1 / 89

Mata Kuliah Gender dan Keluarga BAB I0

Mata Kuliah Gender dan Keluarga BAB I0 INTERAKSI SUAMI ISTRI DALAM MEWUJUDKAN HARMONISASI KELUARGA RESPONSIF GENDER Oleh : Dr. Ir. Herien Puspitawati , M.Sc., M.Sc. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Institut Pertanian Bogor 2014. KONDISI PENDUDUK INDONESIA .

lalasa
Télécharger la présentation

Mata Kuliah Gender dan Keluarga BAB I0

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Mata KuliahGender danKeluargaBAB I0 • INTERAKSI SUAMI ISTRI DALAM MEWUJUDKAN HARMONISASI KELUARGA RESPONSIF GENDER • Oleh: Dr. Ir. HerienPuspitawati, M.Sc., M.Sc DepartemenIlmuKeluargadanKonsumen InstitutPertanian Bogor 2014

  2. KONDISI PENDUDUK INDONESIA

  3. EMPAT KELOMPOK PENDUDUK DENGAN KEBUTUHAN BERBEDA 11,37% 28,07 juta DirektoratJenderalPemberdayaanSosialdanPenanggulanganKemiskinan 3

  4. Family is the first and main educator for all human beings Family is the school of love and trainers of management of stress, management of psicho-social-mental and spiritual, and educator of character building To educate women is to educate the whole nation

  5. PengertianKeluarga:UU 52 Tahun 2009 • Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dananaknya, atauibudananaknya. • Keluargaberkualitasadalahkeluarga yang dibentukberdasarkanperkawinan yang sahdanbercirikansejahtera, sehat, maju, mandiri, memilikijumlahanak yang ideal, berwawasankedepan, bertanggungjawab, harmonisdanbertakwakepadaTuhan Yang MahaEsa.

  6. PengertianKeluarga:UU 52 Tahun 2009 • Ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah kondisikeluarga yang memilikikeuletandanketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materil gunahidupmandiridanmengembangkandiri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin. • Pembangunan keluargabertujuanuntukmeningkatkankualitaskeluarga agar dapattimbul rasa aman, tenteram, danharapanmasadepan yang lebihbaikdalammewujudkankesejahteraanlahirdankebahagiaanbatin.

  7. LAKI2 LEBIH DOMINAN DAN OTORITER J2 A B LAKI2 & PEREMPUAN BEKERJASAMA DGN PENUH TGJWB & PENGERTIAN J1 PEREMPUAN LEBIH MEMENTINGKAN KARIERNYA J3 Gambar. IlustrasiPilihanHidupMenujuTujuanBersamaKeluargadanMasyarakatmelaluiKerjasama Gender yang Harmonis (Puspitawati, 2006a) STRATEGI PEMBAGIAN PERAN DALAM KELUARGA

  8. 8 DAMPAK NEGATIF DARI KEKERASAN TERHADAP ANAK (Megawangi, Wiyono, Puspitawati 2006) • MENUMPULKAN HATI NURANI • MEMBUAT ANAK TERLIBAT PERBUATAN KRIMINAL • MEMBUAT ANAK GEMAR MELAKUKAN TEROR DAN ANCAMAN • MEMBUAT ANAK MENJADI PEMBOHONG • MEMBUAT ANAK RENDAH DIRI/MINDER • MENIMBULKAN KELAINAN PERILAKU SEKSUAL • MENGGANGGU PERTUMBUHAN OTAK ANAK • MEMBUAT PRESTASI BELAJAR ANAK RENDAH Illustration: Gregory NemecFrom "Teachers College Reports," Columbia University, Vol. 3, No. 1, Winter 2001

  9. Family Functions (PP No 21 Thn 1994 ttgPenyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera, BKKBN) Fungsi keluarga dijalankan untuk mencapai tujuan KELUARGA • Fungsi Keagamaan • Fungsi Sosial Budaya • Fungsi Cinta Kasih • Fungsi Perlindungan • Fungsi Reproduksi • Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan • Fungsi Ekonomi • Fungsi Pembinaan Lingkungan

  10. Menurut Duvall (1998) ada 8 tahapan keluarga, yaitu: • Tahapan 1: Keluarga yang baru menikah, • Tahapan 2: Keluarga baru punya anak bayi, • Tahapan 3: keluarga yang anaknya masih usia balita, • Tahapan 4: Keluarga yang punya anak usia sekolah dasar, • Tahapan 5: Keluarga yang anaknya usia remaja, • Tahapan 6: Keluarga yang anaknya dewasa, • Tahapan 7: Keluarga yang anaknya sudah mandiri dan meninggalkan rumah, dan • Tahapan 8: Keluarga usia tua.

  11. INTERAKSI SUAMI ISTRI DALAM MEWUJUDKAN HARMONISASI KELUARGA RESPONSIF GENDER

  12. ”Apabila laki-laki dan perempuan hidup bersama, maka berdua akan membuat unit yang lebih kuat dibandingkan dengan kalau masing-masing hidup secara individual. Bersama, maka laki-laki dan perempuan yang berbeda personalitasnya akan menjalin hubungan, dan keduanya akan dibantu dan diberkati oleh Tuhan karena sudah menjadi Tim Tuhan yang baik”. ”Kedudukan suami dan istri adalah setara, yang artinya sejajar dalam arti sama-sama penting dan sama-sama berperan sesuai dengan pembagian peran yang disepakati. Konsep kesetaraan dalam perkawinan disini bukan sebagai suatu pemberontakan terhadap aturan budaya patriarki, namun sebagai suatu koreksi terhadap penyimpangan budaya patriarki yang digunakan oleh kaum lelaki untuk melanggengkan kekuasaan atas nama perkawinan”.

  13. Meskipun dalam budaya patriarki laki-laki atau suami adalah pemimpin, namun makna “pemimpin keluarga” sebagaimana yang dilabelkan oleh sistim budaya patriarkhi adalah bermakna “pemimpin bersama secara kemitraan (partnership)” antara suami dan istri dengan saling melengkapi kemampuan dan kelemahan masing-masing. Jadi bukan kepemimpinan otoriter yang seakan-akan istri/ suami harus tunduk kepada kemauan salah satu pihak. Dengan demikian bentuk adil gender dalam keluarga diawali dari “Mitra kesejajaran/kesetaraan” antara suami dan istri (meskipun suami tetap menjadi pemimpin keluarga), yaitu masing-masing menjadi pendengar yang baik bagi pihak lain termasuk juga dari pihak anak-anak. • Hubungan suami istri, bukanlah hubungan “ atasan dengan bawahan” atau “majikan dan buruh” ataupun “orang nomor satu (pemimpin) dan orang belakang (konco wingking atau orang dapur)”, namun merupakan hubungan pribadi-pribadi yang “merdeka (free–independent)”, pribadi-pribadi yang menyatu kedalam satu wadah kesatuan yang utuh yang dilandasi oleh saling membutuhkan, saling melindungi, saling melengkapi dan saling menyayangi satu dengan yang lain untuk sama-sama bertanggungjawab di lingkungan masyarakat dan dihadapan Tuhan Yang Maha Esa.

  14. Untuk suami, meskipun menurut sebagian besar adat dan norma serta agama adalah kepala rumahtangga atau pemimpin bagi istrinya, namun tidak secara otomatis suami boleh semaunya dengan sekehendak hatinya menjadi pribadi yang otoriter, menang sendiri, dan berkeras hati mempimpin keluarga tanpa mempertimbangkan kemauan dan kemampuan intelektual istrinya. ”Hak seorang istri adalah menghargai hak suaminya, begitupula sebaliknya hak seorang suami adalah menghargai hak istrinya. Pasangan suami istri yang harus menyadari bahwa haknya adalah sama dan setara. Adapun kewajiban seorang istri yang harus patuh pada perintah suami dimaknai sebagai ungkapan penghargaan terhadap pemimpin keluarga. Namun demikian, suami juga harus membalas kepatuhan sebagai kewajiban istri dengan menjaga dan menghargai martabat istri sebagai orang merdeka yang dengan sadar patuh kepada suaminya”.

  15. Status sebagaisuami atau istri tidak berarti menghambat atau menghalangi masing-masing pihak dalam mengaktualisasikan diri secara positif (suami dan istri memang sudah mempunyai pekerjaan sebelum menikah, dan masing-masing mempunyai kemampuan intelektual dan ketrampilan masing-masing). Masing-masing mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam segala bidang di masyarakat. Justru, kalau memungkinkan, status baru suami istri dapat mendukung satu sama lain dalam melaksanakan peranserta individu dalam masyarakat. • Suami dan istri harus mampu mengatur waktu dan berinteraksi dengan baik serta dapat berbagi tugas dalam menjalankan perannya masing-masing secara adil dan seimbang, karena pada hakekatnya semua urusan rumahtangga, baik aspek produktif, domestik, dan sosial kemasyarakatan, serta kekerabatan adalah urusan bersama dan tanggung jawab bersama suami istri. Oleh karena itu, kemampuan mengendalikan diri dan kemampuan bekerjasama didasari saling pengertian adalah kunci utama dalam membina kebersamaan.

  16. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan HakdanKewajibanPasanganSuamidanIstri • ” … bahwauntukmembinarumahtanggabahagia, keduapihakharusmenjunjungtinggihakdankewajibanmasing-masing, salinghormatmenghormati, sopansantun, saling bantu membantu, lapang dada, nasihat-menasihati, dapatmemberidanmenerimadantidakmaumenangsendiri, akantetapipenuhpengertiandancintakasihdipayungiRidhaTuhan yang pengasih .......”. • Selanjutnyasayamengucapkansighatta'likatasistrisayasepertiberikut: “ Sewaktu-waktusaya: (1) Meninggalkanistrisayatersebutduatahunberturut-turut, (2) atausayatidakmemberinafkahwajibkepadanyatigabulanlamanya, (3) atausayamenyakitibadan/jasmaniistrisayaitu, atau (4) atausayamembiarkan (tidakmemperdulikan) istrisayaituenambulanlamanya, kemudianistrisayatidakridladanmengadukanhalnyakepadapengadilan Agama ataupetugas yang diberihakmenguruspengaduanitu, danpengaduannyadibenarkansertaditerimaolehpengadilanataupetugastersebut, danistrisayaitumembayaruangsebesarRp….. sebagai 'iwadl (pengganti) kepadasayamakajatuhlahtalaksatukepadanya.” .......”. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  17. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan HakdanKewajibanPasanganSuamidanIstri • Suami-istrimemikulkewajiban yang luhuruntukmenegakkanrumahtangga yang menjadisendidasardarisusunanmasyarakat Indonesia (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VI KewajibanSuamiIstri – Pasal 30). • Hakdankedudukanistriadalahseimbangdenganhakdankedudukansuamidalamkehidupanrumahtanggadanpergaulanhidupbersamadalammasyarakat; Masing-masingpihakberhakuntukmelakukanperbuatanhukum; SuamiadalahKepalaKeluargadanistriiburumahtangga (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VI KewajibanSuamiIstri – Pasal 31 Ayat 1-3). • Suamiistriharusmempunyaitempatkediaman yang tetap; Rumahtempatkediaman yang dimaksuddalamayat (l) Pasaliniditentukanolehsuami-istribersama (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VI KewajibanSuamiIsteri – Pasal 32 Ayat 1-2). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  18. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan HakdanKewajibanPasanganSuamidanIstri • Suamiistriwajibsalingcintamencintaihormat-menghormati, setiadanmemberibantuanlahirbatin yang satukepada yang lain (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VI KewajibanSuamiIsteri – Pasal 33). • Suamiwajibmelindungiistrinyadanmemberikansegalasesuatukeperluanhidupberumahtanggasesuaidengankemampuannya; istriwajibmengatururusanrumahtanggasebaik-baiknya; Jikasuamiatauistrimelalaikankewajibannyamasing-masingdapatmengajukangugatankepadaPengadilan (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VI KewajibanSuamiIsteri – Pasal 34 Ayat 1-3). • Hartabenda yang diperolehselamaperkawinanmenjadihartabersama; Hartabawaaandarimasing-masingsuamidanistridanhartabenda yang diperolehmasing-masingsebagaihadiahatauwarisanadalahdibawahpenguasaanmasing-masingsepanjangparapihaktidakmenentukan lain (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VII Harta Benda DalamPerkawinan – Pasal 35 Ayat 1-2). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  19. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan HakdanKewajibanPasanganSuamidanIstri • Mengenaihartabersama, suamiatauistridapatbertindakataspersetujuankeduabelahpihak; Mengenaihartabawaanmasing-masing, suamidanistrimempunyaihaksepenuhnyauntukmelakukanperbuatanhukummengenaihartabendanya (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VII Harta Benda DalamPerkawinan – Pasal 36 Ayat 1-2). • Bilaperkawinanputuskarenaperceraian, hartabersamadiaturmenuruthukumnyamasingmasing (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VII Harta Benda DalamPerkawinan – Pasal 37). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  20. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan DefinisiPerkawinan • Undang-UndangPerkawinanNomor 1 Tahun 1974 Pasal 1 Bab 1, perkawinanadalahikatanlahirbatinantaraseoranglaki-lakidenganseorangperempuansebagaisuamiistridengantujuanmembentukkeluarga (rumahtangga) yang bahagiadankekalberdasarkanKetuhanan Yang MahaEsa. • ”Perkawinanadalahsunnahdankehendakkemanusiaan, kebutuhanrohanidanjasmani. SudahmenjadisunnatullahbahwasegalasesuatudijadikanTuhanberpasang-pasangan, begitupunmanusiadijadikanTuhandariduajenislaki-lakidanperempuan....... Perkawinandisyari’atkansupayamanusiamempunyaiketurunandankeluarga yang sahmenujukehidupanbahagiaduniadanakhiratdibawahnaungancintakasihdanridhaIlahi.......”. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  21. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan DefinisiPerkawinan • ” Dasarperkawinanadalahpersetujuankeluargakeduabelahpihak, sertakebulatantekadkeduacalonmempelaiuntukhidupbersama. Membinarumahtanggabahagia, hiduprukundamai, harmonisdan ideal, memikultanggungjawab, baikuntukmerekaberduamaupununtukketurunanmerekasebagai tunas tunasmudaAmanat Allah yang harusdipelihara… akadnikahmerupakanperistiwa yang sangatpentingdantakterlupakandalamperjalananhidupseseorang, sebagaipeletakanbatupertamadalammembinarumahtanggabahagiadihiasikemurnianniatdankesuciandiri, bersendikankeridhaan Allah danlimpahanrahmatNya…. Akadnikahlambangkesucianhubunganantarakeduajenisbani Adam, syari'at Allah dansunnahRasulNya yang dijunjungtinggiolehummat Islam seluruhdunia .......”. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  22. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan DefinisiPerkawinan • SighatTa’likpernikahan yang diucapkansesudahakadnikahadalahsebagaiberikut : ” Sesudahakadnikah, saya ....... bin ...... berjanjidengansesungguhhati, bahwasayaakanmenepatikewajibansayasebagaiseorangsuami, dansayaakanpergauliistrisayabernama ........binti ....... denganbaik (mu’asyarahbil- ma’ruf) menurutajaransyariat agama Islam .......”. • Perkawinanmerupakankontrakresmiantaralaki-lakidanperempuan yang diaturdalamsuatuperaturandalammelaksanakanpertukarankegiatanekonomidanhubunganseksual (McIntyre 1994). • Marriage is a social contract between two individuals that unites their lives legally, economically and emotionally (Perkawinanadalahkontraksosialantaraduaindividu yang menyatudalamkehidupanresmi, baiksecaraekonomimaupunemosi). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  23. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan DefinisiPerkawinan • Perkawinanadalahsuatuperjanjianantaraduaorangdewasaberbedajeniskelamin yang mempunyaihubungandankomitmenhukumsatusama lain dibawahundang-undang Negara dimanamerekaberada. Kebanyakanperkawinanmelibatkanpengumumanpublikdanupacaraumum. Semuaitudiperlukansuratnikah, yang disediakanuntukpelimpahankepemilikandanketurunan yang sah (Knox 1985). • Marriage is the social institution under which a man and woman establish their decision to live as husband and wife by legal commitments, religious ceremonies, etc (Perkawinanmerupakaninstitusisosialdimanalaki-lakidanperempuanmemutuskanuntukhidupsebagaisuamidanistrididasarkanataskomitmenresmidanupacarakeagamaan). • Marriage is the legal or religious ceremony that formalizes the decision of two people to live as a married couple, including the accompanying social festivities: to officiate at a marriage (Perkawinanmerupakansesuatu yang resmiatauupacarakeagamaan yang memformalkankeputusanduaoranguntukhidupsebagaipasanganmenikah, termasukperayaansosialsebagaiformalitasdariperkawinan). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  24. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  25. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  26. STATUS SOSIAL KEPRIBADIAN CINTA AGAMA JARINGAN KERJA PENDIDIKAN FISIK KETURUNAN MATERI I’LL BE A GOOD HUSBAND, I SWEAR…!!! CHOOSE ME PLEASE!!! Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan Ilustrasipemilihanberbagaivariasikriteriapasangansuamidanistri. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  27. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan HakdanKewajibanPasanganSuamidanIstri • ” … bahwauntukmembinarumahtanggabahagia, keduapihakharusmenjunjungtinggihakdankewajibanmasing-masing, salinghormatmenghormati, sopansantun, saling bantu membantu, lapang dada, nasihat-menasihati, dapatmemberidanmenerimadantidakmaumenangsendiri, akantetapipenuhpengertiandancintakasihdipayungiRidhaTuhan yang pengasih .......”. • Selanjutnyasayamengucapkansighatta'likatasistrisayasepertiberikut: “ Sewaktu-waktusaya: (1) Meninggalkanistrisayatersebutduatahunberturut-turut, (2) atausayatidakmemberinafkahwajibkepadanyatigabulanlamanya, (3) atausayamenyakitibadan/jasmaniistrisayaitu, atau (4) atausayamembiarkan (tidakmemperdulikan) istrisayaituenambulanlamanya, kemudianistrisayatidakridladanmengadukanhalnyakepadapengadilan Agama ataupetugas yang diberihakmenguruspengaduanitu, danpengaduannyadibenarkansertaditerimaolehpengadilanataupetugastersebut, danistrisayaitumembayaruangsebesarRp….. sebagai 'iwadl (pengganti) kepadasayamakajatuhlahtalaksatukepadanya.” .......”. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  28. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan HakdanKewajibanPasanganSuamidanIstri • Suami-istrimemikulkewajiban yang luhuruntukmenegakkanrumahtangga yang menjadisendidasardarisusunanmasyarakat Indonesia (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VI KewajibanSuamiIstri – Pasal 30). • Hakdankedudukanistriadalahseimbangdenganhakdankedudukansuamidalamkehidupanrumahtanggadanpergaulanhidupbersamadalammasyarakat; Masing-masingpihakberhakuntukmelakukanperbuatanhukum; SuamiadalahKepalaKeluargadanistriiburumahtangga (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VI KewajibanSuamiIstri – Pasal 31 Ayat 1-3). • Suamiistriharusmempunyaitempatkediaman yang tetap; Rumahtempatkediaman yang dimaksuddalamayat (l) Pasaliniditentukanolehsuami-istribersama (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VI KewajibanSuamiIsteri – Pasal 32 Ayat 1-2). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  29. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan HakdanKewajibanPasanganSuamidanIstri • Suamiistriwajibsalingcintamencintaihormat-menghormati, setiadanmemberibantuanlahirbatin yang satukepada yang lain (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VI KewajibanSuamiIsteri – Pasal 33). • Suamiwajibmelindungiistrinyadanmemberikansegalasesuatukeperluanhidupberumahtanggasesuaidengankemampuannya; istriwajibmengatururusanrumahtanggasebaik-baiknya; Jikasuamiatauistrimelalaikankewajibannyamasing-masingdapatmengajukangugatankepadaPengadilan (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VI KewajibanSuamiIsteri – Pasal 34 Ayat 1-3). • Hartabenda yang diperolehselamaperkawinanmenjadihartabersama; Hartabawaaandarimasing-masingsuamidanistridanhartabenda yang diperolehmasing-masingsebagaihadiahatauwarisanadalahdibawahpenguasaanmasing-masingsepanjangparapihaktidakmenentukan lain (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VII Harta Benda DalamPerkawinan – Pasal 35 Ayat 1-2). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  30. Tipe, LatarBelakangdanProsesPerkawinan HakdanKewajibanPasanganSuamidanIstri • Mengenaihartabersama, suamiatauistridapatbertindakataspersetujuankeduabelahpihak; Mengenaihartabawaanmasing-masing, suamidanistrimempunyaihaksepenuhnyauntukmelakukanperbuatanhukummengenaihartabendanya (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VII Harta Benda DalamPerkawinan – Pasal 36 Ayat 1-2). • Bilaperkawinanputuskarenaperceraian, hartabersamadiaturmenuruthukumnyamasingmasing (UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Bab VII Harta Benda DalamPerkawinan – Pasal 37). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  31. KualitasPerkawinan • Undang-UndangNomor 52 Tahun 2009 tentangPerkembanganKependudukandan Pembangunan Keluargamenyatakanbahwakeluargaberkualitasadalahkeluarga yang dibentukberdasarkanperkawinan yang sahdanbercirikansejahtera, sehat, maju, mandiri, memilikijumlahanak yang ideal, berwawasankedepan, bertanggungjawab, harmonisdanbertakwakepadaTuhan Yang MahaEsa (Pasal 1). • Kualitas perkawinan terdiriatas dua dimensi yakni kebahagiaan perkawinan dan kepuasan perkawinan (Conger etal 1994). • Perkawinan yang berkualitasmenjaminkehidupanperkawinan yang bahagiadanmemuaskan, menjadiharapandanidamanpadasetiappasangansejakawalterjadinyasebuahpernikahan. Kepuasanperkawinansebagaiperasaansubjektifbaiksuami/ istri, misalnyabagisuamiberartiterpenuhinyaperasaandihargai, kesetiaandanperjanjianterhadapmasadepandarihubungantsb, sedangkanbagiistriberartiterpenuhinya rasa amanscremosional, komunikasidanterbinanyakedekatan (Duvall & Miller 1985). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  32. KualitasPerkawinan • Perkawinan yang bahagiamempunyaikomponen rasa cinta, komitmendanbebaskekerasan yang tidakberartiadanyadiskusidanperdebatan. Perdebatandalamsebuahperkawinanmenandakanbahwakondisipasangansuamiistriberadapadasuatupermasalahandanpencarianpenyelesaianmasalah. Konflikmerupakanpermasalahan yang normal dalamsebuahperkawinan. Adapunperkawinan yang sehatadalahperkawinantanpaadanyakekerasanbaikkekerasanfisik, verbal-emosiatauekonomi (Maerzyda 2007). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  33. KualitasPerkawinan Dengandemikiankualitasperkawinansecaragarisbesar: • Kebahagiaan adalah keadaan subjektif pikiran, perasaan, kondisi dan pengalaman personal. • Konsep dimensi kualitas perkawinan berkaitan dengan penyesuaian dan keharmonisan sebagai proses untuk mencapai satu tujuan perkawinan, yaitu kebahagaian dalam kehidupan perkawinan (marital happiness in marriage). • Jadi perkawinan yang bahagia adalah perkawinan yang dilandasi dengan cinta (sebagai objek) dapat membuat orang merasakan kenikmatan (joy) terhadap apa yang diraihnya, tapi dengan tidak mengabaikan apa yang telah menjadi kebutuhan dasar manusia dalam rangka memenuhi kepuasannya. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  34. KualitasPerkawinan • Kemampuan untuk menghasilkan perasaan bahagia pada masing-masing individu suami istri berbeda tergantung pada kapasitas individu dalam menyesuaikan dan perasan empati serta kematangan sosial. • Penyesuaian suami dan istri tergantung pada kemampuan dan keefektifak komunikasi antara keduanya dalam melakukan peran instrumental atau ekspresif, dalam menyesuaiakan perilaku seksual dan dalam menyesuaikan prinsip-prinsip hidup. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  35. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  36. KualitasPerkawinan KOMUNIKASI Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender 2 3 1

  37. Mackey and O’Brien (Haseley 2006) menjelaskan lima komponenpentingdalam KEPUASAN PERKAWINAN Tingkat konflik PengambilanKeputusan Komunikasi Tingkat konfliktinggi=kepuasanperkawinanrendah Dilakukansecarabersama-sama , terutamamasalahanakdanpengasuhan Kepuasanperkawinantinggi=self disclosure tinggi, mengekspresikancinta, dukungandanperasaan (Halonen & Santrock 1999) Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender Nilai-nilai Intimasi Rasa salingpercaya, menghargai, memahami, danmemilikihak yang sama Baikfisikmaupunpsikologis

  38. PERKAWINAN BAHAGIA • perkawinan yang dilandasi dengan keikhlasan atas dasar cinta (sebagai objek) atau kesadaran tanggung jawab sebagai manusia yang dapat membuat orang merasakan kenikmatan (joy) dan bersyukur terhadap apa yang diraihnya dengan tetap berusaha untuk memperjuangan kebahagiaan (pursuit of happiness) dalam rangka memenuhi kepuasannya (satisfaction). Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  39. PentingnyaKetahananPerkawinan • Ketahananperkawinantercermindalamkondisiperkawinan yang harmonis. Hal inisangatsulituntukdiwujudkankarenamembutuhkankonsentrasi/fokus yang tinggidanmotivasi yang begitubesardarisuamiistriuntukmemeliharadanmempertahankanperkawinan. • Peransentraldaricintaadalahsangatpentingbagisuamidanistri. Terdapat 3 (tiga) komponendaricinta yang disebutoleh Robert J Sternberg dari Yale University dengansebutanTeoriTriangulasidaricinta (A Triangular Theory of Love), yaitu (1) Intimasimencakupperasaankedekatan, keterhubungansecaraerat, bonding yang sangatkuat, danhubungan yang didasariatascinta, dukungan, kehangatandankepercayaan yang kuatsatudenganlainnya , (2) Nafsuataupassionmencakupdoronganmenujuperasaandanperilakuromantik, ketertarikansecarafisik, danhubungansecaraseksual, (3) Pemeliharaankeputusanuntukberkomitmenmencakupkomitmenjangkapendekdanjangkapanjanguntukmemeliharadanmenumbuhkan rasa cintaantarasuamiistri. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  40. PentingnyaKetahananPerkawinan • Perkawinanharusdilandasiolehkomitmen yang tercermindariprosessebagaiberikut: • Adanyakejelasandariapa yang diharapkandenganperkawinanini. • Mampuuntukmengembangkansecaradetildanterincitentangpemahaman yang menyeluruhdarijanji-janjiperkawinanantarasuamiistri yang dapatdiuraikandengan tahapan2 perencanaan. • Menguraidanmenanamkankembalisemuajanji-janjiperkawinantersebutkedalammemoridiotak agar selaludiingatterusolehsuamidanistri. • Memaksimalkanfaktorsalingpercayaantarsuamiistrimenujupasangansuamiistri yang punyahubungan solid dansalingpercayasatudenganlainnya. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  41. PentingnyaKetahananPerkawinan • Komunikasiadalahsederhananamunsangatsusahuntukdilaksanakan. Kebutuhankomunikasiantarasuamiistriharusdiaturdalamstrategikomunikasi yang efektifdanefisiensertaproduktif. Komunikasi yang baikdimulaidengankemampuanuntukbelajarberbicaradanmenyampaikanpendapat. • Tipikallaki-lakiadalahlebihsulituntukberbicaradibandingkandenganperempuan – paling tidaktentangkedalamankontekspembicaraan, maknadanfokussertahal-hal yang berkaitandengandetilsecara internal. • Masalahketerbatasankomunikasibagilaki-lakiadalahsuatutantangannyatabagisebagianhubunganperkawinan • Komunikasiakanmenjadikanmomen-momenperkawinansangatberkesandanmembahagiakan. Namundemikiankemampuanuntukberkomunikasidanpentingnyastrategikomunikasi yang efektifmenjadikanpasangansuamiistriharusmulaiuntukmencaridanmendapatkannya. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  42. PentingnyaKetahananPerkawinan kOMITMEN 1 Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender 2 3

  43. PenyesuaianInteraksiSuamidanIstridalamPerkawinan Gambar 10.2. Perubahan status danperandaribujanganmenjadiberkeluarga. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender KUALITAS PERKAWINAN INTERAKSI SUAMI DAN ISTRI

  44. DEFINISI INTERAKSI DAN INTERAKSI SOSIAL • Interaksiadalahsuatujenistindakanatauaksi yang terjadipadaduaataulebihobjekdengansalingmempengaruhiataumemilikiefeksatusama lain. Ideefekduaarahinipentingdalamkonsepinteraksi, sebagailawandarihubungansatuarahpadasebabakibat. • Interaksiberasaldarikataaction yang berartitindakan, daninterartinyaberbalas-balasan.1 • Interaksisosialmensyaratkankontakdankomunikasi. • Interaksisosialadalahprosesorang-orangmenjalinkontakdanberkomunikasiuntuksalingmempengaruhidalamhubungan timbale balikbaikdalampikiranmaupuntindakanantaraindividudenganindividu, antaraindividudengankelompok, danantarakelompokdengankelompok. Hal terpentingdalaminteraksisosialadalahpengaruhtimbalbalik. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  45. DEFINISI INTERAKSI DAN INTERAKSI SOSIAL • Interaksisosialmerupakanhubungantersusundalambentuktindakanberdasarkannormadannilaisosial yang berlakudalammasyarakat. Disinilahdapatdiamatiataudirasakanbahwaapabilasesuaidengannormadannilaidalammasyarakat, interaksitersebutakanberlangsungsecarabaik, begitu pula sebaliknya, manakalainteraksisosial yang dilakukantidaksesuaidengannormadannilaidalammasyarakat, interaksi yang terjadikurangberlangsungdengan baik.10.3 • Interaksisuamiistrimerupakansebuahhubungantimbalbalikantarasuamidanisteri yang memperlihatkansuatuprosespengaruhdanmempengaruhi. Keluargamempunyaiinteraksidanhubungan yang memberikanikatan yang jauhlebih lama dibandingkandengankelompokasosiasilainnya. Interaksipasangansuamiistridikonsepkankedalamtigakomponendasaryaitu (1) Kesesuaiandalampersepsiperan, (2) Timbalbalikperan, (3) Kesetaraanfungsiperan (Saxton 1990) Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  46. DEFINISI INTERAKSI DAN INTERAKSI SOSIAL • Interaksimanusiadalamilmusosiologi, harusdidahuluiolehkontakdankomunikasi. Hubunganmanusiainikemudiansalingmempengaruhiantarsatudengan yang lainnyamelaluipengertian yang diungkapkan, informasi yang dibagi, semangat yang disumbangkan, yang semuapesannyamembentukpengetahuan. Model interaksidariproseskomunikasimenunjukkanpengembanganperan (role development), pengambilanperan (role taking), danpengembangandirisendiri (development of self) karenamanusiaberkembangmelaluiinteraksisosialnya. Komunikasimanusiatersebut pun terjadidalamkonteksbudayatertentudanmempunyaibatas-batastertentu (Ruben 1988 danLiliweri 1997 dalamPuspitawati 2006) Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  47. FAKTOR2 YANG MENDASARI TERBENTUKNYA INTERAKSI SOSIAL Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  48. WUJUD INTERAKSI ANTARA SUAMI DAN ISTRI Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

  49. TIPOLOGI PERKAWINAN • Perkawinanpasangantanpavitalitas: • kondisiperkawinan yang labildenganpasangan yang tidakmerasapuasdenganperkawinannya. Pasangantipeinibiasamenikahpadausiatelalumuda, masihmemilikipenghasilanrendah, danbiasanyaberasaldarikeluarga yang ‘berantakan’. • Perkawinanpasanganfinansial: • kondisibanyakkonfliktidakterselesaikan, danpasangantidakmerasapuasdengankomunikasidalamperkawinandantidakpuasdengankepribadianmasing-masingindividu. Pasangantipeinilebihmemprioritaskankarirdaripadakeluargadanuang (finansial) menjadisangatpentingdalamkehidupankeluargadiatasesensimaknaberkeluarga. Bab 10. InteraksiSuamiIstridalamMewujudkanHarmonisasi KeluargaResponsif Gender

More Related