290 likes | 733 Vues
TRILOGI RAHASIA MEDIS. OLEH H.M. HADI SAPOETRA. TRILOGI RAHASIA MEDIS. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS / PTM (INFORMED CONSENT) RAHASIA MEDIS (MED. SECRECY) REKAM MEDIS (MED. RECORDS) (J. GUWANDI). Pendahuluan IMPLIKASI UU N0. 29 / 2004: PRAktik keDOKteran (UUPK) secara hukum:.
E N D
TRILOGI RAHASIA MEDIS OLEH H.M. HADI SAPOETRA
TRILOGI RAHASIA MEDIS • PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS / PTM (INFORMED CONSENT) • RAHASIA MEDIS (MED. SECRECY) • REKAM MEDIS (MED. RECORDS) (J. GUWANDI)
PendahuluanIMPLIKASI UU N0. 29 / 2004: PRAktik keDOKteran (UUPK) secara hukum: • RS MELAKSANAKAN MANAJEMEN - INFORMED CONSENT (I.C.) / ptm YG BENAR - REKAM MEDIK (R.M.) DG BAIK / RAPI - RHS MED. DG RAPI / TERTIB - KENDALI MUTU / AUDIT MEDIK, DSB. • DR DLM LAKS PRAKTIK - MEMATUHI STANDar YANKES - PROSEDUR I.C. DG BENAR - MEMBUAT R.M. DG BAIK - MENJAGA RHS. MED. - HORMATI HAK-HAK PASIEN
Sebelum uupk • Dari aspek I.C. / ptm KASUS MUHIDIN (rs samsudin - sukabumi) / DR S. BT SWK (pati) bila terjadi Sekarang / stlh uupk, pihak dr sulit untuk menang (vrijspraak) di peradilan: i.c. adekwat tdk dilakukan thd muhidin (HAKIM MEMBENARKAN DAK MED A/D TEORI SYMPATIKO OPTALMIA), sedangkan dr s. tidak menanyakan riwayat alergi kpd ny. Rusmini (pts. Pn pati no. 8/1980/pid/b/pn pt tg. 2 sep. ‘81) Setelah uupk • DG BERLAKUNYA UUPK jo. PERMENKES NO. 512 / 2007 PERAN I. C. / PTM SBG KELENGKAPAN REK. MED. SEMAKIN PENTING / TDK DP DIREMEHKAN: = PS 45 {(1) – (6)} UUPK: KEHARUSAN MEMBERI I.C. / ptm (KELENGKAPANREK MED) = PS 79 B. UUPK SANKSI PIDANA DENDA RP. 50 JT. Bagi DR YG DG SENGAJA TDK MemBUAT REK MED
I. PTM / INFORMED CONSENT >< INFORMED REFUSAL • Premis mayor: kuh per (ps. 1320) kONtrAk (terapeutik) HAK – KWAJIBAN PARA PIHAK, Termasuk HAK I.C. BAGI PASIEN • Landasan Hukum atas i.c. pasien: - UU NO. 23 TH. 1992: KES. (PS. 53/2) - PERMENKES NO. 585 / 1989 TTG. PTM - PP NO. 18 / 1981: PS. 15 DONOR HIDUP - UU NO. 29 / 2004: PRADOK (PS. 45/1-6) - pp no. 32 th. 1996: nakes - permenkes no. 512 / 2007: penyelenggaraan praktik dr / drg - BBG. YURISPRUDENSIA (NASIONAL / INT’L)
BENTUK-BENTUK I.C. (GERICHTE TOESTEMMING) • DINYATAKAN (EXPRESSED) = LISAN (ORAL) = TERTULIS (WRITTEN) • TERSIRAT DIANGGAP DIBERIKAN (IMPLIED OR TACIT CONSENT) = DLM KEAD BIASA (NORMAL / CONSTRUCTIVE CONSENT) = DLM KEAD DARURAT (EMERGENCY)
Latar blk informed c. • Dak med penuh ketidak pastian (uncertainty) • Dak med memiliki resiko • Dak med ttt punya akibat ikutan yg dirasakan sendiri oeh pasien • Jika tERjAdI resiko yg merasakan pasien sendiri • Resiko / akibat ikutan sering tdk dpT dipulihkan • Pola konsumerisme: “he who pays the piper calls the tune”
Landasan filosofis • Ham doktrin “a man is the master of his own body” the right of / to self determination (tros) = o.k. nya tind. Offensive touching hrs atas persetujuan pasien = tind. Med. Tanpa persetujuan = pelanggaran hak / penganiayaan
Landasan etika HUKUM • Beneficence (to do good, not harm) • Justice (as a fairness or as distributive justice) • Fidelity (kesetiaan thd ta-wab) • Autonomy (menghormati keputusan pasien) • Prinsip di bid etika tsb di atas kemudian direfleksikan ke dlm peraturan hkm
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK (INFORMED CONSENT) • PTM = PERSETUJUAN YANG DIBERIKAN OLEH PASIEN / KELUARGA ATAS DASAR PENJELASAN MENGENAI TINDAKAN MEDIK YANG AKAN DILAKUKAN TERHADAP PASIEN TSB. (PS. 1 a. PERMENKES NO. 585 / MENKES / PER / IX / 1989)
YG MEMBERIKAN INFORMASIUNTUK DAK MED BEDAH / INVASIF • DR YG AKAN LAKUKAN (TREATING PHYSICIAN) • DR RUJUK / TDK LAKS DAK MEDIS (REFFERING PHYS) TDK WAJIB • TIDAK DPT DIDELEGASIKAN KPD PARAMEDIS MESKIPUN SENIOR, KECUALI DAK MED NON BEDAH / NON INVASIF (…KASUS MUHIDIN !)
MATERI INFORMASI • DIAGNOSIS PENYAKIT & ALASAN PERLUNYA DAK MED • SIFAT DAK MED (EKSP / BUKAN EKSP) • TUJUAN DAK MED • RESIKO DAK MED • AKIBAT IKUTAN YG < MENYENANGKAN • ADA / TDK-NYA DAK MED ALTERNATIF • AKIBAT YG MUNGKIN TERJaDi BILA TDK DILAKUKAN DAK MED SPT YG DIANJURKAN
YG DP NYATAKAN PTM (SK DIRJENYANMED NO. HR.00.06.3.5. 1866 / 1999) • Bekwaam: PASIEN UMUR > 21 TH / TLH kawin • Onbekwaam: = < 21 TH AYAH / IBU KDNG – SDR KDNG = < 21 + ORTU (-) AYAH/IBU ADOPSI – SDR KDNG – INDUK SEMANG = GGN MENTAL AYAH/IBU KDNG – WALI SAH – SDR KDNG = BWH PENGAMPU WALI – KURATOR = TLH kawin/DWS SUAMI/ISTRI – ORTU KDNG – ANAK KDNG – SDR KDNG
PTM BUKAN PERJANJIAN PARA PIHAK • NILAI PTM = TESTAMEN / PERNYATAAN KEHENDAK (EENZIJDIGE WILSUITING) • SBLM DILAKUKAN DAK MED DP DIBATALKAN PASIEN • O.K. BUKAN PERJANJIAN MURNI DR TDK HRS IKUT Tanda Tangan • PEMBATALAN PASIEN Tanda Tangani SURAT PENOLAKAN
MANFAAT PTM BAGI DR. • PATUHI HUKUM • SARANA LEGItImASI ATAS TIND. OFFENSIVE TOUCHING • HINDARI TUDUHAN PS. 351 KUH PID: ANIAYA DR PASIEN (MATERIEEL NIET WEDERRECHTELIJK / AFWEZIGHEID VAN ALLE SCHULD (AVAS) • AGAR DR. BEBAS DARI TA-WAB HKM ATAS TERJADINYA RISIKO / AKIBAT IKUTAN [TRANSFER OF LIABILITY]
PTM TIDAK SAH • DG PAKSAAN (DWANG) • MEMBERIKAN GBR-AN YG SALAH (KASUS PAK S. VS. DR. X DG. NEFROLITIASIS) • BLM DEWASA / < 21 TH (onbekwaamheid) • INFORM DARI YG TDK WENANG • KEADAAN TDK SEPENUHNYA SADAR (NON LUCID STATE) • Pro forma consent / INFORMASI TDK CUKUP (DSR TEORI DOMINO), KECuali thd PASIEN DG SINDROMA ‘DON’T TELL ME DR’ dg. Hak waiver – nya KASUS MUHIDIN / RS SAMSUDIN …?
Proforma (non disclosure) consent – siapa yg hrs membuktikan …? • berDasar Azas gugatan bhw. “siapa mendalilkan atau membantah suatu hak, wajib membuktikan dalil dan atau bantahannya”, maka: - Secara teknis beban pembuktian ada pada / menjadi kewajiban pasien - Dr. dpt mengajukan bantahannya • Berdasar azas kepatutan dpt dilakukan pembuktian terbalik
EMERGENSI • DLM KEAD EMERGENSI I.C. TETAP PENTING, A.T. BUKAN PRIORITAS • PELAKSANAAN I.C. TDK BLH MENGHAMBAT DAK med / EMERGENCY CARE • PERMENKES NO. 585 / 1989 (ps. 11): DLM KEAD EMERGENSI TIDAK PERLU I.C.; ibid. ps. 14: dak med sesuai prog. Pem demi masy. Banyak ptm tidak diperlukan (vide: ps. 14 pp no. 40/1991: penanggulangan wabah peny. Menular mis vaksinasi, disamakan dg. Kead. emergency?) • BBGAI YURISPRUDENSIA DDPT KESAMAAN BHW DAK EMERGENCY CARE DPT DILAKUKAN TANPA I.C. • HAKIM MEMBENARKAN DAK MED Oleh DR H. MENCOPOT O.D. Muhidin A/D TEORI SIMPATIKO OPTALMIA (RS SAMSUDIN - SUKABUMI)
DAK MED THD ANAK tanpa i.c. ORTU …? • DP. DILAKSANAKAN DG SYARAT: = DAK MED ADALAH BRP DAK MED TERAPEUTIK (BUKAN EKSPERIMEN) = TANPA DAK MED TSB ANAK AKAN MATI = DAK MED TSB BERI HARAPAN / PELUANG PD ANAK UTK HIDUP NORMAL, SEHAT, MANFAAT (GOLDSTEIN, FREUD, SOLNIT) (VIDE: - PP NO. 40 / 1991 PS. 14 IMMUNISASI DPT DILAKUKAN DG / TANPA PERSETEJUAN ORTU, - PS. 14 PERMENKES NO. 585 / ’89: PTM DAK MED DEM DEMI KEPENTINGAN MASY. TDK PERLU I.C.)
I. C. = INFORMED + CONSENT • INFORMASI HAK PASIEN {TTG PENY.-NYA (RHS MED), DAK MED YG AKAN DILAKUKAN, OBAT ² / PENULISAN RESEP HRS JELAS, DSB.} • JIKA PASIEN SETUJU INFORMED CONSENT • JIKA PASIEN MENOLAK INFORMED REFUSAL • I.C. ADALAH SUATU PROSES & BUKAN SEKEDAR MINTA TT PASIEN (KASUS MUHIDIN … RECHTELIJKE DWALING ?!) • UTK PASIEN YG TLH ‘BEKWAAM’ INFORMASI TDK BOLEH DIBERIKAN KPD O. LAIN (RHS. MED.)
II. RAHASIA MEDIs LANDASAN HUKUM: • Ps. 1909/3 KUHPdt (verschoningsrecht/rhs jab); ps. 322 kuhpid (wajib simpan rhs jab); ps. 170 kuhap • PS. 53 (2) UUKES: NAKES WAJIB MENGHORMATI HAK-HAK PASIEN A.L. HAK ATAS RHS. KEDOKTERAN • UUPK PS. 47 (2): - REK. MED. HRS DISIMPAN / DIJAGA KERAHASIAANNYA, - IBID. PS 48 (1): SETIAP DR/DRG. DLM MELAKS. PRADOK WAJIB MENYIMPAN RHS. KEDOKT. (Dari pada istilah rHS KEDOKT. PENULIS LBH SETUJU ISTILAH RHS MEDIS) • PP NO. 10/1966: - RHS. KED. ADALAH SGL SUATU YG DIKETAHUI SLM LAKUKAN PEKERJ. DI LAP. KEDOKT. (PS. 1), - PENGETAHUAN TSB HRS DIRHS-KAN OLEH ORANG² YG TSB PS. 3, KEC. BILA PERATURAN LAIN YG SEDERAJAT / LBH TINGGI MENENTUKAN LAIN {PS. 48 (2) UUPK} MEMENUHI PERMINTAAN APARAT GAKKUM …? PENULIS: HANYA U/ HAKIM, BOLEH}
SUAMI-ISTERI DATANG KE DR. BERSAMA-SAMA …? • DPT DIANGGAP BHW SDH ADA PERSETUJUAN DARI KEDUANYA UTK SALING MENGETAHUI rhs medis / MSLH PENY. TSB • DLM KASUS SEMACAM INI PD DASARNYA DR. BOLEH DG. BEBAS LANGSUNG MENGUNGKAPKAN SGL-NYA (LEENEN, 177) • NAMUN DLM HAL PENY. KELAMIN, KEGUGURAN, DR. PERLU BER-HATI² O.K. ADA KEMUNGKINAN ANTARA MEREKA LAMA TDK CAMPUR (LEENEN, 177; SPELLER, 358)
PENGECUALIAN thd wajib simpan rhs medis • PS. 322 (2) KUH PID. :IZIN DARI YANG BERHAK (DE TOESTEMMING VAN DE GEHEIMGERECHTIGDE) • PS. 48 KUH PID.: KEADAAN MENDESAK / TERPAKSA (DE NOODTOESTAND OF DE OVERMACHT) (u.s.a.) yurisprudensia kasus tarasoff, 1976, (GUWANDI, J. RAHASIA MEDIS: 148) • PS. 50 KUH PID.: KETENTUAN UNDANG-UNDANG (HET WETTELIJK VOORSCHRIFT) • PS. 51 (1): PERINTAH JABATAN (HET BEVOEGD GEGEVEN AMBTELIJK BEVEL) • NORMA O.K. PENGARUH POLITIK THD. PARA POLITISI: JOHN F. KENNEDY (CHRONIC BACK PAIN), EVA PARON (KANKER SERVIK), RONALD REAGAN (KANKER USUS), WAPRES DICK CHENEY (KORONER), RUDOLPH GUILIANI / WALIKOTA NEW YORK (KANKER PROSTAT), soeharto (perdarahan usus), DSB.
BBRP contoh kasus / YURISPRUDENSIA berkaitan dg i.c., saksi, rhs med • KASUS DR. S. BT. SISWOKO: I.C. (TTG. KEMUNGKINAN ADANYA ALERGI), TDK TERLALU DICERMATI OLEH M.A. SAKSI HRS DARI KELOMPOK YG. AVERAGE • KASUS TATIANA TARASOFF: BILA kondisi PASIEN MENGANCAM KESELAMATAN / JIWA SESEORANG, DEMI JIWA SESEORANG tsb., DR. Harus melepas rhs medis & MELAPORKAN / MEMBERI TAHU YBS. • KASUS SCHLOENDORFF V. SOCIETYOF N.Y. HOSP., 1914, PUTUSAN HAKIM BENYAMIN CARDOZO: “ … SEORANG DR. BEDAH YG. MELAKUKAN OPERASI TANPA IZIN PASIEN, DIANGGAP TLH MELAKUKAN PELANGGARAN, dr. harus BERTANGGUNGJawab ATAS KERUGIAN pasien” (J. GUWANDI, 208 TANYA-JWAB …: 51) NOTE: BANDINGKAN DG. KASUS MUHIDIN …!
III. Rekam medis/Permenkes 749a/1989 • Ps. 1a: Rm=berkas isi catatan + dokumen ttg identitas pasien, rik, obat, dakyan lain kpd pasien pd sarkes • Ps. 2, 3: tiap sarkes yg lakukan yankes wajib buat rm, dibuat oleh nakes yg lakukan yankes (sgr stlh dilakukan tindakan) • Ps. 7: masa simpan > 5 thn • Ps. 10: berkas rm milik sarkes (?), isi milik pasien • Ps. 11: rm=rhs pasien wajib dijaga • Ps. 12: pemaparan oleh dr. yg merawat atas ijin pasien • Ps. 14 Manfaat rm: - dasar harkes & ob pasien, - br bukti; - bh diklit (ijin pasien); - hitung biaya yan rs, - statistik kes • Ps. 15 isi (wat jln): - identitas, - anamnesis, - diagnosis, - dak / ob • Ps. 16 isi (wat inap): - identitas, - anamnesis, - riwayat peny., - riklab/jang, - diagnosis, - ptm, - cttn perawat, obs klinis, hasil ob, - resume & hasil ob
Daftar bacaan • Alexandra indriyanti dewi, etika dan hukum kesehatan, pustaka book publisher, yogyakarta, 2008; • Anny isfandyarie, malpraktek & resiko medik, prestasi pustaka, jakarta, 2005; • Bambang poernomo, hukum kesehatan, program pasca sarjana, univ. gajah mada, yogyakarta; • Fred ameln, kapita selekta hukum kedokteran, grfika tama jaya, jakarta, 1991; • Freddy tengker, hak pasien, cv. Mandar maju, bandung, 2007; • Guwandi, j., tanya-jawab persetujuan tindakan medik, fkui, jakarta, 1994; • ------ , rahasia medis, fkui, jakarta, 2005; • ------ , hospital law, fkui, jakarta, 2005; • ------ , dokter, pasien, dan hukum, fkui, jakarta, 2007; • Hermien hadiati koeswadji, hukum kedokteran, pt. citra aditya bakti, bandung, 1998; • Kersi rsud dr. soetomo, etik dan hukum di bidang kesehatan, rsud dr. soetomo, surabaya, 2001; • Sofwan dahlan, hukum kesehatan, Univ. diponegoro, semarang, 1999; • Syahrul mahmud, penegakan hukum dan perlindungan hukum bagi dokter yang diduga melakukan medical malpraktek, cv. Mandar maju, bandung, 2008; • Triana ohoiwutun, y.a., bunga rampai hukum kedokteran, bayumedia publishing, malang, 2008.
Curriculum vitae H.m. hadi sapoetra, dr. MH.Kes • Tpt / tg. Lahir: purwokerto / 23 des. ‘43 • Kel.: isteri 1, anak 2, CUCU 1 • Pendidikan: Fk ugm1970; S2 HUKKES UNIKA SOEGIJAPRANATA - SEMARANG • Pangkat / Jabatan: - KOLONEL CKM / Purn. Pakes tni-ad - Ketua idi cab. Kota cimahi - Anggota perhuki cab. Bandung - LEKTOR / dosen TAMU stikes a. yani cimahi - Gumil tamu pusdik pom cimahi - bandung - Dosen tamu fak. Hukum unpar bandung