1 / 38

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Institut Pertanian Bogor 2014

Mata Kuliah Gender dan Keluarga BAB 5 PANDANGAN BUDAYA DI INDONESIA TENTANG GENDER DAN KEDUDUKAN PEREMPUA N Oleh : Dr. Ir. Herien Puspitawati , M.Sc., M.Sc. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Institut Pertanian Bogor 2014. Kendala Budaya Patriaki Bagi Perempuan.

Télécharger la présentation

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Institut Pertanian Bogor 2014

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Mata KuliahGender danKeluargaBAB 5PANDANGAN BUDAYA DI INDONESIA TENTANG GENDER DAN KEDUDUKAN PEREMPUANOleh:Dr. Ir. HerienPuspitawati, M.Sc., M.Sc DepartemenIlmuKeluargadanKonsumen InstitutPertanian Bogor 2014

  2. KendalaBudayaPatriakiBagiPerempuan Adatdanbudayainimenjadipanduanbagimasyarakatuntukberperilakusehari-hari yang diturunkandarigenerasisatukegenerasilainnyadanmendarahdaging (internalized) membentukcaraberpikir (mind set) Sistemsosialbudayadi Indonesia: dominasisistempatriarki, variasiperbedaanperan gender Masih ditemuiadanya pembatasan adat dan norma masyarakat pada perilaku perempuan, yang diawali dari pelabelan atau stereotipe atau sub-ordinasi (penomorduaan) terhadap perempuan

  3. KendalaBudayaPatriakiBagiPerempuan • Sejakberabad-abadperempuandiPulauJawahanyadifungsikansebagaireproduksidanpemuasnafsuseksual, sertadianggapsebagapelengkapkeberadaanlaki-laki. • Ungkapandimasyarakatbahwaaktivitasperempuanhanyaseputarsumur, dapurdankasur. • UngkapkanolehmasyarakatPanturaJawa Barat bahwa“tong luhur-luhurteuingsakola, awewemahda ka dapuroge”

  4. KendalaBudayaPatriakiBagiPerempuan Subordinasidanstereotipemenyebabkanposisiperempuantetapdipinggirkanmeskipunsudahmulaiterjadipeningkatanpendapatankaumperempuan yang melebihisuaminya, namuntetapsajadiberi label bahwaapa yang dihasilkanolehperempuanhanyasebagaisambilanatautambahandalammemenuhikebutuhankeluarganya. Akhirnya, peranperempuanberadapadaposisi yang sangatlemahsebagaipengambilkeputusankecualidikehendakiolehsuaminya.

  5. ContohPosisiPerempuandalamKonteksBudaya • Peran perempuan adalah di sektor domestik; peran laki-laki adalah sebagai pemimpin dan pelindung keluarga, jadi bertanggung jawab dan berperan di sektor publik • Peran perempuan adalah di “Dapur/ Masak, Kasur/ Manak, Pupur/ Macak”. • Posisiperempuansebagai “koncowingking” (orangbelakang) danorangnomorduadalampengambilankeputusandalamkeluarga.

  6. ContohPosisiPerempuandalamKonteksBudaya

  7. ContohPosisiPerempuandalamKonteksBudaya

  8. KonsekuensidariPosisiPerempuandalamKonteksBudaya

  9. Posisi dan peran laki-laki dan perempuan menurut konteks budaya POSISI DAN PERAN PEREMPUAN (DOMAIN PEREMPUAN) • Ibu rumahtangga atau “orang belakang” • Perandominanpadaaspekdomestik • Posisi tawar dalam pengambilan keputusan lemah • Kurang mempunyai kontrol terhadap sumberdaya keluarga (aset/ material) • Peran ganda yang melelahkan NORMA DAN BUDAYA MASYARAKAT FUNGSINYA • SebagaiPSebagaiPanduanHidupbermasyarakat • enunjukArahBerperilakusehari-haridanidentitasdiri/kelompok • SebagaiPelindungdaripengaruhluar • SebagaiHukumAdatbaiktertulismaupuntidaktertulis ADA TEMBOK PEMISAH YANG TEBAL DAN KOKOH ANTARA PERAN DAN POSISI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PROSES PEMBENTUKAN • Berdasarkankomitmenmasyarakat • Adarewarddanpunishment • Sebagai bentuk dari solidaritas dan eksistensi masyarakat POSISI DAN PERAN LAKI-LAKI (DOMAIN LAKI-LAKI) • Kepalakeluargaatau “orangnomorsatu” • Perandominanpadaaspekpublik • Penentu utama dalam pengambilan keputusan keluarga • Mempunyai kontrol kuat terhadap sumberdaya keluarga (aset/ material) • Terhindar dari peran ganda yang melelahkan

  10. Kondisi dan Pandangan Budaya Masyarakat Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat Terhadap Perempuan • Pantaiutara (Pantura) Jawa Barat dihuniolehberbagaisukubangsa, utamanyaadalahSukuJawadanSunda. • Tingkat pendidikananaklaki-laki yang lebihdiutamakandaripadapendidikananakperempuan. • Padaumumnyaperempuanbekerjadibidangpertaniandenganfokuspekerjaansebatasmenanamdanmemanenataumenanganitangkapanikanuntukperempuannelayan. Namundemikiansemakinbanyakperempuan yang bekerjasebagaitenagakerjawanita (TKW) diluarnegeridanmenjadipedagang

  11. Kondisi dan Pandangan Budaya Masyarakat Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat Terhadap Perempuan • Di Indramayudikenaldengantradisikawinmuda. • MasyarakatPanturaJawa Barat memandanganaksebagaiharta/asetkeluarga, terutamasangatberlakubagianakperempuan. • Ungkapan: “Anaklaki-lakimerupakankebanggaankeluarga, sedangkananakperempuanmerupakansumberrezeki.”

  12. Sistem kekerabatan dan Gender dalam Budaya Masyarakat Aceh • Bentukkekerabatanmasyarakat Aceh adalahkeluargaintidenganprinsipketurunanlaki-laki (patriarki). • Sistemperkawinan yang berlakudisebagianmasyarakat Aceh adalaheksogami merge, yaitumencarijodohdariluar merge sendiri. • Setelahmenikah, berlakuaturanvirilokal, yaitupasanganmenetapdikediamankeluargalaki-laki.

  13. Sistem kekerabatan dan Gender dalam Budaya Masyarakat Aceh • Garisketurunandiperhitungkanberdasarkanprinsip bilateral, sedangkanadatmenetapsesudahnikahadalahuxorilokal (tinggaldalamlingkungankeluargapihakperempuan). • Masyarakat Aceh Gayo, garisketurunanditarikberdasarkanprinsippatrilineal. • Masyarakat Aceh Tamiangdigunakanprinsippatrilineal, yaitumenarikgarisketurunanberdasarkangarislaki-laki. Adatmenetapsesudahmenikah yang umumdilakukanadalahadatmatrilokal

  14. PandanganGender dalam BudayaSukuBatak Toba • MasyarakatBatak Toba didasariatasgarisketurunanpatriarkal. • MasyarakatBatak Toba sangatmenjunjungtinggitradisipatriarkaldenganmenempatkanposisiperempuansangatdihargaiapabilamampumelahirkananaklaki-lakidandianggaprendahapabilatidakmelahirkananaklaki-lakikarenatidakdapatmengabadikanmarga.

  15. PandanganGender dalam BudayaSukuBatak Toba • PosisiperempuandalammasyarakatBatak Toba sebagaipihak yang dibeli yang terlihatpadaupacaraperkawinan. • Posisiperempuandalamhakwaris: bilaseseorangmeninggaltanpameninggalkananaklaki-laki, makahakwarisjatuhketangansaudaralaki-laki yang meninggal. NamundemikiandalampraktikkehidupankeluargaBatak, anakperempuanmemperoleh: tanah (Haumapauseang), nasisiang (Indahan Arian), warisandarikakek (DondonTua), dantanahsekadar (HaumaPunsuTali). Apabilaperempuantidakmemilikisaudaralaki-laki, makaperempuantersebutberhakuntukmendapathartawarisandariorangtuanya, kecualiterhadapbarang-barangpusaka yang diterimadarikakeknya.

  16. PandanganGender dalam BudayaSukuBatak Toba • Perempuandianggaplebihrendahdaripadalaki-laki, danperempuanbukanmerupakaindividu yang bebasdanotonom, namunsebagai sub-ordinatatauperpanjangantanganlaki-laki. • Sistempatriarki yang adadimasyarakatBataktidakmembuatperanperempuandiSukuBataktidakpenting.

  17. PandanganGender dalam BudayaSukuMinangkabau • MasyarakatMinangkabaumenetapkansilsilahketurunanberdasarkangarisibu yang disebutsistem matrilineal. • KlasifikasiperandalamadatdanbudayamasyarakatMinangkabau: sosialkemasyarakatandanpenentuankepalamasyarakathukumadat yang disebutPenghuludanDatukdidominasiolehkaumlaki-laki. • Sistem “matrilocal” ataulazimdisebutdengansistem “uxorilocal” yang menetapkanbahwasuamibermukimataumenetapdisekitarpusatkediamankaumkerabatistri, ataudidalamlingkungankekerabatanistri

  18. PandanganGender dalam BudayaSukuMinangkabau • Apabilaterjadiperceraian, makasuamiharuspergidarirumahistrinya, sedangkanistrinyatetaptinggaldirumahkediamannyabersamaanak-anaknyasebagaimanatelahdiaturhukumadat. • Apabilaistrinyameninggaldunia, makakewajibankeluargapihaksuamiuntuksegeramenjemputsuami yang sudahmenjadidudauntukdibawakembalikedalamlingkungansukunyaataukembalikekampunghalamannya.

  19. PandanganGender dalam BudayaSukuMinangkabau • Sistemkekuasanyabaik formal maupun non formal masihdidominasiolehkelompoklaki-laki. Sebagaicontohmamakmemimpindalamrumahtanggasaparuik (se-ibu). SedangkanDatukmemegangkekuasandalamwilayahsatukaumnya.

  20. PandanganGender dalam BudayaSuku Palembang • Pandanganmasyarakatsuku Palembang terhadapnilai gender dankeluargasangatterpengaruholehpandangan Islam yang patriarkhi. • Suku Palembang menggunakanhukumwarissesuaidengansyari’at Islam. • Nilaianak: kehadirananaklaki-lakidalamkeluargasuku Palembang sedikitlebihdiharapkandibandingkandengananakperempuan

  21. PandanganGender dalam BudayaSukuJawa • MasyarakatJawaberlandaskantatakehidupansistempatriarkhi. • IstilahwanitaberasaldaribahasaJawa yang berartiwaniditata (beraniditata). • Pandanganstrereotipeterhadapperempuansejatiadalahperempuan yang tetaptampaklembutdanberperandenganbaikdirumahsebagaiibumaupunistri, didapurmaupunditempattidur, bersikapdanberperilakuhalus, relamenderita, danselalusetia. • Laki-lakiJawabiasanyadisarankanolehkeluarganyauntuktidakmemilihperempuan yang memiliki status sosialdanekonomi yang lebihtinggi.

  22. PandanganGender dalam BudayaSukuJawa • PosisiperempuandalambudayaJawadisebutsebagaikancawingking, yaknibahwatempatperempuanadalahdidapur; swarga nunut, neraka katut (ke surga ikut, ke neraka pun turut). • Dalam praktik sehari-hari: Sebagian orang menganggap perempuan Jawa memiliki kekuasaan yang tinggi mengingat sumbangannya yang umumnya cukup besar dalam ekonomi keluarga. • HandayanidanNovianto: perempuanJawaselalumencaricara agar kehendaknyaterpenuhitanpamengacaukanharmonitatananbudaya.

  23. PandanganGender dalam BudayaSukuSunda • MasyarakatSundaumumnyabersifatmatrilokalitasyaitupasangansetelahmenikahtinggaldikeluargapihakperempuanapabilasudahmenikah. • Tradisimerantaukurangberkembang: Bengkungngariungbongkokngaronyok yang artinya ”lebihbaikkumpulbersamakeluargadaripadamerantaukedaerahtetangga”. • Peranperempuanseringtermarjinalkan: “Awéwémahdulangtinandé” , dan “awéwémahtaracari ka Batawi, nyacaringantilalaki alias”, “nu geulisjadiwerejit nu lenjangjadibaruang”.

  24. PandanganGender dalam BudayaSuku Madura • Suku Madura didasariolehsitempatriarkidenganmenempatkanperanperempuan yang sudahmenikahsebagaiiburumahtangga, sekaliguspengasuhdanpembimbinganak-anaknya. • Posisiperempuan Madura tetapmenggantungkanpsikologisnyakepadakeluarga: tidakdiperbolehkanmengambilkeputusanpentingdalamkehidupannyatanpaberkonsultasidenganorangtuadanorang-orangpentingdalamkeluarga

  25. PandanganGender dalam BudayaSukuBanjar • MasyarakatSukuBanjarmenganutsistempatrilineal. • Ajaran agama Islam sangatmempengaruhipolahidupmasyarakatBanjar. Salahsatuajaran Islam yang banyakdianutolehmasyarakatBanjaradalah, keutamaanmemilihpemimpinlaki-lakidibandingperempuan.

  26. PandanganGender dalam BudayaSukuDayak • KeluargaSukuDayakmengenalsistem parental/bilateral. • Tempattinggalpasangansetelahperkawinanpadaumumnyaadalahmatrilokal (suamimengikutiistri). • PeranperempuanDayaklebihmendominasipekerjaandomestik, sedangkanlaki-lakimendominasipekerjaanpublik. • Kehadiranseoranglaki-lakibarudalamkeluargaperempuanmemilikinilaipositifkarenadapatmenjaditenagakerjatambahandalamkeluargaperempuan.

  27. PandanganGender dalam BudayaSukuBugis-Makasar • Masyarakat Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan didasari atas sistem patriarkhi. • Pembagianwarisan, makadistribusiantaraanaklaki-lakidananakperempuanharussama. • Pasang mengajarkan jako parentai bilasang bahinennu, bilasanga jintu nipeppeppi narie erono (jangan diperintah istrimu seperti menyadap aren, hanya aren yang mayangnya dipukul-pukul, baru menetes niranya). Jako parenta deppoki bahinennu, deppoa jinta nitukduppi nahajik (jangan istrimu diperintah seperti menginjak pematang sawah, karena pematang itu diinjak baru baik).

  28. PandanganGender dalam BudayaSuku Manado • Dalamkeluarga Manado menganutsistempatriarki, denganmenempatkanposisilaki-lakiuntukmemegangperanansentraldisektorpublik. Namundemikian, saatinibanyakjugaperempuan yang berperandisektorpublik. • FamadalahistilahdalammasyarakatMinahasa/Manado yang mengacukepadanamakeluargaataumarga yang dipakaidibelakangnamadepan. Famdiambildarinamakeluargadariorangtualaki-laki.

  29. PandanganGender dalam BudayaSuku Timor • BudayaSuku Timor didasarkanatas 2 (dua) garisketurunan, sistemperkawinanpatrilinealdansistem matrilineal. Sistem yang dominanadalahsistempatrilineal. • Sistemperkawinantersebutmenjunjungtinggibelis (maskawin) yang diberikanolehcalonsuamikepadacalonistri yang dimulaidariprosesmeminang, memberikanbelis, danpengesahan. • Posisiperempuandalamsistemparilinealmasihterlihatterpinggirkan. Khususnyadalamhalpengambilankeputusanpadamusyawarahsuku, kaumperempuantidakmemilikihakatautidakdiberikesempatanuntukhadirapalagiberpendapat

  30. PandanganGender dalam BudayaSuku Timor • Sistempatrilinealmengaturbahwaanaklaki-lakilah yang berhakmenerimawarisan, sementaraanakperempuanmendapatbagiansejauhdiberikesempatanolehanaklaki-laki. • Berkaitandenganpendidikan formal, makaseringterjadibahwaanakperempuantidakdiberikesempatan yang seluas-luasnyauntukbersekolahdibandingkandengananaklaki-laki.

  31. PandanganGender dalam BudayaSukuSasak • Budaya Suku Sasak didasari atas sistem patriarki yang sangat kuat. • ProsesmelamartidakdikenaldalamadatSukuSasak, karenajustrujikaseoranganakgadisdilamarsecarabaik-baik, makahargadirikeluarganyaakanturun. • Pasanganmuda-mudi yang berniatmenikahmemangharusdiawaliprosespernikahankawinlaridengandiawalipenyusunanstrategipenculikanpadamalamhari yang disebutMerari. • Prosesmembawalaricalonpengantinperempuan paling lambatselama 3 hari, danpihaklaki-lakiharussegeramemberitahukeluargapihakperempuan.

  32. PandanganGender dalam BudayaSukuSasak • Calonpengantinperempuan yang dibawalaritidakbolehdibawalangsungkerumahpengantinlaki-laki, namunharusdititipkankekerabatlaki-laki. • PuncakacaraadatperkawinanSukuSasakdikenaldenganistilahSorongSerangHajiKerama, yaituupacarapenyerahansejumlahbarangdanuang, sebagaiperlambangtanggungjawabseoranglaki-lakimenikahiperempuan.

  33. PandanganGender dalam BudayaSuku Sumba • Suku Sumba didasariolehbudayapatriarki yang mengutamakanlaki-lakisebagaipihak yang menguasaidanperempuansebagaipihak yang dikuasai. • Sistempaternalistik yang sangatkuatiniditunjukkanolehadanyasistempembagianwarisanhartabenda, yaituanaklaki-lakidapatmenerimawarisanhartabendalangsungdarikakeknyatanpaharusmelalui ayah darianaklaki-lakitersebut

  34. PandanganGender dalam BudayaSuku Sumba • PosisiperempuansangatlemahpadabudayaSuku Sumba yang dicerminkanbahwaanakperempuantidakperludisekolahkansetinggi-tingginyaapabiladalamsebuahkeluargaadaanaklaki-laki. • Peranorangtuasangatbesardalammenentukanjodohanaknya, terutamaanakperempuan. • Posisiperempuandalammusyawarahadatadalahsangatlemah. • Berkaitandengannilaianak, makaadakepercayaanbahwaanakperempuantidakmembawarejeki, sedangkananaklaki-lakipertamadianggapsebagaipembawarejekidangenerasipenerusadat.

  35. PandanganGender dalam BudayaSuku Bali • Budayasuku Bali didasariatassistempatriarkidenganmenempatkanposisilaki-laki yang sangatstrategisdalamkehidupankeluargapatrilinealdi Bali karenaadanyalegitimasiotoritas yang bersifatdogmatis. • Anaklaki-lakiterbesardikeluarga Bali, masihdianggap ”Putra Mahkota” yang bisameneruskangenerasi, sehinggakecilkemungkinananaklaki-lakiterbesartersebutbisa ”lepas” darilingkungankeluarganya. • Kata ‘perempuan’ berasaldarikata ‘empu’ yang berartimerawatataumendidik.

  36. PandanganGender dalam BudayaSukuIrian • BudayasukuIriandidasariolehbudayapatriarkhi yang dipimpinolehkepalakeluargaseoranglaki-laki. • Peranperempuanadalahdalammengelolaekonomirumahtanggadanmengurusurusanrumahtangga, sepertimengasuhanak, membersihkanrumah, mencuci, menanaknasidansebagainya. • Posisiperempuandalamhalpendidikan formal masihmengalamidiskriminasi. • Posisi perempuan dalam seni juga masih didiskriminasi.

  37. PandanganGender dalam BudayaSukuIrian • BudayasukuIriandidasariolehbudayapatriarkhi yang dipimpinolehkepalakeluargaseoranglaki-laki. • Peranperempuanadalahdalammengelolaekonomirumahtanggadanmengurusurusanrumahtangga, sepertimengasuhanak, membersihkanrumah, mencuci, menanaknasidansebagainya. • Posisiperempuandalamhalpendidikan formal masihmengalamidiskriminasi. • Posisi perempuan dalam seni juga masih didiskriminasi.

  38. TERIMAKASIH

More Related