1 / 85

Chilli......

Chilli. is one of the vegetables that are consumed by most people in Indonesia and has a fairlyhigh market opportunities for both producers and consumers. Benefit, Role and Value of Economic of The Plant.

andra
Télécharger la présentation

Chilli......

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Chilli...... is one of the vegetables that are consumed by most people in Indonesia and has a fairlyhigh market opportunities for both producers and consumers

  2. Benefit, Role and Value of Economic of The Plant Generally, chilli has a lot of nutrients and vitamins. Such as calories, protein, fat, carbohydrate, calsium, vitamin A, B1 and vitamin C The main benefit for consumers is as chilli flavoring or seasoning food. Beside consumed freshly, hot pepper can also be enjoyed in processed form

  3. Problems of Crop Cultivation High attack rates of disease can cause decreasing in yield and quality of peppers. The high attack rate of this disease can make the farmers do not want to raise chilli peppers in the wet season From many various disease that exist, antraknose disease is the most dominant problem that caused low productivity of Indonesian hot pepper.

  4. Tujuan dan Sasaran Pemuliaan Tanaman Cabai The purpose of plant breeding antraknose resistant chilli is the consumers can enjoy highly nutritious chilli that free from pesticide residues or other chemical drugs Beside that, farmers can achieve higher margins due to cheaper production costs

  5. Plant Genetics This plant breeding use the 14 genotype of the plant. They are  C-1, C-2, C-3, C-4, C-5, C-7, C-8, C-9, C-15, C-18, C-19, C-28, C-47 and C-49. The result shows that C-15 caused antraknose resistance  C. Acutatum.  C-15 suspected containing certain biochemical compounds that are resistant to antraknose

  6. While the C-18 believed to have a mechanism of physical resistance to disease of antraknosa. This resistance is controlled by many recessive genes which the recessive gene action is different to dominant genes

  7. C-15 genotypes have a good general combining ability, so that this genotype can be a very good elders in the assembly of resistant varieties to antraknose It needs further research on the mechanism of resistance pepper to antraknose that caused by C. Acutatum.

  8. Plant Breeding Methods   To obtain  Antraknosa resistant varieties of Hot pepper performed crosses between pure strain to establish cross combinations that have superior properties

  9. pepper plants include to self-pollinated plants , although only have a small percentage for the occurrence of cross-pollination. This is caused by the structure of a closed flowerpetals, with a lower position of pistil

  10. Disease-resistant chili pepper varieties obtained by crossing antraksnosa chili pepper (Capsicum frutescens L (P1 elders hold) with red pepper (Capsicum annuum L.) RS-07as an elder male (P2 elders, high producted) Variety of chili with antraksnosa disease resistacehybridisation gotten from chili pepper (Capsicum frutescens L) x red pepper

  11. CLASSIFICATION Kingdom : Plantae (Plant) Subkingdom : Tracheobionta Subdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Subclass : Commelinidae Ordo : Zingiberales Famili : Musaceae Genus : Musa Species : Musa paradisiaca

  12. OBJECTIVE Somaclonalvariation and mutation induction in vitro to accelerate the banana (Musa sp) plant breeding.

  13. PLANT GENETICS All cultivated bananas derives from wild banana Musa accuminataColla (2x = 11) and Musa balbisianaColla (2x = 11) have genome AA and BB, respectively. The encounter of pollen with the prospect pit that does not cleavage triploid accuminata (AAA) or combination with balbisiana (AAB and ABB). Generally the table banana (dessert) has pure accuminata (AA or AAA) genome while plantain or processed banana has AAB and ABB.

  14. PLANT BREEDING METHOD • Tissue culture Among a variety of tissue culture techniques, micropropagation plays a very important role in banana plant propagation. • Somaclonal variation It is the genetic modification occurring both in the cell and in the tissue due to the use of in vitro technique

  15. PLANT BREEDING METHOD • In-Vitro mutation induction in Banana The primary advantage of mutation induction in the plant propagating in vegetative manner such as banana is the capability of changing one or several characters of cultivar without changing the genotype.

  16. PLANT DEVELOPMENT Banana naturally proliferates in vegetative manner, with the shoot. The generative way cannot be done because banana is partenocarpy (no pit). Banana plant has high heterozygosity so that there is no good variety that is difficult to be developed. The banana development through network culture, somaclonal variation, induction in vitro producing genotype that is homozygote in nature. So that it is easier to propagate.

  17. TAKSONOMI Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Subkelas : Arecidae Ordo : Arales Famili : Araceae Genus : Anthurium Spesies : A. crystallianum, A. jemanii, A. hookeri, dll

  18. PENGGUNAAN JENIS MEDIA DASAR DAN KINETIN UNTUK INDUKSI ORGANOGENESIS ANTHURIUM GELOMBANG CINTA (Anthurium plowmanii) SECARA IN VITRO The Effects of Basic Media Type and Kinetin on Organogenesis Induction of Anthurium Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii) In Vitro Indah Pratiwi1, Nurul Khumaida2, Dewi Sukma2 1Mahasiswa Program Studi Hortikultura, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB 2Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB

  19. PENDAHULUAN Latar Belakang • Tanaman hias saling bergantian menjadi tren dan banyak dicari konsumen, contohnya adalah anthurium. Salah satu tren tanaman hias yang tercipta pada pertengahan tahun 2006 hingga awal 2008 dan menjadi prospek yang cerah dalam agribisnis adalah anthurium daun, salah satunya yaitu anthurium gelombang cinta (anthurium wave of love). • Karena permintaan bibit anthurium yang meningkat, maka diperlukan metode perbanyakan alternatif secara massal dan tidak tergantung pada musim yaitu dengan kultur in vitro.

  20. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis media dasar dan zat pengatur tumbuh kinetin serta interaksinya bagi pertumbuhan kecambah Anthurium gelombang cinta (Anthurium plowmanii) secara in vitro.

  21. Perkembangan Tanaman Percobaan Tahap Pertama Kalus jumlah eksplan berkalus semakin meningkat dengan bertambahnya konsentrasi kinetin yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa kinetin juga berpengaruh terhadap pembentukan kalus pada anthurium gelombang cinta (Anthurium plowmanii). Daun Jumlah daun selama pengamatan akan terus meningkat dan jumlahnya lebih besar karena kandungan hara yang terdapat pada media lebih baik dalam pembentukan daun.

  22. Akar Hasil analisis ragam percobaan tahap pertama menunjukan perlakuan media dasar berpengaruh sangat nyata terhadap peubah jumlah akar per eksplan. Akar pada percobaan tahap pertama tumbuh baik dan terus memanjang melingkar

  23. PERCOBAAN TAHAP KEDUA Tunas Perlakuan konsentrasi kinetin berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah total tunas baru per eksplan dan tinggi tunas. Daun Sitokinin dalam hal ini kinetin memiliki peran dalam menghasilkan tunas, oleh sebab itu konsentrasi kinetin yang optimum dapat meningkatkan jumlah daun. Akar Konsentrasi sitokinin yang tinggi akan menghambat pertumbuhan akar.

  24. Genetika Anthurium gelombang cinta dan jemani adalah jenis Anthurium yang sering mengalami mutasi. Mutasi pada Anthurium dapat dibedakan menjadi 3tipe, antara lain: • tipe stabil yang artinya perubahan penampilan pada Anthurium abnormal tidak akan berubah lagi meskipun diperbanyak berulang-ulang. • tipe tidak stabil yang artinya perubahan penampilan setelah mengalami penyimpangan masih akan berlanjut. Jadi, setiap kali diperbanyak secara vegetatif maka akan menghasilkan sosok yang berbeda-beda. • tipe reversibel yang artinya perubahan penampilan yang penyimpangan akan mudah kembali ke bentuk aslinya.

  25. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap percobaan: • Percobaan tahap pertama menggunakan eksplan berupa stek mikro hasil perkecambahan benih anthurium gelombang cinta yang berumur 16 minggu. Setiap media perlakuan pada percobaan tahap pertama ditambahkan 2.4-D dengan konsentrasi 0.45 μM. • Percobaan tahap kedua merupakan subkultur eksplan yang berupa stek dari hasil percobaan tahap pertama. Percobaan tahap kedua dilakukan untuk meningkatkan multiplikasi dari eksplan yang digunakan. Secara umum kedua percobaan dapat tumbuh dengan baik.

  26. Pendahuluan • Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berfungsi sebagai sumber gizi, sumber pendapatan, dan sumber devisa negara. Besarnya kontribusi agroindustri jeruk dalam meningkatkan pendapatan akan menumbuhkan sentra pengembangan jeruk baru. Ketersediaan varietas unggul, baik mutu maupun produktivitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen menjadi mutlak yang harus dipenuhi dalam era pasar bebas. Untuk mencapai imbangan antara permintaan dan penawaran, maka produksi jeruk nasional perlu terus ditingkatkan.

  27. Scientific classification • Kingdom :Plantae • Division :Magnoliophyta • Class :Magnoliopsida • Subclass :Rosidae • Order :Sapindales • Family :Rutaceae • Subfamily :Aurantioideae • Tribe :Citreae • Genus :Citrus

  28. Bahan Pemuliaan Tanaman Jeruk • Bahan yang digunakan adalah tanaman tetua jeruk yang telah berproduksi (berumur 3-8 tahun), yaitu jeruk siam Pekanbaru, siam Madu, siam Banjar, siam Lubuk Minturun, siam Tlekung, Besar Nambangan, Besar Pasaman, Pamelo Ratu, Pamelo Raja, keprok Cina Konde, keprok Dancy, dan keprok K-51.

  29. Lanjutannya • Setelah itu dilakukan kastrasi. Kastrasi adalah proses membuang bagian bunga jantan pada tetua betina, dengan cara membuka mahkota bunga dan membuang serbuk sari sebelum terjadi persarian sendiri. Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan, pada sore hari. Pada tanaman tetua betina dipilih bunga yang tumbuh normal dan bebas hama penyakit. Bunga dipilih yang masih kuncup yang diperkirakan keesokan harinya akan mekar. Mahkota bunga dibuka dengan menggunakan pinset kecil. Seluruh kepala sarinya dibuang dengan gunting kecil. Pembuangan kepala sari dilakukan dengan hati-hati agar tangkai putik tidak terluka atau patah. Bunga yang sudah dikastrasi selanjutnya dibungkus dengan kertas minyak agar tidak terserbuki oleh serbuk sari pada malai yang lain atau oleh serangga, hingga saat dilakukan penyilangan.

  30. Penyilangan jeruk ini menghasilkan 22 kombinasi persilangan (Lihat Tabel). Hasil panen buah jeruk silangan sebanyak 126 buah dari 306 bunga yang disilangkan. Persentase silangan jadi tertinggi (83,3%) terdapat pada persilangan keprok Cina Konde x siam Banjar (tabel 1). Silangan yang tidak dapat dipanen rata-rata gugur 2 minggu setelah penyilangan. Ada beberapa penyebab gugurnya calon buah. Bunga jeruk biasanya akan tetap berkembang menjadi pentil meskipun tidak terserbuki. Calon buah yang demikian akan gugur dan tidak mampu membentuk buah, karena tidak dapat membentuk biji.

  31. Kesimpulan • Penyilangan pada tanaman jeruk merupakan proses penggabungan sifat melalui pertemuan tepung sari dengan kepala putik dan kemudian embrio berkembang menjadi benih. Secara teknis persilangan jeruk secara buatan dimulai dengan pemilihan tetua, dilanjutkan dengan kastrasi, bastarisasi, isolasi, dan pemeliharaan. • Penyilangan jeruk ini menghasilkan 22 kombinasi persilangan jeruk siam, keprok, dan jeruk besar. Hasil silangan yang dipanen sebanyak 126 buah dari 306 bunga yang disilangkan, dengan persentase silangan jadi tertinggi pada persilangan keprok Cina Konde x siam Banjar (83,3%). Untuk mendapatkan varietas unggul baru jeruk diperlukan tahapan yang panjang dan waktu yang cukup lama, yaitu 6-15 tahun.

  32. Kegunaan/Peran/Nilai Ekonomi Kacang Tanah biasa digunakan untuk membuat mentega, minyak goreng, keju, dan juga sabun. Hasil sampingan dari minyaknya dapat dibuat bungkil dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Daunnya, selain digunakan untuk sayuran mentah/rebus, juga dapat digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk hijau.

  33. PermasalahanBudidayaTanamanKacang Low peanut productivity is one of the problems of peanut cultivation in Indonesia. This is due to the attack of rust disease caused by Puccinia arachidis.

  34. TujuanPemuliaanTanamanKacang Tanah Perbaikanketahananvarietaskacangtanahterhadappenyakit karat merupakansalahsatuupayapentinguntukmeningkatkanstabilitashasildanproduksikacangtanah. Penelitianbertujuanuntukmendapatkanpasangansilangan yang paling banyakberpeluangmenghasilkanketurunan F1 tahanpenyakit karat berdasarkanindikatornisbahpotensi

  35. Perkembangbiakan Tanaman Padapenilitianiniperkembangbiakantanamankacangtanahsecarageneratif, denganmelakukanpersilanganmenyerbuksendiriyang manamerupakanpertemuanantaratetuajantandengantetuabetina, denganpemuliaanhibridasi

  36. Genetik Tanaman SebagaiTetuaJantan • G1 = Populasi PI-405132 (Tahan) • G2 = Populasi ICGV92088 (Tahan) • G3 = Populasi ICGV87358 (AgakTahan) • G4 = Populasi ICGV91227 (AgakTahan) SebagaiTetuaBetina • G5 = Populasi Gajah (Rentan) • G6 = PopulasiMuneng (Rentan)

  37. Metode Pemuliaan Tanaman MetodePemuliaanKacang Tanah dilakukandenganpersilanganhibridasi. Berikutmerupakankombinasipersilangan :

  38. G7 = Populasi F1 dari Gajah x PI-4056132 • G8 = Populasi F1 dari Gajah x ICGV 92088 • G9 = Populasi F1 dari Gajah x ICGV 87358 • G10 = Populasi F1 dari Gajah x ICGV 91227 • G11 = Populasi F1 dariMuneng x PI-405132 • G12 = Populasi F1 dariMuneng x ICGV 92088 • G13 = Populasi F1 dariMuneng x ICGV 87358 • G14 = Populasi F1 dariMuneng x ICGV 91227

  39. Dari hasil persilangan, ternyata populasi F1 dari pasangan varietas gajah x galur ICGV 92088 dengan lokal Muneng x galur ICGV 92088 bereaksi agak tahan. Dapat diketahui populasi F1 dari persilangan tersebut bereaksi agak tahan, pada tanaman ditandai :

  40. Kesimpulan • ICGV 92088 memilikireaksiagaktahan, sebagaitetuamaupunsebagaiketurunan F1 daripersilangan dg varietasgajahmaupun dg lokalMuneng, dantingkatdominasinyay.idominasisebagian • Galur ICGV 92088 memilikiindikasikuatmengandung gen pengendaliketahananterhadappenyakit karat

  41. indonesia Negara pengeksportjagung amerika cina Sampaitahun 2010 baru 50% petanijagung yang menggunakanjagunghibrida

  42. Tanaman jagung mempunyai komposisi genetik yang sangat dinamis karena cara penyerbukan bunganya menyilang. Fiksasi gen-gen unggul (favorable genes) pada genotipe yang homozigot justru akan berakibat depresi inbreeding yang menghasilkan tanaman kerdil dan daya hasilnya rendah. Tanaman yang vigor, tumbuh cepat, subur, dan hasilnya tinggi justru diperoleh dari tanaman yang komposisi genetiknya heterozigot.

  43. METODE Seleksi Berulang Timbal Balik (Reciprocal Recurrent Selection) Musim 1 pembuatan galur S1 Musim 2 pembuatan silang puncak (topcross) Musim 5 pembuatan galur S1 Musim 4 rekombinasi galur terpilih Musim 3 evaluasi silang puncak)

  44. Musim 1 pembuatan galur S1

  45. Musim 2pembuatan silang puncak (topcross)

  46. Musim 3: Evaluasi silang puncak

  47. Musim 4: Rekombinasi galur terpilih

  48. About of dragon fruit Dragon fruit is the fruit of several cactus species from the genera Hylocereus and Selenicereus. The fruit came from Mexico. Hylocereus blooms only at night.

More Related