1 / 65

GANGGUAN NEUROTIK GANGGUAN SOMATORM GANGGUAN YG BERKAITAN DGN STRESS

F40 – F48 PENYEBAB PSIKOLOGIS. GANGGUAN NEUROTIK GANGGUAN SOMATORM GANGGUAN YG BERKAITAN DGN STRESS. 40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK. ANXIETAS : Dicetuskan hanya/predominan oleh objek tertentu & jelas Berasal dari luar individu Menghindari scr khusus/menghadapi dgn perasaan terancam

dysis
Télécharger la présentation

GANGGUAN NEUROTIK GANGGUAN SOMATORM GANGGUAN YG BERKAITAN DGN STRESS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. F40 – F48 PENYEBAB PSIKOLOGIS GANGGUAN NEUROTIK GANGGUAN SOMATORM GANGGUAN YG BERKAITAN DGN STRESS

  2. 40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK ANXIETAS : • Dicetuskan hanya/predominan oleh objek tertentu & jelas • Berasal dari luar individu • Menghindari scr khusus/menghadapi dgn perasaan terancam • Scr subyektif, fisiologik & behavioral anxietas fobik bervariasi dr tingkat kepasrahan paling ringan sampai berat

  3. GEJALA2 INDIVIDUAL : • Perasaan mau pingsan • Perasaan takut mati • Perasaan takut kehilangan kendali • Perasaan takut menjadi gila Anxietas Fobik sering bersamaan dgn depresi yg akan memperburuk keadaan Pada umumnya wanit lebih banyak dari laki2 kecuali fobia sosial

  4. F 40.0 AGORAFOBIA PEDOMAN DIAGNOSTIK. Semua kriteria ini hrs dipenuhi utk : • Gejala psikologis/otonomik yg timbul hrs mrpk manifestasi primer dr anxietas & bkn mrpk gejala lain yg sekunder seperti waham atau pikiran obsesif • Anxietas yg timbul hrs terutama terjadi dlm sekurang2nya dua dari situasi berikut : • Banyak org • Tempat2 umum • Bepergian keluar rumah • Bepergian sendiri • Menghindari situasi fobik hrs/sdh mrpk gambaran yg menonjol

  5. F 40.1 FOBIA SOSIAL • Mulai sejak usia remaja • Rasa takut diperhatikan oleh orla dlm kel yg relatif kecil • Menjurus pd perhindaran thd situasi sosial yg relatif kecil • Menjurus pd penghindaran thd situasi sosial • Lelaki sama dgn wanita • Gambarannya dpt sgt jelas mis. makan di tempat umum, berbicaradidepan umum, menghadapi jenis kelamin lain, hampir semua situasi di luar keluarga • Biasanya disertai dgn harga diri yg rendah dan takut kritik • Dpt tercetus sbg : malu (muka merah), tangan gemetar, mual, ingin buang air kecil & gejala demikian dpt berkembang menjadi serangan panik

  6. PEDOMAN DIAGNOSTIK Semua kriteria dibwh ini hrs dipenuhi utk : • Gejala2 psikologis, perilaku /otonomik hrs mrpk manifestasi primer dari anxietas dan bukan sekundari gejala lain spt waham / pikiran obsesif • Anxietas hrs hanya terbatas / menonjol pada situasi sosial tertentu saja • Penghindaran dari situasi fobik hrs mrpk gambaran yang menonjol DIAGNOSIS BANDING Gangguan depresif & agorafobia sering sulit dibedakan dgn fobia sosial. Hendaknya diutamakan Dx agorafobia, depresi jgn ditegakkan kecuali ditemukan sindrom depresif yg lengkap & jelas

  7. F 40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI) Fobia yg terbatas pd situasi yg sgt spesifik seperti bila : • Berdekatan dgn binatang tertentu • Tempat tinggi • Petir • Kegelapan • Naik pesawat • Buang hajat ditempat umum • Makan makanan tertentu • Dokter gigi • Takut melihat darah/luka • Takut berhubungan dgn penyakit tertentu Biasanya timpul pd masa kanak2/dewasa muda ; dpt menetap puluhan tahun bila tdk diobati

  8. PEDOMAN DIAGNOSTIK Semua kriteria yg dibawah ini utk DX : • Gejala psikologis atau otonomik hrs mrpk manifestasi primer dari anxietas, dan bkn sekunder dari gejala2 lain seperti waham atau pikiran obsesif • Anxietas hrs terbatas ps adanya objek situasi fobik tertentu • Situasi fobik tsb sedapat mungkin dihindarinya

  9. Termasuk : • Akrofobia • Fobia binatang • Klaustrofobia • Fobia ujian • Fobia sederhana DIAGNOSA BANDING Gangguan hipokhondrik F 45.2 Gangguan waham F 22.0 F 40.8 gangguan fobik lainnya F 40.9 Gangguan fobik YTT, termasuk fobia YTT, keadaan Fobik YTT

  10. F 41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA Gejala Utama : manifestasi klinik Dapat disertai : • Gejala depresif • Gejala obsesif • Beberapa unsur anxietas fobik  Bersifat sekunder, ringan

  11. F 41.0 GANGGUAN PANIK (Anxietas Paroksimal Episodik) Gambaran esensial : • Serangan anxietas berat (panik) yg berulang • Tdk terbatas pada adanya situasi tertentu / suatu rangkaian kejadian • Tidak terduga • Gejala yg biasa dijumpai, onsit mendadak : • Palpitasi • Nyeri dada • Perasaan tercekik • Pusing kepala • Rasa menjadi gila • Perasaan tidak riil (depersonalisasi/derealisasi) • Rasa takut mati • Kehilangan kendali

  12. PEDOMAN DIAGNOSTIK Untuk Dx bbrp serangan anxietas berat diserta gejala otonomik hrs terjadi dlm periode kira2 1 bln tdk berbahaya : • Pada keadaan2 yg sebenarnya scr objektiv tdk ada bahaya • Tdk terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya • Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala anxietas dalam periode antara serangan2 panik (meskipun lazim terjadi anxietasantisipatorik) Termasuk : - serangan panik - keadaan panik DIAGNOSIS BANDING • Gangguan panik sbg bagian fobik • Sekunder dari gangguan depresif, terutama pada lelaki

  13. F 41.1 GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH Gambaran esensial : • Anxietas yg menyeluruh & menetap • Tidak terbatas hanya pd setiap keadaan lingkungan yg tertentu saja (misalnya sifat mengambang atau “free floating”) Gejala yang sering dijumpai : • Keluhan tegang yg berkepanjangan • Gemetaran • Ketegangan otot • Berkeringat • Kepala terasa ringan • Palpitasi • Pusing kepala • Keluhan epigastrik • Ketakutan dirinya/ anggota kel lain akan celaka/sakit • Khawatir & firasat lain

  14. Pedoman Diagnostik Hrs menunjukkan gejala primer anxietas hampir setiap hari selama bbrp minggu  bulan GEJALA2 : • Kecemasan ttg masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti diujung tanduk, sulit berkonsentrasi) • Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tdk dpt santai) • Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, tahikardi, keluhan epigastorik, pusing kepala, mulut kering, dsb)

  15. Diagnostik Banding : • Episode depresif (F 32) • Gangguan panik (F 41.0) • Gangguan obsesif-kompulsif (F 42) Termasuk : • Neurosis anxietas • Reaksi anxietas • Keadaan anxietas

  16. F 41.2 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS & DEPRESIF Terdapat gejala anxietas dan depresi yg masing2 tdk menunjukkan rangkaian gejala yg cukup berat utk menegakkan diagnosa tersendiri. Bbrp gejala otonomik harus ditemukan : • Tremor • Palpitasi • Mulut kering • Sakit perut (mulas), dsb

  17. Diagnosa Banding : • Gangguan penyesuaian F 43.2 • Depresi anxietas menetap (dstimia) F 34.1 Termasuk : depresi anxietas (ringan atau tak menetap) F 41.3 GANGGUAN ANXIETAS CAMPURAN LAINNYA Gangguan yg memenuhi kriteria gangguan anxietas menyeluruh (F 41.1) dan yg menunjukkan ciri2 yg menonjol dari gangguan lain dlm F 40-F 49

  18. F 41.8 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA TDT Termasuk : histeria anxietas F 41.9 GANGGUAN ANXIETAS YTT Termasuk : anxietas YTT F 42 GANGGUAN OBSESIF –KOMPULSIF Ciri utama : pikiran obsesif atau tindakan kompulsif yg berulang Pikiran obsesional : gagasan, bayangan/impuls yg timbul dlm pikiran individu scr berulang2 dlm bentuk yang sama  tidak dikehendaki Tindakan kompulsif : perilaku yg stereotipik, diulang berkali2  tidak bermanfaat

  19. Gangguan obsesif-kompulsif sering disertai gangguan depresif dan sebaliknya Pedoman Diagnostik Dx, gejala2 obsesional atau tindakan kompulsif atau kedua2nya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut2, merupakan sumber distres atau gangguan aktivitas Ciri2 gejala obsesional : • Hrs dikenal/disadari sbg pikiran/impuls dari diri individu sendiri • Setidaknya ada satu pikiran atau tindakan yg masih tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yg tidak lagi dilawan oleh penderita

  20. Pikiran utk melaksanakan tindakan tsb diatas bukan mrpk hal yg memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan/anxietas tidak tanggap sbg kesenangan seperti dimaksud diatas) • Pikiran, bayangan atau impuls tsb hrs mrpk pengulangan yg tdk menyenangkan Tersamuk : • Neurosis anankastik • Neurosis obsesional • Neurosis obsesif-kompulsif Diagnosis banding • Gangguan depresif primer • Sikzofrenia • Sindrom teurette

  21. F 42.0 PREDOMINAN PIKIRAN OBSESIONAL ATAU PENGULANGAN Dapat berupa gagasan, bayangan mental atau dorongan utk berbuat  distres F 42.1 PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF (OBSESSION RITUAL) • Tindakan kompulsif berkaitan dgn kebersihan • Memeriksa berulang utk meyakinkan bahwa situasi yang dianggapnya berpotensi nahaya tidak dibiarkan terjadi, atau masalah kerapian dan keteraturan. • Merupakan ikhtiar simbolik atau sia-sia untuk menghindari bahaya tersebut • Menyita banyak waktu ketidak mampuan mengambil keputusan dan keterlambatan yang mencolok • Jarang disertai oleh depresi dibandingkan dengan pikiran obsesional, lebih responsif terhadap terapi tingkah laku

  22. F 42.2 CAMPURAN TINDAKAN DAN PIKIRAN OBSESIONAL • Pasien obsesif-kompulsif memperlihatkan unsur pikiran yg obsesional maupun tindakan yang kompulsif • Keduanya (obsesif & kompulsif) hrs seimbang sama2 menonjol F 43 CAMPURAN THD STRES BERAT & GANGGUAN PENYESUAIAN Diidentifikasikan atas dasar : • Simtomatologi dan perjalanan penyakit • Faktor pencetus : • Stres kehidupan yang luar biasa  stres akut • Perubahan penting dalam kehidupan  situasi tidak enak  gangguan penyesuaian Terdapat pada semua kelompok umur

  23. F 43.0 REAKSI STRES AKUT • Gangguan sementara yg cukup parah – bbrp jam/hari • Stressor berupa pengalaman traumatik luar biasa ancaman serius t/n keamanan/integritas fisik individu sendiri atau orang2 yg dicintai mis : • Bencana alam • Kecelakaan • Peperangan • Serangan tindakan kriminal • Perubahan luar biasa yang mendadak

  24. Penting : kerentanan individual & kemampuan menyesuaikan diri seseorang Pedoman Diagnostik : • Gambaran gejala campuran yg biasanya berubah2 • Depresif • Keadaan terpaku/bengong • Anxietas • Kemarahan • Kekecewaan • Overaktif • Penarikan diri

  25. Kasus2 yg dpt dialihkan dari lingkup stresornya  gejala2nya dpt menghilang dgn cepat (bbrp jam). Bila stres berkelanjutan/tak dapat dialihkan  gejala mereda seletah 1-3 hari Termasuk : • Reaksi krisis akut • Kelelahan bertempur • Keadaan krisis • “shock” psikis

  26. F 43.1 GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA • Timbul sbg akibat/respons yg berkepanjangan & atau tertunda thd kejadian atau situasi yg menimbulkan stres • Faktor predisposisi yaitu ciri kepribadian (misalnya kompulsif astenik) dpt menurunkan kadar ambang • Gejala khas : episode2 bayangan kejadian traumatik terulang kembali (“flash backs”) atau mimpi, terjadi perasaan “beku” dan penumpukan emosi, menjauhi orla, tdk responsif thd lingkungannya, anhedomamenghindari aktivitas2/situasi yg berkaitan menghindari ingatan traumatik, bisa mendadak ketakutan, panik atau agresif

  27. Terjadi bangkitan otonomik berlebihan dgn kenekatan yg berlebih, mudah kaget, tertegun, insomnia. Bisa dsertai anxietas & depresi, dan ide bunuh diri • Onset bbrp minggu – bulan = 6 bulan Perjalanan berfluktuasi Pedoman Diagnostik • Timbulnya dlm waktu 6 bln, disebabkan oleh suatu peristiwa traumatik yg luar biasa berat • Onset > 6 bln dgn manifest klinis khas seperti yg telah disebutkan Termasuk : Neurosis Traumatik

  28. F 43.2 GANGGUAN PENYESUAIAN • Keadaan stres yg subjektif & gangguan emosional yg biasanya menganggu kinerja dan fungsi sosial • Timbul pd periode adaptasi t/n suatu perubahan dlm hidup yg bermakna / kehidupan penuh stress • Predisposisi/kerentanan individual berperan dlm resiko terjadinya gangguan kepribadian

  29. Manifestasi gangguan : • Afek depresif • Anxietas • Kecemasan • Tdk mampu dlm penyesuaian • Tdk mampu merencanakan masa depan • Disabilitas kinerja kegiatan rutin • Remaja : perilaku agresif/disosiasi Onset 1 bulan setelah mengalami stress Lamanya ≤ 6 bln

  30. Pedoman Diagnostik DX tergantung pd suatu evaluasi yg teliti t/n hubungan antara : • Bentuk, isis, keparahan gejala • Riwayat & kepribadian sebelumnya • Kejadian / situasi penuh stres/krisis kehidupan Termasuk : “Culture Shock” reaksi berkabung hopitalisasi pada anak Tak termasuk : gangguan anxietas perpisahan masa kanak

  31. Jika kriteria gangguan penyesuaian telah dipenuhi, maka bentuk klinis/peri domain dapat ditentukan dengan menggunakan karakter ke 5: • F43.20 Reaksi depresif singkat : bersifat sementara dgn jangka waktu < 1 bulan • F43.21 Reaksi depresif berkepanjangan : depresi ringan sbg respon t/n stress berkepanjangan denghan jangka waktu <2 tahun • F43.22 Reaksi campuran Anxietas dan depresif : gejala anxietas & depresif keduanya menonjol, tapi tdk melebihi F41.2/F41.3

  32. F43.23 dgn predominan gangguan emosi lainnya : gejala-gejala adl anxietas, depresi, kekhawatiran. Ketegangan, amarah. Kategori ini juga hrs dipakai untuk reaksi pada anak-anak dgn prilaku regresif, ngompol atau menghisap jempol • F43.24 dgn predominan gangguan tingkah laku. Gangguan utama : tingkah laku, Raksi duka cita remaja  prilaku agresif/disosial • F43.25 dgn gangguan campuran emosi dan tingkah laku. Gejala emosional dan tingkah laku merupakan ciri menonjol

  33. F43.28 dgn gejala predominan lainnya YDT • F43.8 Reaksi Terhadap Stress Berat Lainnya • F43.9 Reaksi Terhadap Stress Berat YTT F 44 Gangguan Disosiatif (Konversi) • Kehilangan (sebagian/seluruh) integrasi normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas dan penghayatan, kendali thd gerakan tubuh • Bersifat “psikogenik” yg berkaitan dgn kejadian traumatik, problem yg tak terselesaikan, gangguan dalam pergaulan.

  34. Afek tdk menyenangkan yg timbul karena problem dan konflik yg tdk dpt diatasi “diubah” menjadi gejala-gejala • Onset dan berakhirnya keadaan Disosiatif sering berlangsung mendadak – dilihat al. interaksi/prosedur teknik tertentu seperti hipnosis/abreaksi. Semua bentuk keadaan disosiasif cenderung berakhir setelah beberapa minggu/bulan. Keadaan yg berlangsung >1 & 2 tahun  resisten thd. terapi.

  35. Pedoman Diagnostik : • Ciri-ciri klinis yg telah ditentukan diatas • Tdk ada bukti adanya gangguan fisik yg dpt menjelaskan gejala tersebut • Bukti adanya sebab psikologis dlm bentuk hubungan waktu yg jelas dgn problem dan peristiwa yang “stressful” atau hubungan interpersonal yang mengganggu Termasuk : Histeria konversi, Reaksi Konversi, Histeria, Psikologis histeris Tak termasuk : Berpura-pura (Malingering) F 44.0. Amnesia Disosiatif

  36. CIRI UTAMA : • Hilangnya daya ingat • Biasanya mengenai kejadian penting yang baru terjadi / dialami • Bukan disebabkan Gangguan Mental Organik • Mengalami kejadian traumatik al. : kesedihan / kecelakaan yang tak terduga • Kondisi afektif yang bervariasi • Kebingungan, distress , perilaku mencari perhatian, bisa bersikap tenang • Berjalan berkeliling disuatu tempat tanpa tujuan disertai gejala pengaburan diri (disosiatif), Jarang berlangsung > 2 hari

  37. Pedoman Diagnostik • Amnesia total/partial, akibat kejadian baru yg bersifat stressful / traumatik • Tidak ada Gangguan Otak / Mental Organik, Intoksikasi / Kelelahan berlebihan

  38. Diagnosis Banding • Gangguan Mental Organik ( kehilangan daya ingat soal / masalah baru ) • Sindroma Korsakov ( kehilangan daya ingat jangka pendek ) • Amnesia setelah comotio / trauma kepala • Skizofrenia • Gangguan Depresif • Berpura-pura (Malingering)

  39. F 44.1 FUGUE DISOSIATIFDiagnosis: • Ciri-ciri Amnesia Disosiatif • Dgn sengaja melakukan aktifitas berupa perjalanan tertentu melampaui jarak yang biasa dilakukannya setiap hari • Tetap mempertahankan kemampuan mengurus diri sendiri dan interaksi sosial sederhana

  40. F44.2 Stupor Disosiatif Stupor : menurunnya/berkurangnyagerakan-gerakanvolunter & respon normal thdrangsangandariluarseperticahaya, suara, perabaan Pedoman Diagnosis: • Stupor • Tdkditemukanggnfisik/psikiatrik lain • Ada problem/kejadian-kejadianbaruygpenuh stress dialamipenderita Diagnosis Banding • Stupor Katatonik • Stupor Depresif/Manik

  41. F 44.3 Gangguan Trans & Kesurupan • Kehilangan sementara penghayatan akan identitas diri dan kesadaran thd lingkungannya • Berperilaku seakan-akan dikuasai kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat atau kekuatan lain • Perhatian dan kewaspadaan menjadi terbatas/terpusat pada satu/dua aspek yang ada dilingkungannya • Gerakan, posisi tubuh , ungkapan kata2nya terbatas & diulang-ulang

  42. Hanya gangguan trans yg Involunter (diluar kemauan ybs)& bukan aktifitas yg biasa, bukan giat keagamaan ataupun kebudayaan, yg boleh dimasukkan dlm pengertian ini Diagnosis Banding : • Skizofrenia /Psikosis (halusinasi,waham) • Kepribadian Ganda (Multiple Personality) • Epilepsi Lobus Temporalis / Trauma Kepala • Intoksikasi zat Psikoaktif

  43. F 44.4-F 44.7 Gangguan Disosiatif dari Gerakan dan Penginderaan • Terdapat kehilangan/gangguan gerakan atau penginderaan (biasanya kulit) • Keluhan penyakit fisik tanpa adanya kelainan fisik yang menjelaskan gejala tersebut • Gejalanya menggambarkan konsep pasien mengenai gangguan fisik yang berbeda dgn prinsip anatomis dan fisiologis

  44. Untuk menghindari konflik yg kurang menyenangkan atau menunjukkan ketergantungan/penolakkan secara tidak langsung • Menyangkal adanya problema/konflik, menyalahkan akibat gejalanya • Mencari perhatian, tergantung jumlah dan tipe orang yang hadir • Sikap penerimaan yang tenang (“la belle indiference”) t/h keadaan disabilitas yang berat • Sering adanya pramorbid dalam kepribadian dan hubungan personal

  45. Cenderung familiar • Sering pada wanita muda (ringan dan sementara) dewasa muda kronis, bisa berulang dan berlanjut sampai usia pertengahan/lanjut Pedoman Diagnosis Dx : • Tidak ada kelainan fisik • Harus diketahui secara memadai kondisi psikologis dan sosial serta hubungan interpersonal pasien

  46. Diagnosis Banding • Sklerosis Multiple • Lupus Eritematosus Sistemik • Gangguan Somatoform • Neurasthenia • Skizofrenia • Depresi Berat • Simulasi

  47. F44.4 Gangguan Motorik Disosiatif • Kehilangan kemampuan untuk menggerakkan seluruh / sebagian anggota gerak • Paralisis dapat bersifat partial atau total • Dapat terjadi berbagai bentuk dan taraf inkoordinasi (ataksia) • Pada kaki : astasia – abasia • Dapat terjadi : gemetar/bergoyang satu extermitas atau lebih Termasuk : Afonia Psikogenik, Disfonia Psikogenik

  48. F 44.5 Konvulsi Disosiatif • Konvulsi Disosiatif (psendoseizures) dapat menyerupai kejang epileptik dalam hal gerakkannya • Tidak terjadi : Lidah tergigit, Luka karena jatuh saaqt serangan, ngompol, kehilangan kesadaran. Digantikan oleh keadaan seperti stupor atau trans.

  49. F 44.6 Anestesia dan Kehilangan Sensorik Disosiatif • Bagian kulit yang mengalami anestesi seringkali mempunyai batas tegas yg lbh berkaitan dg pemikiran pasien mengenai fungsi tubuhnya daripada dengan pengetahuan dokter • Dapat terjadi perbedaan antara hilangnya perasaan pada berbagai jenis modalitas penginderaan yang tidak mungkin disebabkan oleh kerusakkan neurologis. Hilangnya perasaan sensorik dapat disertai oleh keluhan paraesthesia • Kehilangan penglihatan biasanya jarang bersifat total, lebih berupa gangguan ketajaman penglihatan, kekaburan atau “Tunnel Vision” • Tuli Disodiatif & anosmia lbh jarang terjadi. Termasuk tuli Psikogenik

  50. F 44.8 Gangguan Disosiasi F 44.80 Sindrom Ganser Gangguan ini biasanya ditandai oleh “jawaban kira-kira” yg mendekati, misalnya ditanya 4X5 dijawab 21. disertai oleh beberapa gejala disosiasif lainnya. F 44.81 Gangguan kepribadian multiple • Gangguan ini jarang ditemukan • Ciri utama adanya 2 atau lbh kepribadian yang jelas pd satu individu & hanya satu yg tampak pd setiap saatnya

More Related