1 / 9

PAPARAN

PAPARAN. PERAN DINAS KEHUTANAN DAN PSDA DALAM RANGKA PENGELOLAAN TN-MODEL. LUAS HUTAN LAMPUNG BARAT Luas Wilayah Kabupaten Lampung Barat : 495.040 Ha Luas Hutan Lampung Barat : 352.849 Ha (71,28%) dari Luas Wilayah Lampung Barat Terdiri dari: TNBBS : 280.300 Ha HL : 39.191 Ha

diep
Télécharger la présentation

PAPARAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PAPARAN PERAN DINAS KEHUTANAN DAN PSDA DALAM RANGKA PENGELOLAAN TN-MODEL

  2. LUAS HUTAN LAMPUNG BARAT Luas Wilayah Kabupaten Lampung Barat : 495.040 Ha Luas Hutan Lampung Barat : 352.849 Ha (71,28%) dari Luas Wilayah Lampung Barat Terdiri dari: • TNBBS : 280.300 Ha • HL : 39.191 Ha • HPT : 33.358 Ha

  3. POTENSI HUTAN LAMPUNG BARAT • Merupakan cactchment area untuk Kabupaten Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Utara, Tulang Bawang, Way Kanan, Ogan Komering Ulu, dan Bengkulu Selatan. • Potensi tumbuhan dan satwa • Potensi tumbuhan: Anggrek (126 jenis), rotan (26 jenis), bambu (15 jenis), tumbuhan obat (36 jenis), pohon (200 jenis), tumbuhan bawah (44 jenis), dan raflesia (2 jenis). • Potensi satwa: Burung (354 jenis), mamalia (95 jenis), dan primata (7 jenis).

  4. TANTANGAN DAN KENDALA • Tantangan: a. Tingkat ekonomi masyarakat sekitar hutan masih rendah. b. Dukungan dari instansi terkait masih rendah. c. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Hutan. d. Adanya pekon/desa definitif di dalam kawasan hutan (Way Haru, Pengekahan, Kubu Perahu dan Suoh)

  5. e. Kurang kuatnya dasar hukum bagi masyarakat dalam mengelola kawasan hutan. f. Masih lemahnya kelembagaan masyarakat dalam mengelola kawasan hutan. g. Adanya perbedaan kebijakan dalam pemanfaatan kawasan antara hutan lindung dan Taman Nasional. h. Potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal

  6. Kendala: a. Terbatasnya sarana, prasarana, dan dana. b. Terbatasnya aksesibilitas, padahal aksesibilitas sangat penting untuk kemajuan perekonomian masyarakat sekitar hutan

  7. SARAN Mengingat ada 4 Enclave Lampung Barat di TNBBS yaitu Way haru, Pengekahan, Kubu Perahu dan Suoh maka kontribusi Pemda dalam hal ini Dinas Kehutanan dan PSDA harus di fokuskan pada 4 daerah Enclave tersebut. Kontribusi harus didasarkan pada pola CBFM (Community Base Forest Management)

  8. Kegiatan yang dapat dilakukan lebih berupa : 1. Ekowisata (Enclave Kubu Perahu), 2. Wisata Agro salak pondoh, wisata alam berupa sumber air panas, danau Minyak, Lebar, Besar dan Belibis(Enclave Suoh) 3. Wisata Buru /Ekowisata (rusa dan penyu) (Enclave Way Haru dan Pengekahan).

  9. Agar ekonomi masyarakat sekitar hutan lebih berdaya dan dapat merasakan manfaat yang lebih dari Hutan khususnya Taman NasionalMAKAPihak Taman Nasional dalam kegiatan-kegiatannya harus lebih memperhatikan masyarakat sekitar Taman Nasional sebagai subjek yang dapat memelihara hutan bukan yang merusak hutan dalam kerangka paradigma baru pengelolaan Taman Nasional ModelsehinggaAda kesamaan kebijakan antara Pemda dan Taman Nasional

More Related