1 / 22

NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP). A. Pengertian Umum NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani NTP merupakan perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani ( Ib )

neci
Télécharger la présentation

NILAI TUKAR PETANI (NTP)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. NILAI TUKAR PETANI(NTP)

  2. A. PengertianUmum NTP merupakanindikator proxy kesejahteraanpetani NTP merupakanperbandinganantaraIndekshargaygditerimapetani (It) denganIndekshargaygdibayarpetani (Ib) It Nasional April `07 (1993=100) = 622,9 ; artinyatingkathargaprodukpertanianmengalamikenaikansecara rata-rata hampir 6,2 kali lipatdibandingdgnprodukygsamapadathndasar 1993. IbNasional April `07 (1993=100) = 590,4 ; artinyatingkathargakebutuhanpetaninaik 5,9 kali lipatdibandingdgntingkatharga pd tahun 1993.

  3. Pemutakhiran Diagram Timbang NTPDengan Tahun Dasar 2007 • Alasan • Kurun waktu tahun dasar terlalu lama, dimana telah terjadi perubahan pola produksi dan konsumsi masyarakat • Mengakomodir perubahan yang ada (pola produksi, struktur biaya, pola konsumsi rumahtangga) • Memperluas ruang lingkup dan cakupan populasi dari sub sektor • Untuk penyusunan paket komoditas dan diagram timbang NTP yang lebih realistis dan representative untuk setiap provinsinya.

  4. Perbedaan NTP Lama dan Baru

  5. INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME SensusPertanian 2003 Proyeksi RT Bobot Per sub (ST03) P ertanian 2007 sector/Propinsi/ Nasional Survei Pertanian /SPNV/ SBIdan Nilai Produksi SPI(perikanan) pertanian Diagram Timbang ( IT) Departem en Terkait Ratio Marketed Surplus NTP SP TahunDasar - Persubsektor Indeks (SPTD) Ratio BPPBM propinsi/Nasional Harga yang dan KRT - Gabungan propinsi Diterima Struktur Input PDRB - Gabungan petani (IT) (Ratio Surplus Usaha Nasional Nilai BPPBM dan Pertanian terhadap - Struktur BPPBM Total Input ) SURVEI Struktur Nilai KRT per Diagram Ongkos Usaha Tani bulan dan Indeks Timbang (IB) (SOUT) Strukturnya Harga yang Dibayar Petani (IB) Pembanding Paket Susenas modul komoditas KRT konsumsi & SBH 2007 Survei Harga Produsen P (2007) RH (Relatif dan Konsumen 0 Harga) Pedesaan (SHPKP) • Skema Penyusunan Diagram Timbang NTP (2007=100)

  6. Arti Angka NTP • NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya. • NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya. • NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.

  7. Kegunaan dan Manfaat • Dari Indeks Harga Yang Diterima Petani (It), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian. • Dari Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan. • NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga. • Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan.

  8. Ruang Lingkup Cakupan Komoditas: • Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan (TBM) seperti: padi, palawija, • Sub Sektor Hortikultura seperti : Sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias & tanaman obat-obatan • Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) seperti: kelapa, kopi robusta, cengkeh, tembakau, dan kapuk odolan. Jumlah komoditas ini juga bervariasi antara daerah. • Sub Sektor Peternakan seperti : ternak besar (sapi, kerbau), ternak kecil (kambing, domba, babi, dll), unggas (ayam, itik, dll), hasil-hasil ternak (susu sapi, telur, dll). • Sub Sektor Perikanan, baik perikanan laut maupun perikanan darat. Cakupan Wilayah: Wilayah yang dicakup dalam penghitungan NTP meliputi 32 Provinsi kecuali Prov. DKI Jakarta

  9. Pengumpulan Data Harga DilakukanmelaluiwawancaraLangsungkepadarespondendenganmenggunakanDaftar HP-1A, HP-1B, HP 2.1, dan HP 2.2, HP 2.3, HP 2.4 Daftar HP-IA dan HP-IB mencatathargaeceranbarang/jasakelompokmakanandanbukanmakananuntukkeperluankonsumsirumahtanggapetani. Pencatatanhargadilakukansetiapbulanpadaharipasaran yang terdekatdengantanggal 15. Daftar HP-2.1 mencatathargaprodusen yang dihasilkanpetanidanhargaeceranbarang/jasauntukkeperluanproduksipertaniantanamanbahanmakanan. Pencatatanhargadilakukanpadakecamatanterpilihpadatanggal 15 denganmenanyakanhargatransaksiantaratanggal 1 sampaidengan 14 padabulan yang bersangkutan. Daftar HP-2.2 mencatathargaprodusen yang dihasilkanpetanidanhargaeceranbarang/jasauntukkeperluanproduksipertaniantanamanperkebunanrakyat. PencatatanharganyasamadenganpelaksanaanpencatatanhargauntukDaftar HP-2.1. Metodologi

  10. Pemilihan Sampel (Kecamatan) Dengan rancangan sampling dua tahap, yaitu : • Tahap pertama, dari setiap provinsi dipilih secara purposive bersyarat, dipilih sejumlah kabupaten yang merupakan daerah sentra produksi pertanian, • Tahap kedua, dari setiap kabupaten terpilih, dipilih sejumlah kecamatan yang merupakan sentra produksi pertanian.

  11. Pemilihan Pasar Pemilihan Pasar di kecamatan terpilih berdasarkan kriteria : • Paling besar di kecamatan tersebut • Beraneka ragam barang yang diperdagangkan • Kebanyakan masyarakat berbelanja di sana • Dapat dijamin kelangsungan (kontinyuitas) pencatatan harganya. • Pasar terletak di desa pedesaan.

  12. Pemilihan Responden a.Responden Harga Konsumen Pedesaan adalah : • Di setiap pasar diwawancarai 3-4 pedagang untuk setiap jenis harga barang yang diperjualbelikan. • Dokter praktek, rumah sakit, tukang pangkas rambut, tukang jahit, sekolah dsb. b. Responden Survei Harga Produsen adalah Petani, yg dipilih dengan kriteria sbb. : • Tinggal di desa pedesaan (kecamatan pedesaan) • Menjual bermacam hasil produksi pertanian • Pencatatan harga terjamin secara kontinyu.

  13. Formula NTP Provinsi per Subsektor ITi = Indeks Yang diterima Petani Subsektor i Pn = Harga Komoditi pada bulan berjalan Po = Harga Komoditi pada tahun dasar Qo = Kuantum tahun dasar IBi = Indeks Yang dibayar Petani Subsektor i ITi NTPi = ── × 100 % IBi NTPi = NTP Subsektor I di suatu Provinsi i = Tanaman Pangan, Hotrikultura, Perkebunan Rakyat, Peternakan, Perikanan Penghitungan NTP

  14. Formula NTP Provinsi (Gabungan Subsektor) ∑ITi x wi NTPp = x 100 % ∑IBi x wi NTPp = NTP Gabungan Subsektor di suatu Provinsi ITi = IT Subsektor i di suatu Provinsi IBi = IB Subsektor i di suatu Provinsi Wi = Jumlah Rumah Tangga Subsektor i di Provinsi i = Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan Rakyat, Peternakan, Perikanan

  15. Formula NTP Nasional Per Subsektor ∑ITi Wi NTPNi = ────── × 100 % ∑IBi Wi NTPNi = NTP per Subsektor di Indonesia (Nasional) ITNi = Indeks Yang Diterima Petani per Subsektor di Indonesia (Nasional) IBNi = Indeks Yang Dibayar Petani per Subsektor di Indonesia (Nasional) Wi = Jumlah Rumah Tangga per Subsektor di suatu Provinsi i = Provinsi

  16. Fomula NTP Nasional (Gabungan Subsektor) ∑ITNi Wi NTPN = ────── × 100 % ∑IBNi Wi NTPN = NTP Nasional ITNi = IT per Subsektor di Indonesia (Nasional) IBNi = IB per Subsektor di Indonesia (Nasional) Wi = Jumlah Rumah Tangga per Subsektor i di Indonesia (Nasional) i = Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan Rakyat, Peternakan, Perikanan

  17. KONSEP DAN DEFINISI A. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Penimbang yang digunakan untuk It adalah nilai produksi yang dijual petani dari tiap jenis barang hasil pertanian tanaman bahan makanan, hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan, perikanan. Penghitungan diagram timbangan diperlukan tiga macam data pokok yaitu : • Kuantitas Produksi Tiap Jenis Tanaman • Harga Produsen Pertanian

  18. Persentase Marketed Surplusperbandingan antara nilai produksi yang dijual petani dengan nilai produksi yang dihasilkan per jenis tanaman pertanian. Dalam penghitungan nilai produksi yang dijual digunakan rumus : NMSi = % MSi x Pi x Qidimana:NMSi = Nilai produksi yang dijual untuk jenis barang i% MSi = Persentase Market Surplus untuk jenis barang iPi = Harga produsen untuk jenis barang iQi = Kuantitas produksi untuk jenis barang i

  19. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) • Kelompok Konsumsi Rumah Tangga b. Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal • Sub Kelompok Biaya Produksi, Upah dan Lainnya Penimbang untuk kelompok ini adalah ongkos/biaya yang dikeluarkan oleh petani tetapi tidak termasuk ongkos produksi yang berasal dari produksi sendiri. 2. Sub Kelompok Penambahan Barang Modal Jenis barang yang dicakup pada kelompok ini adalah barang yang penggunaannya tahan lama (durable goods) seperti cangkul, bajak dan lainnya. Indeks Kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) juga merupakan proxy Inflasi Pedesaan

  20. Bobot/Penimbang NTP per Subsektor *)

  21. Bobot/Penimbang NTP per Provinsi *) *) Disesuaikan pada jumlah Rumahtangga menurut Subsektor (asumsi untuk kegiatan utama)

  22. Terima Kasih

More Related