1 / 13

PERDAGANGAN DUNIA Refleksi Jagung dan Kedelai

PERDAGANGAN DUNIA Refleksi Jagung dan Kedelai. Julian Adam Ridjal , SP. MP. Disampaikan pada kuliah Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian. Refleksi Jagung dan Kedelai. Tahun 2002 - 2005, ada indikasi akan terjadinya kelangkaan BBM  senjata politik

lilli
Télécharger la présentation

PERDAGANGAN DUNIA Refleksi Jagung dan Kedelai

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERDAGANGAN DUNIARefleksi Jagung dan Kedelai Julian Adam Ridjal, SP. MP. DisampaikanpadakuliahKebijakandanPeraturanBidangPertanian

  2. Refleksi Jagung dan Kedelai • Tahun 2002 - 2005, ada indikasi akan terjadinya kelangkaan BBM  senjata politik • Tahun 2007, OPEC semakin tidak bersahabat dengan menaikkan harga minyak yang semakin tinggi • Negara-negara maju semakin gencar melakukan riset untuk BBN (dari jagung dan sawit)

  3. Tahun 2008, negara pengekspor produk pertanian (kedelai) semakin mengurangi ekspornya untuk : 1. Mengalihkan lahan pertanian (selain jagung) untuk ditanami jagung  BBN 2. Membatasi ekspor (kedelai) karena lebih diutamakan untuk kebutuhan dalam negerinya.

  4. Dampak bagi Indonesia • Karena sudah terlanjur dan terbiasa impor (kedelai), maka shock dengan berita penurunan kuantitas/stok kedelai impor. • Tidak diimbangi juga dengan ketersediaan kuantitas/stok kedelai dalam negeri. WHY WHY

  5. Mengapa memilih IMPOR • LUPA bahwa IMPOR hanya bersifat sementara yang bertujuan menyeimbangkan produksi dalam negeri agar dapat lebih mandiri, bukanbersifat mematikan produksi dalam negeri. • LUPA bahwa harga impor lebih murah dikarenakan adanya subsidi dari Pemerintah di negaranya sana terhadap petaninya  Hal ini bertentangan dengan substansi dari perjanjian GATT ataupun WTO • LUPA bahwa negara yang mengekspor ke kita (impor) menerapkan proteksi terhadap produk pertanian yang kita ekspor  Hal ini bertentangan dengan substansi dari perjanjian GATT ataupun WTO

  6. Shock Pemerintah • Kuantitas kedelai impor dibatasi • Ketersediaan kedelai lokal minim • Nasib industri yang menggunakan bahan baku kedelai (industri tahu dan tempe) yang notabene termasuk industri kecil-menengah dengan jumlah besar di negara ini, selain itu penyerapan TK juga tidak sedikit  demo besar-besaran kepada Pemerintah, bahkan hingga istana negara (Presiden RI)

  7. Ada apa STOK dalam negeri • Terbiasa impor (kedelai) sejak tahun 1990-an menyebabkan banyak kedelai impor yang beredar di pasaran. • Pertarungan yang tidak fair antara kedelai impor (murah karena ada kebijakan di negara asalnya) dengan kedelai lokal (kurangnya perhatian Pemerintah) di pasar (mekanisme yang ada diserahkan pada mekanisme pasar yang berlaku) • Hal seperti ini jika dibiarkan berlarut-larut maka akan menimbulkan keengganan petani (kedelai) untuk menanam.

  8. Keengganan yang semakin larut akan mendorong petani merubah pola tanam yang semestinya ditanam kedelai, diganti dengan tanaman palawija yang lain atau dibiarkan bero.

  9. Ada apa dengan JAGUNG • Ada perkembangan paradigma tentang jagung, yakni PANGAN  PANGAN dan PAKAN • Hal ini berdampak permintaan terhadap jagung tinggi dan tidak mampu disupplay hanya dari dalam negeri  dilakukan IMPOR • Krisis moneter tahun 1998, menyebabkan harga komoditas impor naik drastis  harga PAKAN ikut naik  banyak peternak ayam petelur dan pedaging bangkrut.

  10. Perlu diingat • Sub sektor peternakan ayam petelur dan pedaging merupakan sub sektor peternakan yang mengalami kemajuan pesat pada masa sebelum krisis moneter. • Dalam tahun 1988 – 1994, jumlah peternakan ayam bertambah dengan laju rata-rata antara 16% - 31% per tahun. • Sebagian besar dari peternakan ayam tersebut adalah peternakan ayam berskala kecil.

  11. KOREKSI Kebijakan yang ada • BUKA MATA dan BUKA TELINGA • BUKA MATA  melihat perdagangan dunia secara utuh dan menimbang antara kepentingan pribadi/golongan dengan kepentingan masyarakat Indonesia (petani) • BUKA TELINGA  mendengarkan aspirasi masyarakat (petani Indonesia) tentang apa yang dibutuhkan dan apa yang perlu diperjuangkan

  12. JASMERAH • Pemerintah perlu mengambil hikmah di balik peristiwa yang terjadi. • Peristiwa yang terjadi sebagai sejarah yang sedapat mungkin jangan sampai terulang untuk kesekian kalinya. • Kebijakan yang diambil harus memikirkan jangka panjang kesejahteraan masyarakat (petani) Indonesia, jangan bersifat jangka pendek.

  13. TERIMA KASIH SELAMAT BELAJAR KEJUJURAN MERUPAKAN BEKAL KESUKSESAN ANDA

More Related