E N D
TEORI BEHAVIORISME Mata KuliahPsikologiBelajarMatematika D Do os se en nP Pe en ng ga am mp pu u: : E En nd da ah hR Re et tn no ow wa at ti iS S. .P Pd d. ., , M M. .E Ed d. ., , P Ph h. .D D. P Pr re es se en nt ta as si id di ib bu ua at to ol le eh hK Ke el lo om mp po ok k1: 1: N Nu uz zu ul la aM A Ai in ni ie eR Ra ah hm S Sy ya ah hr ru ul lR Ra am Mu uk kt ti i( (2 23 30 03 31 11 14 40 00 02 21 1) ) ma ah h( (2 23 30 03 31 11 14 40 00 02 22 2) ) ma ad dh ha an n ( (2 23 30 03 31 11 14 40 00 02 23 3) )
BEHAVIORISME Teori yang lebih mengedepankan perubahan tingkah laku dari pengalaman yang didapat Metode yang digunakan adalah pelatihan dan pembiasaan dalam proses belajar. Dikenal dengan model “stimulus dan respon”.
TOKOH BEHAVIORISME DAN TEORINYA
EDWARD L THORNDIKE (1874-1949) “Teorinya Koneksionisme” Pembelajarandikatakanfundamental jika“adapembetukanasosiasi-asosiasiantarapengalaman inderawi(persepsiterhadapstimulus) danimpuls-impuls(respon-respon)”
Trial and Error Terjadisecaraberansur-ansuryang dimanarespontersebutberhasil dibentukdanyang tidakberhasi diabaikan. “Thorndike melakukanpercobaanpada kucing, berdasarkanhasilpengamatan darieksperimenyaterbentuklah beberapahukumbelajar”
.Hukum PeralihanAsosiatif .Hukum Kesiapan .PrinsipElemen .HukumLatihan danAkibat Hukumkegunaan Hukumketidakgunaan
IVAN PAVLOV(1849-1936) “Teori PengkondisianKlasik (Classic Conditioning)” Prosedurmulti langkahyang mulanya membutuhkanstimulus yang tidak terkondisikan(UCS) yang menghasilkan responyang tidakterkondisikanjuga (UCR).
Edwin R. Guthrie (1886-1959) “TeoriPengkondisianKontiguitas (Contiguous Conditioning)” ketepatan pemasangan stimulus dan respon ‘PembelajaranKontiguitas’ memilikimaknabahwasebuahperilaku dalamsebuahsituasiakan diulangketikasituasitersebutmuncul kembali.
Guthrie menyatakan“Prinsippembelajaranberdasarkan asosiasi-asosiai” 2 perilaku yang penting a. a. G Ge er ra ak ka an n Gerakanadalahperilakuspesifikyang dihasilkandarikontraksiotot. b b. . T Ti in nd da ak ka an n Tindakanadalahkumpulanataukelompokgerakanyang berskala besaryang menghasilkan sesuatu
Kekuatan Asosiatif “meyakinibahwapadaawalnyasatuataulebihgerakan menjaditerasosiasikan, dimanaperulangansituasiakan menambahgerakan, kemudianpengkombinasiandari gerakan-gerakan tersebutakanmembentuktindakandalamsituasiyang berbeda-beda.” Guthrie danHorton melakukansebuahpercobaanpada kucingyang ditaruhdi dalamsebuahbox
Imbalan dan Hukuman Guthrie berpendapat bahwa adanya imbalan dan hukuman dalam pembelajaran tidak perlu Guthrie berpendapathalyang terpentingadalahKontiguitas
Pembentukan dan Perubahan Kebiasaan “menemukantandayang memicutindakantersebut danmelatihresponslainterhadaptanda-tandaini” Cara: Ambang batas (threshold) Keletihan atau (fatigue) Respons yang tidak sesuai (incomatible response)
B.F. SKINNER (1904-1990) “PengkondisianOperan (OperanConditioning)” Proses p pe en ng gu ua at ta an nperilakuyang dapat mengakibatkanperilakutersebutdapat berulangkembaliataumenghilangsesuai dengankeinginan
Aplikasi dalam Pembelajaran Skinner “ Mengajarmembutuhkantindakanyang tepatagar pengajaranlebihefektif” Menyampaikanmateri dengansederhana PENGAJARAN EFEKTIF Siswaaktifmemberikan respon Siswadapatmempelajari materiyang diberikansesuai denganlangkahyang merekamengerti Umpanbalikdariguru pada responsiswa
Contoh aplikasi behaviorisme dalam pembelajaran Matematika Dalam pembelajaran matematika dikelas, guru memberikan stimulus berupa lembar tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok. Lembar tugas tersebut berisi persoalan yang harus di selesaikan siswa mengenai materi baris dan deret aritmatika. Seluruh siswa kemudian saling berdiskusi dengan kelompoknya dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Ketika kegiatan diskusi berlangsung, salah satu siswa mengajukan petanyaan tentang beberapa bagian dari materi baris dan deret aritmatika yang belum dipahami. Kemudian guru merespon dan mengkaji pertanyaan yang diajukan oleh siswa dan kemudian menjelaskan kepada siswa terkait bagian materi baris dan deret aritmatika yang belum dipahami. setelah kegiatan diskusi selesai, selanjutnya guru memberikan kesimpulan dari pokok-pokok tentang barisan dan deret aritmatika diakhir pembelajaran.
Sumber Referensi: Dale H. Schunk, Teori-Teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan, Hamdiah Eva, Fajar Rahmat, 2012, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Haerullah Ade, Hasan Said, 2017, Model dan Pendekatan Pembelajaran Inovatif, Yogyakarta, Lintas Nalar, CV. Rahman Arief Aulia, 2018, Strategi Mengajar Matematika, Banda Aceh, Syiah Kuala University Press