1 / 5

KOTA BARU

KOTA BARU. I. LATAR BELAKANG 1. KEBUTUHAN RUMAH Growth penduduk perkotaan mengakibatkan perubahan kebutuhan pembangunan perumahan (formal) terutama di perkotaan. Back Lock kebutuhan rumah di Indonesia (2003) 6,2 juta unit (KK). Kebutuhan rumah pertahun 800.000 unit.

keisha
Télécharger la présentation

KOTA BARU

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KOTA BARU I. LATAR BELAKANG 1. KEBUTUHAN RUMAH • Growth penduduk perkotaan mengakibatkan perubahan kebutuhan pembangunan perumahan (formal) terutama di perkotaan. • Back Lock kebutuhan rumah di Indonesia (2003) 6,2 juta unit (KK). Kebutuhan rumah pertahun 800.000 unit. • Penyediaan rumah di Indonesia 15% dilaksanakan sektor formal (Swasta, Perumnas, Koperasi/Masyarakat) 2. KEBIJAKAN PEMERINTAH • Sejak Pelita IV pemerintah mengarahkan partisiasi swasta dalam pembangunan perumahan dan pembangunan kota2 baru di Fast Growing Area. • UU4/82 ‘Lingkup Hidup’, UU 4/92 ‘Perumahan dan Pemukiman, GBHN ’93 dapat di implementasikan dengan pembangunan kota baru mandiri berwawasan lingkungan.

  2. II. MAIN ISSUES PEMBANGUNAN KOTA BARU 1. Heterogenitas/Social Mixed • Jenis Hunian 1:3:6 dan RSS (Hunian Berimbang) • Facility Mixed • Subsidi silang 2. Kerjasama pelaku Pembangunan • Swasta – Pemerintah – Masyarakat • Komplementer & Synergis 3. Skala Besar • Pengadaan Lahan • Biaya prasarana & utilitas skala kota • Kondisi Makro Ekonomi 4. Konsistensi Komitmen Pemerintah • Implementasi PUTR • Pembangunan prasarana utama • Proses Perijinan • Peraturan vs. kebijaksanaan • Insentif dan Dis-Insentif 5. Pengelolaan Kota • Lembaga pengelolaan kota • Biaya pengelolaan kota 6. Level of Product • Rumah & non rumah • Fasilitas & Infrastruktur • Town Management

  3. III. TIPOLOGI KOTA 1. Jumlah Penduduk/jumlah rumah 2. Kemandirian Kota • 60-70% kesempatan kerja bagi angkatan kerja sebagai ‘economic base’ • Kelengkapan sarana & prasarana 3. Rasio Guna Lahan • Perumahan: 1:3:6 • Non Perumahan • Fasilitas Umum • Non Development 4. Pentahapan Pembangunan 5. Sektor Informal

  4. IV. PROSES PENGEMBANGAN KOTA BARU (lihat Proses Pengembangan Kawasan Hunian) V. KOTA BARU DI INDONESIA 1. Kebayoran Baru –1948: Tempat tinggal nyaman pekerja di Jakarta, satelite town concept,100,000 penduduk, prasarana pemerintah pusat (Dep. PU), selfcontained settlement. Sekarang: bagian Metropolitan Jakarta, mixed kampung & formal residential, poppulation meledak, infrastruktur kurang. 2. Cibinong & Tigaraksa: - Ibukota kabupaten pindah dari Kodya konsep self contained new town. - Sekarang: Gagal, lokasi ditetapkan secara politik, kapasitas teknis & kelembagaan pembangunan kota lemah, partisipasi swasta & anggaran pemerintah kurang. 3. CilegonLhoksemawe/Bontang akibat pembangunan industri, berkembang alami karena ada ‘economic base’, aggolomerasi kebutuhan (rumah, jasa, kantor). Sekarang: Tak terintegrasi dengan masyrakat asli, jadi enclave. 4. Palangkaraya (1955) & Pekanbaru (1962): - Kebutuhan ibukota propinsi baru, support ekonomi hintrland (kehutanan, minyak) 5. Bumi Serpong damai: Paska SKB Tiga Mentri (1985), akomodasi ‘spill over’ Jakarta akibat urbanisasi, 6000 ha, 530.000 penduduk (25 tahun), konsorsium swasta, 40% commuters. 6. Driorejo: 1000ha, akomodasi urbanisasi Surabaya, 100.000 penduduk, Perumnas 300 ha dan Swasta 700 ha. 7. Kemayoran: 450 ha, strategis, infrastruktur eks airport, sekneg, CBD/Superblok. 8. Lippo Karawaci: 1500 ha, Supply Driven, high value added dulu, akses bagus, industri sebagai hinterland. 9. Kotabaru Cikarang, jababeka, Bukit Sentul, kota Wisata, Bukit Jonggol Asri, kotabaru Parahyangan.

  5. PKS, IZIN LOKASI & HAK ATAS TANAH RUTR & AMDAL METODOLOGI MASTER PLAN KOTA BARU ANALISA STRATEGIS PASAR DALAM KONTEKS REGIONAL PERATURAN & KEBIJAKAN PEMERINTAH LEGAL/PERIJINAN/INSTITUSI KONDISI TAPAK SKENARIO PENGEMBANGAN POSISI PROYEK DALAM KONTEKS REGIONAL STRATEGI PROMOSI • V I S I • Pemegang Saham • Mandiri • Kemitraan • Kelayakan • Orientasi kedepan • & • Inovasi KONSEP MASTERPLAN Tata Guna Tanah Infrastruktur Fasilitas Tahapan Pengembangan RENCANA PEMBANGUNAN FASE-1 Penentuan Lokasi & Sektor Perencanaan Detail/Rekayasa Fase-1 & Inftra Makro KONSTRUKSI PEDOMAN IMPLEMENTASI PEROLEHAN (PENGAMANAN) LAHAN PEMASARAN FINANSIAL HUKUM & PERIJINAN PENGEMBANGAN BISNIS MANAJEMEN KOTA/KAWASAN PROGRAM PENGEMBANGAN PENDUDUK SETEMPAT PENGEMBANGAN ORGANISASI PEROLEHAN LAHAN & RENCANA BISNIS

More Related