260 likes | 787 Vues
ETIKA LINGKUNGAN. TF – FTI - UAJY. Pengertian etika lingkungan.
E N D
ETIKA LINGKUNGAN TF – FTI - UAJY
Pengertian etika lingkungan Etika lingkungan dapat diartikan sebagai dasar moralitas yang memberikan pedoman bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan yang baik dalam menghadapi dan menyikapi segala sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan sebagai kesatuan pendukung kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan umat manusia serta makhluk hidup lainnya. Etika lingkungan yang baik akan dapat ikut menjadikan perilaku kita semakin arif dan ramah terhadap lingkungan.
Mentalitas Frontier (1) Banyak kasus membuktikan bahwa kemerosotan mutu lingkungan itu disebabkan oleh teknologi yang mencemari, diikuti oleh konsumsi yang berlebihan, kebijaksanaan pembangunan yang kurang serasi, terutama karena sering kali terjadi benturan kepentingan antar – sektor yang tidak terselesaikan dengan baik, masalah kemiskinan, masalah pertambahan penduduk yang cepat serta masalah kerawanan sosial dan keamanan. Namun dari segala bukti yang telah kita lihat, akar dari banyak permasalahan lingkungan adalah bersumber dari adanya mentalitas “ Frontier “ yang cukup mengakar dalam peradaban manusia, bahkan masih tetap terasakan sampai sekarang ini.
Mentalitas Frontier (2) Ditandai oleh tiga konsep ajaran dasar, yaitu : Bahwa dunia sebagai penyedia sumber daya yang tak terbatas untuk digunakan oleh manusia, dan tidak perlu berbagi dengan segala bentuk kehidupan lain yang memerlukannya. Dengan kata lain “ segala sesuatunya senantiasa tetap tersedia terus dan itu semua untuk kita manusia “. Sebagaian dari konsep ini, juga terdapat anggapan bahwa bumi ini memiliki kapasitas yang tidak terbatas untuk menerima dan mengolah pencemaran. Bahwa manusia itu terpisah dari alam dan bukan merupakan bagian dari alam itu sendiri. Bahwa alam dilihat sebagai sesuatu yang harus ditundukkan. Teknologi adalah alat ampuh bagi manusia untuk menundukkan alam, dan juga merupakan jawaban bagi banyak permasalahan konflik antara masyarakat manusia dengan alam.
Mentalitas Frontier (3) Secara lebih rinci mentalitas Frontier ini menegaskan pemahamannya bahwa : Bumi adalah bank sumberdaya yang tak terbatas. Bila persediaan sumber daya habis, kita pindah ke tempat lain. Hidup akan semakin baik bila kita terus dapat menambahkan kesejahteraan material kita. Harga yang harus dibayar untuk setiap usaha adalah penggunaan materi, energi dan tenaga kerja. Ekonomi pada dasarnya adalah ketiga hal tersebut. Alam adalah untuk ditundukkan. Hukum dan teknologi baru akan memecahkan masalah lingkungan yang kita hadapi. Kita lebih tinggi dari pada alam, kita terpisah dari alam dan superior terhadap alam. Limbah adalah sesuatu yang harus diterima dari setiap usaha manusia.
Mentalitas Frontier (4) Mentalitas frontier inilah yang bertanggungjawab sebagai akar penyebab dari kerusakan lingkungan yang kita alami sekarang ini. Akibat yang cukup menonjol dari mentalitas yang demikian ini adalah berkembangnya sikap pandangan yang sangat individual dalam masyarakat dalam menghadapi masalah lingkungan, seperti : apatis, berorientasi pada kepentingan diri sendiri, merasa tidak berarti untuk ikut ambil bagian dalam masalah lingkungan, serta menganut nilai – nilai yang terbatas dalam melihat ruang dan waktu dari masalah lingkungan hidup di mana mereka berada.
Sustainable Ethics Etika baru yang harus merupakan etika masyarakat modern dewasa ini adalah “ sustainable ethics “ yang dikemukakan oleh Chiras, memiliki anggapan dasar bahwa : Bumi merupakan sumber persediaan yang memiliki batas. Mendaur – ulang dan menggunakan sumber daya yang dapat diganti akan mencegah terjadinya kehabisan persediaan sumber daya. Nilai hidup tidak di ukur dari besarnya uang kita di bank. Harga setiap usaha, bukan hanya penggunaan energi, tenaga kerja dan materi tetapi harga eksternal, seperti : kerusakan lingkungan dan kemerosotan derajat kesehatan manusia harus juga diperhitungkan. Kita harus memahami dan bekerja sama dengan alam. Usaha – usaha individu dalam mengatasi masalah yang sangat menekan harus dibarengi dengan hukum yang kuat serta teknologi yang tepat. Kita adalah bagian dari alam, kita dikuasai oleh hukum alam, oleh karena itu harus menghormati komponen hukum – hukum tersebut. Kita tidak lebih hebat dari alam. Limbah adalah tidak dapat ditoleran, sehingga setiap limbah harus punya nilai guna.
Penutup (1) Dapat disimpulkan bahwa etika lingkungan yang cukup menonjol dikemukakan adalah bahwa manusia harus memiliki “ moral commitment “ untuk menciptakan solidaritas kemanusiaan dengan merubah sikap mental, pola pikir atau paradigma yang lebih memberikan kepedulian terhadap penciptaan keharmonisan hidup sesama manusia dengan lingkungan alam dan hayati secara selaras, serasi dan seimbang. Etika lingkungan menjadi sangat fundamental dalam upaya manusia menjaga dan mendayagunakan sumber daya dari lingkungannya adalah didasarkan pada kenyataan bahwa : Meningkatnya kesadaran bersama terhadap pentingnya peran nilai dalam setiap perilaku manusia. Nilai adalah unsur penting dalam kehidupan budaya masyarakat. Dengan nilai yang sesuai dengan konsep “ sustainable development “ maka budaya ramah dan cinta lingkungan akan berkembang.
Penutup (2) 2. Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap pentingnya moral yang ideal bagi para penentu dan pelaku pembangunan. Moral yang benar mengenai lingkungan akan mempengaruhi motivasi seseorang atau masyarakat dalam menyikapi dan menghadapi masalah lingkungan. 3. Meningkatnya keyakinan terhadap pentingnya nilai moral terhadap proses pengambilan keputusan dan tindakan yang memiliki alasan moral. 4. Meningkatnya peran etika dalam menyelesaikan konflik – konflik kepentingan teknologi, ekonomi dan ekologi secara lebih arif. 5. Meningkatnya peran etika lingkungan dalam menciptakan terwujudnya paradigma baru masyarakat dalam menyikapi dan menghadapi isu dan masalah lingkungan.
Harapan (1) Beberapa agenda penting dalam mengembangkan terciptanya masyarakat dunia yang memiliki etika lingkungan yang berintikan nilai – nilai “ sustainable development “ antara lain : Mengkonsepkan ulang nilai–nilai moral yang akan kita wariskan kepada generasi mendatang sehingga mereka secara arif dapat melakukan keputusan maupun tindakan yang mempertimbangkan secara benar dan tepat mengingat kompleksitas interaksi antara maupun di dalam komunitas biologis dan komunitas sosial.
Harapan (2) 2. Mencari pola implementasi yang tepat dari prinsip – prinsip moral yang bersumber dari etika lingkungan tersebut ke dalam pranata dan tata kehidupan masyarakat yang sedang melaksanakan pembangunan secara berkelanjutan. 3. Menggalang peran serta dan kerja sama yang kolaboratif dengan lembaga–lembaga masyarakat yang kompeten dan menaruh kepedulian terhadap upaya peningkatan mutu lingkungan hidup melalui pengembangan jejaring kerja lintas disiplin, lintas budaya maupun lintas sektor.
Sumber Pustaka ETIKA LINGKUNGAN DASAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN[ Poeng P. Poerwanto ] http://www.hakli.or.id/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=4&mode=thread
TERIMAKASIH DAN SEMOGA SUKSES SELALU MENYERTAI SAUDARA