1 / 21

ILMU EKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA: KONSEP, ISSUE, DAN KELEMBAGAAN

ILMU EKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA: KONSEP, ISSUE, DAN KELEMBAGAAN. KONSEP. BOP : Transaksi-transaksi perekonomian suatu negara dengan negara-negara lain didunia. Merupakan fokus utama perekonomian terbuka. Dikenal juga dengan istilah ‘External Account’.

dennis
Télécharger la présentation

ILMU EKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA: KONSEP, ISSUE, DAN KELEMBAGAAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ILMU EKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA:KONSEP, ISSUE, DAN KELEMBAGAAN

  2. KONSEP • BOP : Transaksi-transaksi perekonomian suatu negara dengan negara-negara lain didunia. • Merupakan fokus utama perekonomian terbuka. • Dikenal juga dengan istilah ‘External Account’.

  3. Berdasarkan definisi, Balance of Payment selalu seimbang (Balance). • Defisit (surplus) CA tertutupi surplus (defisit) KA. • Defisit CA dapat ditutupi dengan capital inflows dengan cara meningkatkan suku bunga domestik. • Jika capital inflows tidak mencukupi, penyesuaian akan terjadi melalui perubahan kurs. Jika defisit CA lebih besar dari surplus KA maka kurs terdepresiasi X naik dan M turun. Jika penyesuaian kurs tidak memungkinkan (mis: regim fixed x-rate) perlu merubah/tambah Official Reserve valas (Devisa).

  4. BOP krisis terjadi bila: • Defisit CA tidak dapat ditutupi oleh surplus KA dan negara tidak memiliki cukup cadangan devisa dan atau tidak bisa pinjam lagi untuk menutupi gap tersebut. • Pendekatan (external adjustment loans) ke World Bank dan IMF untuk mengatasi hal tersebut.

  5. Exchange rate (kurs): • Harga relatif mata uang domestik terhadap mata uang asing. • Dalam bentuk nominal bilateral: e=D$/F$ tingkat harga domestik tingkat harga LN atau dalam bentuk (Mankiw, Blanchard) :

  6. Dalam bentuk multilateral Nominal Effective X-rate (NEE): e dibobot dengan pangsa perdagangannya dgn negara-negara patner dagang utama sehingga NEE merupakan “rataan terbobot” • Dalam bentuk riil : • Defisit BOP  Depresiasi D$  e naik • Sistem nilai tukar di negara2 berkembang (tabel 2.2). • X-rate mengintegrasikan perekonomian domestik dengan luar negeri R merupakan ukuran daya saing. Dalam bentuk multilateral REE=NEE Pf/Pd.

  7. Purchasing Power Parity (PPP) • Mengaitkan pergerakan nominal x-rate dengan perubahan tingkat harga (inflasi) negara yang bersangkutan. • Absolut PPP: diturunkan dari “law of one price” arbitrase harga komoditi beli dari sumber (negara) dengan harga rendah, jual ke negara lain dengan harga tinggi pada akhirnya harga ditiap negara akan sama. Ukuran absolut PPP: e = Pd/Pf jika inflasi domestik > inflasi LN kurs melemah. • Relatif PPP: e* = Pd* - Pf* dimana tanda * menunjukan persentase perubahan.

  8. Edward (1989) : absolut PPP (dengan kajian 28 negara) tidak terjadi karena 5 alasan (hal 17). Namun bila terjadi maka - kenaikan (penurunan) Pf akan sepenuhnya ditutupi dengan apresiasi (depresiasi) kurs. • R < 1 daya saing menurun kurs saat ini “over valued” e didepresiasikan. • Resep WB dan IMF, agar negara berkembang mendevaluasi mata uang jika ada BOP krisis. (Debt Service?)

  9. Term Of Trade • TOT = Px/PM dimana: Px : indeks harga ekspor PM : indeks harga impor • Merupakan cara utama untuk mentransmisikan guncangan eksternal bagi perekonomian terbuka kecil. kebanyakan negara berkembang merupakan price taker di pasar internasional.

  10. TOT merupakan efektif purchasing power GDP suatu negara. Misal : Px > PM TOT negara dapat membeli M lebih banyak dari pendapatan ekspornya. Pada sisi lain jika TOT turun, purchasing power GDP negara bersangkutan turun. • Oleh karena itu, penting bahwa GDP perekonomian terbuka dikoreksi perubahan TOT. GDP (harga konstan) – Export X (harga konstan) + X dibagi dengan indeks harga impor (PM)

  11. Masalah dan Isu • Masalah dasar yang dihadapi perekonomian terbuka : bagaimana menjaga keseimbangan internal ( full employment dan zero atau low inflation) dan keseimbangan eksternal (zero atau ‘sustainable’ CA defisit). • Untuk negara berkembang : Pertumbuhan ekonomi tinggi yang berkelanjutan esensial untuk memutus lingkaran setan kemiskinan dan untuk menyediakan pekerjaan bagi angkatan kerja yang terus meningkat.

  12. Demand Management Policies (DMP) melalui kebijakan fiskal dan moneter tidak memadai untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. - Kebijakan ekspansioner akan mendorong inflasi multiplier keynes hanya nominal. - Demand tidak dapat diimbangi oleh Supply CA defisit makin lebar. • DMP harus diimbangi dengan supply-side policies yang didesain untuk meningkatkan pertumbuhan dan perubahan struktural agar sektor tradable tumbuh lebih cepat.

  13. Demand shocks : Kerentanan perekonomian terbuka kecil terhadap resesi di perekonomian dunia atau partner dagang utama. Y = C + I + G + (X-M) Resesi di perekonomian dunia X (terutama bila ekspor kurang terdiversifikasi) Y . • Inflation shocks Transmisi resesi lainnya melalui inflasi jika partner dagang menempuh kebijakan fiskal/moneter ekspansif inflasi di negara tsb naik jika negara pengekspor tidak memiliki ekses kapasitas atau terdapat supply lags yang cukup lama.

  14. Importables T S A C X Y A’ B C’ T’ Exportables Gambar 2.1 Pengaruh penurunan dalam Term of Trade

  15. EFEK PENURUNAN TOT • Melalui fs. Produksi : ToT teknologi • Melalui fs. Produksi dengan penggunaan minyak : • Melalui harga ekspor dan harga impor : Shift parameter untuk harga fs.produksi yang diimpor.

  16. Dutch disease : Suatu syndroma ketika harga ekspor produk-produk primer/SDA meningkat BOP karena penerimaan ekspor kurs terapresiasi daya saing melemah mempengaruhi ekspor sektor manufaktur (uncompetitive) memperlambat transformasi struktural fluktuasi harga komoditi.

  17. Capital Flows dan Ketidakstabilan Makroekonomi • Terjadi aliran modal secara besar-besaran ke negara berkembang. Sebagian besar merupakan ‘hot money’. • Dalam rezim fix atau pegged x-rate, kenaikan capital inflow, kecuali disterilisasi, mendorong ekspansi moneter dan inflasi menyebabkan apresiasi riil mata uang domestik Syndrom Dutch Disease.

  18. Currency Substitution and Capital Flight • Currency substitution and capital flight mengurangi kemampuan pemerintah untuk membiayai defisit anggaran dari bank sentral dan menciptakan inflasi. • Currency substitution, atau dolarisasi, berarti menggunakan mata uang asing sebagai pengganti mata uang domestik untuk transaksi domestik. Hal ini mengurangi permintaan untuk mata uang domestik dan juga mengurangi kemampuan pemerintah untuk mengoleksi pajak inflasi. • Pelarian modal terjadi ketika penduduk suatu negara menukarkan mata uang domestik dengan mata uang asing dan memilih berinvestasi di luar negeri.

  19. X-Rate : Fix atau Flexible? • Fix x-rate : Tidak dapat menjalankan kebijakan moneter secara independen. Money Supply merespon perubahan dalam net foreign aset. • Flexible x-rate: kebijakan moneter lebih independen sehingga otoritas moneter mampu mengontrol money supply dan tingkat inflasi. • Dornbusch dan Kuenzler (1993) mengusulkan ‘dual rate’ approach, satu ditetapkan dan lainnya ditentukan secara bebas oleh pasar. • Sistem x-rate apapun harus menghindari overvaluation.

More Related