390 likes | 703 Vues
PENGAMATAN KELAINAN OTAK DAN RANGKA Win darmanto, Ph.D. TEKNIK “Razor Blade Section” Untuk Menentukan Kelainan Di Daerah Kepala. TEKNIK “Razor Blade Section”. Ada tiga tempat pemotongan : 1. Melalui hidung, untuk melihat rongga hidung, apakah menyatu dengan rongga mulut atau tidak.
E N D
TEKNIK “Razor Blade Section” Untuk Menentukan Kelainan Di Daerah Kepala
TEKNIK “Razor Blade Section” • Ada tiga tempat pemotongan : • 1. Melalui hidung, untuk melihat rongga hidung, apakah menyatu dengan rongga mulut atau tidak. • 2. Melalui Mata: untuk melihat struktur mata, sekaligus menentuka ada tidaknya palatosisis. • 3. Melalui cerebrum, untuk menentukan kelainan cerebrum (hidrocefalus, mikrosefalus, anencefali) • 4. Melalui cedebellum : untuk menentukan kelainan cerebellum
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati potongan melalui Hidung dan Mata • Kondisi palatum yang memisahkan antara rongga hidung dan mulut, jika bersambung berarti ada palatosisis • Bentuk mata / lensa, dapat menentukan cacat atau normal • Bentuk olfactory bud (bagian otak) ada atau tidak
Gambaran kelainan pada rongga hidung (1st cut) dan kelainan pada mata (microphthamia)
Beberapa kelainan yang teramati ada potongan ke 3 yaitu: palatosisis, anopthalmia, retina bergelombang atau melipat.
Kelainan yang terlihat potongan ke 4 yaitu: hidrosefalus, mikrosefalus, hipoplasisa cerebrum, atrophy cerebrum
Gambaran kelainan Eksternal Hidrosefalus dan cerebrum atrophy.
Kelainan Rangka Kelainan rangka terdiri : (1) Kelainan bentuk rangka atau morfologi rangka (Kelainan Perkembangan) (2) Kelambatan penulangan.
Indikator Kelambatan Penulangan umumnya dimati pada tulang:1. Tulang supraoksipital2. Jumlah tulang digit (tangan dan kaki)3. Jumlah sakrokaudalis4. Jumlah tulang vertebra cervikalis
Jenis rangka yang mengalami kelainan dapat digolongkan sesuai jenisnya yaitu : • Rangka aksial : Cranium, Vertebrae (V. servikalis, Torakalis, lumbalis, sakrokaudalis), Sternum, Rusuk (costa/ribs). 2. Rangka apendikular : rangka anggota (fore limb atau hind limb )
Metode Pewarnaan Tulang ada 2: 1. Pewarnaan tulang keras, dengan alizarin red S (single staining) • Pewarnaan tulang keras dan rawan (Double staining) yaitu dengan alizarin red S dan alcian blue
Prinsip pewarnaan tulang keras : 1. Fetus dievicerasi (dihilangkan visceral dan kulit) 2. Difiksasi dalam alkohol absoulut/aceton selama 1 minggu 3. Direndam dalam KOH 0,1 % selama 1-2 hari sampai jaringan lunak (otot) terlihat transfaran 4. Direndam dalam alizarin red S yang dilarutkan dalam KOH 0,1 %, selama 1-2 hari, sampai tulang berwarna merah 5. Direndam dalam KOH lagi selama 1 hari 6. Direndam dalam Gliserin dalam KOH dengan konsentarsi 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % masing-masing selama 1 hari.
Prinsip pewarnaan tulang keras dan rawan (Double staing) : 1. Fetus dievicerasi (dihilangkan visceral dan kulit) 2. Difiksasi dalam alkohol aboulut selama 1 minggu 3. Direndam dalam KOH 0,1 % selama 1-2 hari sampai jaringan lunak (otot) terlihat transfaran 4. Direndam dalam alizarin red S dan alcian blue yang dilarutkan dalam KOH 1 %, selama 1-2 hari, sampai tulang berwarna merah dan tulang rawan berwarna biru. 5. Direndam dalam KOH lagi selama 1 hari 6. Direndam dalam Gliserin dalam KOH dengan konsentarsi 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % masing-masing selama 1 hari.
Hasil pewarnaan double staining tulang keras dan rawan: KONTROL
Pengamatan terhadap Kelainan baik bentuk Maupun jumlah Vertebrae (centrum dan arcus) pada Vertebrae : Servikalis (7) Thorakalis dan rusuk (12) Lumbalis (7) Sakrokaudalis
Pengamatan Tulang supraoksipital supraoksipital
Rusuk fusi Spina bifida
IMUNOHISTOKIMA NCAM PADA LIMB BUD EMBRIO YANG DI-INDUKSI 2-ME PADA UK 9 HARI DAN DIAMATI PADA UK UK 12 HARI KONTROL PERLAKUAN
IMUNOHISTOKIMIA NEUROFILAMEN PADA LIMB BUD AKIBAT INDUKSI 2-ME KONTROL PERLAKUAN
IMUNOHISTOKIMIA NEUROFILAMEN PADA EMBRIO YANG DI-INDUKSI 2-ME PADA UK 9 HARI DAN DIAMATI PADA UK UK 12 HARI KONTROL PERLAKUAN
IMUNOHISTOKIMIA NEUROFILAMEN PADA EMBRIO YANG DIINDUKSI 2-ME PADA UK 9 HARI DAN DIAMATI PADA UK UK 12 HARI KONTROL PERLAKUAN