1 / 21

Teori Dasar (2)

Teori Dasar (2). Peran Teori dalam Pendekatan Induktif. Positivisme Fenomenologi Interaksionisme simbolik Feminisme Postmodernisme. Positivisme (1).

ayla
Télécharger la présentation

Teori Dasar (2)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Teori Dasar (2)

  2. Peran Teori dalam Pendekatan Induktif • Positivisme • Fenomenologi • Interaksionismesimbolik • Feminisme • Postmodernisme

  3. Positivisme (1) • Positivisme sebenarnya bukan sebuah teori, tetapi sebuah perspektif umum yang mencakup sejumlah teori, yang secara khusus digunakan untuk memahami metode induktif • Dalam penelitian sosial, positivisme mengacu pada sebuah kepercayaan bahwa pendekatan induktif bisa ilmiah (scientific) dengan cara-cara yang sama seperti pendekatan positifistik dari almu-ilmu alam (fisika dan kimia) • Positivisme mempegnaruhi pendekatan induktif karena (dalam beberapa cara) ia merupakan lawan dari pendekatan ini

  4. Positivisme (2) • Positivist lebih menyukai penjelasan strukturalist dan menghindari penjelasan interpretatif yang mengacu pada niat dan emosi (Giddens, 1974) • Oleh SEBAB ITU, positivist dalam ilmu-ilmu sosial dan perilaku juga lebih menyukai metodologi yang distandarisasi dan bisa diulang serta menyukai pengujian hipotesis yang ada sebelumnya • DENGAN DEMIKIAN, positovist berusaha menghilangkan dan mencegah interpretasi yang mempengaruhi proses penelitian agar menjamin obyektivitas

  5. Positivisme (3) • Pendekatan induktif menyatakan positivist terbukti salah dalam upaya meneliti orang-orang dengan cara seperti benda • Manusia pada dasarnya berbeda dengan benda karena adanya sentralitas makna dan interpetasi terhadap kehidupan sosial manusia • Untuk memhami kenapa orang melakukan sesuatu, maka harus memahami interpetasi mereka terhadap perisitiwa dan tindakan

  6. Fenomenologis(1) • Fenomenologi menilai bahwa sebuah studi kualitatif yang benar adalah meneliti situasi-situasi dalam dunia sehari-hari dari sudut pandang orang yang mengalaminya • Aliran fenomenologi menempatkan konsep “kesengajaan” (intentionality) sebagai pengaruh awal pada perkembangan metode penelitian kualitatif untuk menguji makna dan interpretasi berdasarkan tindakan-tindakannya

  7. Fenomenologis(2) • Olehsebabitu, berbedadenganpenekananpadainterpretasibudayapadaetnografi, fenomenologimenekankanpadapembentukan ‘duniakehidupan’ seseorang • Duniakehidupanadalahkeseluruhanpengalamansubyektif yang takdiragukandariorangmengenaiduniabilogismereka • Duniakehidupanmeliputiasumsi-asumsitertentutertentumengenaikehidupansehari-hari, sepertipakaianapa yang ahrusdkenakan, cuacaapa yang akanterjadi, apakahseseorangmenulisdarikirikekananatausenbaliknya

  8. Fenomenologis(3) • Masing-masing dunia kehidupan individu adalah berbeda, dan tindakan seseorang dapat dipahami dengan menempatkan mereka dalam dunia kehidupan dari pelaku tersebut • Dengan demikian, fokus fenomenologis adalah pembentukan sosial dari dunia kehidupan yang memandang bahwa tindakan orang hanya mungkin dipahami apabila ditempatkan dalam makna dan rutinitas tertentu yang menyusun dunia sehari-hari mereka • Penelitian-penelitian fenomenologis seringkali menggunakan wawancara mendalam

  9. Interaksionisme simbolik(1) • Tokoh interaksionisme simbolik yang terpenting adalah George Herbert Mead. • Teori ini muncul sebagai pertentangan terhadap aliran “behaviorist Psychology” yang percaya bahwa hanya observasi terhadap perilaku yang dapat menjelaskan perilaku secara benar

  10. Interaksionisme simbolik(2) • Sebaliknya Mead justru menyatakan bahwa perilaku itu adalah akibat. • Oleh sebab itu makna dan simbol menjadi sangat penting untuk memahami perilaku manusia • Pengertian makna dan simbol yaitu melalui proses “pengambilan peran”, seseorang membayangkan bagaiman mereka tampak terhadap orang (interaksi), dan menjadi obyek simbolik bagi dirinya sendiri

  11. Interaksionisme simbolik(3) • Aliran teori ini menyatakan bahwa untuk memahami manusia maka perlu memahami bagaimana orang memaknai pengalaman mereka melalui seperangkat simbol • Simbol-simbol tersebut dikembangkan dan menemukan makna melalui dan dalam interkasi • Dengan demikian, makna dan simbol menjadi sangat penting untuk memahami perilaku manusia

  12. Interaksionisme simbolik(4) • Analisis makna melalui simbol-smbol yang ditampilkan dalam perilaku adalah pernyataan seseorang mengambil peran, seseorang membayangkan bagaimana mereka sendiri tampak pada orang lain, menjadi obyek simbolik dari diri mereka sendiri • Oleh sebab itu makna selalu diciptakan ulang, dimodifikasi secara terus menerus dalam interkasi melalui simbol-simbol

  13. Interaksionisme simbolik(5) Interactionist berpandangan bahwa pengalaman menjadi bermakna untuk ditelaah bila siginifikan secara simbolik ketika interaksi yang terbagi Para interaksionist simbolik meneliti sumber-sumber interaksi dan perkembangan sistem simbol yang terbagi serta menjelaskan tindakan-tindakan (perilaku) dengan mengancu pada interkasi dan sistem simbol

  14. Interaksionisme simbolik(6) • Interkasi simbolik menggunakan secara khusus metode-metode kelompok fokus, wawancara mendalam dan etnografi dalam melaksanakan penelitian kualitatif

  15. Feminisme (1) • Pengungkapan fenimisme sebagai salah satu teori dasar dalam pemahaman cara induktif tidak bermaksud untuk menmberikan gambaran umum mengenai feminist • Tetapi yang ditinjau adalah bagaimana pemikiran feminist diketahui mempengaruhi pendekatan induktif dalam penelitian

  16. Feminisme (2) Pemikiran dasar tentang feminisme sebagai teori induktif disampaikan oleh Doroty Smith (1987) berdasarkan kritikan bahwa • penelitian sosiologis tentang gender tidak memiliki konteks. Sub-teks gender tersembunyi, oleh sebab sebahagian besar dipikirkan, diselidiki dan ditulis berdasarkan perspektif peran pria • Kritik feminist terhadap penelitian sosiologis gender pada duafokus

  17. Feminisme (3) • Feminis menyoroti ketiadaan wanita dalam topik-topik gender yang sedang diteliti dan lapaoran penelitian yang diajukan. Keraguan terhadap metode sosiologis yang dibentuk • Metode sosiologis positivis tradional mengobyektifkan proses sosial, dengan memperlakukan sasaran secara pasif ketimbang menyusun secara aktif dunia sosial mereka

  18. Feminisme (4) • Sands (1996) Menyatakan bahwa • selama tahun 1980an literatur feminis yang ditulis hanya menganjurkan keberdanaan wanita ”berbeda” yang membisu dan kakum ldah karena hanya ingin mendengar suaranya sendiri • Feminist menganjurkan metode penelitian yang memungkinkan wanita menyatakan pengalaman mereka dari perspektifnya sendiri, yang dapat dipersandingkan dengan metode positivistik yang mengklaim obyektif tetapi disusun, dilaksanakan dan dianalisis dari perspektif pria.

  19. Feminisme (5) • Terdapat tiga cara dimana feminisme mempengaruhi cara induktif yaitu: • Pemikiran feminis memudahkan penelitian-penelitian induktif melalui anjuran tentang pemahaman dan legitimasi metode –metode penelitian yang menelitipengalaman dan subyketifitasorang yang sedang diteliti

  20. Feminisme (6) • Pemikiran feminis mempolitikkan proses penelitian, karena bertentangan dengan ide bahwa penelitian bisa obyketif, maka pemikiran feminis memadukan politik dan etika dalam seluruh proses penelitian • Feminis menyelidiki sifat refleksi dari penelitian yang yang dihadapi

  21. Feminisme (7) • Dorothy Smith (1987) menyatakan bahwa: Penelitian sosial peminist adalah sebuah bentuk “peningkatan kesadaran” dan selalu berupaya mengidentifika bagaimana pengalaman penindasan pribadi bisa dipahami sebagai bagian dari sistem penindasan umum yang membentuk pengalaman wanita Smith terkenal dengan model pembedaan terhadap “kesulitan pribadi dan masalah masyarakat” Smith kemudian menyatakan bahwa teori feminist memberikan laporan yang lebih akurat mengenai realits empirik

More Related