1 / 18

BATU GINJAL

BATU GINJAL. Ns. Janny Erika, S.Kep,M.Kes KMB. DEFINISI. Batu ginjal ( Urolitiasis ) terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri juga sering disebut kalkuli.

quang
Télécharger la présentation

BATU GINJAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BATU GINJAL Ns. Janny Erika, S.Kep,M.Kes KMB

  2. DEFINISI Batu ginjal ( Urolitiasis ) terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri juga sering disebut kalkuli. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap disuatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urine. Kalkuli bervariasi dalam ukuran dari focus mikroskopik sampai beberapa.cintimeter dalam beberapa diameter cukup besar untuk masuk dalam pelvis ginjal

  3. Factor yang mempengaruhi pembentukan batu pH urine, konsentrasi zat terlarut urine, stasis urine, beberapa infeksi, diet tinggi kalsium dan dimeralisasi tulang. Kebanyakan batu mengandung kalsium, sementara sisanya mengandung amoniomagnesium fosfat atau struvit, asam urat, atau sistin

  4. Perawatan di rumah sakit sampai batu hilang dari saluran perkemihan dan masalah teratasi. RLP untuk untuk klasifikasi KDB dari batu ginjal dengan litotripsin gelombang kejut ekstra corporeal (ESWL) adalah 3,0 hari ( Lorenz,1991 ) .

  5. Komplikasi • obstruksiginjal, yang dapatmenimbulkankerusakan permanent bilaitusemuabelumbahkantidakteratasi, dapatjugaterjadipendarhandaninfeksiituadalahsalahsatudiantarakomplikasilainnya.

  6. PENATALAKSANAAN MEDIS UMUM • Pada kebanyakan kasus, tidak ada tindakan yang khusus karena batu dapat melewati semua saluran perkemihan tanpa pertolongan medis itu apabila batunya kecil.

  7. Manajemen Medik • Untuk mempertahankan pH urine : • Natrium karbonat untuk membuat urine lebih alkalin, pada asam awal pencetus batu itu sendiri • Asam askorbat untuk membuat urine menjadi lebih asam, pada alkalin awal pencetus batunya. • Untuk mengurangi ekskresi dari subtansi pembentukan batu : • Diuretic untuk menurunkan ekskresi kalsium lebih cepat • Arupulinol untuk mengatasi batu asam dengan menurunkan kadar asam urat plasma

  8. Cara pengangkatan batu melalui pembedahan: • Pielolitotomi ( batu diangkat dari pelvis ginjal ) • Uretolitotomi ( batu diangkat dari ureter ) • Sistolitotomi ( bati diangkat dari kandung kemih ) • Litotripsi perkutan ( PUL ) dan litotripsi gelumbang kejut ekstrakoporeal ( ESWL ) mengunakan gelombang suara dan gelombang kejut, secara berturut – turut, untuk memecahkan batu menjadi potongan kecil untuk memudahkqan terjadinya ekskresi yang dibawa oleh pembuangan urine itru sendiri. Metode ini bermanfaat untuk pasien yang beresiko terhadap pembedahan secara langsung • Terapi pelarutan dengan menggunakan larutan yang khusus yang dimasukan dengan menggunakan selang nefrostomi untuk mempercepat secara irigasi area dan melarutkan batu

  9. RENCANA PERAWATAN TERINTEGRASI • Therapi IV • Pusatkan pada factor nyeri • Perawatan praoperasi dan pascaoperasi

  10. PERTIMBANGAN UNTUK PASIEN UNTUK DIPULANG • Perawatan lebih lanjut dan penanggulangan perawatan dirumah oleh pribadi maupun bantuan keluarga • Memberikan penyuluhan pemakaian obat – obatan yang telah di instruksikan oleh dokter • Pembatasan aktifitas untuk sementara waktu • Memberikan penyuluhan untuk tindakan mencegah kekambuhan batu kembali

  11. PENGKAJIAN DASAR PADA PASIEN BATU GINJAL

  12. Riwayat atau adanya factor resiko : • Perubahan metabolik atau diet • Imobilitas lama • Masukan cairan tidak adekuat • Riwayat batu atau infeksi saluran kemih sebelumnya • Riwayat keluarga dengan pembentukan batu ginjal

  13. Pemeriksaan fisik berdasarkan pada survey umum ( Apendiks F ) dapat menunjukan : • Pola nyeri, batu yang terdapat di pelvis ginjal akan mengakibatkan nyeri yang sangat pekak dan juga konstan. Batu yang terdapat di uretral mengakibatkan nyeri dengan jenis kolik dan hilang timbul yang berkurang setelah batu lewat dari uretra • Akan menyebabkan mual dan muntah karena cairan tidak bias di alirkan keluar dari tubuh bahkan bias menyebabkan diare • Perubahan warna urine pada pola berkemih, sebagai contoh : urine keruh disertai bau yang menyengat bila terjadi infeksi, dorongan berkemih dengan nyeri dan penurunan keluaran urine bila masukan cairan tidak adekuat atau bila terdapat abstruksi saluran perkemihan serta hematuris bila terdapat kerusakan jaringan ginjal.

  14. Pemeriksaan diagnostic : • Urinalisa ( UA ) menunjukan hematuria mikroskopik atau gros, SDP, perubahan pada pH, dan kristal kalsium, asam urat atau sistim menunjukan batu • Kultur urine menandakan bakteri apabila terjadinya infeksi • BUN serum dan kreatinin meningkat bila terjadi kerusakan ginjal • SDP meningkat pada infeksi • Pengumpulan urine selama 24 jam untuk klirens kreatini menurun apabila kerusakan ginjal telah terjadi • Sinar x pada ginjal, ureter, dan kandung kemih ( GUK ) dan piologram intravena ( PV ) mendeteksi batu dan anomaly yang dapat membuat pembentukan batu. • Sistoskopi memungkinkan visualisasi langsung dari saluran perkemihan untuk menditeksi abnormalitas dan pada beberapa kasus untuk bagaimana cara membuang batu

  15. kaji perasaan pasien tentang kondisi dan rencana terapeuetik. Pasien dapat mengekspresikan masalah tentang kekambuhan dan dampak pada pekerjaan dan aktifitas harian lainnya. Pasien pria dapat menunjukan tentang disfungsi seksual yang berhubungan dengan nyeri dan infeksi

  16. DP NYERI DX : Nyeri berhubungan dengan factor cidera jaringan skunder terhadap batu ginjal ( DS ): Mengatakan nyeri yang dapat disertai dengan takikardi dan takipnea, meringis, menangis, perilaku melindungi yang sakit, mengerutkan dahi ( DO ) : nyeriTekan, ekspresi wajah rileks, tidak ada mengeran dan perilaku melindungi bagian yang nyeri, N : 60 – 100 x / mnt, R ; 12 – 24 x/ mnt

  17. TerimaKasiiih

More Related