1 / 30

SEJARAH DAN PENTINGNYA ENTREPRENEURSHIP

SEJARAH DAN PENTINGNYA ENTREPRENEURSHIP. Sejarah. Abad 11 SM, Phoenicia Kuno, arus perdagangan dari Syria sampai Spanyol Abad 18 Ekonom Perancis Richard Cantillon, mengaitkan entrepreneur dengan aktivitas menanggung risiko.

beata
Télécharger la présentation

SEJARAH DAN PENTINGNYA ENTREPRENEURSHIP

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SEJARAH DAN PENTINGNYA ENTREPRENEURSHIP

  2. Sejarah • Abad 11 SM, Phoenicia Kuno, arus perdagangan dari Syria sampai Spanyol • Abad 18 Ekonom Perancis Richard Cantillon, mengaitkan entrepreneur dengan aktivitas menanggung risiko. • Th 1800, Ekonom JB Say, entrepreneur adalah orang yang memindahkan sumber daya ekonomi dari area yang produktivitasnya rendah ke area yang produktivitasnya tinggi.

  3. Arti Entrepreneur • Kata “entrepreneur” berasal dari bahasa Perancis: “entre” berarti antara dan “prendre” berarti mengambil. • Orang yang berani mengambil risiko dan memulai sesuatu yang baru. • Inovasi

  4. Definisi Entrepreneurship • Bird (1989): penciptaan nilai melalui penciptaan organisasi. • Stevenson, Robert, dan Grousbeck (1994) memandang entrepreneurship sebagai suatu pendekatan manajemen dan mendefinisikannya sebagai “pengejaran peluang tanpa memperhatikan sumber daya yang dikendalikan saat ini”.

  5. Schraam (2006) mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses seseorang atau sekelompok orang memikul risiko ekonomi untuk menciptakan organisasi baru yang akan mengeksploitasi teknologi baru atau proses inovatif yang menghasilkan nilai untuk orang lain.

  6. Baringer & Ireland (2008) mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses seorang individu mengejar peluang tanpa memperhatikan sumberdaya yang dimiliki saat ini. • Peterdan Shepherd (2008) memberikan definisi entrepreneurship sebagai “proses penciptaan kekayaan incremental”.

  7. Hisrich et al (2008) memberikan definisi yang telah mengakomodir semua tipe perilaku entrepreneurship sebagai “proses menciptakan sesuatu yang baru, yang bernilai, dengan memanfaatkan usaha dan waktu yang diperlukan, dengan memperhatikan risiko sosial, fisik, dan keuangan, dan menerima imbalan dalam bentuk uang dan kepuasan personal serta independensi”.

  8. Jadi secara singkat pada dasarnya entrepreneurship adalah suatu proses yang inovatif yang menghasilkan sesuatu yang baru.

  9. Siapakah Entrepreneur? • Schumpeter (1934) menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru. Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk melihat dan mengevaluasi peluang bisnis, memperoleh sumber daya yang diperlukan untuk mengambil keunggulan darinya dan berinisiatif mengambil tindakan yang tepat untuk menjamin sukses.

  10. Siapakah Entrepreneur? • Zimmerer et al (2008) menggambarkan entrepreneur sebagai seseorang yang menciptakan usaha baru dengan menghadapi ketidakpastian dan risiko dengan maksud untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan usaha melaui pengidentifikasian peluang yang signifikan dan penggunaan sumber daya yang diperlukan.

  11. Siapakah Entrepreneur? • Federick et al (2006) memandang entrepreneur sebagai agen perubahan yang melakukan pencarian secara sengaja, perencanaan yang hati-hati, dan pertimbangan yang seksama ketika melakukan proses entrepreneurial.

  12. Siapakah Entrepreneur? • Jadi entrepreneur adalah seseorang yang berani mengambil risiko, mampu mencium adanya peluang bisnis, mampu mendayagunakan sumber daya secara efektif dan efisien untuk memperoleh profit.

  13. Sejarah Pendidikan Entrepreneurship • Studi yang dilakukan Katz (2003) memperlihatkan bahwa mata kuliah entrepreneurship pertama diberikan di Harvard Business School pada 1947.

  14. Sejarah Pendidikan Entrepreneurship • Setelah itu beberapa universitas besar di sana juga memberikan mata kuliah yang sama pada tahun 1950-an, misalnya New York University menawarkan mata kuliah Entrepreneurship and Innovation, University of Illinois menyelenggarakan mata kuliah Small Business or Entrepreneurship Development dan Stanford University memberikan mata kuliah Small Business Management.

  15. Sejarah Pendidikan Entrepreneurship • Pada tahun 1975 telah lebih dari seratus perguruan tinggi di Amerika Serikat yang menawarkan mata kuliah enrepreneurship.

  16. Sejarah Pendidikan Entrepreneurship • Saat ini telah lebih dari 2000 perguruan tinggi di Amerika Serikat menawarkan mata kuliah entrepreneurship. • Adapun konsentrasi/peminatan entrepreneurship di sekolah bisnis dimulai pertama kali pada 1968 di Babson College yang kemudian diikuti oleh University of Southern California pada tahun 1972.

  17. Sejarah Pendidikan Entrepreneurship • Saat ini berbagai universitas besar di Amerika Serikat umumnya memiliki program studi/konsentrasi entrepreneurship. • Di Indonesia, pendidikan entrepreneurship mulai bermunculan pada tahun 1980-an. Pada tahun 2000-an pendidikan entrepreneurship semakin digalakkan di Indonesia.

  18. Aliran Pemikiran • PandanganMakro Pemikiranlingkungan Pemikiranfinansial/kapital Pemikirandisplacement • PandanganMikro Pemikiran trait (ciri) entrepreneurial Pemikiranpeluangperusahaan Pemikiranformulasistrategis

  19. Pandangan Makro • Pandangan Makro menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sukses gagalnya suatu perusahaan entrepreneurial. Faktor-faktor ini umumnya merupakan kondisi eksternal yang berada di luar kontrol seorang entrepreneur.

  20. Pandangan Mikro • Entrepreneur potensial memiliki kemampuan atau kontrol untuk mengarahkan atau menyesuaikan keluaran dari setiap pengaruh dalam pandangan ini. Tidak seperti Pandangan Makro yang berfokus pada kejadian dari pandangan luar, Pendekatan Mikro berfokus pada sesuatu dengan memandang dari dalam ke luar.

  21. Sudut Pandang Ilmu Ekonomi • Dari sudut pandang ilmu ekonomi, perkembangan entrepreneurship dapat ditelusuri mulai dari pendekatan classical, neoclassical sampai dengan Austrian Market Process (AMP) movement (Murphy, Liao, & Welsch, 2006).

  22. Classical • Cantillon, seorang bankir yang bekerjadiPerancis, padatahun 1700-an memperkenalkankonsep formal entrepreneurship kedalamliteraturekonomidanbisnis. • Diamenggambarkanperbedaanantarapasokandanpermintaansebagaiopsiuntukmembelidenganhargamurahdanmenjualdenganharga yang lebihtinggi. Entrepreneur memahamikondisiini, membeli input padatingkathargatertentudanmenjual output padatingkatharga yang belumpasti, membawasistempasarmenujustabilitas.

  23. Pendekatan classical menekankan pentingnya ketidakpastian dan risiko. Kepemilikan dan status tidak dilihat sebagai sesuatu yang mutlak diperlukan entrepreneur. Inovasi dan koordinasi merupakan aspek dominan dalam aktivitas entrepreneurial. Inti dari pendekatan classical adalah pasokan, permintaan, dan harga jangka pendek.

  24. Neoclassical • Pendukungpendekatanneoclassical berpendapatbahwaasumsikeseimbangantidakkompatibeldenganhargajangkapendekdanbiayaproduksirelatif. Konseputilitas marginal yang menurun (diminishingmarginal utility) munculsebagaipenjelasandariaktivitasekonomi. Fokusnyabukanpadaakumulasikapitalnamunlebihpadakombinasibarudarisumberdaya yang dimiliki. • Entrepreneur berperandalammenyesuaikanalokasisumberdayakarenaperubahansepertipeningkatanpasokan, penurunanpermintaan, dankondisikeseimbangan.

  25. Pada masa ini muncul istilah “creative destruction”–nya Schumpeter yang menggambarkan keterlibatan entrepreneur dalam inovasi. Entrepreneur menciptakan produk baru, metode produksi baru, memperkenalkan sumber daya baru, atau bentuk organisasi baru yang kemudian menyebabkan kondisi lama menjadi usang.

  26. Austrian Market Process • Pendekataninimenekankanpadaaktivitasmanusiadanmemberikankerangkakonseptual yang lebihkayapada entrepreneurship. Penekanannyaadalahpadabagaimanamenumbuhkanpengetahuan yang dibutuhkanuntukmenemukanpeluangdanmembuatkeputusan yang tepat. Pendekataninimenjelaskanapabilapengetahuandikomunikasikandalamsistempasar, misalnyamelaluiinfomasiharga, makainovasiakanmunculdan entrepreneur akanmemuaskankebutuhanpasar. Apabila entrepreneur mengetahuibagaimanamenghasilkanprodukbaruataucara yang lebihefektifuntukmenghasilkanprodukbaru, makamanfaatdapatdiperolehdaripengetahuanini.

  27. Pendekatanneoclassical tidakmenjelaskanaktivitasini. Austrian market process memandanglingkungantidakdapatdiulangiatautidakselalumemberikankeluaran yang samadalamsistemekonomi. Entrepreneurmemperolehinsentifdenganmenggunakanpengetahuanuntukmenghasilkannilai. Dibangunberdasarkanideneoclassical, Austrian market processmendudukkan entrepreneurship sebagaipendorongsistempasar.

  28. Pentingnya Entrepreneurship • Penciptaan lapangan kerja. • Inovasi. • Globalisasi.

  29. Proses Entrepreneurial • Identifikasi dan evaluasi peluang. • Mengembangkan rencana bisnis dalam rangka memanfaatkan peluang. • Menentukan sumber daya yang diperlukan dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada. • Mengevaluasi usaha yang terbentuk. Setelah memperoleh sumber daya, entrepreneur menggunakan sumber daya ini untuk mengimplementasikan rencana bisnisnya.

  30. Tugas di Luar Kelas • Kunjungilah website GEM (Global Entrepreneurship Monitor), kemudian ceritakanlah aktivitas GEM dan bagaimana peran GEM dalam mendorong entrepreneurship terutama di negara-negara sedang berkembang.

More Related