1 / 42

Pertemuan 4 Laju Aliran Puncak dan Debit Rancangan

Pertemuan 4 Laju Aliran Puncak dan Debit Rancangan. Matakuliah : S0432/Drainase Perkotaan Tahun : 2006 Versi :. Learning Outcomes. Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menghitung laju aliran puncak dan debit rancangan. Outline Materi.

ponce
Télécharger la présentation

Pertemuan 4 Laju Aliran Puncak dan Debit Rancangan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pertemuan 4Laju Aliran Puncak dan Debit Rancangan Matakuliah : S0432/Drainase Perkotaan Tahun : 2006 Versi :

  2. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : • Mahasiswa dapat menghitung laju aliran puncak dan debit rancangan

  3. Outline Materi • Materi 1: Metoda Rasional • Materi 2: Metoda Hidrograf

  4. Metoda Rasional • Rumus Rasional yang dipergunakan adalah: Q = C i A Q = Debit Banjir; I = Intensitas Hujan; A = Luas Daerah Tangkapan Air

  5. Waktu Konsentrasi: Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh aliran air untuk mencapai inlet dari tempat yang paling jauh, sehingga pada waktu tersebut seluruh aliran air yang berasal dari daerah tangkapan inlet telah sampai ke inlet tersebut

  6. Hidrograf HIDROGRAF (hydrograph) HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANTARA SALAH SATU UNSUR ALIRAN DENGAN WAKTU ( merupakan tanggapan menyeluruh /integral response DAS terhadap masukan tertentu ) • hidrograf muka air (stage hydrograph) • hidrograf debit (discharge hydrograph) • hidrograf sedimen (sediment hydrograph) • hidrograf kecepatan (velocity hydrograph) • hidrograf polutan (polutant hydrograph)

  7. puncak (crest) sisi naik (rising limb) sisi resesi (recession / depletion limb) . . waktu (t) HIDROGRAF

  8. SISI RESESI (single linear reservoir) Edelman , van Dam

  9. Beberapa cara pemisahan aliran dasar A-D Straight line Method A-B-D Fixed Base Length A-B-C-D Variabla Slope Method

  10. Linsley (1958) dengan : T = waktu dalam hari A = luas DAS dalam mil persegi. Sri Harto (1993) (kondisi di P. Jawa) dengan : T = waktu, dalam jam L = panjang sungai utama, dalam km

  11. SISTEM DAS ( catchment system ) • SISTEM LINEAR TIME INVARIANT • SISTEM LINEAR TIME VARIANT • SISTEM NONLINEAR TIME INVARIANT • SISTEM NONLINEAR TIME VARIANT

  12. KONSEP TRANSLASI i R t Q=m3/det RA / tc t (jam) tc Transformasi hujan sesaat dengan konsep translasi

  13. Q (m3/det) t ( jam)

  14. TRANSFORMASI HUJAN MENERUS DENGAN TRANSLASI i dt i.dt.Am/ t i.A t ( jam) tc

  15. TRANSFORMASI HUJAN MENERUS DENGAN KONSEP TRANSLASI i t ( jam) t ( jam)

  16. Transformasi hujan sesaat dengan konsep tampungan h0 Q0 t ( jam )

  17. KONSEP TAMPUNGAN ( STORAGE ) Qdt+Adh = 0 atau apabila syarat batas t=0, nilai h = h0, maka c=h0

  18. Transformasi hujan menerus dengan konsep tampungan dt t ( jam )

  19. Transformasi hujan durasi (t) dengan konsep tampungan t ( jam ) t ( jam )

  20. HIDROGRAF SATUAN (UNIT HYDROGRAPH ) adalah hidrograf limpasan langsung (direct runoff hydrograph) yang dihasilkan oleh hujan-efektif yang terjadi merata di seluruh DAS dengan intensitas tetap dalam satu satuan waktu tertentu. ANDAIAN : 1. Sistem LINEAR TIME INVARIANT 2. Hujan terjadi merata di seluruh DAS (spatialy evenly distributed) 3. Intensitas tetap dalam satu unit waktu (constant intensity). 4. Hujan terjadi kapan pun tidak berpangaruh pada proses trans- formasi (time invariant). 5. Debit (hidrograf) berbanding lurus dengan hujan dan berlaku asas superposisi (linear). 6. Waktu resesi (dari akhir hujan sampai berakhirnya limpasan- langsung) selalu tetap.

  21. Transformasi dengan hidrograf-satuan R1 R2 R3 X1 X2 X3 X4 Akibat R1 Akibat R2 Akibat R3 R1X1 R1X2 R1X3 R1X4 R2X1 R2X2 R2X3 R2X4 R3X1 R3X2 R3X3 R3X4 Hidrograf A B C D E F

  22. HIDROGRAF SATUAN TERUKUR (observed unit hydrograph) Persamaan polinomial 1. Diplih satu kasus hujan dan rekaman AWLR yang terkait. (Sebaiknya dipilih Single Peaked Hydrograph). 2. Ubah AWLR menjadi hidrograf dengan liku kalibrasi. 3. Aliran dasar dipisahkan untuk memperoleh hidrograf-limpasan langsung. Hujan efektif dapat ditetapkan. 4. Hidrograf-satuan hipotetik ditetapkan, dengan misalnya debit q1, q2, q3 dst. Jumlah ordinat diperkirakan dengan : n = nq - np + 1, dengan nq = jumlah ordinat hidrograf terukur dan np jumlah periode hujan. 5. Hidrograf limpasan langsung yang dihitung (computed) diperoleh dengan mengalikan hujan efektif dengan hidrograf satuan hipote- tik. 6. Hasil hitungan dibandingkan untuk memperoleh q1, q2, q3, dst.

  23. Skema penurunan hidrograf-satuan terukur masukkan HS hipotetik bandingkan Hidrograf-limpasan-langsung terukur

  24. CARA COLLINS 1 s/d 3 sama dengan cara sebelumnya 4 Tetapkan hidrograf-satuan hipotetik dengan debit sebarang. 5 Hitung hidrograf nya dengan semua hujan kecuali hujan maksimum. 6. Hasil hitungan tsb adalah hidrograf limpasan langsung dengan hidrograf satuan hipotetik dan semua hujan dikurangi dengan hidrograf akibat hujan maksimum. 7. Kurangkan hasil langkah (6) dari hidrograf limpasan langsung terukur, hasilnya adalah hidrograf yang ditimbulkan oleh hujan maksimum. 8. Apabila hidrograf yang diperoleh dalam langkah (7) dikalikan dengan 1/Rmax, yang diperoleh adalah hidrograf-satuan yang baru. 9. Apabila HS terakhir ini dibandingkan dengan HS sebelumnya berbeda banyak, langkah 5 dst diulangi dengan HS terakhir. Bila perbedaan kecil, HS terakhir adalah HA yang dicari.

  25. CARA COLLINS kalikan (kecuali hujan max) Hidrograf satuan hipotetik (HSH) Kurangkan dari HLLT Kalikan 1/Rmax Bandingkan dg HSH Hidrograf limpasan langsung terukur (HLLT)

  26. HIDROGRAF SATUAN SINTETIK SNYDER (1938)

  27. Parameter HSS Gama I 1. Source Factor (SF) : Perbandingan antara panjang semua sungai tingkat I dan panjang semua sungai (semua tingkat) 2. Sorce Frequency (SN) : Perbandingan antara jumlah segmen sungai tingkat I dengan jumlah segmen semua sungaio (semua tingkat). 3. Faktor Lebar/ Width Factor (WF) adalah perbandingan antara lebar DAS diukur di titik di sungai berjarak 0,75 L dan di titik berjarak 0,25 L dari titik kontrol (sta hidrometri). 4. Relative Upstream Area (RUA) : Perbandingan luas DAS sebelah hulu dan luas DAS. 5. Symmetry Factor (SIM) merupakan parameter bentuk DAS = WF x RUA 6. Joint Frequency (JN) jumlah pertemua semua sungai. 7. Drainage Density (D) jumlah panjang sungai semua tingkat setiap satuan luas.

  28. Penetapan tingkat sungai (stream order, Strahler, 1964) 1 1 1 2 1 1 1 2 3 3 3 3 1 1 1 2 1 2 3 1 3

  29. Parameter Lebar WF ( Width Factor ) WU A WL B A ~ C = 0,75 L B ~ C = 0,25 L WF = WU/WL C

  30. Parameter RUA (Relative Upstream Area) RUA = UA / A UA UA LA C

  31. HSS GAMA I (Sri Harto, 1985)

  32. HSS GAMA I QP TR TB-1 TB

  33. UNIT HYDROGRPAHS DERIVED FROM DIFFERENT METHODS

  34. THE GAMA II SYNTHETIC FLOW domain of the Gama II Synthetic Flow Qt=Qp.e-t / k Qt= QB.e-t / kg2 QB domain of the Gama I SUH Kg2 = 100 (16.5395+0.6578F7-17.0379SN-1.911D)0.5

  35. OBSERVED AND COMPUTED CUMULATIVE DAILY FLOWBY THE GAMA II SYNTHETIC FLOW

  36. Perubahan Satuan x 0,5 HS 2 mm / 2 jam HS 1 mm / 2 jam

  37. S Curve HS 2 mm / 2 jam

  38. RAINFALL RETURN PERIOD vs FLOOD RETURN PERIOD

  39. REGIONAL CHARACTERISTICS ON THE ISLAND OF JAWA Based on Index Flood Method :

  40. GRAPHICAL REPRESENTATIONOF THE INDEX FLOOD METHOD ON THE ISLAND OF JAWA

  41. FLOOD DIRECT RELATIONSHIPON THE ISLAND OF JAWA

  42. T YEARS FLOOD vs AVERAGE FLOODS IN SOUTHERN SULAWESI

More Related