1 / 60

KROMATOGRAFI KOLOM SEDERHANA

KROMATOGRAFI KOLOM SEDERHANA. Any Guntarti. Kromatografi Kolom Sederhana. Bergerak / aliran karena gaya grafitasi ↓ Pemilihan fase diam + fase gerak ↓ Kepolaran ↓ Pita-pita kromatogram ↓ Terbentuk fraksi-fraksi ↓ Dianalisis dengan KLT / KK↓. Pemisahan Secara Kromatografi.

chiara
Télécharger la présentation

KROMATOGRAFI KOLOM SEDERHANA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KROMATOGRAFI KOLOM SEDERHANA Any Guntarti

  2. Kromatografi Kolom Sederhana Bergerak / aliran karena gaya grafitasi ↓ Pemilihan fase diam + fase gerak ↓ Kepolaran ↓ Pita-pita kromatogram ↓ Terbentuk fraksi-fraksi ↓ Dianalisis dengan KLT / KK↓

  3. Pemisahan Secara Kromatografi Mikhail Tswett ↓ Pigmen tumbuhan ↓ Pita-pita

  4. Pengisian Kolom • fase diam homogen • fase diam ukuran sama • fase diam bentuk seragam • bebas gelembung udara Fase diam Pasir Kapas / glass wool Tehnis : fase diam + pelarut → bubur (fase gerak)

  5. Kolom kromatografi sederhana (learning kolom)

  6. Isolasi hasil fraksi dengan KLT Preparatif CHCl3 : MeOH : H2O = 6,5:2,5:0,4 Isolat yang diambil Profil KLT preparatif di bawah UV 254 nm fase diam silika dan fase gerak = kloroform: metanol: air = 6,5: 2,5: 0,4

  7. Identifikasi kemurnian isolat dengan KLT CHCl3:MeOH:H2O= 6,5:2,5:0,4 A: isolat hasil isolasi I B: isolat hasil isolasi II A B Gambar KLT hasil purifikasi pada lampu UV 254 nm. fase diam = silika GF 254 nm, fase gerak= kloroform: metanol: air = 6,5: 2,5: 0,4

  8. Hasil spektra Spektrofotometri UV

  9. Hasil spektra Infra Red

  10. Gambar. berbagai metode pemisahan Termometer • Contoh: a b c d 3 2 1 d 2 3 4 1

  11. Klasifikasi Sistem Kromatografi

  12. SKALA PRIORITAS / DERET ELUOTROPIK Kekuatan / E0 Pelarut n.Pentana Iso oktana Siklo hexana CCl4 Xylena Toulena Benzena CHCl3 Aseton Etil asetat Anilin Asetonitril Iso propanol Etanol Metanol Asam asetat 0 0.01 0.04 0.18 0.26 0.29 0.32 0.40 0.56 0.58 0.62 0.65 0.82 0.88 0.95 besar

  13. Kromatografi Fase diam fase gerak ↓ ↓ Statinary phase mobile phase Pemisahan ↓ Perbedaan laju migrasi Polaritas senyawa

  14. Hukum Distribusi Kromatografi↓perbedaan distribusi komponen di dalam FG & FD↓koefisien distribusi / partisi (K)↓K = CS /CMCS : kons. Molar komponen dlm FDCM: kons. Molar komponen dlm FG

  15. Secara ideal : CS & CM ↓ kurvalinier CS Macam-macam bentuk kesetimbangan CS & CM D CS B A 0 C CM CM Kurva A : ideal → tidak saling campur → kromatografi Linier B/C : ada asosiasi & desosiasi D : ada reaksi isoterm adsorpsi ↓ Kromatografi → cenderung kurva A → konsentrasi relatif rendah

  16. Elusi dalam kolom kromatografi Elusi : proses terbawanya komponen dlm suatu camp, shg ada pemisahan komponen yg dibawa oleh FG dari ujung atas kolom → bawah tR : waktu yg diperlukan oleh komponen untuk bermigrasi sepanjang kolom Vr : volume FG yg dibutuhkan untuk membawa komponen dari titik awal kolom → akhir kolom Solvent Sp E B + E E kolom A + E E D signal tR

  17. F : laju alir FG yang menyatakan jumlah vol FG per satuan waktu ↓ F = VR / tR tR = VR / F Dalam kolom yang ideal ↓ Komp. yang tidak teretensi ↓ t = 0 ↓ Komp. di atas memerlukan waktu untuk bermigrasi → tM : waktu FG melewati kolom VM : fraksi volum kolom yang dilalui komponen → tR’ = tR – tM VR’ = VR – VM terkoreksi

  18. Untuk menerangkan proses pemisahan dlm kromatografi ada 2 macam teori : • Teori Lempeng (Plate Theory) ↓ Martin & Synge (1941) ↓ Efisiensi kolom ↓ Apabila jumlah kesetimbangan makin besar → efisiensi >> → menambah jumlah lempeng (N) → tebal lempeng teoritik → H N & H → menyatakan efisiensi ↓ Secara matematis : N = L / H Kelemahan teori : tidak mampu mengidentifikasivariabel-variabel yang mempengaruhi pelebaran pita kromatogram

  19. 2. Teori Kinetik ( Kinetics Theory) Dapat mengatasi kelemahan teori Plate. → teori laju / rate theory ↓ Partikel komponenbermigrasi diantara FG & FD ↓ Migrasi sangat tidak teratur ↓ Energi thermal ↓ Gerakan partikelnya random ↓ Ditribusi simetrik Gauss

  20. H.E.T.P H = 16 L x (Wb / tR)2 N = 16 x (tR / Wb)2 = (4tR/W)2 Simetrik Gauss → t (waktu) lama →puncak lebar

  21. Menurut Van Deemter ↓ Ada 3 proses secara stimultan yg mempengaruhi variabilitas laju migrasi komponen diantara FG & FD : • Difusi Eddy (Eddy diffusion) • Difusi longitudinal (longitudinal diffusion) • Proses transfer massa ↓ Pada tebal lempeng teoritik (H) → merupakan fungsi linier variabilitas laju migrasi komponen ↓ Persamaan Van Deemter H = A + B /µ + C.µ A = koefisien Difusi Eddy B = koefisien Difusi longitudinal C = (CS + CM) = koefisien total

  22. Difussi longitudinal ↓ Pelebaranpita ↓ Molekul komponen dlm FG → bermigrasi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah ↓ Kontribusi variabilitas laju migrasi yg menurun secara hiperbolik terhadap kenaikan kecepatan linier FG (µ) ↓ Pada tebal lempeng teoritik DM = koefisien difusi komponen FG Ψ = kualitas packing FD ↓ 0,6 2ΨDM B HLD = = µ µ

  23. Pelebaran pita Transfer Massa ↓ Konstribusi H akan naik apabila kec. Linier FG naik ↓ Makin cepat kec. FG akan makin singkat proses transfer massa → pemisahan rendah • Pelebaran pita diffuse Eddy ↓ Akibat tidak homogen pori dalam packing kolom ↓ Ada yang jalannya pendek dan ada yang panjang

  24. B Composite curve C standar H. Opt C mobile H H min A Proses migrasi H = A + B / µ + C.µ → Persamaan Van Deemter

  25. tA Sinyal analitik tM • Kromatografi camp. 2 komp, yang mengalamiretensi & tidak 0 t (waktu) W konsentrasi B A Jarak migrasi • Profil konsentrasi komp. A & B dalam kolom pada • jarak migrasi yang berbeda

  26. tR V = x µ tM VARIABEL TERMODINAMIKA PADA PEMISAHAN Mempengaruhi kualitas kolom • Waktu Retensi 2. Faktor-faktor kapasitas kolom (k’) Ratio jumlah molekul komponen dalam FD terhadap jumlah molekul komponen dalam FG Laju migrasi komponen

  27. nS [ CS x VS ] k’ = = nM [ CM x VM ] VS k’ = x k VM tR’ ( tR – tM) k’ = = tM tM Lanjutan… Pengalaman : k’ < 1 ↓ Tidak memisah Disarankan : k’ semakin besar ↓ Pemisahan ↑ ↓ k’ > 10 ↓ Tidak ekonomis

  28. 3. Faktor selektivitas (α) ↓ Ratio koef. Distribusi 2 komponen yang akan dipisahkan ↓ Menggambarkan kemampuan pemisahan suatu kolom ↓ α = KB / KA KB / KA = koef. Distribusi komp. B / A Dimana : KB = koef. Distribusi komponen B yg teretensi kuat dalam kolom KA = koef. Distribusi komponen A yg teretensi lemah dalam kolom

  29. (tR)B - tM α = (tR)A - tM Ada hubungan dengan k’ ↓ α = KB’ / KA’ ↓

  30. ΔZ 2 ΔZ RS= = 0,5WA + 0,5WB ( WA + WB ) ( α – 1) VN k’B RS = x x α ( 1 + k’B ) 4 2 [ (tR)B – (tR)A ] RS= WA + WB 4. Resolusi Kolom (Rs) ΔZ = jarak puncak A & puncak B WA = lebar dasar kromatogram A WB = lebar dasar kromatogram B Disarankan RS ≥ 1,5 ↓ Hubungan dengan faktor-faktor lain

  31. Semoga Bermanfaat ...

  32. Sesungguhnya sedekah itu dapat menghilangkan murka Alloh & dapat menghilangkan kematian yang buruk(HR. at-Tirmidzi)

  33. Any Guntarti KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC)

  34. SKEMA HPLC Injektor Kolom analitik C18 D Ke penampungan POMPA Integrator

  35. Instrumen HPLC

  36. Reservoir Fase Gerak ↓ Bisa lebih dari 1 ↓ dari gelas / stainless steel ↓ Daya tampung 1- 2 L Dilengkapi degasser (menghilangkan gas terlarut) → gas NO2 & O2 → membuat gelembung-gelembung di dalam kolom & detektor ↓ - Pelebaran pita analit - Respon detektor terganggu

  37. Degassing → pompa vakum dihubungkan reservoir & diaduk / dipanaskan • Solven disaring dengan kertas Millipore • Pemisahan dengan 1 jenis FG dengan konsentrasi konstan → Elusi Isokratik • Bila dengan 1 atau lebih FG yang polaritasnya berbeda → Elusi Gradien • Digunakan FG segar → mendapatkan hasil yang reprodusibilitas optimum dalam pemisahan

  38. 2. Pompa • Tekanan ≥ 1000 psi (4000 – 6000psi) • Kec. Alir 1-3ml/menit • Bahan harus resisten secara kimiawi Ex : dari teflon & stainless steel • Tidak ada pulsa getaran • Kontinyu

  39. 3. Peredam Pulsa Fase Gerak • Ada beberapa detektor sensitive terhadap variasi kec. Alir FG → ex : index refraksi, elektrokimia & konduktometer • Peredam aliran dengan gas yang ditekan

  40. 4. Sistem Injeksi Sampel • Menentukan presisi perhitungan → reprodusibilitas sampel • Sampel dimasukkan dengan tekanan tinggi → merupakan pita dengan sampel tipis → pelebaran diperkecil • Konvensional atau automatik

  41. Injektor Automatik

  42. 5. Kolom Kromatografi • Bentuk tabung, permukaan dalam rata • Dari gelas / stainless steel • Lapisan luar kadang dilapisi logam → menahan tekanan ad 6000 psi, rx kimia dari FG • Sambungan kolom → tidak menyebabkan FG stagnant • Panjang kolom (10 – 30) cm • Analisis pemisahan cepat (3 – 8) cm • Internal diameter (4 – 5)mm • Partikel diameter (3 – 5) µm • Guard kolom → sebelum kolom analitik

  43. Kolom dari stainless steel

  44. 6. Detektor Pemilihan didasarkan pada problem pemisahan ↓ Harus sensitif (menghindari pelebaran) Ada 2 macam : • Berdasarkan sifat umum larutan • Refraktif indeks → control temperatur • Kurang sensitive

  45. 2. Berdasarkan sifat solut/analit/sampel • UV – Vis • Fluorescence • Elektrokimia ↓ Sinyal analit yang berbeda dari FG ↓ Lebih sensitif (µg – ng) ↓ Dikembangkan dengan derivatisasi pre & post kolom

  46. Derivatisasi/modivikasi Instrumen HPLC tempat injeksi kolom Detektor 0.506 1.50 kapiler bentuk koil Pompa Pompa sampel pereaksi penampung Fase gerak pereaksi

More Related