1 / 83

Drs. Syafril , M.Pd. (PD I FIP UNP)

Pengantar Pendidikan. Oleh : Drs. Syafril, M.Pd. Drs. Syafril , M.Pd. (PD I FIP UNP). HAKIKAT MANUSIA. HAKIKAT MANUSIA. Perbedaan Manusia dan Hewan. Sifat Hakikat Manusia. Ciri-ciri yang menjadi karakteristik, yang secara prinsipil membedakan hewan dari manusia.

neona
Télécharger la présentation

Drs. Syafril , M.Pd. (PD I FIP UNP)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pengantar Pendidikan Oleh : Drs. Syafril, M.Pd. Drs. Syafril , M.Pd. (PD I FIP UNP)

  2. HAKIKAT MANUSIA

  3. HAKIKAT MANUSIA Perbedaan Manusia dan Hewan

  4. Sifat Hakikat Manusia Ciri-ciri yang menjadi karakteristik, yang secara prinsipil membedakan hewan dari manusia

  5. Wujud Sifat Hakekat Manusia • Kemampuan Menyadari diri • Kemampuan bereksistensi • Memiliki kata hati • Memiliki moral • Kemampuan bertanggung jawab • Memiliki rasa kekebasan • Melaksanakan kewajiban dan menyadari hak • Kemampuan menghayati kebahagiaan

  6. Pandangan tentang Hakekat Manusia • Pandangan Psikoanalitik • Pandangan Humanistik • Pandangan Behavioristik

  7. Pandangan Psikoanalitik Pandangan Psikoanalitik Tradisional Dipelopori oleh Hansen, Stevic, Warner dan Sigmund Freud Tingkah laku manusia digerakkan oleh dorongan yang bersifat instinktif dan diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan instink biologis manusia

  8. Struktur Kepribadian Manusia terdiri dari 3 komponen (Freud) • Id yang berfungsi untuk menggerakkan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya • Ego berfungsi untuk menjembatani antara keinginan id dg lingkungan yang realistis • Super ego berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol tingkah laku seseorang agar sesuai dengan aturan dan nilai-nilai moral

  9. Pandangan Neoanalitik Pandangan ini tetap mengakui adanya id, ego, dan superego, namun lebih menekankan pada fungsi ego sebagai pusat kepribadian seseorang. Ego berfungsi sebagai pengarah terujudnya id, dan bersifat rasional serta bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial seseorang. Dalam perujudan diri manusia untuk memenuhi kebutuhannya, manusia tidak hanya digerakkan oleh instink, tetapi juga atas rangsangan yang datang dari lingkungannya

  10. Pandangan Humanistik Dipelopori oleh : Rogers, Adler, Martin Buber Menurut Adler : Manusia mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yg positif, mampu mengatur dan mengontrol dirinya dalam berbagai hal, mampu menentukan nasibnya sendiri, sehingga manusia terbebas dari kecemasan dan kegelisahan. Pada hakekatnya gambaran pribadi manusia adalah selalu dalam proses menjadi, yang merupakan satu kesatuan potensi yang terus menerus berubah dan berkembang, tidak pernah selesai dan tidak pernah sempurna

  11. Pandangan Humanistik Menurut Adler : Manusia digerakkan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu, dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam membantu orang lain dan dalam membuat dunia menjadi lebih baik

  12. Pandangan Humanistik Menurut Martin Buber : Manusia merupakan suatu (eksistensi) yang berpotensi, tetapi potensi itu terbatas, sehingga sulit untuk memperkirakan bagaimana masa depan mansia tersebut. Manusia tidak dapat dikatakan baik atau jahat tetapi mengandung kedua kemungkinan itu

  13. 3. Pandangan Behavioristik Pandangan dipelopori oleh : Skinner, Kohler, Thorndike Menurut pandangan behavioristik : Tingkah laku manusia ditentukan oleh lingkungan di mana individu itu berada Tingkah laku manusia dapat dikendalikan dengan mengatur lingkungan tempat individu itu berada

  14. Hakikat Manusia dan dimensi-dimensinya 1. Dimensi Keindividualan Setiap individu manusia yang dilahirkan telah dikarunia potensi yang berbeda dengan yang lainnya. Tiap individu memiliki kehendak, cita-cita, kecendrungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda

  15. 1. Dimensi keindividualan Menurut Langeveld: Tiap individu memiliki dorongan untuk mandiri yang sangat kuat, meskipun pada anak terdapat rasa tidak berdaya, sehingga memerlukan pihak lain (pendidik) yang dapat dijadikan tempat bergantung yang memberikan perlindungan dan bimbingan Pendidikan berfungsi mengembangkan kepribadian atau menemukan kediriannya sendiri. Pendidikan harus bersifat demokratis

  16. 2. Dimensi Kesosialan Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk bisa hidup dengan baik. Tiap individu mempunyai dorongan untuk bergaul dengan sesama manusia. Dalam pergaulan terdapat kesediaan untuk memberi dan menerima Immanuel Kant: Manusia hanya menjadi manusia jika berada di antara manusia. Individu dapat mengembangkan dirinya hanya dalam pergaulan sesama manusia

  17. 3. Dimensi kesusilaan • Manusia memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai dalam kehidupannya. Nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi karena mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan, dan sebagainya yang dijadikan pedoman dalam hidup. • Ada 2 hal terkait dengan kesusilaan : • Etiket : kepantasan dan kesopanan • Etika : kebaikan

  18. 4. Dimensi Keberagamaan Manusia adalah makhluk religius karena manusia sejak dulu percaya bahwa di luar alam yang dapat dijangkau dengan alat indra, diyakini adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup di alam semesta Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat untuk bertopang dan untuk keselamatan hidupnya

  19. KAKIKAT PENDIDIKANA. Pengertian Pendidikan itu ? • Driyarkara (1980): Pendidikan adalah usaha sadar untuk memanusiakan manusia muda • Crow dan Crow: Proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang sesuai dengan kegiatan seseorang untuk kehidupan sosialnya dan meneruskan kebudayaan

  20. Pengertian Pendidikan 3. Langeveld: Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain Diperlukan kewibawaan orang dewasa sebagai pendidik, sehingga anak dengan sukarela melakukan segala sesuatu yang dituntut oleh pendidik

  21. Pengertian Pendidikan 4. John Dewey (Ahli Filsafat Pendidikan Pragmatisme) : Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia

  22. Pengertian Pendidikan 5. KiHajar Dewantara (Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia) : Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan pisik anak.

  23. HAKIKAT PENDIDIKAN 6. Dictonary of Education: - Proses mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku dalam masyarakat - Proses sosial, yaitu pengaruh lingkungan terhadap invidu

  24. HAKIKAT PENDIDIKAN 7. UU RI No. 2 tahun 1989 (Bab I, ps 1, ayat 1) Pendidikan ialah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang

  25. HAKIKAT PENDIDIKAN 8. UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, ps 1, ayat 1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

  26. Ciri-ciri umum Pendidikan • Mengandung tujuan yang ingin dicapai yaitu perkembangan kemampuan individu • Usaha yang disangaja dan terencana untuk mencapai tujuan • Dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

  27. Mendidik • Langeveld: Membimbing anak supaya jadi dewasa dengan usaha yang disengaja • Hoogveld: Membantu anak supaya ia cakapmenyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri • Ki Hajar Dewantara: Menuntun segala kekuatan kodrat anak sebagai manusia sebagai anggota masyarakat agar mancapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya

  28. Pengajaran lebih mengutamakan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan Memakan waktu reltif pendek Metodenya lebih teknis, rasional dan praktis Pendidikan lebih mengutamakan pembentukan manusianya (nilai dan sikap Waktunya relatif panjang Metodenya bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi Perbedaan Pendidikan dan Pengajaran

  29. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan kesatuan dari bermacam-macam komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perkembangan peserta didik menuju kedewasaannya

  30. Unsur-unsur Pendidikan • Peserta Didik • Pendidik • Tujuan Pendidikan • Materi (isi) pendidikan • Metode/alat pendidikan • Lingkungan Pendidikan

  31. 1. Peserta Didik • Ciri-cirinya: • Individu yang memiliki potensi pisik dan psikis yang khas (uni) • Individu yang sedang dalam perkembangan • Individu yang membutuhkan bimbingan dan perlakuan yang manusiawi • Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

  32. UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, pasal 1 ayat 4) Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu

  33. UU RI No. 20/2003 (Bab V, pasal 12, ayat 1): Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang danutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan

  34. 2. Pendidik Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik agar dia menjadi dewasa • Pendidik ada 2 macam: • Pendidik karena kodrat : orang tua • Pendidik karena jabatan (profesi) : orang diberi tugas untuk mendidik di lembaga pendidikan

  35. Pendidik Pendidik harus memiliki kewibawaan, yaitu kekuatan bathin pendidik, sehingga menimbulkan sikap menurut, mengakui dan menerima dari pihak lain (siswa). Pendidik dapat berwibawa karena peserta didik membutuhkan suatu perlindungan, bantuan dan bimbingan, di pihak lain pendidik rela dan bersedia memenuhinya

  36. UU RI No. 20 tahun 2003: Bab XI, pasal 39 ayat 1: Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi

  37. Bab XI pasal 40 ayat 1: • Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh : • Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai • Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja • Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas • Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelekrual • Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanan tugas

  38. Bab XI pasal 40 ayat 2 : • Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: • Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis • Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan • Memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya

  39. Pasal 42 ayat 1: Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Pasal 42 ayat 2: Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi

  40. Pasal 43 ayat 1 : Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja Pasal 43 ayat 2 : Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi

  41. 3. Tujuan Pendidikan • Fungsi tujuan : • Memberikan arah kegiatan pendidikan • Merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan • Hirarkhi Tujuan Pendidikan • Tujuan Pendidikan nasional • Tujuan Institusional • Tujuan Kurikuler • Tujuan Pembelajaran (Umum dan Khusus)

  42. UU RI No 20/2003 (Bab II pasal 3) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

  43. 4. Materi (Isi) Pendidikan Materi pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik untuk kurikulum nasional maupun kurikulum muatan lokal

  44. 5. Metode dan Alat Pendidikan • Metode hendaknya dipilih sesuai dengan kondisi peserta didik, materi, dan kemampuan pendidik • Alat Pendidik dapat berupa benda (media) dan alat pendidikan berupa siasat (psikologis) • Alat pendidikan psikologis 2 macam: • Preventif mencegah terjadinya yang negatif dan • mendorong yang positif • 2. Kuratif bermaksud untuk memperbaiki yang • negatif dan menguatkan yang positif

  45. 6. Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi proses pendidikan yang dilakukan • Lingkungan pendidikan terdiri dari : • Lingkungan Keluarga • Lingkungan sekolah • Lingkungan masyarakat

  46. ALIRAN-ALIRAN POKOK PENDIDIKAN A. ALIRAN KONVENSIONAL Aliran konvensional merupakan pandangan atau pendapat yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan perkembangan manusia dan kepribadiannya

  47. Macam Aliran Konvensional 1. Empirisme Aliran ini berpandangan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan bersih tanpa mempunyai pembawaan sama sekali dari lahirnya, tetapi perkembangan anak ditentukan oleh lingkungan yang akan menentukan arah hidupnya. Aliran ini disebut juga dengan “Tabularasa” yang berarti anak lahir seperti kertas putih yang masih kosong dan dapat ditulis sesuai dengan keinginan orang yang akan menulisnya. Aliran ini dipelopori oleh John Locke. Aliran ini bersifat optimis terhadap pendidikan

  48. 2. Aliran Nativisme Menurut pandangan aliran ini manusia dilahirkan telah mempunyai pembawaan (baik atau buruk). Pembawaan ini tidak dapat diubah ke arah lain oleh lingkungan atau pendidikan. Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer. Pandangan aliran ini bersifat pessimis terhadap pendidikan untuk bisa mengubah anak ke arah lain selain dari pembawaan yang dibawa sejak lahir. Jika pembawaan baik, maka anak akan berkembang ke arah yang baik, tetapi jika pembawaan itu jelek, anak akan berkembang ke arah yang jelek tanpa dapat diubah

  49. 3. Aliran Naturalisme Pandangan ini berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan itu manjadi rusak karena pengaruh lingkungan, bahkan pendidikan yang diberikan orang dewasa kepada anak dapat merusak pembawaan baik itu. Aliran ini dipelopori oleh John Jacke Rousseau. Aliran ini disebut juga dengan “Negativisme” yang beranggapan bahwa pendidikan itu tidak perlu tetapi anak diserahkan saja kepada alam agar pembawaan yang baik tidak menjadi rusak.

  50. 4. Aliran Konvergensi Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh pembawaan dan pendidikan. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan pendidikan yang optimal kalau tidak ada bakat yang kuat. Aliran ini dipelopori oleh William Stern yang mempunyai pandangan positif terhadap pendidikan.

More Related