1 / 18

Pertemuan ke-6

Pertemuan ke-6. KLASIFIKASI BUNYI SEGMENTAL DAN SURASEGMENTAL. BUNYI SEGMENTAL. Klasifikasi bunyi segmental : Berdasarkan ada tidaknya gangguan Mekanisme udara Arah udara Pita suara Lubang lewatan udara Mekanisme artikulasi Cara gangguan Maju mundurnya lidah Tinggi rendahnya lidah

mrinal
Télécharger la présentation

Pertemuan ke-6

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pertemuan ke-6 KLASIFIKASI BUNYI SEGMENTAL DAN SURASEGMENTAL UBD-HASTARI 2009

  2. BUNYI SEGMENTAL • Klasifikasi bunyi segmental: • Berdasarkan ada tidaknya gangguan • Mekanisme udara • Arah udara • Pita suara • Lubang lewatan udara • Mekanisme artikulasi • Cara gangguan • Maju mundurnya lidah • Tinggi rendahnya lidah • Bentuk bibir UBD-HASTARI 2009

  3. Dilihat ada tidaknya gangguan, bunyi dikelompokkan menjadi: • Bunyi vokoid (vokal) • Bunyi kontoid (konsonan) UBD-HASTARI 2009

  4. Bunyi bahasa bisa dihasilkan dari tiga mekanisme udara: • Mekanisme udara pulmonis • Mekanisme udara laringal atau faringal • Mekanisme udara oral UBD-HASTARI 2009

  5. Dilihat dari arah udara ketika bunyi dihasilkan, bunyi dikelompokkan menjadi: • Bunyi egresif • Bunyi ingresif • Berdasarkan mekanisme artikulasi, bunyi dikelompokkan menjadi: • Bunyi bilabial • Bunyi labio-dental • Bunyi alpiko-dental • Bunyi alpiko-alveolar • Bunyi lamino-palatal • Bunyi dorso velar • Bunyi dorso uvular • Bunyi laringal • Bunyi glotal UBD-HASTARI 2009

  6. Dilihat dari bergetar tidaknya pita suara, bunyi dikelompokkan menjadi: • Bunyi mati atau bunyi tak bersuara • Bunyi hidup atau bunyi bersuara • Dilihat dari lewatan udara, bunyi dikelompokkan menjadi: • Bunyi oral • Bunyi nasal • Bunyi sengau UBD-HASTARI 2009

  7. Berdasarkan cara gangguan bunyi dikelompokkan menjadi: • Bunyi stop (hambat) • Bunyi kontinum (alir) • Bunyi afrikatif (paduan) • Bunyi frikatif (geser) • Bunyi trill (getar) • Bunyi lateral (samping) • Bunyi nasal (hidung) UBD-HASTARI 2009

  8. Berdasarkan tinggi rendahnya suara, bunyi dikelompokkan menjadi; • Bunyi tinggi • Bunyi agak tinggi • Bunyi tengah • Bunyi agak rendah • Bunyi rendah • Berdasarkan maju mundurnya lidah, bunyi dikelompokkan menjadi: • bunyi depan • Bunyi pusat • Bunyi belakang • Berdasrkan bentuk bibir ketika bunyi diucapkan, bunyi dikelompokkan menjadi: • Bunyi bulat • Bunyi tidak bulat UBD-HASTARI 2009

  9. Deskripsi Bunyi Segmental Bahasa Indonesia • Bunyi vokal • Bunyi konsonan UBD-HASTARI 2009

  10. Yang termasuk ciri bunyi vokal dalam bahasa Indonesia • Maju mundurnya lidah • Tinggi rendahnya lidah • Bentuk bibir • Yang termasuk ciri bunyi konsonan dalam bahasa Indonesia Berdasarkan ada tidaknya gangguan • Mekanisme udara • Arah udara • Pita suara • Lubang lewatan udara • Mekanisme artikulasi • Cara gangguan UBD-HASTARI 2009

  11. BUNYI SUPRASEGMENTAL • Tinggi rendah bunyi (nada) • Keras lemah bunyi (tekanan) • Panjang-pendek bunyi (tempo) • Kesenyapan (jeda) UBD-HASTARI 2009

  12. BUNYI PENGIRING • Bunyi pengiring adalah bunyi yang ikut serta muncul ketika bunyi utama dihasilkan. • Hal ini disebabkan oleh ikut sertanya alat-alat ucap lain ketika alat ucap pembentuk bunyi utama difungsikan. UBD-HASTARI 2009

  13. Bunyi pengiring dikelompokkan menjadi: • Bunyi ejektif • Bunyi klik • Bunyi aspirasi • Bunyi eksplosif • Bunyi retrofleksi • Bunyi labialisasi • Bunyi palatalisasi • Bunyi glotalisasi • Bunyi nasalisasi • Bunyi pengiring juga ada yang namanya similitud UBD-HASTARI 2009

  14. DIFTONG DAN KLUSTER • Diftong = vokal rangkap • Diftong menurun (falling diftong) • Diftong menaik (rising diftong) • Kluster = konsonan rangkap • Kluster terdiri dari 2 kontoid • Kluster terdiri dari 3 kontoid UBD-HASTARI 2009

  15. SILABA (SUKU KATA) • Silaba = suku kata • Teori yang membahas tentang silaba • Teori sonaritas • Menjelaskan bahwa suatu rangkaian bunyi bahasa yang diucapkan penutur selalu terdapat puncak-puncak kenyaringan (sonaritas) di antara bunyi-bunyi yang ducapkan. • Teori prominand • Menitikberatkan pada gabungan sonoritas dan ciri-ciri suprasegmental, terutama jeda (junture). UBD-HASTARI 2009

  16. Berdasarkan kedua teori tersebut, struktur suku kata terdiri atas satu bunyi sonor yang berupa vokoid, baik tidak didahului dan diikuti kontoid, didahului dan diikuti kontoid, didahului kontoid saja, atau diikuti oleh kontoid saja. (K) V (K) UBD-HASTARI 2009

  17. Struktur suku kata (silaba) Struktur Fonotatik • V - N • VK - ON • VK - NK • KVK - ONK • KKV - OON • KKVK - OONK • KKVKK - OONKK • VKK - NKK • KVKK - ONKK • KKKV - OOON • KKKVK - OOONK Cat.: bunyi puncak sonoritas suku kata yang biasanya berupa vokoid disebut nuklus (neucleus, N), kontoid yang mendahului nuklus disebutonset (O), sedangkan kontoid yang mengikuti nuklus disebut koda (coda, K). UBD-HASTARI 2009

  18. Silabisasi bisa juga dibedakan menjadi tiga, yaitu: • Silabisasi fonetis • Silabisasi fonemis • Silabisasi morfologis UBD-HASTARI 2009

More Related