1 / 28

P R kita bersama untuk menghidupkan KTSP

P R kita bersama untuk menghidupkan KTSP. P R kita bersama. Mengusahakan berlakunya pembelajaran di SD dengan sistem guru vak, agar guru lebih fokus dan mengembangkan profesionalismenya. Mengidentifikasi, merancang, membuat, dan menggunakan alat peraga pembelajaran

pgalvez
Télécharger la présentation

P R kita bersama untuk menghidupkan KTSP

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. P R kita bersama untuk menghidupkan KTSP

  2. P R kita bersama • Mengusahakan berlakunya pembelajaran di SD dengan sistem guru vak, agar guru lebih fokus dan mengembangkan profesionalismenya. • Mengidentifikasi, merancang, membuat, dan menggunakan alat peraga pembelajaran • Merancang, melatih, dan mengembangkan metode mengajar dan model-model pembelajaran yang interaktif (PAKEM) • Mengadakan ulangan setiap satu KD dan menganalisa hasil ulangan untuk menentukan ketuntasan dan melakukan remedial • Revitalisasi KKG/KKKS/KKPS untuk pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru.

  3. Revitalisasi KKG/KKKS/KKPS

  4. Revitalisasi KKG/KKKS/KKPS • KKG wadah pertemuan, pembinaan dan pengembangan profesi guru secara rutin dan berkelanjutan. • KKG dapat dimanfaatkan untuk membahas problem/kendala yang ada pada sekolah/guru dalam mengembangkan pembelajaran. • KKG menjadi tempat kordinasi dan sinergi para pelaku dan pembina pendidikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya

  5. KENDALA revitalisasi KKG • Kendala manajemen, pengaturan dan pengelolaan KKG untuk menjadi sistem pembinaan guru yang efektif. • Kendala program, dan isi kegiatan dalam pertemuan di KKG yang memberi nuansa dan makna profesional keguruan dan pembelajaran. • Kendala partisipasi, semua pihak yang terkait (KKKS,KKPS,PBS,Disdik) menunjukkan keterlibatannya dan berkoordinasi untuk menghidupkan KKG. • Kendala finansial, untuk dapat membiayai berbagai kegiatan yang efektif memang memerlukan tunjangan dana yang memadai.

  6. ALTERNATIF • Pendampingan LPMP (melalui Block Grant) berupaya membantu manajemen, program dan pendanaan (sbg stimulan). • Adanya PBS (Guru Pemandu) sebagai ‘pasukan inti’ dalam operasionalisasi KKG pada tiap-tiap Gugus. • Mengembangkan sistem pembinaan dan kegiatan rutin/berkala yg mengisi KKG dan mensinergikan semua institusi dan potensi terkait. • Adanya komitmen dan pengaturan oleh KS dan PS untuk mendukung aktivitas KKG.

  7. ULANGAN/Test dan Pembelajaran

  8. Setiap selesai satu KD wajib diadakan Ulangan/Test • Ulangan sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran. • Ulangan dapat menjadi kontrol proses pembelajaran untuk perbaikan dan peningkatan. • Ulangan untuk mengetahui ketuntasan dan kekurangan sbg dasar untuk remedial. • Ulangan sebagai pelatihan bagi siswa untuk melihat kemampuan dan kesiapan menerima pelajaran lebih lanjut. • Ulangan dapat menjadi ‘alat bantu’ pembelajaran.

  9. KENDALA • Guru ‘tidak punya waktu’ untuk mengadakan ulangan. • Ketika diadakan ulangan, guru menemui kesukaran dalam pemeriksaan hasil kerja siswa. • Kesulitan membuat soal yang valid untuk ulangan. • Ulangan menjadi ‘momok’ bagi siswa dan juga bagi guru.

  10. ALTERNATIF • Dilakukan penjadwalan dalam silabus dan RPP. • Hasil ulangan/test menjadi bahan untuk menentukan nilai siswa secara keseluruhan (autentik assisment) • Membetuk tim penyusun soal untuk ulangan/ulangan umum atau ujian sekolah. • Ulangan sebagai bagian dari proses pembelajaran. • Mengkordinasikan pelaksanaan ulangan dengan guru lainnya dan kepala sekolah.

  11. Pembelajaran P A K E M

  12. Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan • UU no 20 tahun 2003 mewajibkan setiap Pendidik untuk mengembangkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. • Pembelajaran yang PAKEM memberikan motivasi yang kuat kepada siswa. • Pembelajaran PAKEM mencegah/ mengurangi kebosanan dan kejenuhan dalam pembelajaran. • Membantu mempercepat pemahaman dan memperkuat daya ingat siswa.

  13. KENDALA • Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman guru tentang variasi metode pembelajaran. • Guru tidak berani mencoba cara/model ‘baru’ dalam pembelajaran. • Iklim sekolah / pembelajaran yang tidak kondusif untuk pengembangan PAKEM • Kurangnya sarana dan faktor pendukung untuk melaksanakan variasi pembelajaran.

  14. ALTERNATIF • Peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru untuk mengembangkan pembelajaran PAKEM. • Meningkatkan komitmen dan kordinasi warga sekolah untuk memperbaiki pembelajaran. • Mengefektifkan semua potensi untuk bekerja sesuai dengan sistem yang berlaku. • Meningkatkan daya dukung untuk mencoba dan mengembangkan pembelajaran PAKEM. • Memberikan penguatan/penghargaan bagi guru yang kreatif.

  15. Alat Peraga PEMBELAJARAN

  16. UNTUK APA ALAT PERAGA • APP membantu pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa. • APP dapat mengurangi kejenuhan dan kebosanan dalam pembelajaran. • APP dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. • APP dapat membantu menghilangkan verbalisme pada siswa. • APP dapat memudahkan guru menjelaskan materi pembelajaran.

  17. KENDALA • Sangat terbatasnya alat peraga yang tersedia di sekolah. • Keterbatasan kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan alat peraga yang ada. • Rendahnya kreatifitas guru untuk membuat/mencari alat peraga. • Keterbatasan guru mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi untuk digunakan sebagai alat peraga. • Komitmen semua pihak untuk membuat dan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

  18. ALTERNATIF • Memelihara dan mengatur penggunaan alat peraga yang tersedia. • Pengadaan dan pembuatan alat peraga sederhana untuk tiap sekolah. • Pemanfaatan sumber data primer untuk menjadi sumber belajar atau alat peraga pembelajaran. • Peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam membuat dan menggunakan alat peraga. • Memberi penugasan kepada siswa untuk mencari atau membuat alat bantu pembelajaran.

  19. Pembelajaran Sistem Guru Vak

  20. PEMBELAJARAN dengan menggunakan Sistem GURU VAK • Guru dapat lebih fokus dalam mengembangkan pembelajaran. • Dapat meningkatkan profesionalisme guru dan meningkatkan kinerjanya. • Beban mengajar lebih merata pada semua guru dan semua kelas. • Memberikan variasi pembelajaran bagi siswa dan suasana kelas. • Memudahkan bagi guru dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran di kelas. • Memudahkan guru untuk membaca dan menganalisa data individual siswa dalam penguasaan kompetensi dan batas ketuntasan

  21. KENDALA • Kekurangan tenaga pengajar pada sekolah secara kuantitatif. • Rendahnya semangat belajar pada tenaga pengajar untuk meningkatkan kompetensinya. • Belum ada komitmen untuk mengarah ke sistem guru vak.

  22. ALTERNATIF • Membuat program sekolah untuk kemungkinan menerapkan sistem guru vak. • Melakukan koordinasi program dengan pihak terkait untuk tahapan pelaksanaan program. • Melaksanakan guru vak secara bertahap dan berkelanjutan. • Pemantapan kerja guru secara terpadu dengan orientasi mata pelajaran melalui kegiatan KKG dan bimbingan PBS dan PS.

  23. usulan Program Diklat

  24. USULAN PROGRAM DIKLAT • Rekrutmen dan pelatihan Guru Pemandu (PBS) pada setiap Gugus/SD Inti. • Diklat pembuatan dan penggunaan alat peraga. • Diklat pengembangan dan pemantapan PAKEM. • Diklat/Workshop Penilaian dan Penulisan soal. • Diklat Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah

  25. UNTUK DIPERHATIKAN KEBERHASILAN memerlukan: • Keseriusan dan komitmen; • Koordinasi dan sinergi; • Dukungan semua pemangku kepentingan pendidikan; • Kepala Sekolah dan Guru menjadi key person

  26. KATA KUNCI • Sekolah tidak memerlukan kurikulum. Sekolah memerlukan guru yang dapat berimprovisasi, berinovasi dan berkreasi, karena GURU itu sendiri adalah KURIKULUM. ( John Lock - Hermana Somantrie ) GURU-lah yang diberi kepercayaan untuk menerapkan program kurikuler. Di tangan gurulah – bukan di tangan orang lain - program menjadi hidup, atau . . . justru mati.( Winarno Surachmad )

  27. Terima Kasih semoga pertemuan ini bermanfaat adanya

  28. Terima Kasih

More Related