1 / 49

80 CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF PEMBELAJARAN INOVATIF

80 CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF PEMBELAJARAN INOVATIF PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SECARA BERKELANJUTAN Oleh: Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENGAJARAN. Pengajaran untuk apa?  kejelasan tujuan

nailah
Télécharger la présentation

80 CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF PEMBELAJARAN INOVATIF

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 80 CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF • PEMBELAJARAN INOVATIF • PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SECARA BERKELANJUTAN Oleh: Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D

  2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENGAJARAN • Pengajaran untuk apa?  kejelasan tujuan • Apa yang diajarkan ?  mutu bahan ajar • Pengajaran untuk siapa?  kesiapan siswa • Jenis pengajaran?  jenis & bentuk pengajaran • Siapa mengajar?  kompetensi pengajar • Bagaimana cara mengajar?  cara mengajar yang cocok dengan bahan yang diajarkan dan tingkat perkembangan siswa • Dengan apa mengajar?  media pengajaran yang sesuai • Dimana mengajar?  tempat/kancah mengajar • Bagaimana cara mengevaluasi?  evaluasi pembelajaran yang otentik • Berapa lama mengajar?  lama mengajar • Bagaimana penggunaan waktu?  efektivitas waktu

  3. Dari banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pengajaran, cara mengajar ( no 6) hanyalah merupakan salah satunya sehingga kita tidak boleh mendetotalisasi kalau cara mengajarnya sudah efektif, otomatis hasil pengajarannya juga efektif. Faktor-faktor lain juga harus diperhitungkan, memadai atau tidak. Namun demikian, cara mengajar yang efektif memang memiliki kontribusi yang lebih besar dibanding faktor-faktor lainnya.

  4. 80 CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF • Metode ceramah dan tanya jawab • Diskusi terarah • Demonstrasi • Ilustrasi/Memberi contoh • Metode proyek • Kunjungan lapangan/study tour • Melakukan praktek • Pemberian tugas • Pekerjaan rumah • Meringkas dan mengomentari buku • Menggunakan nara sumber/guru tamu

  5. Diskusi panel • Debat • Curah pendapat • Pembahasan kasus • Bermain peran • Sosio drama • Lessons study • Presentasi oleh siswa • Bermain peran • Diskusi kelompok • Simulasi • Mentoring kawan sejawat (antar siswa) • Mengajar beregu (team teaching) • Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (animasi)

  6. Kejelasan dalam mengajar • Variasi dlm penggunaan metode/media • Motivasi/keantusiasan mengajar • Kegiatan mengajar terarah pada tugas • Pemberian kesempatan belajar kpd siswa • Paket belajar mandiri • Pemanfaatan ide-ide peserta didik • Kritik yang konstruktif • Penggunaankomentar yg menyemangatkan • Jenis pertanyaan yang kreatif • Manajemen kelas dan disiplin

  7. Penguatan, penghargaan, dan hukuman • Pemeriksaan terhadap hasil kerja siswa • Pengembangan berfikir siswa • Pengajaran yang memperhatikan individual • Pemberdayaan siswa • Penggunaan waktu secara efektif & efisien • Pengajaran PAKEM • Penggunaan variasi alat bantu pengajaran • Penggunaan prinsip-prinsip penghargaan • terhadap berfikir kreatif • 46. Tingkat kesulitan pengajaran • 47. Pembelajaran kontekstual • 48. Pemecahan masalah

  8. Ekspektasi yang tinggi • Hubungan interpersonal yang hangat • Strategi pengajaran yang inovatif • Penggunaan prinsip-prinsip belajar yang kreatif dan inovatif • Metode inkuiri • Penggunaan slide foto • Penggunaan film • Belajar mandiri • Pengajaran terprogram • Pembelajaran berbantuan komputer • e-instruction & e-learning

  9. Pemanfaatan televisi • Pemanfaatan pameran, gambar-gambar, poster, papan flannel • Mengarahkan siswa untuk mengajar siswa lainnya • Penggunaan laboratorium • Menggunakan teknik-teknik bertanya • Menyediakan program akselerasi bagi anak-anak cerdas • Menyediakan program remedi bagi siswa kurang cerdas

  10. Metode demonstrasi untuk keterampilan kejujuran • Metode demostrasi suatu konsep dan prinsip • Menyampaikan informasi dengan audio-visual • Menyampaikan informasi dengan model, benda nyata • Jaga keseimbangan daya pikir, daya hati dan daya pisik • Jaga keseimbangan antara tujuan pribadi dan tujuan sosial

  11. Jaga keseimbangan antara kreativitas dan disiplin • Jaga keseimbangan antara persaingan dan solidaritas • Jaga keseimbangan antara antara tuntutan dan prakarsa • Menganalisis, mensintesis, dan meng-evaluasi • Berpartisipasi aktif dalam kegiatan • Mengekspresikan ide dalam tulisan • Penggunaan papan tulis dan flip chart • Diskusi panel dan simposium

  12. PEMBELAJARAN INOVATIF Oleh: Prof. Slamet PH. MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D.

  13. KONDISI PEMBELAJARAN SAAT INI • Pembelajaran saat ini cenderung memberikan porsi guru aktif siswa pasif, guru memberi siswa menerima, dan guru menjelaskan siswa mendengarkan. Sedemikian lemahnya interaksi guru-siswa sehingga pembelajaran belum mampu menumbuhkan rasa keingintahuan, daya kritis, daya kreasi, daya inovasi, dan belum mampu mengaktualkan potensi siswa. Akibatnya, proses pemberdayaan potensi siswa tidak dapat dilakukan secara optimal.

  14. KONDISI …… (LANJUTAN) • Pembelajaran saat ini juga lebih mementingkan jawaban baku yang dianggap benar oleh guru, tidak ada keterbukaan dan demokrasi, tidak ada toleransi pada kekeliruan akibat kreativitas berpikir karena yang benar adalah apa yang dipersepsikan benar oleh guru. Itulah yang disebut sebagai memorisasi dan recall, yaitu tidak dihargainya kreativitas dan kemampuan inovasi peserta didik.

  15. KONDISI …… (LANJUTAN) • Pembelajaran saat ini juga lebih cenderung memberi dari pada memberdayakan, kurang mem-berikan peluang bagi peserta didik untuk mengaktualkan potensinya, baik intelektual, spiritual, emosional, estetikal, maupun pisikalnya.

  16. ARTI PEMBELAJARAN INOVATIF • Pembelajaran inovatif adalah proses interaksi yang pro-perubahan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran yang pro-perubahan adalah pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya imajinasi, kreasi, inovasi, nalar, rasa keingintahuan, dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, dan yang tidak tertambat pada tradisi dan kebiasaan pembelajaran yang lebih mementingkan memorisasi dan recall.

  17. Karakteristik pembelajaran inovatif: (1) mendorong keingintahuan, (2) keterbukaan pada kemungkinan-kemungkinan baru, (3) prioritas pada fasilitasi kemerdekaan dan kreativitas dalam mencari jawaban atau pengetahuan baru (meskipun jawaban itu salah atau pengetahuan baru dimaksud belum dapat digunakan, (4) pendekatan yang diwarnai oleh eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, dan (5) ada mekanisme apresiasi prestasi.

  18. TUJUAN PEMBELAJARAN INOVATIF Tujuan utama pembelajaran inovatif adalah untuk memberdayakan potensi peserta didik agar mampu menumbuh-kan daya imajinasi, kreasi, inovasi, nalar, rasa keingintahuan, dan eksperimentasi-nya untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. Tujuan ini mensyaratkan bahwa pendidik harus lebih demokratis/egaliter dan mampu membebaskan peserta didik dari tekanan-tekanan kejiwaan.

  19. Untuk itu, pembelajaran seharusnya dikembangkan melalui berbagai gaya dan selera agar mampu mengaktualkan potensi peserta didik, baik intelektual, emosional, spiritual, estetikal, maupun pisikalnya. Selain itu, pembelajaran yang bermatra individual-sosial-kultural perlu dikembang-kan sekaligus agar sikap dan perilaku peserta didik sebagai makhluk individual tidak terlepas dari kaitannya dengan kehidupan masyarakat lokal, nasional, regional, dan global.

  20. UPAYA-UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN INOVATIF • Kembangkan dan laksanakan pendekatan pembelajaran yang mampu menggugah kreativitas dan inovasi peserta didik, misalnya PAKEM, pembelajaran kontekstual, dsb.; • Selenggarakan pembelajaran yang memper-hatikan keselarasan dan keseimbangan antara: (a) kreativitas dan disiplin, (b) persaingan dan kerjasama, (c) berpikir holistik dan atomistik, (d) berpikir induktif dan deduktif, (e) tuntutan dan prakarsa

  21. Kembangkan pembelajaran sebagai sistem (Gambar 1); • Pembelajaran inovatif menghendaki pembelajaran bergerak dari pemahaman, ke penghayatan hingga sampai ke penerapan (Gambar 2); • Bergeserlah pembelajaran dari abstrak ke riil, dari tekstual ke aktual, dari verbal ke konkret, dari artifisial ke realita, dan dari maya ke nyata (Gambar 3); • Pilihlah strategi pembelajaran yang variatif (Gambar 4); • Laksanakan penilaian pembelajaran yang mencakup proses, tidak hanya hasil.

  22. PROSES BELAJAR MENGAJAR YANG IDEAL Idealnya, penyelenggaraan pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) proses belajar mengajar mampu mengakrabkan, menghayatkan dan menerapkan nilai-nilai (religi, teori, ekonomi, kuasa, seni, solidaritas termasuk moral), norma-norma untuk meng-konkretisasikan nilai-nilai tersebut, dan standar-standar; (2) proses belajar mengajar harus pro-perubahan yaitu yang mampu menumbuhkan dan mengembang-kan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk menemukan

  23. kemungkinan baru, “a joy of discovery”, yang tidak tertambat pada tradisi dan kebiasaan proses belajar di sekolah yang lebih mementingkan memorisasi dan recall; (3) penggunaan pendekatan proses belajar mengajar yang beragam agar mampu mengaktualkan potensi peserta didik, baik intelektual, emosional, spiritual, estetikal maupun kinestetikalnya; (4) proses belajar mengajar yang bermatra individual-sosial-kultural perlu dikembang-kan sekaligus agar sikap dan perilaku peserta didik sebagai makhluk individual tidak terlepas dari kaitannya dengan kehidupan masyarakat lokal, nasional, regional dan global; (5) proses belajar

  24. mengajar mampu membangunkarakter peserta didik yang berjati diri warga Negara Indonesia serta berwawasan internasional; (6) penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan bahan ajarnya; (7) proses belajar mengajar yang mendorong keingintahuan (a sense of curiosity and wonder), keterbukaan pada kemungkinan-kemungkinan baru, prioritas pada fasilitasi kemerdekaan dan kreativitas dalam mencari jawaban atau pengetahuan baru (meskipun jawaban itu salah atau pengetahuan baru dimaksud belum dapat digunakan); dan (8) penerapan pendekatan yang diwarnai oleh eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru.

  25. GAMBAR 1: PEMBELAJARAN SEBAGAI SISTEM INPUT PROSES OUTPUT Tujuan Evaluasi Materi • P.B.M • Perilaku Guru • Perilaku Siswa • HASIL BELAJAR • Peningkatan Daya Fikir • Peningkatan Daya Kalbu • Peningkatan Daya Fisik • Penguasaan Ilmu Pengajar Siswa Metode Media Waktu Lingkungan

  26. LOGOS ETOS PATOS (Pengenalan Nilai) (Internalisasi Nilai) (Penerapan Nilai) Pengetahuan Penghayatan Perbuatan (Pengamalan)

  27. GAMBAR 3: KONVENSIONAL VS INOVATIF Konvensional Abstrak Tekstual Verbal Artifisial Maya Inovatif Riil Aktual Konkret Realita Nyata

  28. GAMBAR 4: STRATEGI PEMBELAJARAN JENIS REALITA ASLI TIRUAN • Praktik • Bekerja • Eksperimen • Simulasi • Role Playing • Reflektif KONKRET • Pengamatan • Film Nyata • Peragaan • Study Tour • Film Fiksi • Buku • Fiksi • VCD • Animasi JENISPENGALAMAN PANDANG Verbal (kata-kata) ABSTRAK

  29. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR YANG MENDUKUNG PEMBELAJARAN INOVATIF

  30. Anak didik belajar dengan baik jika siap belajar (law of readiness); • Anak didik cenderung mengulang belajar jika hasilnya memuaskan (law of effect); • Anak didik cenderung belajar terbaik jika sering latihan (law of exercise); • Anak didik cenderung belajar terbaik jika motivasi belajarnya tinggi; • Anak didik belajar terbaik jika tertarik;

  31. Anak didik belajar terbaik jika ada kebutuhan yang jelas; • Anak didik belajar terbaik dengan melakukan; • Anak didik belajar terbaik jika informasi/ pengetahuan baru dapat dihubungkan dengan pengalaman yang lalu; • Anak didik belajar terbaik jika bagian-bagian bahan pelajaran diintegrasikan menjadi keseluruhan yang bermakna; • Anak didik belajar terbaik jika kondisi belajar menyenangkan;

  32. Anak didik belajar terbaik jika tujuannya jelas; • Anak didik belajar terbaik jika kondisi fisiknya sehat; • Anak didik belajar terbaik jika mereka tahu kegunaan/nilai belajar; • Anak didik belajar terbaik jika stimulus diterima lewat beberapa indera (katakan-tunjukkan-kerjakan); • Pelajaran yang impresif akan teringat lama;

  33. Setiap individu berbeda dalam minat, kemampuan dan pengalaman; • Kebiasaan, keterampilan dan ide-ide dapat dikembangkan lewat pengulangan; • Belajar dipengaruhi oleh pengalaman yang lalu, kerangka berfikir dan kecukupan pengajaran; • Belajar membutuhkan aktivitas; • Keadaan perasaan/sikap mempengaruhi belajar;

  34. Sukses awal mempengaruhi belajar berikutnya; • Tantangan menggairahkan/merang-sang belajar; • Penghargaan (reward) mempengaruhi belajar yang positif; • Belajar akan lebih efektif jika segera diikuti aplikasinya; • Semakin hasil belajar itu jelas, dekat, realistik dan relevan, semakin efektif belajar;

  35. Tensi emosional menurunkan efisiensi belajar; • Minat adalah indikator pertumbuhan dan pengembangan; • Belajar yang memuaskan cenderung akan diulang; • Partisipasi (keterlibatan) meningkat-kan belajar; • Belajar dapat ditingkatkan lewat pemecahan masalah;

  36. Keefektifan belajar tergantung umpan balik; dan • Belajar dapat ditingkatkan oleh atmosfir informal dan kebebasan untuk membuat kesalahan. Tugas guru adalah menciptakan kondisi agar prinsip-prinsip belajar dapat dicapai.INGAT MOTO BERIKUT: “JIKA SISWA TIDAK BELAJAR, GURU TIDAK MENGAJAR”.

  37. PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SECARA BERKELANJUTAN Oleh: Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D.

  38. Memenuhi kualifikasi dan kompetensi guru sesuai SNP melalui kuliah di perguruan tinggi dalam bidangnya bagi yang belum memiliki S1/D-IV; S2 bagi yang sudah S1 • Mengikuti pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi terakreditasi yang ditunjuk oleh pemerintah • Mengikuti pelatihan dan lokakarya yang sesuai dengan bidang keahliannya

  39. Mengikuti pelatihan penelitian tindakan kelas dan melaksanakannya di sekolah-nya untuk perbaikan proses belajar mengajar • Mengikuti pelatihan penulisan karya ilmiah di profesinya • Mengikuti kegiatan-kegiatan forum ilmiah (seminar, semiloka, diskusi panel, konferensi, konvensi, temu ilmiah, dll. pada tingkat nasional dan internasional • Belajar secara berkelompok melalui pertemuan-pertemuan KKG, MGMP, dll.

  40. Belajar secara mendiri yang dilakukan secara terus menerus • Mempelajari modul-modul pendidikan guru berbasis kompetensi • Belajar dari kesalahan dan melakukan perbaikan atas kekurangannya • Berkunjung ke pusat-pusat kegiatan ilmiah/pengembangan ilmu (LIPI, pusat-pusat penelitian di perguruan tinggi, laboratorium, perpustakaan, dll.

  41. Mengunjungi pusat-pusat sumber belajar, penerbit, dan tempat-tempat lain yang memiliki sumber belajar • Menjadi anggota organisasi profesi domestik dan internasional serta berpartisipasi didalamnya • Menulis artikel yang dipublikasikan di jurnal profesinya • Memanfaatkan internet (web-site) dan membangun jaringan dengan pihak-pihak lain • Menghadiri ceramah-ceramah oleh para ahli

  42. Mengunjungi sekolah-sekolah yang hebat (input, proses dan outputnya) • Mengunjungi dan berdialog dengan guru-guru yang hebat • Melakukan pemagangan ke guru-guru yang hebat • Membaca buku, jurnal, majalah, hasil penelitian di profesinya • Mengunjungi dunia usaha dan industri (bagi guru kewirausahaan) • Pengalaman kerja di dunia usaha dan industri (bagi guru kewirausahaan)

  43. Membaca tulisan-tulisan di media masa untuk mengetahui perkem-bangan mutakhir profesinya • Memiliki perpustakaan di rumahnya (jika memungkinkan) • Mengikuti perlombaan karya tulis ilmiah di profesinya • Detasering/pertukaran guru dengan guru dari sekolah lain (domestik dan internasional) • Tutorial oleh kawan sejawat di sekolahnya

  44. Membiasakan membaca 2 jam per hari pada profesinya dan bacaan terkait • Menerapkan 9 kebiasaan perilaku orang tangguh: proaktif, mulailah dengan mengacu pada tujuan akhir, dahulukan yang utama (buat prioritas), berfikir menang-menang (saling menghidupi), mendengar baru didengar, bersinergi (kerjasama kreatif yang memberi nilai tambah), pembaruan secara terus menerus (pro-perubahan), berjiwa kewirausahaan, dan spirit baru untuk maju (lihat Stephen Covey, 2005)

  45. O I P • Berfikir, bersikap dan bertindak secara sistem (utuh dan benar) • Input (I) • Proses (P) • Output (O)

  46. Kehidupan adalah perubahan sehingga jika seseorang tidak membuat perubah-an berarti tidak ada kehidupan padanya. Jangan tertambat pada tradisi dan ke- biasaan masa lalu. Oleh karena itu, lakukanlah perubahan (peningkatan, pengembangan, dan modifikasi) sekecil apapun • Lakukan apa saja yang terbaik, jalan menuju ke puncak akan terbuka • Milikilah spirit hidup yang hebat untuk maju dan jangan kerdil

  47. Berfikir, bersikap dan bertindak secara profesional, tidak amatiran • Memiliki budaya yang berdaya preservatif (melestarikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia) dan berdaya progresif sekaligus (mengembangkan nilai-nilai moderen yang sesuai dengan konteks Indonesia) • Jaga keseimbangan tujuan antara daya fikir, daya qolbu dan daya pisik; disiplin dan kreativitas, deduktif dan induktif, bersaing dan kerjasama, holistik dan atomistik, pribadi dan sosial, tuntutan dan prakarsa.

  48. Menjaga harmonisme nilai-nilai kehidupan antara nilai agama, teori/iptek, seni, ekonomi, solidaritas dan kuasa (agama menjadi penglimanya) • Berwawasan lokal, nasional, regional dan global sekaligus di profesinya termasuk bahasa dan budayanya • Menjaga integritas, kejujuran dan kebersihan, profesionalisme, berpusat pada anak didik, keunggulan, tanggungjawab, respek dan percaya kepada orang yang bisa dipercayai

  49. Memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap keberhasilan anak didiknya • Mempelajari ICT untuk media mengajar, e-learning, e-administration, internet, curriculum on-line, etc. • Mempelajari bahasa Inggris untuk kepentingan mengajar, komunikasi internasional, membaca buku, dsb. • Guru memahami, menyadari, berkewajiban, dan melaksanakan belajar secara mandiri dan terus menerus • Guru mau belajar dari kesalahan dan melakukan perbaikan atas kekurangan-nya • Guru mau berfikir, bersikap dan bertindak secara profesional, berkelas dunia

More Related