1 / 1

Bung Hatta sebagai Seorang Muslim

Bung Hatta sebagai Seorang Muslim Kira-kira pada tahun 1970, saya mendapat tugas untuk mengantar Bung Hatta dalam peninjauannya ke Irian Jaya; antara lain juga ke Boven Digul. Selama di perjalanan, saya mendapat kesempatan untuk melihat Bung Hatta dari dekat.

jontae
Télécharger la présentation

Bung Hatta sebagai Seorang Muslim

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Bung Hatta sebagai Seorang Muslim Kira-kira pada tahun 1970, saya mendapat tugas untuk mengantar Bung Hatta dalam peninjauannya ke Irian Jaya; antara lain juga ke Boven Digul. Selama di perjalanan, saya mendapat kesempatan untuk melihat Bung Hatta dari dekat. Saya memperhatikan bahwa baik dalam pendapat dan pikiran serta perbuatannya, selalu tergambar kepribadian Bung Hatta yang tidak lepas dari prinsip-prinsip kebenaran dan selalu beliau konsekuen dalam pendapat dan mengeluarkan isi hati. Teguh dalam kehidupannya sehari-hari bahwa beliau selalu tekun dan taat memperhatikan waktu dan kewajibannya untuk melakukan sembahyang yang lima waktu. Tak pernah sekalipun sholat yang lima waktu itu ditinggalkan, meskipun jadwal perjalanan cukup ketat. Demikian pula dengan ibadah puasa. Walaupun agama Islam memberikan keringanan dalam berpuasa kepada orang-orang yang berada di dalam perjalanan, Bung Hatta tidak pernah menggunakan fasilitas keringanan itu bila sedang dalam perjalanan, dan tetap berpuasa biasa. Sebagai orang muslim yang taat dan sangat menghargai waktu, beliau memegang teguh anjuran dalam Al-quran pada surat Al Ashr (waktu) yang isinya: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Perhatikanlah waktu. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan baik. Dan satu sama lain saling ingat-mengingatkan akan kebenaran, dan saling ingat-mengingatkan akan kesabaran dan ketabahan.” Pada suatu hari Jumat, beliau telah berjanji akan pergi bersama-sama saya ke Masjid Matraman untuk bersembahyang Jumat. Oleh karena suatu hal saya datang terlambat kira-kira tiga menit dari waktu yang ditetapkan. Ternyata beliau berangkat ke masjid tepat pada waktunya. Kebetulan jalan agak macet sehingga kendaraan kami berpapasan dekat rumah beliau, sehingga saya segera turun dari mobil dan cepat masuk ke mobil Bung Hatta yang sedang menantikan lampu hijau lalu lintas diiringi oleh puluhan mata dari kendaraan lain yang memperhatikan kami dengan heran. Saya juga memperhatikan bahwa Bung Hatta selalu melayani tamunya dengan akrab dan penuh perhatian. Beliau juga selalu menolong orang yang sedang dalam kesulitan atau menderita, baik dengan cara ikhtiar dalam mencari jalan keluar, pendapat, nasihat ataupun dengan cara memberi bantuan materiil yang dibutuhkan orang itu. N. Abdurrachman, Pribadi Manusia Hatta, Seri 12, Yayasan Hatta, Juli 2002

More Related