1 / 6

a. Latar belakang

a. Latar belakang Seorang wanita mengalami post power syndrome (Dwiputri, 2010) terjadi karena waktu mudanya memiliki kesibukan, lalu dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini: - Memiliki rasa bangga yang berlebihan terhadap jabatannya terdahulu

kina
Télécharger la présentation

a. Latar belakang

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. a. Latar belakang • Seorang wanita mengalami post power syndrome (Dwiputri, 2010) terjadi karena waktu mudanya memiliki kesibukan, lalu dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini: • - Memiliki rasa bangga yang berlebihan terhadap jabatannya terdahulu • - Menganggap kekuasaan penting untuknya • - Orang-orang ini sangat senang dihormati dan • dihargai. • Namun, saat wanita ini pensiun akan terlihat pemurung, Gampang marah dan cenderung sensitif sehingga sering menangis. • b. Pertanyaan penelitian • - Gambaran wanita yang mengalami post power syndrome • - Penyebab wanita mengalami post power syndrome. • c. Tujuan Penelitian • Untuk mengetahui tentang post power syndrome pada pensiunan manajer wanita dan penyebab terjadinya post power syndrome tersebut.

  2. Tinjauan Pustaka Definisi Post power syndrome (Supardi, 2002) adalah suatu keadaan yang menguntungkan menjadi tidak menguntungkan seperti kehilangan pekerjaan, jabatan atau perubahan status sosial ekonomi. Pensiunan (Semak&Simons, 1990) adalah seseorang yang diberhentikan dalam suatu keterlibatan kerja sebagai ketenagakerjaan atau karir yang telah mengundurkan diri dengan sepenuhny. Sedangkan manajer wanita dalam kesimpulan (Sudarsono, 1998), adalah seorang wanita yang memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan yang bertindak sebagai pemimpin yang mengontrol, mengorganisasikan dan mengarahkan perusahaan untuk mencapau tujuan dari perusahaan tersebut. Faktor-faktor penyebab post power syndrome: Eksternal : lingkungan subjek saat pensiun Internal : - kehilangan harga diri - kehilangan fungsi eksekutif (kebanggaan pada dirinya) - kehilangan perasaan terhadap kelompok tertentu - kehilangan sumber penghasilan

  3. Gejala-gejala post power syndrome (Setiabudhi, 2000), seperti: 1. Kesedihan yang tidak juga hilang, cemas, hampa. 2. Kehabisan energi, lelah berkepanjangan 3. Kehilangan kesenangan dan daya tarik kegiatan rutin 4. Gangguan tidur 5. Gangguan makan 6. Kesulitan konsentrasi 7. Perasaan bersalah 8. Cepat tersinggung, marah 9. Sering menangis Dari Hurlock (1980), Jenis-jenis Pensiun yaitu : 1. Secara sukarela dan 2. Secara terpaksa, 1. Pensiun biasa atau umum 2. Pensiun permintaan perusahaan. Dampak masa pensiun, Widystomo (1987) : • Berkurangnya sumber-sumber keuangan • Berkurangnya harga diri • Berkurangnya kontak sosial yang berorientasi pada pekerjaan • Kehilangan tugas yang berarti • Kehilangan kelompok referensi

  4. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan: Kualitatif (study kasus) Penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan gambaran yang mendalam pula mengenai suatu kasus yang mempunyai karakteristik tertentu. Subjek penelitian yang digunakan: seorang wanita pensiunan manajer (50-60thn) yang mengalami gejala-gejala post power syndrome. Teknik pengumpulan data : - wawancara (wawancara dengan pedoman umum) - Observasi (observasi non-partisipan) Alat bantu pengumpulan data: Pedoman wawancara, panduan Observasi dan alat perekam. Kredibilita Penelitian - Tringulasi sumber - Tringulasi metode - Tringulasi penyidik - Tringulasi teori

  5. Hasil Penelitian Dari observasi dan wawancara dan disesuaikan dengan teori, maka subjek setelah pensiun dari jabatannya sebagai manajer telah memperlihatkan gejala-gejala dari post power syndrome. Subjek terlihat cenderung lebih cemas atau mengalami stres setelah pensiun, berbeda dengan orang lain pada umumnya. Subjekpun mencoba mengenali dirinya dan mulai menghadapi pensiun dengan cara yang lebih positif. Terima kasih

More Related