1 / 24

KEBUDAYAAN INDIES sebagai bentuk akulturasi budaya Belanda dengan budaya Nusantara Pertemuan 1

KEBUDAYAAN INDIES sebagai bentuk akulturasi budaya Belanda dengan budaya Nusantara Pertemuan 1. Matakuliah : U0032 | SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA 2 Tahun : 2009/2010. KEBUDAYAAN INDIES | pengertian.

caia
Télécharger la présentation

KEBUDAYAAN INDIES sebagai bentuk akulturasi budaya Belanda dengan budaya Nusantara Pertemuan 1

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KEBUDAYAAN INDIESsebagai bentuk akulturasi budaya Belanda dengan budaya NusantaraPertemuan 1 Matakuliah : U0032 | SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA 2 Tahun : 2009/2010

  2. KEBUDAYAAN INDIES | pengertian Istilah Indies mengacu pada kebudayaan dan gaya hidup masyarakat pendukungnya yang terbentuk semasa kekuasaan pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. Gaya Indies merupakan gaya seni yang berkembang sekitar abad ke-18 di wilayah nusantara sebagai wilayah koloni dari Belanda. Gaya ini masih dirasa pengaruhnya hingga sekitar tahun 1950-an. 3

  3. KEBUDAYAAN INDIES | latar belakang Kota Jayakarta berhasil dikuasai oleh Belanda pada 1619. Untuk kemudian dibangunlah markas besar VOC di daerah tersebut, yang namanya kemudian menjadi Batavia. Wilayah yang berpusat di benteng sebelah utara kota tersebut berkembang dengan berdirinya perumahan, balai kota, pasar, kantor dan bangunan umum lain. Sekitar 1730 Batavia menjadi kota besar yang sangat sibuk. Peta rencana tatakota Batavia 4

  4. KEBUDAYAAN INDIES | latar belakang Pada awal abad 19 VOC dibubarkan dan pemerintah Belanda mengambil alih pemerintahan. Sekalipun perniagaan masih berpusat di daerah kota tua, pusat pemerintahan dipindah ke daerah Weltevreden (sekitar Jl. Lapangan Banteng). Kantor pemerintahan, barak militer, pemerintahan dan perumahan elit dibangun di Weltevreden. Bangunan saat itu merupakan perpaduan gaya lokal Indonesia dan Neoklasik. Kehidupan masa Indies 5

  5. KEBUDAYAAN INDIES | latar belakang Dihapusnya politik Tanam Paksa pada 1870, mendorong perkembangan usaha swasta di Hindia Belanda. Hal ini mengakibatkan ledakan arus imigrasi pekerja Belanda dan keluarganya, juga urbanisasi penduduk luar Batavia yang mencari kerja. Hal ini mendorong perkembangan kota, baik dari segi perumahan maupun bangunan penunjang lainnya. Dengan perkembangan arus penduduk dan segala gaya hidupnya, berkembang pula Kebudayaan Indies. Foto keluarga masa Indies 6

  6. KEBUDAYAAN INDIES | proses akulturasi Penguasa kolonial, Pedagang, serdadu, Cendikiawan Belanda • 7 Unsur Kebudayaan Belanda : • Bahasa • Peralatan/ perlengkapan hidup • Matapencaharian hidup dan ekonomi • Sistem kemasyarakatan • Kesenian • Ilmu pengetahuan • Religi Pengalaman Mahasiswa Indonesia di Belanda PROSES AKULTURASI • Cendekiawan • Rohaniwan • Arsitek • Seniman • Guru • dsb KEBUDAYAAN INDIS LOCAL GENIUS Masyarakat Budaya Indonesia Lingkungan alam Indonesia 7

  7. KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh • Pengaruh budaya Indies ini dapat dirasakan pada : • Gaya hidup sehari-hari • Karya-karya seni sketsa, seni lukis dan grafis. • Karya sastra dan bahasa sehari-hari. • Fotografi, desain grafis (perangko, mata uang, cover buku, packaging, poster reklame, komik), • Gaya busana dan motif batik. • Seni kuliner (misalnya : rijstafel) • Seni-seni pertunjukan (tari, musik, teater) Iklan wisata ‘Fly to Java by KNILM’ Karya J.Lavies - 1937 8

  8. KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh PENGARUH PADA SENI LUKIS Gaya seni lukisnya sangat naturalistik yaitu penggambaran yang sesuai proporsi dan kenyataan bentuknya dan sangat akademis sekali. Gaya lukisan pada masa ini cenderung terpengaruh oleh gaya seni Romantik. Gaya lukisan yang cenderung mengungkapkan eksotisme Indonesia pada masa ini disebut sebagai seni Mooi Indie. Tema lukisan kebanyakan pemandangan alam, arsitektur bangunan, penduduk setempat dan lukisan potret (biasanya pejabat atau bangsawan) W. Hofker| Girl At The Campuhan Temple |1943 9

  9. KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh PENGARUH PADA DESAIN GRAFIS Pada sekitar 1920-1930’an banyak berdiri biro-biro desain yang menghasilkan poster-poster reklame, packaging, ilustrasi, dll Biasanya gaya tampilan desain tersebut masih banyak yang bersifat naratif. Ada kalanya dalam poster terdapat pengaruh kuat dari desain Art Deco. Beberapa desainer yang terkenal antara lain adalah Verstijnen, J. Lavies, P. Dom, dll. Cover buku ‘Si Taloe de Dessajongen’ Karya P.Dom - 1931 10

  10. KEBUDAYAAN INDIES | desain Cover buku ‘Indische Bloemen’ Karya H. Verstijnen - 1929 Iklan wisata ‘Holland Oost-Azie Lijn’ Karya J.Lavies - 1937 11

  11. KEBUDAYAAN INDIES | desain Kalender 1931 Cover buku Lutung Kasarung 12

  12. KEBUDAYAAN INDIES | desain Uang Kertas 13

  13. KEBUDAYAAN INDIES | desain Komik Peter van Dongen (2004) yang melukiskan pemandangan kota di Makasar yang diinspirasi dari periode Indies. 14

  14. KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh PENGARUH PADA ARSITEKTUR Arsitektur pada masa Indies banyak mengadaptasi bangunan dari Eropa. Pada abad 19 tampak ciri khas gaya Neoklasik, yang tercermin dari penggunaan deretan kolom pada teras dan beberapa anak tangga menuju teras. 15

  15. KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh Pada awal abad 20 terdapat gaya baru, yaitu Neo Gothik, yang tetap menggunakan penyesuaian terhadap faktor iklim tropis dan juga keinginan untuk mencari identitas Hindia Belanda. Pengaruh arsitektur Cina dan arsitektur lokal Indonesia juga banyak diterapkan. De Javasche Bank| sekarang Museum Bank Indonesia 16

  16. KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh Arsitektur disesuaikan dengan keadaan Indonesia yang tingkat kelembapannya tinggi serta udara yang sangat panas. Menggunakan atap limasan gaya Indonesia Hal ini diantisipasi dengan tingginya langit-langit (4-8m) dan banyaknya jendela agar sirkulasi udara lebih leluasa. Terdapat teras yang cukup luas untuk bersantai. Gedung ITB 17

  17. KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Rumah kediaman Raden Saleh yang sekarang menjadi bagian RS Cikini- tampak pengaruh gaya Gotik Rumah-rumah di daerah Pecinan 18

  18. KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Untuk mengingatkan akan tanah airnya (Belanda) mereka juga membuat cerobong asap (walau hanya tiruan). Selain itu pada atap juga ada tadah angin (wind wijser) dengan beragam desain. Pada beberapa rumah tinggal pribadi lijs plang-nya mempunyai hiasan diatasnya. Biasanya adalah kepala kerbau yang melambangkan kesuburan tanah dan penolak roh jahat. 19

  19. KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Contoh wind wijser Nassaukerk |sekarang Gereja St.Paulus |1936 20

  20. KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Pemakaian logam untuk bangunan sudah dikenal yaitu dipakai untuk terali besi seperti tiang untuk pagar rumah. Beberapa contoh rumah tinggal bergaya Indies yang berada di Jakarta dapat dilihat di wilayah Menteng. 21

  21. KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Berkembangnya Art Deco di Eropa juga menginspirasi rumah-rumah Indies sekitar era 1920-30’an. Biro arsitektur banyak berkembang, dengan arsitek-arsitek terkenal masa itu, antara lain: P.A.J. Moojen (Gedung Bataviasche Kunstkring, Masjid Cut Mutiah (ex gedung Boplo)-1913), A.F. Aalbers (Hotel Savoy Homan-1939), Maclain Pont (Gedung ITB-1918), C.P. Wolf Schoemaker (Villa Isola, Bandung-1932), Cuypers (Gereja Theresia-1934) Stasiun Kereta Jakarta, Kota|Ghijsels 22

  22. KEBUDAYAAN INDIES | batik Corak batik yang mendapat pengaruh Barat, seperti bunga Chrysant dan anggur (kiri), juga buket bunga dan menggunakan warna pastel (kanan) 23

  23. DAFTAR PUSTAKA & SUMBER GAMBAR Tjahjono, G. (1998). Indonesian heritage vol. 6 - Architecture. Archipelago Press. Jakarta. Soemantri, H. (1998). Indonesian heritage vol. 7 - Visual art. Archipelago Press. Jakarta. McGlynn, J.H. (1998). Indonesian heritage vol. 10 - Language and literature. Archipelago Press. Jakarta. Heuken, Adolf; Pamungkas Grace (2001) Menteng: Kota Taman Pertama di Indonesia. Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta Boeatan Indonesia Asli : Engagement Calendar 1998, Le Bo Ye 24

More Related