1 / 32

Dasar-dasar Penanganan Kasus Amenorea Primer

www.klinikyasmin.co.id. Dasar-dasar Penanganan Kasus Amenorea Primer. Kanadi Sumapraja. Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM, Jakarta. Cemas…..haid belum datang juga. Lengkapnya kewanitaan Mulai datangnya kesuburan. Overview. FISIOLOGI ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENANGANAN SIMPULAN.

hart
Télécharger la présentation

Dasar-dasar Penanganan Kasus Amenorea Primer

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. www.klinikyasmin.co.id Dasar-dasar Penanganan KasusAmenorea Primer Kanadi Sumapraja Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM, Jakarta

  2. Cemas…..haid belum datang juga Lengkapnya kewanitaan Mulai datangnya kesuburan

  3. Overview FISIOLOGI ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENANGANAN SIMPULAN

  4. Fisiologi siklus haid 4 3 2 1

  5. Fisiologi diferensiasi gonad Pembentukan gonad dapat berlangsung apabila sel-sel mesenchymal memiliki satu kromosom Y (testis) atau satu kromosom X (ovarium). Gonad akan sempurna apabila sel-sel germinalnya memiliki dua kromosomX (ovarium), dan tidak memiliki lebih dari satu kromosom X (testis)

  6. Normal male differentiation Normal female differentiation Y chromosome Lack of Y (X chromosome) Product of Y Testicular determinant Product of X (?) Ovarian determinant Indifferent gonad Embryonal testis Embryonal ovary Mullerian Inhibiting Substance (MIS) No MIS Mullerian ducts persist

  7. Normal male differentiation Normal female differentiation Y chromosome Lack of Y (X chromosome) Product of Y Testicular determinant Product of X (?) Ovarian determinant Indifferent gonad Embryonal testis Embryonal ovary Testosterone No testosterone No dihydrotestosterone 5a-reductase Dihydrotestosterone

  8. Kondisi Fase Pra-pubertas Hipofisis pada masa pra-pubertas belum memiliki respon yang baik terhadap rangsangan dari GnRH Tampak gambaran pulsasi hormon gonadotropin pada fase pra-pubertas yang rendah dalam hal frekuensi maupun amplitudonya

  9. Teori Gonadostat Kadar FSH dan LH yang rendah pada masa pra-pubertas disebabkan oleh karena : Adanya sensitivitas yang tinggi dari hipotalamus terhadap umpan balik estradiol Adanya faktor-faktor yang menekan pengeluaran GnRH dari hipotalamus

  10. Peran jaringan lemak dan leptin Leptin dibuat di jaringan adiposa dan akan memberikan sinyal mengenai kecukupan energi, kemudian leptin tersebut akan menekan Neuropeptide Y – menekan asupan makanan. NPY memiliki sifat menekan pelepasan GnRH

  11. Peran kelenjar adrenal Pada masa awal pubertas akan ditandai dengan aktifnya kelenjar adrenal menghasilkan hormon androgen yang akan memicu terjadinya adrenarche Androgen akan diaromatisasi menjadi estradiol

  12. Fisiologi pubertas

  13. Kejadian-kejadian pada masa pubertas 2-2.5 thn

  14. Penting untuk mendefinisikan kapan seorang wanita yang belum mendapat haid perlu dievaluasi

  15. Definisi Amenorea Primer Belum mengalami haid pada usia 14 tahun, yang disertai dengan tidak tampaknya pertumbuhan serta perkembangan tanda-tanda seks sekunder, Atau Belum mengalami haid pada usia 16 tahun meski telah didapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari tanda-tanda seks sekunder Speroff L, et al. 1999

  16. Penyebab Amenorea Primer 4 3 2 1

  17. Anamnesis Kelainan di keluarga : usia menars dan kesuburan ibu dan juga kerabat lainnya Riwayat perinatal; Riwayat pembedahan, pengobatan keganasan, penyakit otoimun, endokrinopati; Perkembangan pubertas; Idiopathic hypogonadotropic hypogonadism

  18. Anamnesis TRIAS ATLIT : AMENOREA GANGGUAN POLA MAKAN OSTEOPENIA Riwayat sakit kepala, gangguan pola makan, perubahan berat badan, kegiatan fisik yang berlebihan,gambaran hirsutism

  19. Pemeriksaan Fisik (1) Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan untuk mendapatkan indeks massa tubuh. Pemeriksaan persentase lemak tubuh – dapat menggunakan kaliper di 4 lokasi, yaitu : trisep, bisep, subskapula, suprailiaka

  20. Pemeriksaan Fisik (2)

  21. Pemeriksaan Fisik (3) 4 3 2 Bagaimana dengan kelengkapan dan kondisi dari genitalia interna dan eksterna ? 1

  22. Pemeriksaan Fisik (4) 4 3 2 Bagaimana pengaruh hormon estrogen terhadap target organ ? 1

  23. Pemeriksaan Fisik (5) 4 3 Bagaimana dengan kadar hormon gonadotropin ? 2 1

  24. Analisis Kariotipe Kariotipe normal Kariotipe abnormal XX XY XO Mosaik Kelainan gonad Payudara tak normal Payudara normal FSH tinggi (> 20 IU/L) FSH rendah (< 5 IU/L) Uterus tidak terpalpasi Uterus normal Kelainan pada ovarium Kelainan sentral Kelainan organ Hiperprolaktinemia Hiperandrogen Skema diagnosis

  25. Analisis Kariotipe Kariotipe normal Kariotipe abnormal XX XY XO Mosaik Kelainan gonad Payudara tak normal Payudara normal FSH tinggi (> 20 IU/L) FSH rendah (< 5 IU/L) Uterus tidak terpalpasi Uterus normal Kelainan pada ovarium Kelainan sentral Kelainan organ Hiperprolaktinemia Hiperandrogen Penanganan HIPOESTROGEN HIPOESTROGEN

  26. Penanganan kasus dengan hipoestrogen Perlu dilakukan substitusi Fase : (1). Memicu pertumbuhan payudara (2). Mempertahankan siklus dan mineral tulang (3). Mempertahankan estrogen jangka panjang

  27. Penanganan kasus dengan hipoestrogen (1) 1 6-12 bulan E2 dosis rendah CEE 0.3 mg per hari Pemberian pil KB pada fase 1 tidak dianjurkan, karena adanya periode paparan terhadap estrogen dosis rendah pada fase awal pubertas saat masa pertumbuhan payudara yang normal

  28. Penanganan kasus dengan hipoestrogen (2) CEE 0.625 mg 2 1 6-12 bulan CEE 0.625 mg + MPA 5mg (5 hari) CEE 0.625 mg + MPA 10 mg (10-12 hari) E2 dosis rendah CEE 0.3 mg per hari Peningkatan dosis estradiol berdasarkan pertimbangan : hasil pemeriksaan radiologi bone age; prediksi tinggi badan dan laju pertumbuhan payudara. Pada kasus dengan tinggi badan yang rendah umumnya setelah 12 tahun. Namun pada yang tinggi badannya cukup maka dosis dapat dinaikkan setelah 3-6 bulan Waktu dimulainya pemberian progestin masih bervariasi di antara pusat-pusat pelayanan, namun dianjurkan 2-3 bulan setelah peningkatan dosis estradiol. Apabila payudara sudah tumbuh sempurna, maka progestin dapat dinaikkan dosis dan lama pemberiannya

  29. The Greulich and Pyle atlas POTENSIAL TINGGI BADAN

  30. Penanganan kasus dengan hipoestrogen (3) 3 CEE 0.625 mg 2 CEE 0.625 mg + MPA 10 mg (12-14 hari) Pil KB 1 6-12 bulan CEE 0.625 mg + MPA 5mg (5 hari) CEE 0.625 mg + MPA 10 mg (10-12 hari) E2 dosis rendah CEE 0.3 mg per hari Untuk meningkatkan densitas mineral tulangdianjurkan pula untuk mengkonsumsi kalsium 1300 mg per hari dan vitamin D 400 IU per hari

  31. SIMPULAN • Seorang remaja yang belum haid perlu diintervensi apabila pada usia 14 tahun belum menunjukkan perkembangan seks sekunder atau pada usia 16 tahun • Pemeriksaan perlu ditujukan kepada 4 kompartemen yang bertanggungjawab terhadap siklus haid • Penanganan kasus amenorea primer amat ditentukan oleh hasil pemeriksaan kariotipe dan status estrogen • Pemberian hormon estrogen perlu mempertimbangkan usia tulang, potensi tinggi badan dan perkembangan seks sekunder TERIMA KASIH

More Related