1 / 31

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT. DR. Ir. Hj. Winarni Monoarfa, MS. ARTI STRATEGIS DAN ANTISIPATIF SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT:. Rasio Geografis Wilayah Maritim vs Terestrial Indonesia - Pulau : 17.528, - Pantai : 81 Km,

gloria-wood
Télécharger la présentation

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT DR. Ir. Hj. Winarni Monoarfa, MS

  2. ARTI STRATEGIS DAN ANTISIPATIF SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT: • Rasio Geografis Wilayah Maritim vs Terestrial Indonesia - Pulau : 17.528, - Pantai : 81 Km, - Luas laut: 3,1 juta km2 dan - ZEE : 2,7 Km2 • Kontribusi Sektor KanLut terhadap GDP  Memiliki SDA yang besar • Penduduk yang menggantungkan kehidupannya pada ketersediaan sumberdaya Pesut dalam jumlah besar dan memiliki keragaman sosial budaya yang besar.

  3. Komponen Ekosistem Perairan • Garam Hara • Produser • Konsumer • Bakteri perombak Nekton Bentos Zooplankton Konsumer Bahan Organik Fotosintesis Produser Fitoplankton Hara Bakteri dekomposer Bahan Organik

  4. Perbedaan Ekosistem Laut dan Darat Ekosistem Laut: Ekosistem Darat: • Lebih baik • Lebih mudah • Lebih Jelas • Lebih kecil • Lebih sempit • Lebih kecil • Kurang • Lebih sulit • Kurang jelas • Lebih besar • Sangat Besar • Besar & sulit di prediksi Pemahaman: Penelitian: Batas Bio-ekologi: Jarak keterkaitan Hub. abiotik-biotik: Skala geografis & ruang: Dinamika proses fisik:

  5. KONSEPSI PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT SECARA TERINTEGRASI • Keterpaduan sektor • Keterpaduan wilayah ekologis • Keterpaduan stakeholders dan tingkat pemerintahan • Keterpaduan antar berbagai disiplin ilmu • Keterpaduan antar daerah • Keterpaduan antar negara

  6. Keterpaduan Sektor (vertical & horizontal) • Perikanan tangkap • Perikanan budidaya • Pariwisata • Pertambangan migas • Perhubungan dan pelabuhan • Pemukiman • Pertanian • Industri • Dll. RTRW Pesisir & Laut

  7. Keterpaduan Ekologis • Antara daratan dan perairan  suatu sistem ekologis • Pesisir merupakan daerah pertemuan darat dan laut  keterkaitan pengelolaan lingkungan di darat dan di laut • Permasalahan tidak dapat diatasi hanya di wilayah pesisir tampa mengatasi sumbernya • DAS merupakan penghubung  kesatuan dan keterpaduan pengelolaan • Keterkaitan ekosistem perlu dipahami lebih mendalam

  8. Tekanan Industri/ Teknologi/Sosek Kerusakan SDA Laut Pengendalian? • SD Wilayah Pesisir • & Laut: • Laut Lepas • Terumbu Karang • Padang Lamun • -Estuaria • -Mangrove Rehabilitasi? Optimalisasi Pendapatan Daerah • Perlu Kebijakan: • Potensi? • Teknologi • Eksplorasi

  9. KENDALA DAN PERMASALAHAN 1. Kerusakan habitat ekosistem pesisir  LIPI : ~ 60% sudah rusak • Mengeksploitasi sumberdaya hayati laut • Pencemaran • Konflik penggunaan ruang • Keterbatasan dana • Rendahnya kualitas sumberdaya manusia • Kurangnya koordinasi dan kerjasama antar pelaksana pembangunan (stakeholder) • Lemahnya penegakan hukum • Kemiskinan masyarakat pesisir

  10. Proses terjadinya Erosi Tanah di Hutan sampai ke Laut HUTAN Erosi oleh hujan JUMLAH TOTAL EROSI Erosi per- Erosi lembah Pencucian massa mukaan & selokan (lahan miring) Re-erosi Lapisan Tanah baru Trans portasi Deposisi Deposisi Resuspensi Pinggir sungai Sedimen tak terlarut masuk ke Sungai Lapisan Dasar sungai Erosi transportasi Deposisi Lumpur berkonsentrasi (salinitas) rendah di Teluk Percampuran (arus & gelombang) Pengangkutan Suspensi Produksi Sedimen lautan Laut terbuka Sedimen tak terlarut masuk ke Teluk Deposisi sedimen pd terumbu karang Resuspensi Lapisan sedimen pada karang Dampak thd terumbu karang Ketergantungan karang makanan Terumbu karang Karang mati/pasir Penutupan karang hidup Ikan terumbu karang Biomassa & keaneka ragaman Ikan pelagis Contoh : Tuna (larva & juvenil) Langsung Tak langsung Deposisi sedimen Aktivitas bakteri Karang mati Reduksi Induksi keanekaragaman Reduksi penutupan Ketergantungan karang makanan Ikan pelagis Karang mati/pasir/lumpur Penutupan karang hidup Ikan terumbu karang Langsung Tak langsung

  11. Proses Terjadinya Erosi Tanah di Hutan Sampai ke Laut HUTAN Lapisan Tanah Baru JUMLAH TOTAL EROSI Erosi Permukaan Erosi Lembah dan Selokan Pencucian Massa (lahan miring) Pinggir Sungai Lapisan Dasar Sungai Sedimen Tak Terlarut Masuk ke Sungai Lumpur berkonsentrasi (salinitas) rendah di teluk Produksi Sedimen Lautan Sedimen Tak Terlarut Masuk ke Teluk Laut Terbuka Lapisan Sedimen pada Karang Ikan Terumbu karang Biomassa dan Keanekaragaman Ikan pelagis Contoh: tuna (larva dan juvenil) Karang Mati/Pasir Penutupan Karang Hidup Aktivitas Bakteri Karang mati Karang Mati/Pasir/Lumpur Penutupan karang hidup Ikan Terumbu Karang Ikan Pelagis

  12. Proses terjadinya Erosi Tanah di Hutan sampai ke Laut HUTAN Sampai ke muara sungai / pantai Dari hutan di pegunungan/ daratan Erosi oleh hujan JUMLAH TOTAL EROSI Erosi per- Erosi lembah Pencucian massa mukaan & selokan (lahan miring) Re-erosi Lapisan Tanah baru Trans portasi Deposisi Deposisi Resuspensi Pinggir sungai Sedimen tak terlarut masuk ke Sungai Lapisan Dasar sungai Erosi transportasi Deposisi Lumpur berkonsentrasi (salinitas) rendah di Teluk Percampuran (arus & gelombang) Pengangkutan Suspensi Produksi Sedimen lautan Terumbu Karang Laut terbuka Sedimen tak terlarut masuk ke Teluk Deposisi sedimen pd terumbu karang Resuspensi Lapisan sedimen pada karang Dampak thd terumbu karang Ketergantungan karang makanan Terumbu karang Karang mati/pasir Penutupan karang hidup Ikan terumbu karang Biomassa & keaneka ragaman Ikan pelagis Contoh : Tuna (larva & juvenil) Langsung Tak langsung Deposisi sedimen Aktivitas bakteri Karang mati Reduksi Induksi keanekaragaman Reduksi penutupan Laut Lepas Ketergantungan karang makanan Ikan pelagis Karang mati/pasir/lumpur Penutupan karang hidup Ikan terumbu karang Langsung Tak langsung

  13. Offshore oil and gas Production (1%) Dumping (10%) Maritim Transportation (12%) Runoff and land-based Discharges (44%) Atmosphere (33%)

  14. Demands on Coastal Waters Natural fish stocks Complementary Complementary antagonistic Water quality Productivity Turbidity Temperature Biological Oxygen Demand Phatogens Recreation Receiving waters For pollutants Antagonistic competitive Complementary antagonistic Aquaculture

  15. Dampak pembangunan pada Ekosistem Perairan • Langsung pada perairan • Penangkapan ikan • Budidaya ikan • Pelayaran • Pertambangan • Pariwisata bahari • Tidak langsung • Pertanian • Peternakan • Industri • dll Tipe-tipe Dampak yang Timbul • Pencemaran • Siklus hidup terganggu • Kerusakan habitat • Over fishing (exploitasi)

  16. Industri/Rumah tangga BOD,COD,N,P, Eutrofikasi, pH Bahan Organik Biota Unsur beracun Populasi Kecerahan Foto Difusi O2 Racun Ikan Terapung Terlarut Racun Anaestetik Teremulsi Minyak Bumi Insang Respirasi Terendap Benthos Spawning ground Menguap

  17. Dampak Aktivitas Pertanian • Pembukaan Lahan Erosi Sedimentasi Fotosintesa Kekeruhan Populasi • Pemupukan Eutrofikasi Blooming Respirasi O2 Populasi Seny.beracun • Pestisida Racun Populasi Akumulasi Bahan Aktif Konsumen

  18. Racun Populasi Logam Berat Lendir insang + logam (Pb,Cu,Zn) Gumpalan lendir pd insang Respirasi Populasi

  19. Kondisi seperti ini Jika tidak perhatian Dapat berubah menjadi seperti ini

  20. Science of Sustainability Seberapa banyak ikan yang dapat ditangkap  tanpa mengganggu potensi pembaharuan stok (kapasitas reproduksi) Sehingga tidak merusak potensi perikanan masa depan?

  21. Skema dinamika input & output suatu stok perikanan Fishing (F) Recruitment (R) Stock Ikan Mortality (M) Growth (G) R + G = F + M Berkelanjutan

  22. Evolusi Pengelolaan SD Pesisir dan Laut • Paradigma Konservasi  MSY • Paradigma Rasionalisasi  MEY • Paradigma Sosial/Komunitas  OSY

  23. Pengolalaan Wilayah Pesisir dan Laut Secara Tradisional • Panglima laut di Aceh Hukum adat  Dikembangkan secara berstruktur; Tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan (difasilitasi/diintervensi pemerintah) • Awing-awing di Bali Adat  Diintegrasikan dengan peraturan pemerintah • Sasi di Maluku??  Hukum adat dan agama - Perlindungan terhadap sumberdaya - Telah dikembangkan oleh pemerintah

  24. Konsep Pengelolaan Perikanan Bekelanjutan Menurut Code of Conduct For Responsible Fisheries (CCRF) • Langkah-langkah konservasi dan pengelolaan; didasrkan pada bukti ilmiah untuk  menjamin pemanfaatan optimal dan kelestarian jangka panjang • Di dalam kawasan di bawah lingkup yurisdiksi nasional; negara-negara perlu berkolaborasi pencapaian perikanan bertanggung jawab • Negara-negara harus mengambil langkah untuk mencegah atau menghapus penangkapan ikan yang melebihi kapasitas  menjamin langkah konservasi dan pengelolaan optimal

  25. Kriteria Pengelolaan • Komprehensif dan Terpadu • Berbasis masyarakat  Demokratisasi • Pendekatan berbasis ekosistem • Inovasi teknologi bersih • Prinsip kehati-hatian (Precautionary Principle)

  26. Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi mendatang memenuhi kebutuhan hidupnya. (WCED, 1987)

  27. Kerakteristik Pemanfaatan SD Hayati Laut Yang Berkelanjutan • Proses penangkapan yang dilakukan ramah lingkungan • Volume produksi tidak berfluktuasi drastis (suplai tetap) • Pasar (buyer) tetap/terjamin • Usaha penangkapan masih menguntungkan • Tidak menimbulkan friksi sosial • Memenuhi persyaratan legal • Minim investasi • Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) minimum

  28. Penangkapan ramah lingkungan • Selektivitas yang tinggi • Tidak merusak habitat • Menghasilkan ikan berkualitas tinggi • By-catch dan discard catch yang rendah • Tidak membahayakan keaneka ragaman hayati dan tidak menangkap spesies yang dilindungi. • Tidak membahayakan kelestarian sumberdaya ikan target • Tidak membahayakan keselamatan dan kesehatan nelayan

  29. Impact of agriculture, forestry and fisheries activities on coastal areas

  30. Terimakasih

More Related