikomotorikdapatdifasilitasilewatadanyapraktikumpraktikumdengantujuanterbentuknyaketerampilaneksperimental. Dalamproduk pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) aspek psikomotorik ini dapat diwujudkan terampil membaca al-Qur’an pada materi al-Qur’an denganStandarKompetensi/KompetensiDasar (SK/KD) membacadenganbaikdanbenar.

  7. C. ProdukAfektifdariPembelajaran Ranahafektifdikembangkanoleh David R Krathwohldankawan-kawan (1974) dalambukunya yang berjudul ”Taxonomi of Education Objectives, affektive domain”. Ranahafektifadalahranah yang berkaitandengansikapdannilai. Ranah Afektif ini dirinci dengan jenjang dari rendah ke tinggi menurutSudijonoyaitu Receiving/menerima ataumemperhatikan. Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Pengajaran berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya. Responding/menanggapi, memberikanreaksiterhadapfenomena yang ada dilingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Valueing/menilai, menghargai berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan padasuatuobjek, fenomena, atautingkahlaku. Penilaian berdasarpadainternalisasidariserangkaiannilaitertentu yang diekspresikan ke dalamtingkah laku.

  8. Organization/mengaturataumengorganisasikanartinya mempertemukanperbedaannilaisehinggaterbentuknilaibaruuniversal yang membawa kepada perbaikan umum. Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikankonflikdiantaranya, danmembentuksuatusistemnilai yang konsisten, artinyamempertemukanperbedaannilaisehinggaterbentuknilai baru universal yang membawakepadaperbaikanumum. Characterization by a value or value complex, karakterisasidengan suatunilaiataukompleknilai yang telahdimilikiseseoran mempengaruhipolakepribadiandantingkahlakunya. Kategoriini mengindikasikanpadaberbagaicara yang membuatparasiswa waspadaterhadapdanmengadopsinilai-nilaisertasikap-sikap yang membimbingtingkahlakumanusia.

  9. BentukPenilaianProdukKognitif PAI PenilaianprodukPendidikan Agama Islam (PAI) aspekkognitifada 4 jenishasil tesyaitu; 1. Ulanganharian, 2. Nilaitugas-tugasmeliputitugaskelompokdanindividu, 3. MengerjakanLembarKerjaSiswa (LKS), 4. NilaiUlanagan Tengah Semester dan 5. NilaiUlanganakhirsemeseter. NilaiulanganhariandihasilkandariprosespembelajarandalamsatuStandar Kompetensi (SK) terdiridaritigaKompetensiDasar (KD) selesaidibahas. Untuk tugassetiapKompetensiDasar (KD) adatugasberupatugaskelompoktetapi membuatlaporanindividu agar setiapsiswamengetahui apa yang dikerjakan dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran meskipun hasil dari diskusi kelompok itu sama. Nilaiakhir semester dihasilkandaribeberapaStandar Kompetensi (SK) dalamsatu semester.

  10. BentukPenilaianProdukPsikomotorik Kegiatan yang termasukkategoripsikomotorikberupa mengikuti 1. Pesantrenramadhan yang dilaksanakanpadabulanRamadhan, 2. Membayarzakatfitrah, 3. Berwudlu 4. Tayammum 5. PratikShalat 5 (lima) waktu, ShalatJum’at. Tarawih. 6. Membayarlatihankurban. 7. Dll

  11. BentukPenilaianProdukAfektif UntukmenentukannilaiafektifmerujukpadapendapatSudijonoketikasiswa menerima, menanggapimenghargaidenganbaik maka dikategorikan baik. Standar nilai yag ditentukan oleh sekolah untuk nilai afektif ini dinyatakan dengan symbol: 1. A (baik sekali/istimewa), 2. B (baik), 3. C (cukup) 3. D (kurang). Untuknilaiafektifharus minimal kategori B agar siswabisamelanjutkanpada tingkat yang lebihtinggi (naikkelas). NilaiafektifPendidikan Agama Islam (PAI) sangatmenentukanbagikenaikantingkatsiswa, dikarenakannilaiafektif minimal harus B/ baik. Bilaadasiswa yang mendapatnilaiafektif C/cukup, maka siswatersebuttidakdapatnaiktingkat. Hasilnilaiafektif yang tercantumdinilairaporsiswadariseluruhsiswa dikategorikanbaikdanistimewauntukkategori B/baikdan A/istimewadalam satukelasbervariasi.

  12. Tingkat PenilaianAspekKognitif,afektifdanPsikomotorik Tingkat keberhasilanmenurutSyaifulBahriDjamarah tersebutadalahSebagaiberikut : 1) Istimewa/maksimal, apabilaseluruhbahanpelajaran yang diajarkandapatdikuasaiolehsiswa 2) Baiksekali/optimal, apabilasebagianbesar (76-99 %) bahanpelajaran yang diajarkandapatdikuasaiolehsiswa 3) Baik/minimal, Apabilabahanpelajaran yang diajarkanhanya 60-75% dikuasaiolehsiswa 4) Kurang, apabilabahan yang diajarkankurangdari 60% dikuasaiolehsiswa.

  13. PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU BERAGAMA A. Pro Kontra PAI dalamPembentukanSikap 1. Pendapat Pro: memperkuat teori Liam Gearon, Robert Jackson, Christian Chima Ike, Ram Nath Sharma, dan Rajendra Kumar Sharma, Venessa Ogden,L. Broadbent bahwa pendidikan agama berkontribusi terhadap pengembangan karakter (sosial, budaya, dan kewarganegaraan). 2. PendapatKontra: Thomas Lickona,danCharles C. Haynes, yang menyatakan bahwa pendidikan karakter dan pendidikan agama semestinya dipisah dan tidak dicampuradukkan, dannilai-nilaikewarganegaraandan moral secaraluasdimasyarakat, sepertikejujuran, kepedulian, keadilandanintegritas, dapatdiajarkantanpamelibatkanotoritaskeagamaan.

  14. PAI danPembentukanPerilakuBeragama 1. Pengembangan PAI sebagai Budaya dipengaruhi oleh konstruksi budaya pendidikan Islam berupa: a.Lembaga hasil transformasi fungsionalisasi masjid menjadi lembaga pendidikan Islam b.Model lembaga sekolah umum berkarakter Islam (sistem fullday school, Kelas Bernuansa Agama, Seven values) c.Lembaga yang memiliki komitmen mutu (geografis, mutu siswa, mutu guru, dan mutu staf). 2. Implementasi manajemen pengembangan dengan langkah-langkah a. Konseptualisasi (Penetapan RPS Sekolah, dan RPS PAI) b. Operasionalisasi (Intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan Sarana Prasarana) c. Institusionalisasi (Kebijakan dan aturan, Tata tertib dan Pelaksanaannya, Ketersediaan sarana, dan Sikap dan Perilaku Kepala sekolah, guru, dan staf )

  15. 3.Konfigurasi karakter siswa melalui formula a.sosiologis (pertama, aspek individual, kedua aspek identitas atau jati diri, dan ketiga aspek identitas kepribadian, keyakinan, dan pandangan hidup. Sedangkan pada aspek sosial berupa fungsi struktural) b.Psikologis (Aspek individual, dan sosial yang berkaitan dengan ajaran-ajaran agama, kegiatan ibadah baik ibadah ritual (ketuhanan) maupun kemanusiaan, dan suasana kehidupan beragama di lingkungan sekolah seiring kesadaran beragama yang ada di sekolah) c.keterpaduan sistem (keterpaduan tujuan, keterpaduan materi dan keterpaduan proses)

  16. 4. Kontribusi pengembangan PAI sebagai Budaya terhadap pembentukan nilai-nila karakter PAI siswa dikenal dengan seven values dan peningkatan mutu layanan pendidikan a. Keberhasilan dan kekurangan pengembangan PAI sebagai budaya terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan b. Keberhasilan dan kekurangan pengembangan PAI sebagai budaya terhadap pembentukan 7 (tujuh) nilai-nilai karakter PAI siswa (seven values). Seven values, yaitu: (1) integrity attitude (sikap jujur); (2) first in islamic moral and academic achievement (unggul dalam moral islam dan prestasi akademik); (3) build and maintain friendships (membangun dan menjaga persahabatan); (4) innovative and creative (kreatif dan inovatif); (5) respect and trusted (menghormati dan dipercaya); (6) discipline of self development (disiplin mengembangkan diri); (7) care and positive contribution to society (peduli dan pengabdian pada masyarakat).

More Related