1 / 28

2. Klasifikasi Model Analisis Cost-Benefit

2. Klasifikasi Model Analisis Cost-Benefit. Analisa Cost-Benefit. Metode pengukuran dan analisa cost-benefit didasarkan pada cara serta perspektif manajemen dalam menilai kinerja teknologi informasi yang diimplementasikan.

hollis
Télécharger la présentation

2. Klasifikasi Model Analisis Cost-Benefit

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 2. Klasifikasi Model AnalisisCost-Benefit

  2. Analisa Cost-Benefit • Metode pengukuran dan analisa cost-benefit didasarkan pada cara sertaperspektif manajemen dalam menilai kinerja teknologi informasi yang diimplementasikan. • Setiap metodologi yang dipilih dan dipergunakan olehmanajemen memiliki karakteristik khusus – yang membedakannya dengan metodologi lain.

  3. Model Analisa Cost-Benefit • Strategic analysis and evaluation; • Value chain asseesment; • Relative competitive performance; • Proportion of Management Vision Achieved; • Work Study Assessment; • Economic Assessment; • Financial Accounting Based Analysis; • User Attitudes; • User Utility Assessment; • Value Added Analysis; • Multi-Objective Multi-Criteria Method.

  4. 1. Strategic Analysis and Evaluation • Suatu teknik pengukuran dengan menggunakan scoring yang didasarkan pada prinsip bahwa semua perangkat teknologi informasi yang diimplementasikan dalam perusahaan harus secara jelas dan tegas mendukung strategi generik perusahaan, sehingga keberadaannya harus dikaji secara sungguh-sungguh. • Michael Porter dalam teori competitive advantage-nya mengatakan bahwa hanya ada dua strategi yang dapat membuat perusahaan unggul dibandingkan dengan kompetitornya, yaitu melalui cost reduction dan differentiation.

  5. 1. Strategic Analysis and Evaluation • Cost Reduction • Jika implementasi sebuah aplikasi teknologi informasi terbukti dapat mengurangi sejumlah atau sekelompok biaya organisasi – misalnya biaya transaksi atau komunikasi – maka teknologi tersebut dianggap tepat untuk diterapkan oleh perusahaan. • Differentiation • Demikian juga jika aplikasi sebuah teknologi informasi dapat membuat perusahaan memiliki sesuatu yang membedakannya dengan perusahaan lain atau mempunyai sesuatu yang “lain dari pada yang lain”, maka keberadaannya dianggap tepat dalam kerangka strategis perusahaan.

  6. 1. Strategic Analysis and Evaluation • Jika seluruh investasi teknologi informasi perusahaan diarahkan bagi dikembangkannya perangkat teknologi terkait dengan dua strategi generik ini (cost reduction dan differentiation), maka dinilai bahwa investasi tersebut tepat. • Semakin terkait langsung aplikasi teknologi informasi terhadap pencapaian strategi cost reduction maupun differentiation, semakin tinggi score atau nilainya bagi perusahaan.

  7. 2. Value Chain Assessment • Sebuah pendekatan scoring technique lain yang didasarkan pada teori value chain Michael Porter. • Value chain merupakan suatu rangkaian proses di dalam perusahaan yang terkait langsung dengan penciptaan nilai bagi kebutuhan pelanggan, dimana nilai yang dimaksud biasanya direpresentasikan langsung dalam bentuk produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut.

  8. 2. Value Chain Assessment

  9. 2. Value Chain Assessment • Dalam konsep rantai nilai, aktivitas perusahaan digolongkan menjadi 2 kategori, yaitu: • Aktivitas primer, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan penciptaan fisik produk, penjualan dan distribusinya ke para pembeli, dan layanan setelah penjualan. • Aktivitas ini terdiri dari inbound logistics (logistik ke dalam), operations (kegiatan operasi), outbound logistics (logistik ke luar), marketing and sales (pemasaran dan penjualan), dan service (pelayanan). • Aktivitas pendukung, yaitu aktivitas yang menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas primer. • Aktivitas ini terdiri dari procurement (pembelian/pengadaan), technology development (pengembangan teknologi), human resource management (manajemen sumber daya manusia), firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau sering disebut sebagai general administration (administrasi umum).

  10. 2. Value Chain Assessment • Contoh sebuah value chain adalah rantai aktivitas perusahaan dimulai dari membeli bahan baku, menyimpan bahan baku di gudang, mengolahnya menjadi barang setengah jadi, menyimpan hasilnya di gudang, mengolahnya menjadi produk jadi, menyimpan produk jadi di gudang khusus, mendistribusikan dan menyebarkannya ke tempat-tempat penyimpanan, menjualnya secara retail di sejumlah tempat, sampai dengan melayani pelanggan pasca penjualan.

  11. 2. Value Chain Assessment • Dalam kerangka ini dikatakan bahwa setiap investasi teknologi informasi yang dialokasikan harus digunakan untuk mengembangkan teknologi yang secara langsung dipergunakan di dalam rangkaian core process atau proses utama dalam value chain. • Semakin terlihat hubungan keterkaitannya, semakin tinggi score perangkat aplikasi teknologi informasinya bagi sebuah perusahaan.

  12. 3. Relative Competitive Performance • Seringkali dianalogikan sebagai proses benchmarking merupakan cara menilai kelayakan investasi teknologi informasi melalui perbandingan dengan perusahaan serupa (kompetitor) dalam industri sejenis. • Butir-butir kinerja yang dikomparasikan menyangkut sejumlah aspek – baik kualitatif maupun kuantitatif – terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk investasi maupun manfaat strategis atau operasional yang didapat perusahaan. • Melalui cara pembandingan ini diyakini bahwa perusahaan tidak akan melakukan under investment atau over investment terhadap pengembangan teknologi informasi yang dimilikinya.

  13. 4. Proportion of Management Vision Achieved • Pendekatan dimana masing-masing individu yang menduduki jabatan manajemen puncak (seperti senior manager, general manager, vice president, director, dan lain sebagainya) melakukan penilaian yang didasarkan pada apakah implementasi teknologi informasi telah sesuai dengan keinginan atau rencana mereka sebagai seorang pengambil keputusan. • Sebuah keputusan investasi dinilai layak dan tepat apabila sesuai dengan rencana atau pandangan dari manajer.

  14. 5. Work Study Assessment • Suatu pendekatan evaluasi dimana dilakukan pengkajian terhadap bagaimana implementasi teknologi informasi memberikan dampak pengaruh terhadap pola dan cara kerja para individu dalam satu divisi atau departemen tertentu di perusahaan. • Sebuah investasi teknologi informasi dinilai layak dan tepat apabila dapat memperbaiki kinerja proses atau aktivitas yang dilakukan sejumlah individu sehingga berdampak pada peningkatan kinerja divisi atau departemen dimana perangkat teknologi tersebut diimplementasikan.

  15. 6. Economic Assessment • Pendekatan analisa yang menggunakan sejumlah teori ekonomi yang dibangun berdasarkan sebuah model matematika tertentu. • Dengan memasukkan sejumlah data sesuai dengan kondisi perusahaan yang ada ke dalam beragam variabel input pada formula, maka akan didapatkan nilai output yang akan dibandingkan dengan sejumlah parameter untuk menilai layak tidaknya biaya yang diinvestasikan terhadap manfaat yang diperoleh perusahaan.

  16. 7. Financial Accounting Based Analysis • Metode analisa yang menggunakan sejumlah formula dan ukuran yang baku digunakan dalam manajemen financial accounting. • Contohnya adalah menggunakan formula ROI, IRR, NPV, dan lain-lain sebagai alat bantu untuk menilai apakah sebuah investasi dianggap layak, wajar, dan worth bagi sebuah perusahaan – ditinjau dari aspek sumber daya finansial.

  17. 8. User Attitudes • Cara pengukuran manfaat dengan melibatkan mayoritas user atau pengguna teknologi informasi di dalam perusahaan. • Melalui survei, jajak pendapat, observasi, dan diskusi, masing-masing pengguna diminta untuk menyatakan penilaiannya terhadap setiap aplikasi yang mereka gunakan, terutama berkaitan dengan seberapa besar manfaat diterapkannya aplikasi tersebut untuk membantu aktivitas mereka sehari-hari. • Semakin positif tanggapan mereka, semakin dinilai layak investasi teknologi informasi yang telah dilakukan oleh perusahaan.

  18. 9. User Utility Assessment • Sebuah metodologi yang kontroversial karena didasarkan pada asumsi yang sangat spekulatif. • Prinsip yang dipegang dalam konsep ini adalah bahwa semakin banyak dan semakin lama individu di perusahaan menggunakan aplikasi teknologi informasi tertentu, semakin dianggap berhasil penerapan teknologi tersebut. • Sementara semakin sedikit atau semakin banyak individu yang menolaknya, semakin dipandang tidak layak investasi yang telah dikeluarkan untuk membangun sistem tersebut.

  19. 10. Value Added Analysis • Pendekatan dimana analisa dimulai dengan cara mengkaji nilai (value) yang diberikan oleh sistem atau aplikasi teknologi informasi sebelum menyentuh unsur pembiayaannya. • Dengan kata lain, nilai atau manfaat yang diberikan oleh aplikasi teknologi informasi harus disetujui terlebih dahulu baru kemudian mengkalkulasi biaya yang layak dikeluarkan untuk pencapaian value tersebut.

  20. 10. Value Added Analysis • Jika hasil kalkulasi disepakati oleh para pengambil keputusan, maka investasi yang dikeluarkan dinilai layak; sementara jika tidak, maka rencana pengembangan sistem tidak dilakukan.

  21. 11. Return on Management • Diperkenalkan pertama kali oleh Paul Strassman dalam bukunya “Information Payoff” (1985) dan ditekankan kembali pada karyanya “The Business Value of Computers” (1990). • Paul Strassman memisahkan management added value dengan management cost kemudian membandingkan keduanya untuk memperoleh Return On Management atau ROM.

  22. 11. Return on Management • ROM memiliki konsep sebagai berikut: • Sejak sebuah sistem aplikasi teknologi informasi diterapkan, hitunglah seberapa besar pendapatan atau revenue yang diperoleh perusahaan. • Jika revenue tersebut dikurangi dengan Cost Of Goods Sold atau COGS dan pajak, akan diperoleh profit margin atau business value added. • Dari business value added ini kemudian dikurangi dengan shareholders value added (misalnya dalam bentuk pembagian dividen saham) dan operation costs sehingga diperoleh sebuah nilai yang merupakan gabungan dari management costs dan management value added. • Jika nilai tersebut dikurangi dengan management costs, maka akan diperoleh management value added.

  23. 11. Return on Management • ROM dapat dihitung dengan formula: • maka akan diperoleh nilai ROM yang akan menentukan tingkat kelayakan investasi yang telah dan/atau akan dilakukan. • Konsep ini dibangun dengan filosofi bahwa dalam perusahaan modern, yang terpenting bukanlah modal, material, maupun teknologi, namun adalah sumber daya manusia yang direpresentasikan dalam manajemen.

  24. 12. Multi-Objective Multi-Criteria Method • Diperkenalkan sebagai sebuah metode yang bernuansa subyektif karena didasarkan pada kenyataan bahwa setiap sistem aplikasi yang diterapkan memiliki obyektif yang berbeda karena beragamnya stakeholders yang berkepentingan dengan adanya sistem tersebut. • Adanya sejumlah obyektif yang berbeda dan beragamnya perspektif stakeholders memaksa perlu dikembangkannya sebuah sistem yang dapat mengadopsi situasi ini. • Dalam MOMCM tersebut masing-masing stakeholder diberi kesempatan untuk menentukan sendiri bobot atau weight dan penilaian dari sejumlah obyektif atau manfaat yang didapat dari adanya sistem aplikasi tersebut. • Dengan cara demikian, maka perusahaan dapat melihat dan menentukan layak tidaknya suatu investasi dari hasil total penilaian para stakeholder tersebut.

  25. Karakteristik Model Analisa Cost-Benefit

  26. Karakteristik Model Analisa Cost-Benefit

  27. Karakteristik Model Analisa Cost-Benefit

  28. Kesimpulan • Sejumlah praktisi manajemen menyarankan agar sebuah perusahaan dapat menggunakan dua atau tiga cara sekaligus dalam menganalisa cost-benefit investasi teknologi informasi karena setiap metodologi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dengan harapan dapat saling melengkapi sehingga menghasilkan suatu metrik pengukuran yang lebih berkualitas.

More Related