1 / 44

Sidang komprehensif ZONASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR INDRAMAYU AKIBAT PENGARUH TUMPAHAN MINYAK

Oleh : INDRIANI 230210080061. Dibawah bimbingan : Ankiq Taofiqurrahman.S.Si.,M.T . Yeni Mulyani.S.Si.,M.Si . Penelaah : Prof. Yayat Dhahiyat.Drs.,M.S.,Ph . D. Sidang komprehensif ZONASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR INDRAMAYU AKIBAT PENGARUH TUMPAHAN MINYAK.

otylia
Télécharger la présentation

Sidang komprehensif ZONASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR INDRAMAYU AKIBAT PENGARUH TUMPAHAN MINYAK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Oleh : INDRIANI 230210080061 Dibawahbimbingan : AnkiqTaofiqurrahman.S.Si.,M.T. YeniMulyani.S.Si.,M.Si. Penelaah : Prof. YayatDhahiyat.Drs.,M.S.,Ph. D Sidang komprehensifZONASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR INDRAMAYU AKIBAT PENGARUH TUMPAHAN MINYAK PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

  2. LatarBelakang Pencemarantumpahanminyak Pesisir Polusiterhadaplingkungan KasusdipesisirIndramayutahun 2008 Tumpahanminyakmentahsebanyak 150 ribu DWT, mencemarisejauh 55,5 km Empatkecamatanterkenadampak 1. Pasekan 30,6 km 2. Cantigi 16 km 3. Indramayu 5,6 km 4. Balongan 3 km (Kantor lingkunganHidupIndramayu, 2011)

  3. IdentifikasiMasalah Sejauhmanapengaruhtumpahanminyakmemberikandampak yang merugikanterhadappesisirIndramayu

  4. TujuanPenelitian MenentukantingkatkerentananwilayahpesisirIndramayuakibatpengaruhtumpahanminyak

  5. KegunaanPenelitian • Memberikaninformasi spasialterkaittingkatkepekaanlingkungandibeberapakecamatandipesisirIndramayuterhadappengaruhtumpahanminyak • Memberikanmasukan kepada dinasdanmasyarakat setempatdalamhalpenanggulanganpencemaran air laut yang terjadiakibattumpahanminyakkhususnyauntukupayamitigasi.

  6. Sketsa Pendekatan Masalah Metodeuntukmenilaidanmengurutkansecarakuantitatifkerentananlingkungan Pencemarantumpahanminyak Dampakekologi Hazardous Materials Response Division, National Oceanic and Atmoespheric Administration, Ocean Service USA (2002) Pesisir IndeksKerentananLingkungan Upayapenanggulanganterhadapbahayapencemaran Konsep penelitiandari Ali et al. (2008)

  7. Konsep Penelitian Ali et al.2008 Konsep model spasial yang digunakan adalah proses tumpang susun (overlay) masing-masing data spasial parameter fisiknya diperoleh dari citra SPOT 5, petabatimetri, informasitinggidanperiodegelombang. Metode yang digunakanuntukmenentukanzonatingkatkerentanan menurut Ali et al. (2008)adalahmetodeSimple Additive Weighting (SAW), dimanamasing-masing parameter mempunyaiperingkat yang telahdianalisasesuaidengankriteria yang telahditentukan. Bobotdarimasing-masing parameter diasumsikansamabesarkarenasulitnyamenentukanproporsibobot

  8. BahandanMetodePenelitian WaktuPenelitian LokasiPenelitian AlatdanBahan Metode

  9. Waktu Penelitian Penelitiandilaksanakandengantahappengambilan data kemudianpengolahan data dilanjut dengananalisis data yang dilakukan pada bulan Meisampaidengan Agustus 2012. Pengolahandananalisis data dilakukandiLaboratoriumIlmudanTeknologiKelautanFakultasPerikanandanIlmuKelautanUniversitasPadjadjaran, Jatinangor.

  10. LokasiPenelitian TujuhkecamatandiPesisirIndramayudiantaranyaKecamatanLosarang, KecamatanCantigi, KecamatanPasekan, KecamatanIndramayu, KecamatanBalongan, KecamatanJuntinyuatdanKecamatanKarangampel.

  11. AlatdanBahan

  12. AlatdanBahan

  13. Metode Diagram alurpenelitian AlurKerjaPenentuanIndeks Kerentanan Lingkungan • PembuatanPetaZonasiKerentanan Pesisir Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak

  14. Diagram alurpenelitian Survey Instansional Informasi dampak tumpahan minyak terhadap lingkungan pesisir dan laut Indramayu PengumpulanData Kajian Pustaka Digitasi dan koreksi • PetaKemiringanLereng • Peta Tata GunaLahan • PetaLitologi Analisis peta • Data arus & gelombang • Produksiperikanan • Sebaran Mangrove Pengamatan lapang • Kondisi perairan • Kondisifisikpantai • Penggunaanlahan Teknik pembobotan dan skoring Analisis peta Teknik overlay Indeks Kerentanan Lingkungan Pantai Zonasi Kerentanan Kawasan Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak

  15. AlurKerjaPenentuanIndeks Kerentanan Lingkungan Metode yang digunakanuntukmenentukanzonatingkatkerentanan menurut Ali et al. (2008)adalahmetodeSimple Additive Weighting (SAW), dimanamasing-masing parameter mempunyaiperingkat yang telahdianalisasesuaidengankriteria yang telahditentukan. Bobotdarimasing-masingparameter diasumsikansamabesarkarenasulitnyamenentukanproporsibobotdinamikapesisirdimanasatusamalainnyasalingberkaitan. Sehingga pada kajian penelitian ini menggunakan angka satu untuk bobot dari masing-masing parameter. Sedangkanperingkatdianalisadariproporsi parameter dinamikapesisir. Persamaan model Simple Additive Weightingyaitu : Keterangan : ei = indekskerentanan wj= bobot parameter ke-j rij= peringkat parameter darisetiapkelas

  16. Tabel 4. Klasifikasi Tingkat KerentananLingkungan Sumber : Doukakis 2005 dengan modifikasi Menggunakan jarak 95 meter ke wilayah darat

  17. PembuatanPetaZonasiKerentanan Pesisir Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak Semuapeta-petatematik yang sudahdiolahdandiisidalamtabelatribut, setelahdihitungnilaiindekskerentananlingkunganpantaidanklasifikasiberdasarkantingkatkerentanannya, kemudianpadapetatersebutdibuatzonasisesuaidengantingkatkerentanannya. Untukmendapatkanpersepsi yang samaterhadappetamakainformasi yang jelasdankomunikatifdaripetadibangundenganmemenuhikriteria-kriteriayaitu, sumber data, tipe data, label fitur, ID, atributdansimbol.

  18. Hasil & Pembahasan Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak ZonasiKerentananWilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak Dampak Pencemaran Tumpahan Minyak Di Pesisir Indramayu

  19. Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak Arus Pasut Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat 2007

  20. Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak Klasifikasi Tingkat pengaruh gelombang dan arus pasang surut yang digunakan hanya satu kelas yaitu kelas sedang dan termasuk kedalam kategori gelombang laut dan arus pasut mempunyai pola musiman, maka diberi peringkat dua dan dikalikan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah dua. 1. Tingkat Gelombang dan Arus Pasut Wilayah pesisir Indramayu selama musim Barat, arah gelombang dominan berasal dari Barat Laut- Utara dengan tinggi gelombang berkisar antara 0,3 m - 1,3 m. Pada musim Timur gelombang berkisar antara 0,5 m – 1,5 m. Periode gelombang dikedua musim berkisar antara 4,0 – 7,0 s (Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat 2007). Karakteristik arus di wilayah pesisir Indramayu sangat dipengaruhi oleh sifat pasang surut yaitu tipe campuran dan cenderung harian ganda dengan dua kali arus maksimum untuk jangka waktu sehari semalam. Level muka air tertinggi di wilayah tersebut mencapai 1,929 m dan level muka air terendah mencapai 0,453 m. Arus maksimum pada kondisi menuju pasang memiliki magnitudo sebesar 0,65 knots (0,334 m/s) dengan arah 2990 (Barat – Barat Laut). Arus maksimum pada kondisi surut sebesar 0,4 knots (0,205 m/s) dengan arah 1450(Tenggara - Selatan) (Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat 2007). Musim Timur berlangsung pada bulan Mei – September, arus permukaan menuju Barat. Sedangkan musim Barat berlangsung pada bulan Desember - Februari, arus permukaan menuju Timur

  21. Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak Klasifikasi kelas pada parameter kemiringan yang digunakan hanya satu kelas yaitu sedang dan termasuk kedalam kategori slope < 50, maka diberi peringkat tiga dan dikalikan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah tiga. 2. Kemiringan Parameter kemiringan pantai berhubungan erat dengan tipe pantai, daerah intertidal dan pembentukan zona gelombang pecah. Pantai yang landai memiliki tingkat kerentanan yang tinggi karena tingkat kesulitan untuk membersihkan minyak secara alami akan semakin sulit, berbeda dengan pantai yang curam mempunyai energi gelombang yang besar dan berpotensi memindahkanminyak dengan cepat karena zona gelombang pecah lebih dekat dengan garis pantai.(NOAA Ocean Service 2002 dalam Ali et.al 2008)

  22. Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak Klasifikasi kelas pada parameter tipe substrat hanya menggunakan satu kelas yaitu kelas kecil dan termasuk kategori sedimen, maka diberi peringkat tiga dan dikalikan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah tiga 3. Tipe Substrat Pantai di wilayah studi seperti halnya pantai-pantai di Pantai Utara Jawa didominasi oleh material dasar pasir yang agak kasar di kawasan pantai, pasir berbutir halus di daerah dekat pantai dan lumpur di daerah lepas pantai. Lapisan pasir di pantai berada di atas lapisan subsoil lempung. Lapisan lempung tersebut terbentuk oleh aliran Sungai Cimanuk

  23. Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak Kawasan mangrove yang terletak di pesisir di pesisir Kecamatan Losarang, Kecamatan Cantigi, Kecamatan Pasekan dan Kecamatan Juntinyuat. Kawasan tersebut diberi peringkat tiga dan dikalikan bobot yang diasumsikan sama besar yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah tiga Tambak terletak di pesisir Kecamatan Losarang, Kecamatan Cantigi, Desa Pasekan, Kecamatan Pasekan, Kecamatan Indramayu, Kecamatan Balongan, Kecamatan Juntinyuat. Kawasan tersebut diberi peringkat tiga dan dikalikan dengan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah tiga. 4. Tata Guna Lahan Ladang terletak di kawasan pesisir Kecamatan Juntiyuat. tutupan lahan berupa sawah terdapat di pesisir Kecamatan Juntinyuat dan Kecamatan Karangampel. Kawasan ladang dan sawah memiliki peringkat tiga dan dikalikan dengan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah tiga. Kawasan permukiman dan kawasan industri terdapat di pesisir Kecamatan Balongan. Kawasan permukiman juga terdapat di pesisir Kecamatan Juntinyuat (BPLHD Jawa Barat 2011). Kawasan permukiman diberi peringkat dua dan dikalikan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah dua. Kawasan Industri diberi peringkat satu dan dikalikan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah satu

  24. ZonasiKerentananWilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak Kecamatan Losarang gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, mangrove, tambak Kecamatan Cantigi gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, mangrove, tambak Kecamatan Pasekan gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, mangrove, tambak

  25. ZonasiKerentananWilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak Kecamatan Indramayu gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, tambak Kecamatan Balongan gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, tambak, permukiman, industri Kecamatan Juntinyuat gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, ladang, sawah, permukiman Kecamatan Karangampel gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, sawah

  26. ZonasiKerentananWilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak Tabel 5. Panjang Pesisir Indramayu Untuk Tingkat Kerentanan Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak

  27. Dampak Pencemaran Tumpahan Minyak Di Pesisir Indramayu

  28. Dampak Pencemaran Tumpahan Minyak Di Pesisir Indramayu Tanaman mangrove tercemar tumpahan minyak di Desa Tambak Kecamatan Indramayu, terlihat bekas tumpahan minyak berwarna hitam yang masih melekat di substrat. Tumpahan minyak di sekitar kawasan mangrove akan mengakibatkan tertutupnya jalan masuk oksigen pada sistem perakaran sehingga terhambatnya proses pertumbuhan pada mangrove. Jika hal tersebut berlangsung cukup lama, maka anakan mangrove akan cukup rentan pertumbuhannya terhadap gangguan yang berasal dari luar ekosistem salah satunya pencemaran (Wardhani et al. 2011). Sisa crude oil yang masih melekat

  29. Dampak Pencemaran Tumpahan Minyak Di Pesisir Indramayu

  30. Realisasi produksi perikanan tambak mengalami peningkatan ditiga kecamatan, hal ini terjadi dikarenakan adanya konversi lahan.MenurutKepalaDinasKehutanandan Perkebunan Kab. IndramayuHapidMahpusIdrusmenyustnya mangrove diIndramayulebihbanyakdisebabkanalihfungsilahanolehmasyarakatpesisirpantai yang menebanghutan mangrove untukdijadikanlahantambak (Redaksi Pikiran Rakyat 18 Maret 2011).

  31. Dampak Pencemaran Tumpahan Minyak Di Pesisir Indramayu Dampakdaritumpahanminyak yang mencemari mangrove dikecamatan Indramayu,sehinggaberdampak pula terhadapproduksiperikanantambak. MenurutMukhtasor (2007) saatkejadianberlangsungtumpahanminyaktersebutakanmembentuklapisantipisdipermukaan. Hal inidikarenakanminyaktersebutdigerakkanolehpergerakanangin, gayagravitasi, danteganganpermukaan. Prosespenyebaranminyakakanmenyebabkanlapisanmenjadilebihtipissertatingkatpenguapanmeningkat. Hilangnyasebagian material yang mudahmenguaptersebutmembuatnyatenggelamdanmengendapdidasarsubstrat Pertumbuhan ikan ataupun udang yang dibudidaya mengalami penurunan, begitupula dengan hasil produksinya. Spesies yang dibudidaya akan mengalami efek sublethal (berjangka waktu panjang) dari dampak pencemaran tumpahan minyak karena menghambat proses pertumbuhan, reproduksi, dan fisiologi (Jaya 2005)

  32. Foto Wilayah Kajian Desa Brondong Kec. Pasekan Desa Tambak, Kec. Indramayu Desa Balongan Kec. Balongan

  33. Kesimpulan • Tingkat kerentanan di lima kecamatan yaitu Kecamatan Losarang, Kecamatan Cantigi, Kecamatan Pasekan, Kecamatan Indramayu dan Kecamatan Karangampel termasuk ke dalam kelas sangat rentan • Tingkat kerentanan yang variatif karena ke dalam kelas sangat rentan dan rentan, terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Balongan dan Kecamatan Juntinyuat • Total persentase panjang pesisir wilayah Indramayu dari 100% diantaranya wilayah yang termasuk kelas sangat rentan memiliki persentase 97% dan yang termasuk kelas rentan 3% • Mangrove sangat rentan keberadaannya terhadap tumpahan minyak. Hal ini dibuktikan, di Kecamatan Indramayu pada tahun 2010 mangrove yang tercemar sebesar 18,78% dari 32,2% total mangrove yang hidup • Produksi perikanan tambak sangat rentan keberadaannya terhadap tumpahan minyak. Berdasarkan data realisasi produksi tambak bulan September 2007 sampai dengan September 2010 Kecamatan Indramayu mengalami sedikit peningkatan nilai produksi yaitu sebesar 5676,86 ton dari 1990,74 ton.

  34. Saran • Diperlukan ketepatan pemilihan lokasi dan metode penelitian terkait kerentanan wilayah pesisir terhadap tumpahan minyak • Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data parameter fisik, data spasial, data citra yang lebih baik dan lengkap • Diperlukan ketersediaan semua data yang terbaru agar prediksi kerentanan wilayah pesisir terhadap tumpahan minyak dapat sesuai dengan dengan waktu penelitian.

  35. TERIMAKASIH

More Related