100 likes | 555 Vues
Sejarah Pemikiran Ekonomi. oleh Siti H odijah,SE,M.Si. Fakultas Ekonomi Univ ersitas Jambi. ALIRAN INSTITUSIONAL. KULIAH KE SEPULUH.
E N D
Sejarah Pemikiran Ekonomi oleh Siti Hodijah,SE,M.Si Fakultas Ekonomi Universitas Jambi
ALIRAN INSTITUSIONAL KULIAH KESEPULUH
Di Amerika Serikat pada tahun 20-an muncul aliran pemi-kiran ekonomi yang disebut aliran “institusional”. Aliran institusional menolak ide eksperimentasi sebagaimana yg dianut oleh Aliran sejarah. Orang yg paling berpeng-aruh & mempunyai peran thdp keberadaan aliran institu-sional adalah THORSTEIN BUNDE VEBLEN (1857-1929). • Veblen pada intinya mengkritik teori-teori yg digunakan kaum klasik & Neo-klasik yg model-model teoritis & matematisnya dinilai bias & cenderung terlalu menyeder-hanakan fenomenaekonomi, mengabaikan aspek-aspek non-ekonomi seperti kelembagaan dan lingkungan. • Padahal Veblen menilai pengaruh keadaan & lingkungan sangat besar terhadap tingkah laku ekonomi masyarakat. • Struktur politik dan sosial yg tidak mendukung dapat memblokir & menimbulkan distorsi proses ekonomi.
Bagi Veblen masyarakat adalah suatu kompleksitas tempat setiap orang hidup, setiap orangpun dipengaruhi serta ikut mempengaruhi pandangan serta Perilaku orang lain. • Bagi Veblen, masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi, segala sesuatunya terus-menerus mengalami perubahan. • Pola prilaku seseorang dalam Masyarakat disesuaikan dengan kondisi sosial sekarang. Jika perilaku tersebut Cocok dan diterima, perilaku diteruskan. Sebaliknya, jika suatu perilaku dianggap Tidak cocok, perilaku akan disesuaikan dengan lingkungan. Keadaan dan Lingkungan inilah yang disebut Veblen “Institusi”. Dalam artian yang terkait dengan Nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan serta budaya. Selanjutnya semuanya terefleksikan dalam kegiatan ekonomi, baik dalam berproduksi maupun mengkonsumsi.
Pola prilaku seseorang dalam Masyarakat disesuaikan dengan kondisi sosial sekarang. Jika perilaku tersebut Cocok dan diterima, perilaku diteruskan. Sebaliknya, jika suatu perilaku dianggap Tidak cocok, perilaku akan disesuaikan dengan lingkungan. Keadaan dan Lingkungan inilah yang disebut Veblen “Institusi”. Dalam artian yang terkait dengan Nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan serta budaya. Selanjutnya semuanya terefleksikan dalam kegiatan ekonomi, baik dalam berproduksi maupun mengkonsumsi. • Dalam mengejar tujuan akhir dari kegiatan produksi, yaitu keuntungan. Ada keuntungan yang diperoleh melalui kerja keras dan ada juga yang diperoleh dengan trik-trik licik dengan menggunakan segala macam cara tanpa memperdulikan orang lain. Begitu juga dalam prilaku konsumsi ada perilaku konsumsi yang wajar yaitu ingin memperoleh manfaat atau utilitas yang sebesar-besarnya dari tiap barang yang dikonsumsinya ada pula yang tidak wajar kalau konsumsi ditujukan hanya untuk pamer, yang disebut Conspicuous Consumption.
Perilaku Pengusaha • Veblen melihat dalam masyarakat Amerika yang tumbuh begitu pesat telah melahirkan suatu golongan yang disebutnya “absentee Ownership” • Yang dimaksudkan adalah para pengusaha yang memiliki modal besar dan menguasai sejumlah perusahaan, tetapi tidak ikut terjun langsung dalam kegiatan Operasional perusahaan, Cukup diserahkan pada para frofesional dan karyawan kepercayaannya. Walaupun golongan ini tidakikut dalam kegiatan operasional dalam kenyataan ia memperoleh keuntungan paling besar. • Untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya ada pengusaha tidak segan-segan mematikan usaha pengusaha sungguhan yang memperoleh keuntungan dengan kerja keras. Salah satu cara dengan melakukan akuisisi • Cara lain dengan membanting harga, sehingga produk-produk dari perusahaan perusahaan pesaing tersebut tidak laku, setelah pesaing mati dan keluar dari pasar, biasanya mereka kembali menaikkan harga dan memperoleh laba sangat besar (excessive profit).
Tokoh-tokoh Institusional lainnya • WESLEY CLAIR MITCHEL (1874-1948) Ia juga berjasa dalam mengembangkan metode-metode kuantitatif dalam menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi. Salah satu karyanya Business Cycle and Their Causes (1913) dengan menggunakan bermacam data statistik ia kemudian menjelaskan masalah fluktuasi ekonomi. • GUNNAR KARL MYRDAL (1898) dari Swedia Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut membuat value judgement. Jika tidak dilakukan struktur-struktur teoritis ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis. • JOSEPH A.SCHUMPETER (1883-1950) Mengatakan bahwa sumber utama kemakmuran bukan terletak dalam domain ekonomi itu sendiri, melainkan berada diluarnya, yaitu dalam lingkungan dan institusi masyarakat. Lebih jelas lagi, sumber kemakmuran terletak dalam jiwa kewiraswastaan (entrepreneurship) para pelaku ekonomi yang mengarsiteki pembangunan.
Schumpeter membedakan pengertian invensi dengan inovasi. Invensi adalah hal penemuan tekhnik-tekhnik produksi baru, sementara inovasi mempunyai makna lebih luas, yang tidak hanya menyangkut penemuan tekhnik-tekhnik berproduksi baru, jenis material baru untuk produksi, cara-cara usaha baru, cara-cara pemasaran baru, inovasi dianggap sebagai loncatan dalam fungsi produksi. Enterpreneur lebih jeli mencari peluang, mampu merintis dan mengatur inovasi, mau ,mengadopsi tekhnik, cara dan pola baru dan yang paling penting berani mengambil resiko. DOUGLAS NORTH (1993) dari Amerika Serikat Jasanya yang sangat besar dalam memperbarui riset dalam penelitian sejarah ekonomi dan metode-metode kuantitatif. North mengatakan bahwa reformasi yang dilakukan tidak akan memberikan hasil nyata hanya dengan memperbaiki kebijaksanaan ekonomi makro belaka. Agar reformasi berhasil, dibutuhkan dukungan seperangkat institusi yang mampu memberikan insentif yang tepat kepada setiap pelaku ekonomi. Beberapa contoh institusi yang mampu memberikan insentif tersebut adalah hukum paten dan hak cipta, hukum kontrak dan pemilikan tanah. Bagi North institusi adalah peraturan perundang-undangan berikut sifat-sifat pemaksaan dari peraturan-peraturan tersebut serta norma-norma perilaku yang membentuk interaksi antara manusia secara berulang-ulang.