1 / 35

PERKEMBANGAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM DI INDONESIA

PERKEMBANGAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM DI INDONESIA. Nur Kholis. Dampak Positif Pengembangan Keuangan Syariah Terhadap Perekonomian. Asuransi Syariah. Mendorong Aktivitas Sektor Riil. Pertumbuhan Ekonomi Pengentasan Kemiskinan Penurunan Pengangguran Stabilitas Sistem Keuangan.

donagh
Télécharger la présentation

PERKEMBANGAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM DI INDONESIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERKEMBANGAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM DI INDONESIA NurKholis

  2. DampakPositifPengembanganKeuanganSyariahTerhadapPerekonomian Asuransi Syariah Mendorong Aktivitas Sektor Riil Pertumbuhan Ekonomi Pengentasan Kemiskinan Penurunan Pengangguran Stabilitas Sistem Keuangan Obligasi Syariah Reksadana Syariah Bank Syariah Pasar Modal Syariah Perusahaan Pembiayaan Syariah Voluntary Sector (ZISWaf)

  3. Struktur Pasar Keuangan Syariah Islamic Surplus Islamic Financial Market Deficit Deficit Sector Surplus Sector Financial Sector Sector Market Direct Indirect Islamic Financial Financial Money Market Market Market Islamic Commercial Takaful Capital Banks Market Islamic Islamic Unit Finance Bond Equity Trusts Companies Market Market

  4. Keuangan Syariah di Indonesia Dept Keuangan BAZNAS Bank Indonesia BAPEPAM Perusahaan Pembiayaan Syariah Islamic Social Sector (ZISWaf) Pasar Saham Syariah Obligasi Syariah Reksadana Syariah Asuransi Syariah Bank Syariah Fatwa untuk setiap aktivitas berasal dari DEWAN SYARIAH NASIONAL SEKTOR RIIL (pertumbuhan ekonomi)

  5. Karakteristik Aktifitas Keuangan Syariah & Implikasinya dalam Perekonomian Karakter Dasar Implikasi Antara Implikasi Makro • Aktifitas keuangan yang dilarang: • Riba (interest base activities) • Maysir (speculative motive) • Gharar (unclear information) • No/less money creation • No money whirlpool/money concentration/bubble economy • No ketimpangan sektor riil & keuangan Stabilitas sistem keuangan • Aktifitas keuangan yang dibolehkan: • Bagi Hasil • Jual Beli • Titipan dan Jasa • Sosial (ZISWaf) • Penuh mendukung sektor riil • Transaksi berbasis bagi hasil berdasarkan prinsip saling mengenal dan memahami dapat menekan risiko moral hazard • Mendorong keterlibatan ekonomi golongan dhuafa • Penciptaan lapangan kerja • Pertumbuhan ekonomi • Pengentasan kemiskinan • Objek transaksi halal dan thayyib: • No khamar • No pornografi • No pencemaran lingkungan • No masalah sosial • No perusakan alam & lingkungan • Stabilitas sosial • Kelestarian alam & lingkungan

  6. PERBANKAN SYARIAH

  7. Islamic Banking Expansion Office Channeling of Islamic Bank Marketing & Promotion Grand Strategy Islamic Bond (Sukuk) Act Islamic Banking Act Tax Neutrality Act 2005 – 2007 2008 2009 2010 2011 Expansion!!! Expected development based on New Development Policy Average growth of Global Islamic Finance (15 – 20%)

  8. Pengelolaan Dana Sosial Perbankan Syariah

  9. Volume dan Frekuensi Transaksi PUAS (miliar Rp) Sumber: Bank Indonesia, data diolahkembali

  10. Pasar Modal Syariah Sumber : Bapepam LK Telahada DES berjumlah

  11. Perkembangan Produk Syariah di pasar Modal: SUKUK Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi

  12. Perkembangan Produk Syariah di pasar Modal: REKSADANA SYARIAH

  13. LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH Sumber : Bapepam LK

  14. Asuransi Syariah

  15. Empat Besar InvestasiAsuransi dan Reasuransi dengan Prinsip Syariah

  16. Lembaga Pembiayaan Syariah Aset Perusahaan Pembiayaan Syariah periode 2008 – 2010 (miliar Rp) Komposisi Piutang Pembiayaan Syariah periode 2008 – 2010 (miliar Rp)

  17. Lembaga Pembiayaan SyariahPerkembangan Kegiatan Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah (miliar Rp)

  18. KEUANGAN MIKRO SYARIAH

  19. Urgensi UMKM dan LKMS Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS): Lembaga Komersial: BPRS, BMT (KJKS), BKD, dll Lembaga Sosial (ZFI); DD, PKPU, Baznas, Rumah Zakat, UPZ, dll Menyerap Tenaga kerja Yg besar ZFIs LKMS Akomodasi Masyarakat miskin UMKM Dominan Dlm struktur Ekonomi Supply Demand Pertumbuhan Ekonomi Volume Ekonomi ZFIs

  20. GAMBARAN UMUM TTG UMKM Jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 51,3 juta unit usaha atau 99,99% dari total pelaku usaha.1) 1) Sumber : Data BPS 2008 (dalamMenegkop & UKM, 2009)‏ 20

  21. PERAN DAN KONTRIBUSI UMKM Sebagai mayoritas jumlah pelaku usaha (51,3 juta unit usaha atau 99,91%) 1 Penyerap tenaga kerja terbanyak (90, 9 juta pekerja atau 97,1%) 2 Kontribusinya terhadap PDB (Rp 2.609,4 triliun atau 55,6% ) 3 Nilai investasi yang cukup signifikan (Rp 640,4 triliun atau 52,9%) 4 Penciptaan Devisa (Rp 183,8 triliun atau 20,2%) 5 1) Sumber : Menegkop & UKM thn 2009) 21 21

  22. POLA PENYEDIAAN MODAL UMKM Sumber & Polapembiayaan • Pasar modal • Perbankan: Bank Komersil • Sumberlainnya • Perbankan: Bank Komersil, BPRS • Plafon 2009: 129,428 M • (UM 30,91%, UK 32,34%, UMi 36,75%) • program KUMK SUP 005 • Program LPDB KUKM • Lembaga Keuangan: Bank Komersil, BPRS, BMT • Program pemberdayaanusahamikro& kecil • Program pemberdayaanMasyarakat • Program LPDB KUKM • Lembaga Keuangan: BPRS, BMT • Program pemberdayaan • Usaha mikro • Program pemberdayaanmasyarakat • ZISWaf • Program Perlindungansosial • (PNPM Klaster 1) : program • pemberdayaanfakir miskin Sumber : KeMenegkop & UKM (diolah)

  23. Kelemahan Sektor Keuangan Mikro • Akses dana bagi lembaga keuangan mikro yang lemah dan terbatas, akibat kecenderungan masyarakat usaha mikro-kecil yang meletakkan dananya di lembaga keuangan yang lebih besar/mapan dan meminjam di lembaga keuangan mikro. • Pengaturan sektor keuangan mikro yang belum terkelola dengan baik, seperti kebijakan pengembangannya, pengawasannya, pengaturannya dan lain sebagainya • infrastrukturnya juga belum mendukung dan kondusif, seperti belum lengkapnya technical service & training providers, rating agencies & auditors, professional networks & associations, credit bureaus, transfer & payment system operators, and IT providers. • Kualitas/kompetensi SDM lembaga keuangan mikro yang masih lemah akibat persepsi yang kurang bagi sektor tersebut, sehingga keseriusan membangun keahlian di bidang keuangan mikro masih diabaikan oleh sektor pendidikan formal.

  24. Lembaga Keuangan Mikro Syariah

  25. Landscape Keuangan Mikro di Indonesia

  26. Beberapa Isu Perbankan Syariah

  27. Educational Background SDM Perbankan Syariah

  28. Kondisi SDM Perbankan Syariah

  29. PenyerapanTenagaKerja

  30. Prospek Perbankan Syariah: Asumsi Proyeksi

  31. PETA MUTAKHIR BUS - UUS NOVEMBER 2010 46% 1.9% 135% 1.28% ACEH 70% 4.5% 153% 3.53% SUMUT 34% 2.1% 112% 1.25% RIAU 34% 1.9% 91% 1.15% KALTIM 27.1% 0.7% 183% 2.29% KEPRI 114% 0.1% 90% 0.89% KALTENG 77% 0.2% 227% 4.62% SULUT 142% 0.1% 136% 0.05% BABEL 88% 0.1% 125% 2.14% GORONTALO 41% 1.8% 103% 0.28% KALSEL 71.5% 0.1% 78.% 0.26% MALUT 107% 0.3% 139% 0.65% SULTENG 53% 1.8% 121% 0.21% SUMBAR 77% 0.1% 110% 3.87% IRJABAR 41% 1.8% 103% 0.28% KALSEL 60% 0.1% 35% 0.45% MALUKU 47.9% 0.5% 185% 0.67% JAMBI 570% 0.0% 160% 0.0% SULBAR 39% 1.4% 155% 2.02% SULSEL 36% 0.2% 175% 2.72% BENGKULU 44% 52% 81% 2.86% JAKARTA 77% 0.2% 227% 4.62% SULTRA 68% 1.9% 109% 1.36% SUMSEL 131% 0.1% 131% 0.00% NTT 83% 0.8% 163% 0.63% LAMPUNG 56% 0.3% 147% 0.00% PAPUA 34% 0.5% 144% 0.37% NTB 80% 2.5% 75% 15.9% BANTEN 102% 0.2% 118% 0.06% BALI 49% 5.7% 96% 0.42% JATIM 54.5% 9.7% 90% 1.81% JABAR Growth Share FDR NPF Prov 27.9% 1.5% 72.% 1.49% YOGYA 46% 50.9 % 4.2 % 125% 1.49% JATENG

  32. PETA MUTAKHIRBPRS NASIONAL PERIODE NOVEMBER 2010 35.3% 2.7% 136% 14.7% ACEH 24.7% 3% 107% 6.82% SUMUT 36% 2% 179% 5.44% RIAU -30% 0.4% 135% 33% KALTIM 171% 0.5% 198% 4.52% KEPRI 0% 0% 0% 0% KALTENG 0 0 0 0 SULUT 31% 6.4% 102% 6.64% BABEL 0 0 0 0 GORONTALO 3.7% 0.8% 97% 4.7% KALSEL 0 0 0 0 MALUT 0 0 0 0 SULTENG 34% 3.5% 115% 3.45% SUMBAR 0 0 0 0 IRJABAR 41% 1.8% 103% 0.28% KALSEL 0 0 0 0 MALUKU 0% 0% 0% 0% JAMBI 0 0 0 0 SULBAR 23.6% 4.0% 150% 13% SULSEL 40.4% 2% 147% 6.57% BENGKULU 105% 0.8% 487% 3.13% JAKARTA 0 0 0 0 SULTRA 10.4% 0.3% 112% 5.88% SUMSEL 0 0 0% 0. NTT 36% 3.1% 180% 6.8% LAMPUNG -5.9% 0.05% 188% 9.8% PAPUA 30.5% 2.2% 156% 4.94% NTB 20.8% 11% 110% 9.91% BANTEN 16.5% 0.2% 116% 11.73% BALI 14.3% 15% 164% 8.99% JATIM 28.6% 29.5% 141% 6.02% JABAR Growth Share FDR NPF Prov 43.5% 4.7% 92.89.% 8.1% YOGYA 46% 39.7 % 7.9% 119% 7.53% JATENG

  33. Skema Bank Syariah Financial Market Treasury Margin/Mark-Up Current & Saving Deposit Trade basedFinancing Deposit Bonus Sale Pasar Riil Pool of Fund Investor Entrepreneur Fee Based Investment Sharing Time Deposit Investment based Financing Investment Sharing Social Fund Islamic Bank Poor People

  34. MASALAH NASABAH DPK • Kurang pemahaman • Floating customer dominan/ loyalitas kurang • Preferensi produk jangka pendek • MASALAH PRODUK FUNDING • Kurang inovasi & variasi produk • Produk berjangka pendek • MASALAH PRODUK FINANCING • Kurang inovasi & variasi produk • Dominasi produk jual-beli • Konsentrasi pembiayaan belum meliputi ragam sektor ekonomi • Kapasitas terbatas dalam melayani demand sektor usaha • Pricing produk yang tidak kompetitif • Kecenderungan mimicry konv • MASALAH NASABAH PYD • Kurang pemahaman • Floating customer • Dominasi akad jual-beli • Belum ada pembinaan nasabah Financial Market Treasury Current & Saving Deposit Trade basedFinancing Pool of Fund Services Investor Entrepreneur Time Deposit Investment based Financing Social Fund Islamic Bank Poor People MASALAH OPERASIONAL (i) Pemahaman & keahlian SDM BS yang kurang; (ii) Permodalan yang kurang; (iii) Revenue sharing instead of PLS; (iv) Standard akuntansi yang belum orisinil; (v) Jaringan terbatas

  35. MASALAH INFRASTRUKTUR • LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN • Belum ada skema syariah • DEWAN SYARIAH NASIONAL • Perspektif fatwa yang didominasi aspek hukum • SDM terbatas shg rangkap jabatan dengan DPS dan Konsultan • BASYARNAS • Belum menjadi pilihan utama bagi para pihak yang berperkara • KOMITE PERBANKAN SYARIAH • Peran dan fungsi yang belum jelas • IKATAN AKUNTAN INDONESIA • Standard akuntansi syariah belum menyeluruh • UNDANG-UNDANG • Belum tercapai harmonisasi yang optimal pada tingkat perundang-undangan terkait, misalnya UU Perbankan Syariah dengan UU Perpajakan • ASBISINDO • Belum menjadi asosiasi yang mampu memiliki bergaining power dalam menyokong kepentingan industri • PENGADILAN AGAMA • Pengetahuan SDM hakim yang kurang Islamic Bank MASALAH NON-OPERASIONAL (i) Persepsi masyarakat; (ii) Sinkronisasi kebijakan & dukungan pemerintah; (iii) Kesatuan visi pihak-pihak terkait; (vii) info pasar riil belum tersedia; (iv) Benchmarking konvensional; (v) minat investor baru kurang

More Related