1 / 28

Askep gangguan sistem pernafasan.

Askep gangguan sistem pernafasan. By : Ns. Teti oktia ningsih, Skep. Infeksi jalan nafas atas. Common cold Infeksi herpes simple ks Sinusitis Rinitis Faringitis akut Faringitis kronik Tonsilitis dan adenoiditis Abses peritonsilar. Laringitis. Infeksi Jalan nafas atas.

jean
Télécharger la présentation

Askep gangguan sistem pernafasan.

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Askep gangguan sistem pernafasan. By : Ns. Teti oktia ningsih, Skep

  2. Infeksi jalan nafas atas • Common cold • Infeksi herpes simple ks • Sinusitis • Rinitis • Faringitis akut • Faringitis kronik • Tonsilitis dan adenoiditis • Abses peritonsilar. • Laringitis

  3. Infeksi Jalan nafas atas 1. Commond cold/selesma • Biasanya menunjukkan gejala – gejala infeksi saluran nafas atas, Ditandai kongesti nasal, sakit tenggorokan, bersin2, malaise, demam, menggigil, sakit kepala, sakit otot dan batuk • Gejala berlangsung 5 hari – 2 minggu • Penatalaksanaan medis: tidak ada pengobatan spesifik. • Intervensi keperawatan: Pendidikan pasien untuk memutus rantai infeksi.

  4. 2. Infeksi herpes simpleks (HSV-1) • Yang paling umum menyebabkan herpes labialis(nyeri dingin, lepuh demam) • TAnda dan gejala:Vesikel yg kecil, tunggal atau berkelompok, dapat timbul pada bibir, di dalam mulut, termasuk lidah, langit2 lunak dan keras, gusi, mukosa, dan faringt dengan rupturnya vesikel ini, akan membentuk ulkus berongga yg sangat sakit.

  5. Penatalaksanaan medis • Virus ini dapat menghilang secara spontan dalam 10 sampai 14 hari. • jika tidak asiklovir, suatu agens antivirus dapat diberikan per oral atau topikal • Berikan analgesik:asetaminofen, aspirin • Anestetik topikal:lidokain

  6. 3. Sinusitis • 1. Sinusitis akut • Gejala mencakup tekanan, nyeri diatas area sinus dan sekresi nasal yg purulen. • Penyebab infeksi traktus respiratorius atas terutama infeksi virus/eksaserbasi rinitis alergika, kongesti nasal yg disebabkan oleh inflamasi,edema dan transudasi cairan menyebabkan obstruksi rongga sinus tg dpt menjadi media yg baik untuk pertumbuhan bakteri.

  7. Streptokokus pneumonia, haemophilus influenza, dan staphilokokus aureus

  8. Penatalaksanaan medis • Tujuan pengobatan:untuk mngontrol infeksi, memulihkan kondisi mukosa nasal, menghilangkan nyeri, • Antibiotik pilihan:ampisilin dan amoksilin.jika alergi penisilin berikan sulfametoksazol. • Dekongestan oral/topikal dpt diberikan

  9. Intervensi keperawatan • Instruksikan pasien metode untuk meningkatkan drainase seperti inhalasi uap(mandi uap, mandi hangat, sauna fasial), meningkatkan masukan cairan, memberikan kompres hangat setempat (handuk basah hangat) • Pasien beritahu efek samping sprei hidung jika pemakaian berlebihan. • Penkes pencegahan infeksi virus

  10. 2. Sinusitis kronik • Penyebab: obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema membran mukosa. • Manifestasi klinik: Batuk, karena tetesan rabas kental ke arah nasofaring, sakit kepala kronis pada daerah periorbital, dan nyeri wajah, yg paling menonjol saat bangun tidur pada pagi hari, letih dan hidung tersumbat.

  11. Penatalaksanaan medis • Sama seperti pd sinusitis akut • Pembedahan dilakukan untuk memperbaiki deformitas struktural yg menyumbat ostium sinus

  12. Intervensi keperawatan • Instruksikan pasien metode untuk meningkatkan drainase seperti inhalasi uap(mandi uap, mandi hangat, sauna fasial), meningkatkan masukan cairan, memberikan kompres hangat setempat (handuk basah hangat) • Pasien beritahu efek samping sprei hidung jika pemakaian berlebihan. • Penkes pencegahan infeksi virus

  13. Rinitis • Adalah inflamasi membran mukosa hidung dan mungkin dikelompokkan sebagai rinitis alergik atau non alergik. • Rinitis non alergik, penyebabnya infeksi sal nafas atas, akibat masuknya benda asing ke hidugatng;deformitas struktural, neoplasma. • Manifestasi klinik: kongesti nasal, rabas nasal, gatal pada nasal, bersin – bersin, sakit kepala.

  14. Penatalaksanaan medis • Terapi obat2 antihistamin, dekongestan, kortikosteroid topikal dan natrium kromolin.

  15. Intervensi keperawatan • Instruksikan untuk menghindari alergen atau iritan:debu,asap, tepung, sprei atau asap tembakau. Menyejukkan mem • Spei nasal salin membantu menyejukkan membran mukosa, • Ajarkan pasien ttg penggunaan obat2 terutama sprei, instruksikan hembuskan hidung dulu sebelum memberikan obat apapun ke dalam rongga hidung.

  16. Faringitis akut • Adalah inflamasi febris tenggorok yg disebabkan oleh organisme virus hampir 70 % • Streptokokus group A adalah organisme bakteri yg paling umum yg disebut strep throat. • Manifestasi klinik: membran mukosa sangat merah dan tonsil berwarna kemerahan,folikel limfoid membengkak dan dipenuhi eksudat, pembesaran dan nyeri tekan nodus limfe servikal, demam, malaise, sakit tenggorokan, serak, batuk.

  17. Infeksi tidak terkomplikasi biasanya hilang dg segera dalam 3 – 10 hari. • Bila disebabkan streptokokus grup A bisa penyakit lebih parah pada masa fase akut.

  18. Penatalaksanaan medis • Pemberian penisilin untuk streptokokus grup A, • Pemberian eritromisin untuk S.Aureus

  19. Intervensi keperawatan • Instruksikan bedrest • Kumur salin hangat atau irigasi untuk mengurangi spasme • Suhu harus cukup tinggi;40 derajat celsius • Perawatan mulut mencegah pecah2 bibir dan inflamasi

  20. Faringitis kronik • Biasa terjadi pada individu dewasa yg bekerja atau tinggal dalam lingkungan berdebu, menggunakan suara berlebihan, batuk kronis, pengguna alkohol dan tembakau.

  21. 3 Jenis faringitis kronik • Hipertrofik, ditandai oleh penebalan umum, dan kongesti membran mukosa faring • Atrofik, kemungkinan merupakan tahap lanjut dari hipertrofik, membran tipis, keputihan, licin dan pada waktunya berkerut. • Granular trofik:dengan beberapa pembengkakan folikel limfe pada dinding faring

  22. Manifestasi klinik • Mengeluhkan sensasi iritasi • sesak pada tenggorokan yg terus menerus • Lendir yg terkumpul dalam tenggorok dan dpt dikeluarkn dg membatukkan, • Kesulitan menelan.

  23. Penatalaksanaan medis • Didasarkan pada penghilangan gejala • Menghindari pemajanan terhadap iritan • Memperbaiki setiap gangguan saluran nafas atas, paru atau jantung yg mungkin mengakibatkan batuk kronis. • KOngesti nasal dihilangkan dg efinefrin • Jika terdapat riwayat alergi:Antihistamin

  24. Intervensi keperawatan • Cegah penyebaran infeksi, hindari kontak dg org lain sampai demam benar – benar hilang. • Hindari penggunaan rokok, alkohol, asap rokok, dan pemajanan thdp dingin • Beri dorongan untuk byk minum

  25. Tonsilitis • Terdiri atas jaringan limfatik, dan terletak pada kedua sisi orofaring sering terjadi infeksi akut • Infeksi adenoid sering menyertai tonsilitis akut.

  26. Manifestasi klinik: sakit tenggorok, demam, ngorok, sulit menelan, pernafasan mulut, sakit telinga, telinga mengeluarkan cairan,kepala panas, bronkitis, nafas bau, kerusakan suara, pernafasan bising, • Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah • Dilakukan tonsilektomi dan adenoidektomi jika pengobatan medis tidak menunjukkan hasil.

  27. Laringitis • Inflamasi akibat terlalu byk menggunakan suara, pemajanan terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, infeksi yg terisolasi yg hanya mengenai pita suara. • Maifestasi klinik: suara serak/tidak mengeluarkan suara/afonia.dan batuk berat

  28. Pengobatan dg mengistirahatkan suara, batasi merokok • Vanceril

More Related