160 likes | 904 Vues
KULTUR MIKROSPORA. PENDAHULUAN. Kultur : Budidaya Mikrospora (Wullems dan Schrauwen, 1999) serbuk sari yang masih muda, dengan struktur satu inti Kultur Mikrospora : Budidaya tumbuhan dengan mengambil bagian dari Anther(kepala putik) atau Benang sari(mikrospora) sebagai ekplan.
E N D
PENDAHULUAN • Kultur : Budidaya • Mikrospora (Wullems dan Schrauwen, 1999) serbuk sari yang masih muda, denganstruktur satu inti • Kultur Mikrospora : Budidaya tumbuhan dengan mengambil bagian dari Anther(kepala putik) atau Benang sari(mikrospora)sebagaiekplan
Beberapafaktor lain yang jugaberpengaruh antara lain • kondisi tanaman donor, • cara isolasi mikrospora dari kepala sari, • suhuinkubasi • Medium
Fase Perkembangan Mikrospora • Uni-nukleat sangat awal, dicirikan oleh inti mikrospora di tengah, dinding mikrospora sangat tipis dan tanpa vakuola. • Uni-nukleat awal, dicirikan oleh inti mikrospora di tengah, dinding sudah semakin kuat dan vakuola kecil bentuk sferik. • Uni-nukleat tengah awal, dicirikan oleh sebgian besar inti mikrospora di tengah sedangkan sebagian kecil inti mikrospora di tepi, vakuola besar.
Uni-nukleat tengah, hampir sama dengan uninukleat tengah awal tetapi ukuran vakuola dua kali ukuran vakuola pada stadium sebelumnya. • Uni-nukleat akhir, dicirikan oleh hampir semua mikrospora mempunyai inti di tepi, pada beberapa jenis sudah berkembang menjadi stadium 2 inti, vakuola besar berbentuk bulat telur.
Fase stadium binukleat(stadium biselular) • mikrospora sudah mencapai akhir perkembangannya sehingga dapat disebut serbuk sari. • inti generatif • membelah secara mitosis menghasilkan 2 inti sperma • Terjadi didalam pembuluh serbuk sari
KENDALA • tingginya kontaminasi yang disebabkan oleh kontaminasi bakteri • mikrospora yang dikultur mati dan tidak dapt bertahan hidup setelah sejumlah medium cair yang disertakan saat dikultur menjadi kering akibat penguapan • kesulitanuntukanalisisterjadinyainduksi, • keduakesulitanmenetapkanstadium awalperkembanganembrioid(Reynolds, 1997)