1 / 6

Kelompok 12

Kelompok 12. • Dhea Permana 0911011 • Dian • Fadlika 09110111 • Ivan Kurnia 0911011150 • M. Leo • Sunho 0911011108 • Sadam 09110111 • Sasi N gati Ningrum 09110111. Kasus-kasus perkoperasian. KASUS 1.

amaya-kirk
Télécharger la présentation

Kelompok 12

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kelompok 12 • DheaPermana 0911011 • Dian • Fadlika 09110111 • Ivan Kurnia 0911011150 • M. Leo • Sunho 0911011108 • Sadam 09110111 • SasiNgatiNingrum 09110111

  2. Kasus-kasusperkoperasian • KASUS 1. Terdapat 200 peternak sapi perah di suatu daerah tertentu yang bekerja sendiri-sendiri tanpa organisasi koperasi.Di kota tetangganya ada 25 pengusaha yang masing-masing mengeluarkan modal Rp100 juta secara merata.dengan modal Rp 2,5 milyar ini mereka mendirikan pabrik pengelolahan susu segar untuk membuat susu bubuk dan susu segar yang siap untuk diminum.Lalu mereka juga membeli armada angkutan untuk mengumpulkan susu segar dari peternakan sapi di desa sekitar pabriknya. 1.Apakah organisasi tersebut merupakan koperasi? Bukan,karena organisasi tersebut tidak memiliki AD-ART dan tidak terdaftar di surat berita negara. 2.Ditinjau dari sudut jiwanya,apakah usaha tersebut sebuah koperasi? Ya,karena memiliki jiwa kekeluargaan dan saling gotong royong,serta mencoba mensejahterakan anggotanya. 3.Dilihat dari aspek kelayakan,usaha dan kepentingannya,apakah organisasi ini juga koperasi? Ya,layak dikatakan koperasi karena telah memiliki anggota dan sektor,serta tujuan yang jelas.Usaha dan kepentingannya juga sangat jelas,yaitu mencoba untuk mensejahterakan anggotanya.

  3. KASUS 2. • Para peternak dalam kasus 1 bergabung mendirikan koperasi dengan lingkup pekerjaan yang terbatas pada pembinaan,pembinaan,dan produktifitas,peningkatan kesehatan sapi,pegumpulan dan penjualan susu segar.Koperasi sebagai wadah tunggal ini lalu berhadapan dengan usaha pabrik tadi.Karena petani sudah melakukan pengumpulan susu dari para anggotanya dan berhasil mengusahakan transportasinya sendiri,maka pengusaha susu membubarkan armada angkutannya.Sekarang mereka hanya menunggu koperasi peternak susu mengantarkan susu segarnya untuk dibeli dan diproses.Dengan demikian,terdapat dua buah organisasi.Yang pertama adalah organisasi peternak.Di sisi lain,terdapat kelompok dua puluh lima pemodal besar yang mendirikan pabrik pengolahan susu yang berbentuk koperasi juga dengan pemilikan modal merata masing-masing sebesar Rp100 juta. Yang perlu dikaji lebih dalam adalah apakah pabrik pengolahan susu ini adalah koperasi yang dimaksud UUD 1945? Jika dikaji lebih dalam meninjau UUD 1945 maka pabrik pengelolahan susu ini bukanlah koperasi,tetapi hanya merupakan badan usaha yang bersifat koperasi,karena koperasi yang sesuai dengan UUD1945 haruslah memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan,diantaranya terdaftar dalam surat berita negara dan memiliki AD-ART.

  4. Kasus 3 KOPERASI ANGKUTAN Di desa yang sama dengan Kasus 1 dan 2, muncul pemilik mobil angkutan barang yang bergabung menjadi satu mendirikan koperasi angkutan. koperasi petani tadi rela membubarkan unit transportasi nya, karena merasa solider dengan rekan-rekan dari koperasi angkutan dari desanya sendiri. Sekarang sudah ada tiga macam organisasi yang masing-masing merasa dirinya koperasi, karena semuanya merasa bahwa kepemilikan adalah sama rata, sama rasa, one share one vote atau one man one vote. Selanjutnya, apakah koperasi angkutan ini adalah juga koperasi yang dimaksud oleh UUD 1945. Jawab : Koperasi menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1 merupakan usaha kekeluargaan dengan tujuan mensejahterakan anggotanya. Anggota koperasi terdiri dari perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi, Badan hukum koperasi yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup yang lebih luas. Mekanisme pendirian Koperasi terdiri dari beberapa tahap pertama-tama adalah pengumpulan anggota, Karena untuk menjalankan koperasi membutuhkan minimal 20 anggota, Kedua para anggota tersebut akan mengadakan rapat anggota untuk melakukan pemilihan pengurus Koperasi (Ketua, sekertaris, dan bendahara), Setelah itu Koperasi tersebut harus merencanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi itu. Lalu meminta perizinan dari negara. Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998), disebutkan bahwa karekteristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha yang lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda, Fact Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Prinsip Koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi yaitu : -Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, -Pengelolaan dilakukan secara demokratis, -Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, -Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, - Kemandirian, -Pendidikan Perkoperasian, -Kerjasama antar koperasi. Jenis koperasi terdiri dari Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Produsen, Koperasi Pemasaran, Koperasi Jasa. Bilamana memenuhi persyaratan- persyaratan di atas dapat dikatakan sebagai Koperasi Angkutan.

  5. KOPERASI SIMPAN PINJAM • KOPRASI SIMPAN PINJAM(Kospin Jasa) • Sejarah singkat • KoperasiSimpanPinjamJasadididirikanolehparapengusahakecildanmenengahpadadekade 1970-an yang memberisolusidalammengatasikesulitanuntukmendapatkanbantuanpermodalan, karenapadaumumnyamerekamengelolausahanyasecaratradisional. Modal utama A. Berawaldari modal kecil B. RedefinisiVisi: Kepercayaan Visi misi VISI TerwujudnyaKoperasiSimpanPinjam yang mandiridantangguhdenganberlandaskanamanahdalammembangunekonomibersamadanberkeadilandi Indonesia. MISI Upayauntukmewujudkan VISI, KoperasiSimpanPinjamJasamelakukanaktifitassebagaiberikut :  a.    Mengajakseluruhpotensi yang adadalammasyarakatdengantanpamembedakansuku,ras,golongandan agama, agar merekadapatbersama -sama, bersatupadudanberitikadbaikdalammembangunekonomikerakyatansecarabergotongroyongdalambentukkoperasi. b.    Membantuparapedagangkecildanmenengahdidalammobilisasipermodalandemikelancaranusahasehinggadapatmeningkatkankesejahteraanmereka. c.    TurutmembantupembangunanekonomidanmenunjangpelaksanaankegiatanusahasecaraaktifdenganmengajakmitrausahalainnyabaikBUMN,swasta, perbankanmaupungerakankoperasilainnya.

  6. KoperasiSebagaiBadan Usaha • KASUS RUMAH RS/RSS Bisa kah koperasi mencari uang? Bagaimana kebutuhan rumah anggota terpenuhi dengan harga murah , tetapi koperasinya juga memperoleh untung? Membangun rumah sederhana (RS) dan rumah sangat sederhana (RSS) yang diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah pada dasarnya kurang menarik bagi pihak cenderung merugi, sebab harga jualnya telah ditetapkan pemerintah. Harga jual yang telah ditetapkan pemerintah untuk RSS tipe 21 sebesar 2,1 juta rupiah dan untuk tipe 36 sebesar 6,9 juta rupiah. Ketentuan ini berlaku sejak 2 tahun lalu, sekarang biaya mengalami kenaikan yang cukup pesat. Biaya tanah naik sebesar 50 persen, biaya bangunan naik sebesar 50 persen. Dari data salah satu developer bahwa pembangunan RS tipe 21/54 developer mengalami devisit sebesar 1,4 juta rupiah per unit, dan untuk rumah RSS tipe 33/60 devisit yang dialami sebesar 1,2 juta rupiah setiap unit. Meskipun devisit yang dialami cukup besar , tetapi para developer besar tidak melakukan subsidi silang, karena dari pembangunan rumah mewah menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Perlu diketahui bahwa tujuan pembangunan RS/RSS adalah untukm menyediakan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang daya belinya terbatas. Bila harga tersebut dinaikkan, maka asas pemerataan yang terkandung dalam trilogy pembangunan akan sulit tercapai. Tetapi menurut data dari koperasi yang menangani RS/RSS ini, koperasi tersebut masih dapat meraih keuntungan, walaupun relative kecil yaitu sebesar 5 persen. Keuntungan ini diperoleh berkat adanya efisiensi dari berbagai sector pembiayaan.

More Related