1 / 1

33 Mangunwijaya (Widyana, 1995) membedakan antara istilah religi dengan

33 Mangunwijaya (Widyana, 1995) membedakan antara istilah religi dengan. istilah religiusitas. Religi menunjuk pada aspek formal yang berkaitan dengan. aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban. Religi lebih menunjuk kepada kelembagaan

elijah
Télécharger la présentation

33 Mangunwijaya (Widyana, 1995) membedakan antara istilah religi dengan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 33 Mangunwijaya (Widyana, 1995) membedakan antara istilah religi dengan istilah religiusitas. Religi menunjuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban. Religi lebih menunjuk kepada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan atau "dunia atas", dalam aspeknya yang resmi, yuridis, peraturan-peraturan dan hukumnya, serta keseluruhan orgamsasi tafsir Alkitab dan sebagainya yang melingkupi segi-segi kemasyarakatan (gesellschaft). Religiusitas menunjuk pada aspek yang telah dihayati oleh individu di dalam lubuk hati, riak getaran hati nurani pribadi, dan sikap personal. Oleh karena itu pada dasarnya religiusitas mengatasi atau lebih dalam dari religi yang tampak, formal, dan resmi. Religiusitas lebih bergerak dalam tata paguyuban (Gemeinschaft) yang cirinya lebih intim. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Dister (1990) yang mengartikan religiusitas sebagai keberagamaan yang berarti adanya unsur internalisasi agama itu ke dalam diri seseorang. Menurut Vergote (Dister, 1990) individu yang memiliki sikap religius adalah individu yang tahu dan mau menerima serta manyetujui aturan religi yang benar, yang diwariskan oleh masyarakat kepadanya dan selanjutnya ia menjadikannya sebagai milik sendiri, keyakinan pribadi, iman kepercayaan batiniah yang diwujudkannya dalam perilaku sehari-hari. Manusia religius, menurut Spranger (Widyana, 1995) adalah manusia yang berketuhanan, memandang segala macam bentuk kehidupan adalah merupakan suatu kesatuan atau unity. Secara instinctif ataupun rasional segala pengalaman yang berkaitan dengan kehidupan dan penglaman terhadap Tuhan merupakan prinsip objektif sebagai pengalaman pribadi. Adisubroto (Kurniawan, 1997) berpendapat

More Related