1 / 33

Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang

Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang. Dr. Dini Sri Damayanti,M.Kes. Pendahuluan.

ide
Télécharger la présentation

Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang Dr. Dini Sri Damayanti,M.Kes

  2. Pendahuluan • Dengan adanya teknologi canggih, maka banyak orang mengira bahwa dengan memeriksakan diri di suatu laboratorium dapat menentukan penyakit yang dideritanya, misalnya bila terjadi demam. Asumsi ini tidak benar. • Ilmu kedokteran mendiagnosa penyakit terutama dengan cara klinis, dan laboratorium merupakan pelengkap. Sering hasil laboratorium disertai dengan nilai-nilai normal disebelah nilai yang ditemukan, sehingga sangat sugestif bahwa bila nilai yang ditemukan itu di luar batas-batas normal, maka hal itu berarti “abnormal”, dan abnormal diartikan “sakit”.

  3. Guna test penunjang dignostik 1.Tes diagnostik dapat digunakan untuk screening, misalnya untuk mengidentifikasi faktor resiko suatu penyakit. Dengan mengetahui faktor resiko maka dapat segera dilakukan interfensi untuk mencegah terjadinya suatu penyakit

  4. 2.Test berguna untuk menentukan diagnosis: • Beberapa test digunakan untuk menentukan diagnose awal penyakit setelah muncul keluhan dan gejala, menentukan deferential diagnose dan menentukan stadium atau keparahan suatu penyakit.

  5. 3. Test juga berguna untuk menegemen patient: • (1) mengevaluasi keparahan suatu penyakit • (2) memperkirakan prognose • (3) monitoring penyakit (progresifitas, stabilitas, atau resolusi), • (4) mendeteksi kekambuhan suatu penyakit • (5) pemilihan obat dan penilaian terapi

  6. Kriteria Alat Diagnostik yang Baik • Akurat (hasil pemeriksaan valid dan reliabel/ konsisten) • Berbiaya murah • Nyaman bagi pasien (ketidaknyaman, nyeri, membuat malu, membutuhkan waktu lama, dan sebagainya, merupakan “cost” bagi pasien, disebut intangible cost)

  7. Indikator Validitas Alat Diagnostik • Sensitivitas • Spesifisitas • Nilai Prediktif Positif (PPV) • Nilai Prediksi Negatif (NPV)

  8. AKURASI / KETEPATAN Kesesuaian hasil pemeriksaan dengan nilai benar Faktor yang mempengaruhi : Kalibrator, spesifikasi reagen, akurasi pemipetan, panjang gelombang, pelarutas reagen. INAKURASI : Perbedaan nilai rata2 pemeriksaan replikat dengan nilai benar. Inakurasi ( % ) = Mean replikat – nilai benar Nilai benar

  9. PRESISI / KETELITIANKesesuaian antara hasil2 pada pemeriksaan berulang : - dalam satu seri ( within run ) • dari hari ke hari ( between days ) • antar laboratorium • pada kadar tertentu • antar pemeriksa • penyimpangan dari hasil px. terhadap nilai rata2 • Koefisien Variasi ( KV ) = SD / Mean x 100 % • Reproduksibilitas  BAIK : penyimpangan kecil dari seri pemeriksaan ulang  dari SD & KV

  10. Penyakit (Gold Standard) Ya Tidak Hasil pemeriksaan dengan alat diagnostik Ya True Positive False Positive b a a + b c d c + d Tidak False Negative True Negative a + c b + d Tabel 2x2 Untuk Menilai Akurasi Alat Diagnostik N

  11. a b a + c b + d Sensitivitas dan Spesitivitas • Sensitvitas = persentase pasien yang berpenyakit di antara pasien yang diklasifikasikan positif oleh alat diagnostik • Spesifisitas = persentase pasien yang tidak berpenyakit di antara pasien yang diklasifikasikan negatif oleh alat diagnostik d

  12. d a c + d a + b Nilai Prediktif Positif dan Nilai Prediktif Negatif • Nilai Prediktif Positif = persentase orang yang benar-benar akan berpenyakit di antara orang-orang yang diklasifikasikan positif oleh alat diagnostik • Nilai Prediktif Negatif = persentase orang yang benar-benar akan tidak berpenyakit di antara orang-orang yang diklasifikasikan negatif oleh alat diagnostik

  13. Karakteristik Alat Diagnostik yang Akurat • Sensitif, yakni menunjukkan sensitivitas tinggi (mendekati 100%) • Spesifik, yakni menunjukkan spesifisitas tinggi (mendekati 100%) • Menunjukkan Nilai Prediktif Positif yang tinggi (mendekati 100%) • Menunjukkan Nilai Prediktif Negatif yang tinggi (mendekati 100%)

  14. Nilai Prediktif Positif dan Prevalensi • Nilai Prediktif Positif tergantung prevalensi penyakit yang diteliti • Jika prevalensi penyakit rendah, maka Nilai Prediktif Positif juga akan rendah

  15. Indikator Alat Diagnostik dan Validitas Kriteria • Sensitivitas, spesifisitas, Nilai Prediktif Positif, dan Nilai Prediktif Negatif, menunjukkan dimensi validitas kriteria sebuah alat diagnostik • Validitas kriteria merujuk kepada tingkat kesesuaian antara hasil pemeriksaan alat diagnostik dan status penyakit yang sesungguhnya (atau hasil pemeriksaan alat diagnostik yang dianggap gold standard) • Validitas kriteria: (1) Validitas sesaat; dan (2) Validitas prediktif

  16. Indikator Alat Diagnostik,Validitas Sesaat dan Validitas Prediktif • Sensitivitas dan spesifisitas merupakan indikator yang menunjukkan validitas sesaat (concurrent validity) alat diagnostik • Nilai Prediktif Positif dan Nilai Prediktif Negatif merupakan indikator yang menunjukkan validitas prediktif (predictive validity) alat diagnostik

  17. Contoh Soal: Tes Criatinine Kinase untuk Membantu Diagnosis Infark Otot Jantung 231 a b c d 129 360 130 230

  18. Hasil Perhitungan

  19. Interpretasi • Creatinine Kinase dengan cut-off 80IU menunjukkan sensitivitas yang lebih baik daripada spesifisitas • Creatinine Kinase dengan cut-off 80IU memiliki nilai prediktif positif yang lebih baik daripada nilai prediktif negatif

  20. JENIS KESALAHAN DALAM PENGUKURAN HASIL LABORATORIUM Kesalahan Acak/ Random Error • Presisi kurang baik • Tidak dapat dihindari • Dapat dikurangi • Penyebab : suhu, tegangan listrik, proses pemeriksaan, pemipetan

  21. KESALAHAN KASAR • Pra dan pasca analitik • Faktor penyebab : persiapan penderita, kesalahan identitas, tertukar, pemakaian antikoagulan, hemolisis, kerusakan sampel, kesalahan perhitungan, transkip hasil

  22. KESALAHAN SISTEMATIK • Akurasi yang kurang baik • Kesalahan yang harus dihindari

  23. IlustrasiKesalahan • Kesalahan Sistematis : menyebabkan hasil terlalu tinggi atau rendah

  24. IlustrasiKesalahan • Kesalahan Kasar : Kehandalan hasil tidak dapat dipakai

  25. IlustrasiKesalahan • Kesalahan Acak : menyebabakan ketidak pastian

  26. IlustrasiKesalahan

  27. Syarat Alat laboratorium yang baik • Metodologi harus dicantumkan sehingga dapat diketahui akurasi dan reliabilitas reproduksinya • Telah dilAkukan test akurasi dan presisi • Harus mempunyai nilai normal yang tetap • Sensitifitas dan spesifisitas sesuai dengan gold standart

  28. Angka normal. • Angka normal secara klinik menunjukkan bahwa 95% populasi dalam keadaan normal dan hanya 5 % dikatakan abnormal. • Nilai normal hasil test dipengaruhi oleh umur, sex, berat badan, diet, waktu pengambilan sampel, aktivitas sehari-hari, atau pun postur tubuh.

  29. Syarat Alat laboratorium yang baik • Metodologi harus dicantumkan sehingga dapat diketahui akurasi dan reliabilitas reproduksinya • Telah dilkukan test akurasi dan presisi • Harus mempunyai nilai normal yang tetap • Sensitifitas dan spesifisitas sesuai dengan gold standart

  30. Persiapan pemeriksaan test diagnostik a. Patient Preparation Persiapan untuk pasien terkadang sangat diperlukan untuk melakukan test diagnosis. Contoh : • Untuk memeriksa kadar glukosa darah dan trigliserida penderita harus di puasakan terlebih dahulu. • Untuk pemeriksaan kadar renin dan aldosteron, pasien harus mengurangi konsumsi sodium • Kegiatan/aktifitas yang berlebihan harus dihindari sebelum dilakukan pemeriksaan creatinin kinase

  31. Spesimen • Spesiment harus diberi label sesuai dengan identitas penderita dan tanggal pengambilan sampel. • Harus menyebutkan waktu pengambilan sampel, misalnya pada saat panas tinggi untuk diagnose typhoid fever. • Selama pengambilan sampel darah beberapa hal yang harus diperhatikan : • Darah tidak boleh diambil dari vena yang telah dipasang infus intravena • Pemasangan torniquet yang terlalu lama akan menyebabkan terjadinya hemokonsentrasi karena pengikatan protein dengan kalsium • Beberapa sampel membutuhkan penyimpanan atau tindakan khusus seperti pemeriksaan gas darah. • Penundaan pengiriman menyebabkan terjadinya celluler metabolisme yang akan mempengaruhi hasil pemeriksaan ( kadar glukose enjadi lebih rendah)

  32. Daftar Pustaka • Diana Nicoll ,2001,The Pocket Guide to diagnostic,3th ed.,San Francisco • Bisma, 2008, Memilih alat diagnostik yang tepat, kuliah IKM,Lab. IKM FK-UNS • Yuwono, 2006, Menegemen laboratorium, Kuliah PK, Bag. Lab.PK FK-UNS.

More Related