1 / 25

Sumur Resapan

Sumur Resapan. C hutan =0,1. -. 0,2. l. C budidaya = 0,5. -. 0,6. l. C permukiman pedesaan . l. = 0,4. -. 0,5. C Urban metro = 0,9. -. 1,0. l. Neraca Air:. P = I + R. I/P + R/P= 1. Ik + C = 1. Latar Belakang. Perkembangan Kota. Pertambahan Jumlah Penduduk.

fallon
Télécharger la présentation

Sumur Resapan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Sumur Resapan

  2. C hutan =0,1 - 0,2 l C budidaya = 0,5 - 0,6 l C permukiman pedesaan l = 0,4 - 0,5 C Urban metro = 0,9 - 1,0 l Neraca Air: P = I + R I/P + R/P= 1 Ik + C = 1

  3. LatarBelakang Perkembangan Kota Pertambahan Jumlah Penduduk Peningkatan Kebutuhan Lahan Perubahan Pola Guna Lahan dan Fungsi hidrologis lahan Peningkatan Kebutuhan Air Peningkatan Limpasan Resiko Banjir/Kering Bertambah Beban Saluran Drainase Bertambah Imbuhan Air Berkurang Perda PemKot 14/1998/123 Ancaman keberlanjutan input sumber air Penerapan SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

  4. Imbuhan Air Tanah MINIM Keberlanjutan Sumber Air Terancam Limpasan Semakin Besar Beban Sistem Drainase Bertambah Resiko Banjir Meningkat Konsep Sistem Drainase Konvensional IMPLIKASI : Drainage = mengalirkan, membuang, menguras, mengalihkan air (Suripin, 2004) Daerah Terbangun Semakin Meningkat ??

  5. Konsep Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan Mempertahankan/Mengembalikan Fungsi Hidrologis Lahan dengan maksimalisasi konservasi sehingga limpasan terminimasi Imbuhan Air Tanah Bertambah Beban Limpasan Saluran Drainase Makro Berkurang Resiko Banjir Berkurang

  6. Konsep Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan

  7. Potensi Peresapan Lokal U s.LebakLarang Topografi : Topografi 750-770 dpl dari utara ke selatan, ke barat, tidak beraturan mengikuti pembangunan beton,tapi secara garis besar tetap seperti kontur alami. Sumber : Peta Digital Bakosurtanal, 2000

  8. Potensi Peresapan Lokal Peta Isofreatik, dan arah aliran air tanah Muka air tanah 745-752 dpl mengalir dariutara ke tenggara/barat U Ketinggian MAT 0-20 m dmt Pengambilan Data : Jumat, 6 Mei 2005

  9. Potensi Peresapan Lokal Permeabilitas (Sampurno,1994) Permeameter

  10. Peluang > 5 % Gumbel Modifikasi Distribusi Peluang Iwai Kadoya Chi Kuadrat Log Pearson Analisis Intensitas Hujan Analisis Hidrologi

  11. Van Breen Analisis Intensitas Hujan Metode Perhitungan Intensitas Hujan Bell Tanimoto Galat Terkecil Hasper Weduwen Talbot Ishiguro Sherman Analisis Hidrologi

  12. Kurva IDF Stasiun GM ITB Analisis Hidrologi

  13. Analisis Hidrologi Metode Van Breen dengan Persamaan Talbot

  14. Sistem Pengimbuhan Air Tanah Sumur Resapan ? Sumur resapan adalah sumur yang dibuat sebagai tempat penampungan air hujan berlebih agar memiliki waktu dan ruang untuk meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. (Suripin)

  15. Metode Perhitungan dan Desain Sumur Resapan SNI (1990) Sunjoto (1991) Soenarto (1995) Konstruksi Dinding Sumur Tipe II Tipe I Tipe II

  16. D i At H L As K Metode SNI (1990) Keterangan : • i = Intensitas hujan (m/jam) • At = Luas tadah hujan (m2),berupa atap atau permukaan tanah yang diperkeras • K = Permeabilitas (m/jam) • L = Keliling Penampang sumur (m) • As = Luas penampang sumur (m2) • D = Durasi hujan (jam) • H = Kedalaman Sumur (m)

  17. Penurunan Rumus SNI DINDING PORUS • Qsumur= Qbid.tadah- Qres • Qbid.tadah=I.Abid.tadah • Qres= K (LH+A) • I.Abid.tadah=H.A­sumur+KLH+K A­sumur • Dengan lama/durasi hujan, maka : Perlu ada Nilai Faktor untuk Konstruksi Dinding yang Tidak Seluruhnya Porus

  18. C x I x A Q H = tinggi muka air dalam sumur (m) F = faktor geometrik (m) Q = debit air masuk (m3/dtk) T = waktu pengaliran (detik) K = koefisien permeabilitas tanah (m/dtk) R = jari-jari sumur (m) H R L F K 2 π(L + 2/3 R) ln ((L+2R) / 2R + π(L/2R)2 + 1 ) Metode Sunjoto (1991)

  19. Penurunan Persamaan Sunjoto • Perhitungan Berdasarkan perubahan proses dari waktu ke waktu • Adanya faktor geometri yang merupakan faktor koreksi terhadap bentuk sumur

  20. Vp dt A dH Vr dt Metode Soenarto (1995) Vp dt – Vr dt = A dH Vp = volume air hujan yang masuk dalam waktu dt (m3) Vr = volume air hujan yang terinfiltrasi ke dasar dan dinding sumur pada waktu dt (m3) A = luas penampang sumur (m2) dt = waktu yang diambil sebagai dasar perhitungan(det) H = tinggi muka air dalam sumur dihitung dari dasar sumur (m) Vr = K x (As + HL)

  21. Penurunan Persamaan Sunjoto • Perhitungan Berdasarkan perubahan proses dari waktu ke waktu • Adanya faktor geometri yang merupakan faktor koreksi terhadap bentuk sumur

  22. TIPE 1 TIPE 2 TIPE 3 Perbandingan Desain

  23. TIPE 2 TIPE 1 TIPE 3 Cocok Diterapkan Di Permukiman Perkotaan Tanah cukup keras Jarang penduduk Tanah Relatif keras Tanah Sangat Rapuh Dimensi (Volume) dibutuhkan relatif kecil Resapan Lebih Besar

  24. Saran Untuk kebutuhan-kebutuhan lahan yang khusus,dapat diaplikasikan alternatif desain sumur resapan yang lainnya : • Tipe II dengan dinding porus diganti dengan pasangan bata siar tegak/datar berongga (untuk daerah dengan beban bangunan tinggi) • Tipe II dengan isian batu untuk daerah dengan kelerengan tinggi atau tanahyang mudah geser namun mempunyai permeabilitas yang baik

More Related