1 / 65

ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA

ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA. LINGKUP ASUHAN. Bayi Baru Lahir Normal Bayi Baru Lahir bermasalah Kelainan – kelainan pada BBL Trauma pada BBL Neonatus beresiko tinggi Neonatus, bayi dan anak balita dengan penyakit yg lazim terjadi. PENGERTIAN.

nevin
Télécharger la présentation

ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA

  2. LINGKUP ASUHAN • Bayi Baru Lahir Normal • Bayi Baru Lahir bermasalah • Kelainan – kelainan pada BBL • Trauma pada BBL • Neonatus beresiko tinggi • Neonatus, bayi dan anak balita dengan penyakit yg lazim terjadi

  3. PENGERTIAN • Neonatus : Bayi yg baru lahir melalui proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin (0 – 28 hr / 4 mg ) • Bayi : Sejak lahir sampai usia 1 th • Balita : Bayi berusia di bawah 5 th

  4. I. Bayi Baru Lahir Normal • BBL Normal adalah Bayi baru lahir dg BB antara 2500 gr s/d 4000 gr dg lama kehamilan antara 37 minggu s/d 42 minggu

  5. II. Bayi Baru Lahir Bermasalah • Bayi baru lahir bermasalah adalah bayi yg mengalami masalah pada periode neonatus • Masalah – masalah yg terjadi : • Ikterus • Diare • Muntah dan gumoh • Seborhea • Ruam popok

  6. III. Kelainan pd BBL (kelainan kongenital) • Kelainan kongenital adalah kelainan atau cacat yg didapatkan sejak dr konsepsi sampai dibawa waktu lahir, di mana merupakan kelainan dlm pertumbuhan struktur / susunan organ tubuh bayi Diantaranya adalah : • Hernia diafragma • Omphalocele • Atresia Ani

  7. Lanjutan........ • Hishprung • Spina Bifida • Meningokel • Hidrocephalus • Clubfoot • Polydactili • Syndactili

  8. IV. Trauma pd BBL • Trauma kelahiran (kelainan yg didapat) adalah kelainan yg terjadi krn roda paksa akibat tindakan persalinan yg tidak dpt dihindari • Macam-macam trauma kelahiran • Trauma jaringan lunak • Trauma pd susunan syaraf • Trauma pd tulang

  9. V. Neonatus Resiko Tinggi • Neonatus resiko tinggi adalah : kelompok BBL yg scr statistik menunjukan kemungkinan lebih tinggi utk sakit atau mengalami kematian dlm periode neonatal

  10. Neonatus resiko tinggi • BBLR • Asfiksia • Sindrom gangguan nafas • Ikterus/ hiperbilirubin • Hipoglikemi • Sepsis neonatorum • Tetanus neonatorum

  11. IV. PENYAKIT YG LAZIM TERJADI • DHF • DIFTERI • MORBILI • PERTUSIS

  12. TERIMA KASIH

  13. FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR

  14. 1. PERNAFASAN • BBL harus mencoba bernafas dlm waktu 1-2 menit setelah lahir • BBL bernafas 60x/mnt dlm 2 jam pertama setlh lahir • Cuping hidung membesar ketika bernafas • Kulit dibawah iga bergerak ketika mengambil nafas

  15. 2. Detak jantung bayi • Detak jantung BBL 120-160x /mnt • Hitung dng stetoskop 2 jari diatas dada selama 1 menit • Jika < 100x/mnt -> pertolongan medis

  16. 3. Tonus otot • Tonus otot baik : lengan kaki perpegang erat kuat pada badan , siku lengan dan lutut menekuk • Tonus otot lemas : kaki & lengan lepas terbuka -> stimulasi dng gosok punggung • Jika tonus otot sangat lemah : coba bersihkan mulut & hidung

  17. 4. Refleks • Gerak badan alami & reaksi tanpa berfikir sesuatu • Refleks yg baik -> tanda otak dan syaraf bekerja baik • Reflek BBL antara lain; • meringis, bila jari dimulut bayi ->menghisap • Moro -> bayi jika direbahkan / ada suara keras bayi akan menghempaskan lengan lebar2 • Bersin -> bayi bereaksi terhadap lendir & air

  18. 5. Warna • BBL -> warna biru dng cepat berubah menjadi merah dalam 1-2 menit • Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering • Membantu bayi mulai menyusu • Mengobati mata • Pemberian erytromycin 0,5%/oksitetracyklin 1% • Jika mata bengkak /bernanah -> bantuan • Ibu bisa juga mempunyai infeksi vagina tanpa diketahui E. Berikan injeksi Vik K1 -> dosis 1 mg /im

  19. Kontrol Suhu pada Neonatus • Dlm kandungan suhu tubuh ibu lbh hangat dr pd suhu diluar • Saat lahir kemampuan BBL blm baik -> BBL basah -> dpt menurunkan suhu tubuh • Kehilangan suhu tubuh disebabkan oleh krn penguapan cairan dr permukaan tubuh bayi -> dpt dicegah -> dikeringkan, kontak langsung dg ibu (skin to skin), diselimuti

  20. Cara Kehilangan Panas • Evaporasi Menguapnya cairan dari kulit bayi yg basah • Radiasi Kehilangan panas karena tubuh bayi yg lebih panas menyentuh permukaan yg lbih dingin, misalnya ruangan ber-AC

  21. Konduksi Kehilangan panas karena berhubungan langsung dg alat/benda yg lebih dingin, misalnya popok yg basah, ditimbang tanpa kain • Konveksi Terjadi bila bayi berada di ruangan terbuka/relatif lbh dingin, misl : tempat tidur dekat jendela

  22. Ciri-ciri Bayi Normal • Penampilan • BB 2.500 – 4000 gr • PB ± 50 cm, Lingkar kepala 31 – 36 cm • Lingkar kepala 31 – 36 cm • Kepala berukuran ¼ tubuhnya, tubuh lentur • Saat terlentang -> kepala condong kesamping • Posisi telungkup, bokong terangkat, lutut menekuk menyentuh perut, kep miring kesamping

  23. Kulit • Vernic caseosa terserap dlm bbrapa jam • Warna kulit kemerahan (tergantung etnis) • Kuku panjang, kadang melebihi ujung jari • Rambut halus dan lembut

  24. Alat kelamin dan payudara • BBL memiliki jaringan payudara • Bayi laki2 testis turun di skrotum • Bayi perempuan labia mayora menutupi labia minora

  25. Mata Adanya pembengkakan merah Perhatikan : Bayi besar / kecil, gemuk/ kurus • Sesuai tdk lengan, kaki dan kepala • BBL tegang / tenang • Aktif / Pasif

  26. TERIMA KASIH

  27. ASUHAN BAYI BARU LAHIR

  28. Tujuan • Mampu melakukan penilaian awal & langkah esensial asuhan BBL • Pencegahan infeksi pd BBL • Menjaga temperatur & mencegah kehilangan panas tubuh • Memahami manfaat kontak dini (termasuk asupan dini ASI) & rawat gabung ibu-bayi • Melakukan profilaksis gangguan pd mata

  29. Menjelaskan cara yg benar dlm pemberian ASI / laktasi • Melakukan perawatan & mencegah gangguan pada payudara • Melakukan inisiasi pernafasan pd asfiksia • Mengenali kondisi kesehatan BBL yg memerlukan pelayanan rujukan/tindakan lanjutan • Penatalaksanaan bayi dg pewarnaan mekonium pd cairan ketuban

  30. Penatalaksanaan Awal BBL • Penilaian awal • Mencegah kehilangan panas tubuh • Rangsangan taktil • Merawat tali pusat • Memulai pemberian ASI • Pencegahan infeksi, termasuk profilaksis gangguan mata

  31. Pencegahan Infeksi • Cuci tangan s’blm & setelah kontak dg bayi • Gunakan sarung tangan bersih saat menangani bayi yg belum dimandikan • Semua peralatan sdh di DTT & jangan menggunakan alat dr bayi yg satu dg lainnya s’blm di proses dg benar • Pastikan handuk, pakaian, selimut, kain dsb dlm keadaan bersih s’blm dipakaikan pd bayi, termasuk penggunaan timbangan, pita pengukur, stetoskop & peralatan lainnya

  32. Penilaian Awal • Menangis kuat / bernafas tanpa kesulitan • Warna kulit bayi ( merah muda, pucat, atau kebiruan ) • Gerakan, posisi ekstremitas / tonus otot bayi

  33. Mekanisme kehilangan panas tubuh • Tubuh BBL blm mampu melakukan regulasi temperatur tubuh shg apabila penanganan pencegahan kehilangan panas tubuh & lingkungan sekitar tidak disiapkan dg baik, tersebut dpt mengalami hipotermia yg dpt mengakibatkan bayi mjd sakit / mengalami gangguan fatal

  34. Mekanisme kehilangan panas tubuh • Evaporasi (penguapan cairan pd permukaan tubuh bayi) • Konduksi (tubuh bayi bersentuhan dg permukaan yg temperaturnya lebih rendah) • Konveksi (tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan bertemperatur dingin • Radiasi (pelepasan panas akibat adanya benda yg lebih dingin di dekat tubuh bayi)

  35. Pencegahan kehilangan panas tubuh • Keringkan tubuh bayi dg handuk bersih, kering & hangat • Selimuti • Tutup bagian kepala bayi • Minta ibu untuk mendekap tubuh bayi & segera menyusukan bayinya • Tempatkan bayi di lingkungan yg hangat • Jngn sgra menimbang (tanpa tutup tubuh) & memandikan bayi

  36. Rekomendasi untuk memandikan bayi • Tunggu minimal 6 jam s’blm memandikan bayi (tunggu lbh lama utk bayi asfiksia / hipotermia) • Lakukan stlh temperatur (36,5 – 37,5C) • Memandikan dlm ruangan yg hangat & tidak banyak hembusan angin

  37. Lanjutan...... • Mandikan secara cepat dg menggunakan air hangat, segera keringkan tubuhnya (dg handuk bersih, kering, dan hangat) dan segera kenakan pakaiannya • Tempatkan di dekat ibunya & beri ASI sedini mungkin

  38. Merawat tali pusat • Sementara menggunakan sarung tangan, bersihkan cemaran/darah dlm larutan klorin 0,5% • Bilas dg air matang/DTT kemudian keringkan dg handuk • Ikat (dg simpul kunci) tali pusat pada 1 cm dr pusat bayi (dg tali/penjepit)

  39. Lepaskan klem penjepit tali pusat & masukan dlm klorin 0,5% • Jangan kompres/membungkus tali pusat (pengolesan alkohol/povidone iodine pd putung tali pusat msh dibolehkan slm tidak menyebabkan tali pusat basah/lembab)

  40. Nasehat bagi ibu atau keluarganya untuk merawat tali pusat • Lipat popok dibawah putung tali pusat • Jika putungnya kotor, bersihkan dg air matang/DTT kemudian keringkan kembali secara seksama • Warna kemerahan/timbulnya nanah pd pusar/putung tali pusat adalah tanda abnormal (bayi tersebut harus dirujuk untk penanganan lebih lanjut)

  41. Mulai pemberian ASI • Pastikan pemberian ASI dimulai dlm 1 jam stlh bayi lahir • Anjurkan ibu memeluk & menyusukan bayinya stlh tali pusat dipotong • Lanjutkan pemberian ASI stlh plasenta lahir & tindakan lain yg diperlukan, stlh selesai dilaksanakan • Minta anggota keluarganya membantu ibu menyusukan bayinya

  42. Pedoman Umum Menyusui • Mulai dlm 1 jam stlh bayi lahir • Jangan berikan makanan/minuman lain selain ASI • Pastikan ASI diberikan hingga 6 bulan pertama kehidupan bayi • Berikan ASI setiap saat (siang & malam) bila bayi membutuhkannya

  43. Pemberian ASI secara dini • Merangsang produk ASI • Memperkuat refleks isap bayi • Promosi keterikatan pasif melalui kolostrum • Merangsang kontraksi uterus (untuk involusi)

  44. Cara menyusui • Peluk tubuh bayi & hadapkan mukanya ke payudara ibu shg hidungnya berada di depan puting susu • Dekatkan mulut bayi ke payudara bila tampak tanda2 siap menyusui

  45. Cara menempelkan mulut pada payudara : Sentuhkan dagu bayi pd payudara Tempelkan mulutnya (yg terbuka lebar) pd puting susu shg melingkupi semua aerola mama (bibir bawahnya melingkupi puting susu) • Perhatikan gerakan menghisap & jaga agar hidung bayi tidak tertutup oleh payudara

  46. Perawatan Payudara • Pastikan puting susu & aerola mamae sllu dlm keadaan bersih • Gunakan kain bersih utk menyeka puting susu & gunakan sedikit ASI sbg pelembab • Lecet & retak bukan alasan utk menghentikan pemberian ASI, ajarkan cara menyusukan yg benar utk menghindarkan lecet/retak & kurangnya asupan utk bayi • Ajarkan cra utk mengenali & mencari pertolongan bl trjd bendungan ASI/mastitis

  47. Tetes Mata Profilaksis • Gunakan tetes mata perak nitrat 1%, salep tetrasiklin 1% atau salep eritromisin 0,5% • Berikan dlm 1 jam pertama kelahiran • Setelah pemberian tetes mata profilaksis, kembalikan bayi pd ibunya untk disusukan & bergabung kembali

  48. Meconeum pd cairan ketuban • Berkaitan dg adanya gangguan intrauterin kesejahteraan bayi terutama bila konsistensinya kental/jumlahnya berlebihan • Menimbulkan masalah apabila trjd aspirasi ke dalam saluran nafas BBL • Walaupun bayi tampak bugar, tetap lakukan pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya penyulit

  49. Kondisi yg memerlukan rujukan • Bayi dg kelainan bawaan (hidrosefalus, mikrosefalus, megakolon, langit-langit terbelah, bibir sumbing) • Bayi dg gejala & tanda infeksi, tdk dpt mneyusui atau keadaan umumnya jelek • Asfiksia & tidak memberi respons yg baik terhadap tindakan resusitasi

  50. TERIMA KASIH

More Related