1 / 17

Madyaspd12

saya

Télécharger la présentation

Madyaspd12

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MADYA, S.Pd X PERBANKAN

  2. Memahami Kredit Perbankan PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN, DAN JENIS – JENIS KREDIT. 1. Pengertian Kredit berasal dari kata Italia, Credere yang artinya kepercayaan, Yaitu kepercayaan dari kreditor bahwa deditornya akan mengembalikan pinjaman berserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Tegasnya, kreditor percaya bahwa kredit itu tidak akan macet. Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati – hatian. Indikatror kepercayaan ini adalah kepercyaan moral, komersial, finansial dan anggunan. Kepercayaan di bedakan atas kepercayaan murni dan kepercayaan reserve. Kepercayaan murni Adalah jika kreditor memberikan kredit kepada debitornya hanya atas kepercayaan saja, tanpa ada jaminan lainnya. Misalnya : Masyarakat menabungkan uangnya pada suatu bank hanya atas kepercayaan saja, karena bank hanya memberikan tanda bukti berupa bilyet deposito, blangko buku cek atau bilyet giro kepada penabungnya. Jika banknya dilikkuidasi, penabung memiliki bilyet deposito atau blangko bilyet giro saja.

  3. Kepercayaan reserve diartikan kreditor menyalurkan kredit/pinjaman kepada debitor atas kepercayaan, tetapi kurang yakin sehingga bank selalu minta anggunan berupa meteri ( Seperti BPKB dan lain-lain ). Bahkan suatu bank dalam menyalurkan kredit mengutamakan anggunan atas pinjaman tersebut. Kredit Adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu. Dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keutungan ( UU RI No.7 Tahun 1992 tentang perbankan Bab I, Pasal 1, ayat (12). Kredit Adalah semua jenis pinjaman yang harus di bayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati ( Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan – 1996 ). Manajemen perkreditan bank adalah kegiatan mengatur pemanfaatan dana – dana bank supaya produktif, aman dan giro wajib minimalnya tetap sehat (penulis). Manajemen perkreditan akan dapat dilakukan dengan baik jika didasarkan perhitungan yang matang dan terpadu dari perdapatan, keamanan, dan giro wajib minimalnya. Oleh karena itu pimpnan bank dituntut agar melaksanakan perencanaan, alokasi, dan kebijakan penyaluran kreditnya. Manajemen Perkreditan Bank pada dasarnya merupakan suatu proses yang terintegrasi antara sumber-sumber dana kredit, alokasi dana yang dapat dijadikan kredit dengan perencanaan, pengorganisasian, pemberian administrasi dan pengamanan kredit (Drs. M. Sinunungan, 199:210).

  4. 2. Fungsi dan Tujuan Kredit Fungsi Kredit bagi masyarakat, antara lain dapat : 1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian. 2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. 3. Memperlancar arus barang dan arus uang. 4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain – lain). 5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada. 6. Meningkatkan daya guna ( Utility ) barang. 7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat. 8. Memperbesar modal kerja perusahaan. 9. Meningkatkan income per capita ( IPC ) masyarakat. 10. Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.

  5. 3. Tujuan penyaluran kredit, antara lain adalah untuk : 1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit. 2. Memanfaatkan dan memprodukfikan dana – dana yang ada. 3. Melaksanakan kegiatan operasional bank. 4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat. 5. Memperlancar lalu lintas pembayaran. 6. Menambah modal kerja perusahaan. 7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

  6. 4. Jenis – jenis kredit Jenis kredit dibedakan berdasarkan sudut pendekatan yang kita lakukan, yang berdasarkan tujuan kegunaannya, jangka waktu, macam, sektor perekonomian, agunan, golongan ekonomi, serta penarikan, dan pelunasan. a. Berdasarkan tujuan/ kegunaannya 1. kredit Konsumtif yaitu : kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama keluarganya, seperti kredit rumah atau mobil yang akan digunakan sendiri bersama kelurganya. Kredit ini tidak produktif. 2. Kredit Modal Kerja ( Kredit Perdagangan ) Yaitu : Kredit yang akan di pergunakan untuk menambah modal usaha debitur. Kredit ini produktif. 3. Kredit Investasi Yaitu : Kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif. Tetapi baru akan menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama. Biasanya kredit ini diberikan grace period, Misalnya : Kredit untuk perkebunan kelapa sawit dan lain – lain.

  7. d. Berdasarkan Sektor Perekonomian 1. Kredit Pertaniaan Ialah kredit yang di salurkan kepada perkebunan, perternakan, perikanan. 2. Kredit Perindustrian Ialah kredit yang disalurkan kepada beraneka macam industri kecil, menengah, dan besar. 3. Kredit Pertambangan Ialah kredit yang disalurankan kepada beraneka macam pertambangan. 4. Kredit Ekspor-Impor Ialah kredit yang diberikan kepada eksportir dan atau importir beraneka barang. 5. Kredit Koperasi Ialah kredit yang diberikan kepada jenis-jenis koperasi. 6. Kredit Profesi Ialah kredit yang di berikan kepada beraneka macam profesi. Seperti dokter dan guru.

  8. b. Berdasarkan Jangka Waktu 1. Kredir jangka pendek yaitu kredit yang jangka waktunya paling lama satu tahun saja. 2. Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya antara satu sampai tiga tahun. 3. Kredit jangka panjang yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. c. Berdasarkan Macamnya 1. Kredit Akset yaitu kredit yang diberikan bank yang pada hakikatnya hanya merupakan pinjaman uang biasa sebanyak plafondkredit ( L 3/BMPK )-nya. 2. Kredit penjual yaitu kredit yang diberikan penjual kepada pembeli, artinya barang telah diterima pembayaran kemudian. Misalnya Usance L/C. 3. Kredit pembeli adalah pembayaran telah dilakukan kepada penjual tetapi barangnya di terima belakangan atau pembelian dengan uang muka, Misalnya Red Clause L/C.

  9. e. Berdasarkan Agunan/jaminan 1. Kredit Agunan Orang Ialah kredit yang diberikan dengan jaminan seseorang terhadap debitur bersangkutan. 2. Kredit Agunan Epek Adalah kredit yang diberikan dengan agunan epek-epek atau surat berharga. 3. Kredit Agunan Barang Adalah kredit yang diberikan dengan agunan barang tetap, barang bergerak, dan logam mulia. Kredit barang ini harus memperhatikan Hukum Perdata Pasal 1132 sampai dengan Pasal 1139. 4. Kredit Agunan Dokumen Adalah kredit yang diberikan dengan agunan dokumen transaksi seperti Letter Of Credit.

  10. f. Berdasarkan Golongan Ekonomi 1. Golongan ekonomi lemah ialah kredit yang disalurkan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, seperti KUK, KUT, dan lain-lainnya. Golongan ekonomi lemah adalah pengusaha yang kekayaan maksimumnya sebesar Rp. 600 juta, tidak termasuk tanah dan bangunannya. 2. Golongan ekonomi menengah dan konglomerat adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha menengah dan besar. g. Berdasarkan Penarikan dan Pelunasan 1. Kredit rekening koran (Kredit Perdagangan) adalah kredit yang dapat ditarik dan dilunasi setiap saat, besarnya sesuai dengan kebutuhan : penarikan dengan cek, bilyet giro, atau Pemindahbukuan : pelunasannya dengan setoran-setoran. Bungan dihitung dari saldo harian pinjaman saja bukan dari besarnya plafond kredit. Kredit rekening koran baru dapat ditarik setelah plafond kredit disetujui. 2. Kredit berjangka adalah kredit yang penarikannya sekaligus sebesar plafondnya. Pelunasan dilakukan setelah jangka waktunya habis. Pelunasan bisa dilakukan secara cicilan atau sekaligus, tergantung kepada perjanjian.

  11. Contoh : M. Raja Akbar F. Hasibuan mendapat kredit sebesar Rp. 120 juta untuk jangka waktu 12 bulan. Cicilan setiap bulan Rp. 10 juta ditambah bungan saldo pinjaman. Kredit ini tidak dapat dilunasi Raja Akbar sebelum habis jangka waktunya atau 12 bulan, walaupun ia mempunyai uang untuk melunasinya. B. Penyaluran Kredit. 1. Perencanaan Penyaluran Kredit Perencanaan penyaluran kredit harus dilakukan secara realistis dan objektif. Agar pengendalian dapat berfungsi dan tujuan tercapai. Perencanaan penyaluran kredit harus didasarkan pada keseimbangan antara jumlah, sumber, dan jangka waktu dana agar tidak menimbulkan masalah terhadap tingkat kesehatan dan likuiditas bank. Jelasnya, rencana ini harus diperhitungkan secara terpadu oleh perencana secara baik dan benar. Dalam rencana penyaluran kredit ini harus ada pedoman tentang prosedur, alokasi, dan kebijaksanaannya. 2. Syarat – Syarat Karyawan Bagian Kredit Dalam penyaluran kredit, profesionalitas karyawan sangat dibutuhkan. Untuk itu diperlukan karyawan bagian kredit dengan syarat : 1. Jujur dan bermoral baik, serta ahli di bidang perkreditan. 2. Adil dalam memberikan pelayanan terhadap semua nasabah bank. 3. Mengetahui hukum – hukum perjanjian da perikatan agunan kredit. 4. Objektif syarat – syarat agunan yang boleh diterima.

  12. 5. Objektif dalam penilaian agunan kredit yang diberikan nasabah. 6. Berpengetahuan luas tentang nilai ekonomis agunan kredit. 7. Mengetahuan ketetapan dan surat edaran Bank Indonesia tentang perkreditan bank. 8. Menaati peraturan dan prosedur penyaluran kredit.

  13. 3. Prosedur Penyaluran kredit Prosedur yang harus dipenuh dalam penyaluran kredit, antara lain : 1. Calon debitor menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang diinginkan pada formulir aplikasi permohonan kredit. 2. Calon debitor mengajukan jenis kredit yang diinginkan. 3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari permohonan kredit tersebut. 4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal Lending Limit ( L3 ) atau BMPK-nya. 5. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit ( perjanjian kredit ) ditandatangan oleh kedua belah pihak.

  14. 4. Alokasi Penyaluran Kredit Alokasi penyaluran kredit harus berpedoman pada ketetapan dan surat edaran otoritas moneter dan Bank Indonesia, Yaitu sebagai berikut : 1. Pemilik bank ( pemegang saham ) mendapatkan maksimal 20% dari jumlah kredit yang disalurkan bank bersangkutan. 2. KUK/KUT mendapatkan minimal 20% dari jumlah kredit yang disalurkan bank. 3. Masyarakat luas ( di Luar 1 dan 2 ) sebanyak 60% dari jumlah kredit yang diberikan, disalurkan kepada sektor-sektor perekonomian seperti sektor pertanian, pertambangan, dan perdagangan. 4. Kredit rekening koran kredit berjangka

  15. C. KEBIJAKANSANAAN PERKREDITAN BANK Kebijaksanaan perkreditan bank harus di program dengan baik danbenar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis, ekonomis,dan kehati-hatian. Yuridis Artinya program perkreditan harus sesuai dengan undang- undang perbankan dan ketetapan Bank Indonesia. Ekonomis Artinya menetapkan rentabilitas yang ingin dicapai dan tingkat bungan kredit yang disalurkan. Kehati-hatian Artinya besar plafond kredit ( legal lending limit = BMPK ) harus ditetapkan atas hasil analisis yang baik objektif berdasarkan asas 5C, 7P, dan 3R dari setiap calon peminjam. Kebijaksanaan ( Policy ) Adalah suatu pedoman yang menyeluruh, baik lisan maupun tulisan yang memberikan suatu batas umum dan arah tempat management action akan dilakukan ( GR Terry ).

  16. Kebijakan Perkreditan antara lain : 1. Bankabel, artinya kredit yang akan dibiayai hendaknya memenuhi kriteria: a. Safety, yaitu dapat diyakini kepastian pembayaran kembali kredit sesuai jabwal dan jangka waktu kredit. b. Effectiveness, artinya kredit yang diberikan benar-benar digunakan untuk pembiayaan, sebagaimana dicantumkan dalam proposal kreditnya. 2. Kebijaksanaan investasi merupakan penanaman dana yang selalu dikaitkan dengan sumber dana yang bersangkutan. Investasi dana ini disalurkan dalam bentuk investasi primer dan skunder, kebijaksanaan risiko, kebijaksanaan penyebaran kredit, serta kebijaksanaan tingkat bunga. a. Investasi primer, yaitu investasi yang dilakukan untuk pembelian sarana dan prasarana bank seperti pembelian kantor, mesin dan ATK. Dana investasi primer harus dari dana sendiri karena sifatnya tidak produktifdan jangka waktunya panjang. Investasi primer ini mutlak harus dilakukan karena merupakan motor kegiatan opersional bank.

More Related