1 / 33

Entrepreneurship

Entrepreneurship. Dr. Ade Ahmad Rozi, MBA. “ Mas , kemarin saya beli kamus tentang Entrepreneurship di sini --- Kok tidak ada kata “ Hari Libur ” didalamnya ?”. Facilitator. Managing Director, People Performance Consulting Ph.D in Management Science (cum laude), MBA Profesi:

jin
Télécharger la présentation

Entrepreneurship

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Entrepreneurship Dr. Ade Ahmad Rozi, MBA “Mas, kemarinsayabelikamustentang Entrepreneurship disini--- Koktidakadakata “HariLibur” didalamnya?”

  2. Facilitator • Managing Director, People Performance Consulting • Ph.D in Management Science (cum laude), MBA • Profesi: • Konsultan pengembangan bisnis, sdm dan organisasi • Pemilik franchisee of INDOMARET • Pemilik franchise Bengkel Motor – HMTC • Pemilik 6 (enam) ruko (yang dikontrakan)

  3. Answer These Questions • Apa yang ada dibenak Anda ketika mendengar kata “Entrepreneur”? • Apa yang ingin Anda ketahui tentang dunia Entrepreneurship?

  4. Entrepreneurship for Corporate Person “Tentukan terlebih dahulu tujuan Anda, baru kemudian rancang proses pekerjaan guna mencapai tujuan tersebut”. - Begin with the End in Mind

  5. Mau ngapain setelah Pensiun? • Apa yang ingin Anda lakukan saat pensiun nanti? • Apa “impian” dalam hidup Anda? • Apa strategi yang Anda siapkan untuk mencapainya?

  6. Orang Indonesia Lambat Mempersiapkan PensiunOct 24, '07 1:32 AM by muhibbuddin for everyone - JAKARTA, (PR).- Masyarakat Indonesia dinilai mempunyai sikap pesimistis dalam hal pensiun, karena baru mempersiapkannya pada usia 49 tahun. Berbeda dengan masyarakat Singapura dan India, yang mempersiapkan diri untuk pensiun usia 34 tahun dan 44 tahun. • Demikian Life Outlook Index (LOI), hasil survei yang mengukur tingkat kepuasan dan optimisme kelompok masyarakat di delapan negara di Asia, terdiri atas Cina, Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. LOI tersebut dikeluarkan perusahaan asuransi Axa, seperti dalam siaran persnya yang diterima "PR" di Jakarta, Selasa (23/10). • Kendati demikian, dalam indeks itu Indonesia berada di urutan kelima di mana responden cukup optimistis terhadap kehidupan mereka ke depan. Tingkat kepuasan dan optimisme dalam kehidupan yang diukur adalah karier, keluarga, kesehatan, dan pensiun. • Survei melibatkan 2.400 responden mewakili 25-35% populasi di masing-masing negara, dengan usia rata-rata 25-30 tahun. Survei menggunakan metode online dan wawancara langsung. Dari hasil survei, masyarakat India dan Filipina merasa paling bahagia dan optimistis. Sementara, Singapura dan Hong Kong menduduki urutan terbawah. • "Masyarakat Indonesia secara umum, cukup optimistis terhadap kehidupannya. Mereka juga senang dan puas dengan pekerjaan saat ini dan mempunyai pandangan yang lebih positif terhadap karier mereka dalam jangka waktu lima tahun ke depan," kata Randy Lianggara, Chief Excetutive Officer Axa Indonesia. • Dikatakan, masyarakat Indonesia dinilai memberikan porsi terbesar dalam memandang pendidikan, sebagai kunci sukses di masa mendatang. Sehingga, mereka bersedia menurunkan standar kehidupan mereka demi memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Namun, mereka memiliki sikap sangat pesimistis dalam hal kesehatan dan pensiun. • "Yang menarik adalah negara dengan tingkat optimisme tinggi, ternyata tidak diikuti dengan kesiapan mereka terhadap masa depan dengan melakukan program perencanaan," kata Randy. Ia mencontohkan Singapura yang penduduknya paling pesimistis, malah memiliki persiapan lebih matang. Umumnya penduduk di Singapura mempersiapkan diri memasuki pensiun sejak awal. "Sementara, Indonesia yang masuk dilevel menengah lebih lambat lagi, di usia 49 tahun," ujarnya. • Berdasarkan hasil survei itu, mayoritas masyarakat yang mengenal dan memproteksi dirinya dengan asuransi hanya tiga persen. Sementara, 54 persen masyarakat menggunakan asuransi yang disediakan perusahaannya. Itu pun asuransi kesehatan seperti Askes. "Hal itu disebabkan di Indonesia belum assurance minded. Pemahaman asuransi belum bagus, sehingga penetrasinya masih rendah," kata Randy.

  7. 65% Pensiunan Tidak Sejahtera – Pratolo.com • Judul di atas saya kutip dari Majalah Investor edisi Mei 2008. AXA Group melakukan survey dengan responden 18.200 orang di 26 negara, termasuk Singapura, Vietnam, dan Filipina. Berdasarkan survey tsb, diketahui bahwa 65% pensiunan Indonesia tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Salah satu sebabnya menurut Eddy Praptono (bukan saudara saya, melainkan Ketua Umum Asosiasi Dana Pensiun Indonesia) sebagian besar responden menggantungkan nasibnya pada Jamsostek. BUMN pemerintah ini memang menguasai 65% market share dana pensiun di Indonesia. • Berdasarkan hasil survei, 53% pekerja Indonesia baru mempesiapkan pensiun pada usia 39 th. Sedangkan para pensiunan mengaku baru peduli pensiun pada usia 47 th. • Bandingkan dgn Singapura yg 54% pekerjanya sudah mulia mempersiapkan pensiun pd usia 34 th. Di Filipina bahkan mayoritas pekerjanya (persentase tidak disebutkan) sudah mempersiapkan pensiun sejak usia 28 th. Dan di USA, 79% pekerjanya telah mempersiapkan pensiun sejak usia 30 th. • Salah satu hasil survei lainnya, pekerja Indonesia mayoritas menghindari instrumen investasi berisiko tinggi (saham) sbg pilihan persiapan pensiun. Tepatnya hanya 9% pekerja yg menyukai instrumen investasi dgn imbal hasil tinggi, sementara 80% yg lainnya lebih memilih instrumen yg nyaris tanpa resiko, meski imbal hasil tergolong kecil. • Whew!

  8. Have You Ever Dream It?

  9. Have You Ever Dream It?

  10. Have You Ever Dream It?

  11. Have You Ever Dream It? • US$1.000.000,- • US$1.000.000.000,- • Rp1.000.000.000,- • Rp10.000.000.000,-

  12. Mengapa Berwirausaha? • Sebanyak 99% jutawan generasi pertama di Amerika berasal dari empat kategori*: • Memiliki bisnis sendiri 74% • Posisi eksekutif senior 10% • Dokter, Pengacara dan Professional 10% • Tenaga & Konsultan Penjual 5% 100% * Brian Tracy, Getting Rich Your Own Way, 2004.

  13. Spirit Wirausaha • Entrepreneurberasaldarikataentreprendre (mengambilpekerjaan) – “Seseorang yang bertindakmembuatorganisasi, mengelolanyadanmenentukanresikosebuahbisnis” • Wirausahawan tidak mencari resiko, mereka mencari PELUANG. • Wirausahawan BUKAN ‘penanggung resiko’. Mereka mencoba mendefinisikan resiko yang harus diambil dan meminimalkankannya sebanyak mungkin.

  14. The Millionaire Characters

  15. How Do You Spend Your THR?

  16. The Millionaire Secret • Dapatkan uang sebanyak yang Anda Mampu • Keluarkan uang sehemat mungkin

  17. Penghasilan = Kekayaan • Kalau Anda membelanjakan semua penghasilan, Anda tidak kaya tapi hanya hidup dengan mewah. • Kekayaan adalah apa yang Anda kumpulkan,bukan yang Anda belanjakan. • Kekayaan bukan karena warisan, keberuntungan, atau gelar akademis. • Kekayaan lebih sering merupakan hasil gaya hidup bekerja keras, ketekunan, perencanaan, dan DISIPLIN DIRI.

  18. The Millionaire Next Door* 80% millioner USA adalah dari Generasi Pertama yang memiliki habit: • Mereka hidup jauh dibawah kemampuan mereka • Mereka mengalokasikan waktu, energi, dan uang mreka secara efisien, dalam cara yang kondusif untuk mengumpulkan kekayaan. • Mereka percaya bahwa kebebasan dalam hal keuangan lebih penting ketimbang memamerkan status sosial yang tinggi. • Orang tua mereka tidak memberikan tunjangan ekonomi. • Anak-anak mereka yang sudah dewasa dapat memenuhi kebutuhan ekonomi sendiri. • Mereka ahli dalam membidik peluang pasar. • Mereka memiliki pekerjaan dan bisnis yang tepat. * Thomas Stanley & William Danko, 2004.

  19. What Do You Think? • If you want to get rich and happy, don’t go to school. (Robert Kiyosaki)

  20. Pengaruh Lingkungan thd Anda “Hampir setiap orang bisa menjadi wirausahawan, asalkan organisasinya disusun untuk mendorong kewirausahaan. Sebaliknya, setiap wirausahawan bisa berubah menjadi birokrat, andaikan organisasinya disusun untuk mendorong perilaku birokratis” - Peter Drucker “Kami yakin yang menjadi masalah bukanlah orang yang bekerja dalam pemerintahan, melainkan sistem tempat mereka bekerja” – David Osborne

  21. Wirausahawan Sukses • Pandai membaca PELUANG • Visioner • Positive Thinker • Antusias • Memiliki Strategi Usaha • Pemimpin partisipative • Customer Service Oriented

  22. 1. Peluang Usaha PASAR POTENTIAL UMUR PELUANG USAHA PERMINTAAN– PENAWARAN = PELUANG USAHA

  23. 2. Visioner • Miliki Visi sebagai BAHAN BAKAR untuk bergerak! • Panduanuntuktetap FOKUS kepada TUJUAN

  24. 3. BerpikirPositif • PercayapadaKemampuanDiri Sendiri • Tidakmudahmenyerah

  25. 3. BerpikirPositif TidakAdaKataGAGAL,Yang AdaadalahBELAJAR DAN SUKSES

  26. 4. Antusias • Antusiaslah, karena hal itu MENULAR

  27. 5. Strategi Usaha ROI BEP KEUANGAN PELANGGAN PELANGGANPUAS PELANGGANLOYAL PROSES USAHA LAYANAN CEPAT MAKANAN LEZAT PENGEMBANGAN SDM BUDAYA KERJA TRAINING

  28. 5. Strategi Usaha

  29. 6. Pemimpin Partisipative • Business is about managing people • Your Business can only grow if you develop your People • Ciptakan lingkungan kerja yang mendorong kreativitas

  30. 7. Customer Service Oriented • Kenali pelanggan Anda • Beyond the Customer Expectations • Wirausahawan adalah “PELAYAN” • Terbuka terhadap feedback

  31. BagaimanaMemulainya? • Amati • Tiru • Modifikasi “Winners don’t do different things, but they do things DIFFERENTLY”

  32. Mengembangkan Intrapreneurship* • Lakukan apa saja yang diperlukan agar proyek Anda bisa berhasil. Jangan terpaku pada job desc. • Mempersiapkan diri untuk dipecat kapan saja. “Berapa banyak resiko yang akan Anda ambil hari ini?” • Bangun koalisi untuk memperjuangkan ide-ide Anda. Sebelum mensosialisasikan ide, belajarlah untuk membangun basis dukungan. • Tetaplah berpegang pada Tujuan Anda tetapi realistislah mengenai cara mencapainya. Jangan kompromikan target, tapi berkompromilah pada cara mencapainya. • Hargailah sponsor proyek Anda, yaitu Atasan dan Perusahaan. Merekalah yang akan membiayai dan mendukung, respect them. *Gifford & Pinchot

  33. Thank Youfor your attention “Ketika seorang samurai sejati berperang, dia mempersiapkan diri untuk mati, tetapi yang sering terjadi justru musuhnya yang mati”.

More Related