110 likes | 413 Vues
Kasus kebahasaan. KULIAH KITA KALI INI TIDAK BERANGKAT DARI NOL KARENA SEMUA MATERI SUDAH PERNAH SAYA SAMPAIKAN PADA SEMESTER GASAL YANG LALU. LOGIKA DAN BAHASA. Dua disiplin ilmu yang satu sama lain saling membutuhkan.
E N D
Kasus kebahasaan KULIAH KITA KALI INI TIDAK BERANGKAT DARI NOL KARENA SEMUA MATERI SUDAH PERNAH SAYA SAMPAIKAN PADA SEMESTER GASAL YANG LALU.
LOGIKA DAN BAHASA • Dua disiplin ilmu yang satu sama lain saling membutuhkan. • Ferdinand de Saussure (bapak linguistik modern) mengusulkan bahwa logika menjadi salah satu bagian dari ilmu linguistik.
PERANAN LOGIKA “Aku berpikir, maka aku ada” (rene descartes) “sekalipun aku ada, aku tak berbahasa, maka aku takkan bermakna” (purwito)
Peranan logika dalam tulisan ilmiah Apakah logika itu?
Pola pikir dalam bahasa/penulisan ilmiah • Bersifat kompleks dan membentuk sirkel/lingkaran • Berkesinambungan • Sistematis • Metodis • Objektif
PENGETAHUAN YANG LEBIH UMUM INDUKSI DEDUKSI KENYATAAN Pengetahuan yang lebih konkret dan khusus
BERPIKIR INDUKTIF • INDUKSI adalahsebuah penalaran yang berawal dari sejumlah fenomena spesifik dan berakhir pada kesimpulan yang bersifat general. • Kesimpulan induktif selalu berupa perampatan (generalisasi), artinya pernyataan itu selalu meliputi sejumlah besar peristiwa khusus. • Contoh: Mahasiswa UTY selalu proaktif dalam mengikuti perkuliahan dan menjawab kuis harian. • Jenisnya: generalisasi (tanpa atau dengan lompatan iduksi), analogi (induksi dan deklaratif), kausalitas
BERPIKIR INDUKTIF • INDUKSI adalah sebuah penalaran yang berawal dari sejumlah fenomena spesifik dan berakhir pada kesimpulan yang bersifat general. • Kesimpulan induktif selalu berupa perampatan (generalisasi), artinya pernyataan itu selalu meliputi sejumlah besar peristiwa khusus. • Contoh: Mahasiswa UTY selalu proaktif dalam mengikuti perkuliahan dan menjawab kuis harian. • Jenisnya: generalisasi (tanpa atau dengan lompatan iduksi), analogi (induksi dan deklaratif), kausalitas
BERPIKIR DEDUKTIF • DEDUKSI adalah penalaran dari sesuatu yang bersifat umum menuju ke kesimpulan yang bersifat khusus, atau penerapan proposisi generalisasi pada peristiwa yang bersifat khusus, kemudian ditarik sebuah kesimpulan khusus. • Jadi, titik tolaknya adalah perampatan, kemudian perampatan itu diterapkan pada hal yang bersifat khusus untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat khusus pula. • Itulah kemudian dalam logika disebut dengan silogisme, yang secara struktural pola pikir ini melibatkan tiga bagian pokok, yaitu premis minor, premis mayor, dan konklusi/kesimpulan. • Misalnya: jika kesimpulannya “Tahun ini pemerintah Indonesia menetapkan impor beras dari Vietnam”, maka premis mayornya adalah “Setiap negara yang selalu kekurangan beras akan mengimpornya dari Vietnam” dan premis minornya adalah ”Tahun ini Indonesia kekurangan beras” • Jenisnya: silogisme kategorial, alternative, kondisional