440 likes | 718 Vues
RISET SISTEM INFORMASI. Dipresentasikan oleh: Rafrini Amyulianthy 0706306636. TOPICS. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology Perceived Usefulness Ease of Use, and Usage of Information Technology: A Replication
E N D
RISET SISTEM INFORMASI Dipresentasikan oleh: Rafrini Amyulianthy 0706306636
TOPICS • Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology • Perceived Usefulness Ease of Use, and Usage of Information Technology: A Replication • Re-Examining Perceived Ease of Use and Usefullness: A Confirmatory Factor Analysis • On The Use, Usefulness and Ease of Use of Structural Equation Modeling in MIS Research: A Note of Caution • Testing the Determinants of Microcomputer Usage via a Structural Equation Model
Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology (Fred D.Davis)
LATAR BELAKANG PENELITIAN • Teknologi informasi memberikan potensi untuk mengimprove kinerja dari white-collar • Namun kinerja dihalangi oleh ketidakmauan dari pengguna untuk menerima dan menggunakan sistem tersebut • Terlepas dari kerangka teoritis, pengukuran yang lebih baik untuk memprediksi dan menjelaskan penggunaan sistem akan memiliki nilai praktik yang lebih besar, baik untuk vendors untuk menilai adanya ide desain baru dan manajer sistem informasi yang menilai penawaran dari vendors
TUJUAN PENELITIAN • Untuk mencari pengukuran yang lebih baik untuk memprediksi dan menjelaskan pengguna dari sistem • Penelitian ini fokus terhadap 2 kerangka teori, perceived usefulness dan perceived ease of use yang merupakan faktor mendasar dari pengguna sistem
METODE PENELITIAN • Perceived usefulness: tingkat dimana sesorang percaya dengan menggunakan sistem tertntu maka akan meningkatkan kinerjanya • Perceived ease of use: tingkat dimana seseorang percaya jika menggunakan sisem tersebut maka akan merasa lebih mudah • Definisi dari dua variabel tersebut digunakan untuk membangun skala kuesinoner yang sudah diuji sebelumnya untuk melihat validitas dan reliabilitasnya dan untuk membuat validitas dari 2 studi penelitian dengan total user 152 orang dan 4 program aplikasi
METODE PENELITIAN • Studi 1 (field study): • Dilakukan untuk menilai reliability, convergent validity, discriminant validity, dan factorial validity dari 10 item hasil skala pre-test. Sampel nya terdiri dari 120 user yang dibagikan kuesioner yang menanyakan tingkat usefulness dan ease of use dari 2 sistem yang tersedia: PROFS electronic mail dan XEDIT file editor. Dilakukan analisis item untuk menghilangkan item-item dan memasukkan item-item yang lebih tepat. Hasilnya adalah 6 skala pengukuran baru untuk pengujian validitas. • Studi 2 (lab study): • Dilakukan untuk menguji 6 item dari skala usefulness dan ease of use hasil scale refinement di study 1. Study 2 dilakukan untuk mengukur ketepatan pengujian prototype atau pemilihan dari sistem. Karena penggolongan merupakan hal yang cukup penting karena pengukuran ini sering diterapkan didalam praktek. Terdiri dari 40 partisipan yang menguji 2 IBM PC-based graphics system: Chart Master & Pendraw.
HASIL PENELITIAN • Adanya skala pengukuran baru, yang lebih tepat dan efisien. Adanya definisi baru yang tercipta dari sudut pandang yang bervariasi, termasuk didalamnya: expectancy theory, self-efficacy theory, behavioral decision theory, diffusion of innovation, marketing, and human intercation untuk definisi dari usefulness dan ease of use • Untuk 2 studi, usefulness memiliki korelasi yang lebih besar signifikan dengan perilaku user daripada ease of use. Hasil dari analisis regresi menyebutkan bahwa perceived ease of use mungkin saja terjadi karena adanya perceived usefulness
KETEBATASAN PENELITIAN • Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperdalam bagaimana pengukuran dapat diaplikasikan dalam setting desain dan evaluasi • Karena terdapat fakta yang menyebutkan bahwa pengukuran dapat dilakukan secara psikometrika, baik setelah adanya pengenalan terhadap target/user dari sistem dan juga setelah pengalaman dari penggunaan sistem dari user
Perceived Usefulness Ease of Use, and Usage of Information Technology: A Replication (Dennis A. Adams & R. Ryan Nelson)
LATAR BELAKANG PENELITIAN • Fred Davis (1989) menyebutkan hasil penelitiannya yang mengembangkan dan membentuk 2 skala pengukuran yang valid, perceived usefulness dan perceived ease of use yang merupakan faktor penentu yang fundamental yang diterima oleh pengguna teknologi informasi • Pengukuran ini juga digunakan oleh para peneliti yang tertarik meneliti faktor yang mempengaruhi kesuksesan dari sistem informasi
TUJUAN PENELITIAN • Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Fred Davis yang fokus pada perceived usefulness, ease of use, dan usage of information technology dan menguji validitas dengan memberikan bukti dari 2 studi penelitian dengan menggunakan sampel yang independen untuk variasi dalam teknologi • Dua studi ini fokus pada evaluasi dari skala ease of use dan usefulness dan menguji hubungan antara ease of use, usefulness dan system usage
METODOLOGI PENELITIAN • Menggunakan metode SEM untuk mengukur pengaruh usefulness dan ease of use untuk level usage. Penelitian ini memiliki 2 studi: • Studi 1: memasukkan electronic mail (e-mail) & voice mail (v-mail) • Menguji hubungan antara ease of use, usefulness, dan usage for users untuk voice dan electronic mail systems antar 10 perusahaan yang berbeda. Sebagai perbedaan dengan penelitian Davis (1989) penelitian ini membandingkan 2 teknologi yang mirip (v-mail dan e-mail) untuk grup user yang bersifat heterogeneus (antar organisasi), dan meyediakan pengujian dan validitas dari skala ease of use dan usefulness • Total jumlah responden adalah 118 dari 10 perusahaan yang berbeda • Studi 2: memasukkan word processing, spreadsheets, graphics • Tidak memasukkan faktor teknologi yang memiliki fungsi yang sama, namun membandingkan teknologi yang karakteristiknya serupa. Dalam studi ini dibandingkan dengan software yaitu: Wordperfect, Lotus 1-2-3, dan Harvard graphis • Total pengguna adalah 73 users
KESIMPULAN • Hasil Studi 1: • Hubungan antara ease of use dan usefulness to usage konsisten dengan penelitian sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa usefulness berhubungan dengan usage, namun easu of use tidak terllau penting hubungannya secara keseluruhan utnuk menentukan penggunaan (use). • Hasil Studi 2: • Memastikan validitas dan reliabilitas dari skala ease of use dan usefulness dan menunjukkan bahwa kedua hal tersebut dapat dibedakan. Hasil studi 2 lebih kompleks dan menimbulkan beberapa pertanyaan baru. Karena adanya faktor pengguna yang terpaksa dalam pemilihan program software tertentu. Selain itu tidak konsisten antara model dari ease-of use dan usefulness. • Salah satu penyebabnya adalah karena adanya perbedaan yang memperlemah pengukuran pengukuran dari usage.
KESIMPULAN • Penelitian selanjutnya diperlukan untuk menguji dampak ini untuk menentukan hubungan langsung antara ease of use dan usefulness. Dan juga memperhatikan perilaku (behaviour) dari IS • Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini dapat menambah skala pengukuran dari ease of use dan usefulness dari Davis (1989) yang masih belum cukup valid dalam menghubungkan terhadap user dari teknologi yang harusnya juga diperhitungkan
Re-Examining Perceived Ease of Use and Usefullness: A Confirmatory Factor Analysis (Alber H. Segars & Varun Grover)
LATAR BELAKANG PENELITIAN • Penelitian Adams et al (1992) yang menunjukkan hasil dari 2 studi yang didesain dari replikasi penelitian Fred Davis (1989) yang membicarakan perceived usefulness, ease of use, dan juga pengaruhnya terhadap penggunaan teknologi informasi
TUJUAN PENELITIAN • Meneruskan penelitian dari Adams et al , karena dalam penelitian tersebut adanya ketidakkonsistenan baik didalam maupun antar 2 studi untuk melihat kekuatan pengaruh dari prinsip yang dibuat Davis karena dinilai masih sederhana
METODE PENELITIAN • Penilaian validitas menurut: 1. Classical Approaches: MTMM analysis, analysis of variance (ANOVA), dan common factor analysis(CFA) • Classical approaches merupakan confirmatory metrik dari properti pengukuran yang memiliki banyak kekurangan. Salah satunya, MTMM tidak menyediakan kriteria yang konklusif yang diinginkan untuk menilai validasi suatu desain/construct. Karena hanya fokus terhadap jumlah korelasi yang paling banyak terpilih. Sehingga mengabaikan perbedaan yang terpenting dalam magnitude antara pasangan korelasi
METODE PENELITIAN • 2. Contemporary Approaches: variety of confirmatory factor models utilizing maximum likelihood estimation • Structural equation modeling tumbuh pesat didalam ilmu psikologi dan sosial. Karena model ini mampu mengukur dan menggolongkan hubungan dependen , baik yang multipel maupun independen • Model ini biasanya digunakan dengan program software LISREL yang terdiri dari 2 bagian, yaitu: measurement model (confirmatory analysis model) dan structural equation model • Measurement model menguji hubungan dari variabel teramati terhadap variabel laten • Structural equation model menguji hubungan dimana semua variabelnya merupakan variabel laten (tidak dapat diukur) • Berdasarkan teori yang disebutkan maka penelitian ini menggunakan confirmatory factor approaches
METODE PENELITIAN • Gambar 1 merupakan model awal dari penelitian Davis (1989)/ Two-Factor Model
METODE PENELITIAN • Selanjutnya dilakukan respecifying dari pengukuran model. Karena pada tabel 2 ditemukan bahwa two-factor model tidak cukup dalam menjelaskan hubungan antara “job performance” dan “effectiveness” • Sehingga karena berdasarkan besaran residual relative, maka dilakukan three-factor model dimana indikator “job performance” dan “effectiveness” sebagai additional factor
HASIL PENELITIAN • Dengan three-factor model nilai chi-squaresnya sangat besar dan signifikan • Sehingga disimpulkan bahwa setiap faktor yang dihipotesiskan secara signifikan berbeda antara yang satu dan lainnya atau dengan kata lain, struktur dari three-factor model menunjukkan discriminant validity
KESIMPULAN • Hubungan dari studi 1 penelitian Adams et al (1992) bukanlah model yang sempurna seperti yang disebutkan dalam struktur two-factor oleh Davis (1989) • 8 indikator dari struktur three-factor merupakan model terbaik untuk melihat hubungan antara variabel laten dan variabel teramati
On The Use, Usefulness and Ease of Use of Structural Equation Modeling in MIS Research: A Note of Caution (Wynne W. Chin & Peter A. Todd)
LATAR BELAKANG PENELITIAN • Teknik SEM yang berupa LISREL, EQS, PLS dsb sangat penting karena memberikan cara yang powerful untuk memecahkan problem dalam riset sistem informasi • Melanjutkan kembali penelitian dari Segars dan Grover
TUJUAN PENELITIAN • Meneliti kembali three-factor model yang diusulkan oleh S&G • Karena dianggap masih tidak jelas akan interpratasi substantive tersebut, karena faktor effectiveness mungkin saja tergabung di dalam Technologi Acceptance Model (TAM)
METODE PENELITIAN • Dilakukan pengujian kembali untuk usefulness dan effectiveness dengan menggunakan data set yang berbeda dan juga yang asli dari Adams et al • Analisis dan pengujian dilakukan dengan EQS dan AMOS dengan menggunakan prosedur Maximum Likelihood Estimation (MLE) • Dengan ukuran yang diusulkan S&G dan juga adanya data set yang baru, dilakukan perbandingan model fit estimasi parameter dengan one-factor (usefulness) dan two-factor (usefulness dan effectiveness)
METODE PENELITIAN • Dilakukan pengujian untuk two-factor model, dengan randomization test. Jika two-factor (usefulness dan effectiveness) model mendukung maka akan lebih cocok daripada model two-factor yang dipilih secara acak, dan sebaliknya • Hasilnya adalah random two-factor memiliki kecocokan yang lebih tinggi daripada two-factor (usefulness dan effectiveness) model • Lalu dilakukan cross validation. Yang pertama untuk Adams et al. Hasilnya adalah single-factor model memiliki kecocokan yang sama dengan two-factor (usefulness dan effectiveness) model. • Yang kedua, cross validation dilakukan dengan membagi data set yang baru menjadi 2 sampel
METODE PENELITIAN • Hasilnya adalah single-factor model memiliki kecocokan yang sama, atau bahkan lebih baik daripada two-factor (usefulness dan effectiveness) model
HASIL PENELITIAN • Single-factor usefulness model cocok dengan “true population” model dari pada two-factor model.
Testing the Determinants of Microcomputer Usage via a Structural Equation Model (Magid Igbaria, Tor Guimaraes & Gordon B. Davis)
LATAR BELAKANG PENELITIAN • Perusahaan selalu meningkatkan investasi di dalam aplikasi komputer (prosesor, spreadsheets, communications-email, graphics, dan database management) • Sehingga peningkatan permintaan untuk microcomputer menimbulkan kelemahan dari pembuat PC dan retailer secara majoritas • Microcomputer adalah komputer dengan microprosesor sebagai central processing unit
TUJUAN PENELITIAN • Untuk membangun dan menguji model konseptual yang memasukkan pengguna microcomputer
HIPOTESA PENELITIAN • Proposisi Set 1: External Factor • Individual Characteristic H1a: User training akan secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi pengguna melalui pemikirannya H1b: Pengalaman komputer akan secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi pengguna melalui pemikirannya • Organisational Charcteristic • H2: Dukungan dari organisasi akan secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi pengguna melalui pemikirannya • System Charcteristic • H3: Kualitas dari sistem akan secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi pengguna melalui pemikirannya
HIPOTESA PENELITIAN • Proposition Set 2: Beliefs Perceived Ease of Use • H4a: Perceived ease of use memiliki hubungan positif dengan pengguna microcomputer • H4b: Perceived ease of use memiliki hubungan positif dengan perceived usefulness • Perceived Usefulness • H5: Perceived usefulness memiliki hubungan yang positif dengan pengguna microcomputer
METODE PENELITIAN • Dengan menggunakan kuesioner terhadap part-time mahasiswa MBA. • Step 1: dilakukan dengan partial least squares (PLS) untuk menilai reliabilitas dari pengukuran terhadap variabel. PLS merupakan teknik multivariate untuk menguji skala properti dari psikometri yang digunakan untuk mengukur variabel.
METODE PENELITIAN • Gambar 1 menunjukkan model struktur yang diuji yang menggambarkan hubungan hubungan atau jalur antar teori yang dibangun.
METODE PENELITIAN • Step 2: pengujian terhadap revised model • Model awal dirubah bentuknya untuk menggabungkan atas perubahan dari pengukuran karena adanya evaluasi dari pengukuran model • Lalu dilakukan discriminant analysis, hasilnya adalah hubungan antar variabel memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan indikatornya daripada model yang sebelumnya • Step 3: pengujian ulang tehadap revised model • Revised model yang terdiri 9 construct diuji dengan hold sample. Memberikan hasil bahwa perceived ease of use, umumnya memiliki dampak tidak langsung melalui perceived usefulness
HASIL PENELITIAN • Hasil menyebutkan beberapa konsep yang sudah ditawarkan sebelumnya, temasuk efek individu, organisasi, karakteristik dari sistem, dsb untuk dapat dijadikan faktor yang menjadi faktor penentu dari usage microcomputer • Hasil penelitian menunjukkan kegunaan pengujian atas faktor yang memiliki kontribusi terhadap pengguna microcomputer dan faktor eksternal yang mempengaruhi variabel endogenus seperti usefulness dari sistem • Pentingnya dukungan EUC dan management terbukti dalam penelitian ini, dan juga kebutuhan terhadap mekanisme desain seperti program training dan juga berita yang dapat meningkatkan pandangan user terhadap microcomputer