1 / 20

Perdarahan Post Partum dan Syok

Perdarahan Post Partum dan Syok. Dr Frizar Irmansyah SpOG(K). Perdarahan postpartum. Definisi,perdarahan yg melebihi 500 ml setelah bayi lahir. Gejala klinik:lemah,limbung,keringat dingin,menggigil,hiperpnea,sistolik <90 mmHG,nadi>100x/m,Hb <8 g%.

corine
Télécharger la présentation

Perdarahan Post Partum dan Syok

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Perdarahan Post Partum dan Syok Dr Frizar Irmansyah SpOG(K)

  2. Perdarahan postpartum • Definisi,perdarahan yg melebihi 500 ml setelah bayi lahir. • Gejala klinik:lemah,limbung,keringat dingin,menggigil,hiperpnea,sistolik <90 mmHG,nadi>100x/m,Hb <8 g%. • Penyebab : atonia uteri, robekan jalan lahir, retensio plasenta, tertinggalnya sebagian plasenta, inversio uteri, endometritis

  3. Gejala Klnik • Atonia uteri Uterus tidak berkontraksi dan lembek,perdarahan segera setelah anak lahir. Penyulit; syok,bekuan darah pada serviks atau posisi terlentang akan menghambat aliran darah keluar

  4. Gejala klinik 2. Robekan jalan lahir Darah segar yangmengalir segera setelah bayi lahir, uterus berkontraksi keras dan plasenta lengkap Penyulit; pucat, lemah dan menggigil 3. Retensio plasenta Plasenta belum lahir setelah 30 menit,perdarahan segera, uterus berkontraksi dan keras Penyulit, talipusat putus akibat traksi berlebihan,inversio uteri akibat tarikan,perdarahan lanjutan

  5. Gejala klinik 4. Tertinggalnya sebagian plasenta Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap,perdarahan segera Penyulit; uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak kurang 5. Inversio uteri Uterus tidak teraba,lumen vagina terisi massa,tampak talipusat Penyulit;neurogenik syok,pucat dan limbung

  6. Gejala klink 6. Endometritis atau sisa fragmen plasenta Sub involusi uterus,nyeri tekan perut bawah dan pada uterus, perdarahan, lokia mukopurulen dan berbau bila disertai infeksi.

  7. Penanganan Atonia Uteri Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia Lakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika dan kompresi bimanual. Berikan transfusi darah bila perlu Lakukan uji beku darah untuk kofirmasi Bila masih terjadi perdarahan, lakukan : Kompresi bimanual eksternal; menekan uterus melalui dinding abdomen dgn saling mendekatkan kedua belah telapak tangan yg melinkupi uterus.Pantau aliran darah yg keluar.Bila perdarahan berkurang,kompresi diteruskan hingga kontraksi baik atau rujuk. Bila gagal coba kompresi bimanual internal

  8. Atonia uteri • Kompresi bimanual internal Uterus ditekan diantara telapak tangan pd dinding abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk menjepit pembuluh darah di dlm miometrium sebagai pengganti mekanisme kontraksi. Perhatikan perdarahan yg terjadi, jika kurang tunggu hingga kontraksi baik. Jika gagal, lakukan kompresi aorta abdominalis

  9. Atonia uteri • Kompresi aorta abdominalis Raba arteri femoralis dgn ujung jari tangan kiri,pertahankan posisi tsb.Genggam tangan kanan kemudian tekankan pada daerah umbilikus,tegak lurus dgn sumbu badan hingga mencapai kolumna vertebralis. Penekanan yg tepat akan menghentikan atau sangat mengurangi denyut arteri femoralis.Lihat hasil kompresi dgn memperhatikan perdarahan yg keluar Pada RS rujukan : lakukan ligasi arteri uterina dan ovarika atau histerektomi.

  10. Robekan jalan lahir • Perbaiki keadaan umum terlebih dahulu, jika terjadi syok atasi syok. • Eksplorasi jalan lahir jika perlu dalam narkose agar lebih mudah • Lakukan jahitan hemostasis jika terdapat robekan jalan lahir • Berikan antibiotika profilaksis

  11. Endometritis • Berikan antibiotika yg adekuat jika perlu double dan dosis tinggi • Pemberian uterotonika seperti metergin 3x1 untuk 5-7 hari • Jika ada sisa plasenta lakukan kuretase dalam perlindungan uterotonika

  12. Syok hemoragik dan septik • Klasifikasi syok hemoragik • Ringan, jka perdarahan < 20% vol darah • Sedang , sudah timbul oliguria dan penurunan perfusi organ ke hati,usus dan ginjal • Berat, nadi tak teraba dan penurunan kesadaran

  13. Patofisiologi syok hemoragik • Pada yang ringan terjadi penurunan perfusi ke organ yg tahan lama terhadap iskemi seperti kulit, pH arteri normal • Syok sedang terjadi penurunan perfusike organ yg tahan iskemi pd waktu singkat, terjadi asidosis metabolik • Syok berat,penurunan perfusi ke organ vital,terjadi asidosis metabolik berat dan asidosis respitarorik

  14. Syok septik • Stadium awal,curah jantung meningkat,denyut jantung lebih cepat dan tekanan arteri rata-rata menrun.Kemudian perjalanannya progresif dgn penurunan curah jantung, ditandai dgn turunnya tekanan vena sentral • Hipertensi paru karena tahanan pembuluh darah meningkat karena sumbatan lekosit pada kapiler paru, ditandai dgn gagal paru,pO2 arteri turun,hiperventilasi,dispneu,batuk,asidosis • DIC karena kerusakan endotel kapiler

  15. Gejala klinik syok hemoragik • Syok ringan.takikardi minimal,hipotensi sedikit,vasokonstriksi tepi ringan: kulit dingin,pucat,basah. Urin normal/sedikit berkurang.keluhan merasa dingin • Syok sedang.takikardi 100-120/m.hipotensi: sistolik 90-100 mmHg,oliguria/anuria.keluhan has • Syok berat.takikardi<120/m.hipotensi sistolik<60 mmHg.Pucat sekali,anuria,agitasi,kesadaran menurun

  16. Gejala klinik syok septik • Demam tinggi >38,9 C,sering diawali dgn menggigil,kemudian suhu turun dalam beberapa jam • Takikardi • Hipotensi sistolik <90 mmHg • Ptekia,leukositosis atau leukopenia yg bergeser ke kiri,trombositopenia • Hiperventilasi dgn hipokapnia • Gejala lokal misalnya nyeri tekan abdomen,perirektal

  17. Penanganan syok • Resusitasi syok hemoragik • Atasi perfusi jaringan • Baringkan terlentang dengan kaki ditinggikan • Bebaskan jalan napas • Beri O2 5-10 l/m

  18. Resusitasi cairan • Pasang abocath no 16 G dan ambil contoh darah dan pasang kateter vena sentral • Berikan RL atau Nacl fisiologis sebanyak 2-3 x darah yg keluar dgn tetesan cepat selama 20-30 menit • Pertahankan tekanan vena sentral 3-8 cmH2O • Pada syok hemoragik berat dapat diberika cairan koloid seperti dekstran sebanyak 10-20 ml/kgbb

  19. Pemberian obat-obatan • Sodium bikarbonat, bila pH arteri <7,2,diberikan dgn rumus base excess x BB x 1/3, separuh diberikan bolus iv, sisanya melalui infus • Vasokonstriktor,cth dopamin, diberikan sudah diberikanresusitasi cairan • Kortikosteroid • Antibiotika,dosis tinggi dan kombinasi cth clindamisin 600 mg/6jam dan garamisin 2mg/kg bb/8 jam • Heparin bila terjadi DIC

  20. Keberhasilan terapi syok • Tekanan cvp 3-8 cm H2O • Produksi urin 0,5 ml/kg bb/jam • Kesadaran membaik • Perfusi jaringan meningkat • Curah jantung meningkat > 3,5 L/m

More Related