1 / 36

P ENERJEMAHAN I (Materi 2)

P ENERJEMAHAN I (Materi 2). Definisi Penerjemahan Kendala-kendala dalam Penerjemahan Makna. DEFINISI PENERJEMAHAN. Definisi Penerjemahan. Catford (1965) Nida & Taber (1974) Newmark (1988) Hoed (2006). Catford (1965). Penerjemahan :

rafe
Télécharger la présentation

P ENERJEMAHAN I (Materi 2)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENERJEMAHAN I (Materi 2) Definisi Penerjemahan Kendala-kendala dalam Penerjemahan Makna

  2. DEFINISI PENERJEMAHAN

  3. Definisi Penerjemahan • Catford (1965) • Nida & Taber (1974) • Newmark (1988) • Hoed (2006)

  4. Catford (1965) Penerjemahan : “the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL)”. “Mengganti bahan teks dalam Bahasa Sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam Bahasa Sasaran”.

  5. Nida & Taber (1974) Penerjemahan: Upaya mengungkapkan kembali pesan teks suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam penerjemahan, yaitu: • Kesepadanan dinamis : keserupaan pesan • Korespondensi formal : kesesuaian struktur

  6. Newmark (1988) Penerjemahan: Suatu kiat yang di dalamnya terdapat upaya untuk mengganti pesan tertulis atau pernyataan dalam satu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang serupa dalam bahasa lain.

  7. Hoed (2006) Penerjemahan : Upaya mengalihkan pesan (message) dari teks suatu bahasa (bahasa sumber) ke dalam teks bahasa yang lain (bahasa sasaran).

  8. Kesimpulannya? • Yang lebih dipentingkan dalam penerjemahan adalah? Pesan (message) • Melalui kegiatan penerjemahan, penerjemah menyampaikan kembali isi sebuah teks dalam bahasa lain. • Apakah penyampaian yang dilakukan oleh penerjemah sekedar kegiatan penggantian?

  9. CONTOH

  10. Dear Sir, You will not be paid Job Search Allowance because your wife’s income is higher than the amount allowed under the income test. Yours Faithfully, John Smith District Manager

  11. Tuan yang terhormat, Tuan tidak akan dibayar Tunjangan Pencarian Kerja karena pendapatan isteri Tuan lebih tinggi dibandingkan jumlah yang dibolehkan menurut Uji Pendapatan. Dengan sesungguhnya, John Smith Manajer Distrik

  12. Dengan hormat, Bapak tidak dapat memperoleh Tunjangan Mencari Kerja karena pendapatan isteri Bapak lebih tinggi dari jumlah yang diperbolehkan menurut Peraturan mengenai Pendapatan. Hormat saya, John Smith Manajer Distrik

  13. Model Penerjemahan

  14. Audience Design & Needs Analysis Penerjemahan sering didasari oleh: • Audience design • Needs analysis • Untuk siapa? (your audience) • Untuk tujuan apa? (your purpose)

  15. KENDALA-KENDALA DALAM PENERJEMAHAN

  16. Kendala-Kendala dalam Penerjemahan Penerjemahan Linguistik Terapan

  17. Kendala-Kendala dalam Penerjemahan Bsu (Jepang): 私は 家族 と 東京 へ 行きます。 Saya keluarga dengan Tokyo ke pergi Bsa (Indonesia): Saya pergi ke Tokyo bersama keluarga. Kendala Utama?

  18. Kendala-Kendala dalam Penerjemahan Kendala Utama : Perbedaan Sistem dan Struktur antara BSu dan BSa

  19. Kendala-Kendala dalam Penerjemahan Menurut Nida (1966:91), kendala dalam penerjemahan adalah perbedaan dalam 4 hal: • Bahasa • Kebudayaan Sosial • Kebudayaan Religi • Kebudayaan Materiil

  20. Kendala-Kendala dalam Penerjemahan Upaya penanggulangan : • Mengkaji untuk memahami sebaik-baiknya perbedaan itu. • Mencari jalan untuk menemukan padanan yang benar & berterima di dalam BSa.

  21. Penerjemah, Referensi, dan Pengambilan Keputusan Sumber Referensi/Informasi: • Kamus  kamus ekabahasa (dwibahasa tidak dianjurkan) • Pakar/narasumber • Pengamatan • Pengalaman dalam situasi tertentu

  22. makna

  23. Makna Dari segi hubungannya dengan kata lain, makna dapat digolongkan menjadi: • Makna leksikal • Makna gramatikal • Makna kontekstual • Makna sosiokultural

  24. MAKNA LEKSIKAL

  25. Makna Leksikal • Makna yang sebenarnya, yang sesuai dengan hasil observasi indera kita, atau makna apa adanya (Chaer, 2007:289). • Makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dsb. • Makna leksikal dimiliki unsur-unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya.

  26. Makna Leksikal Contoh: Kuda: ‘Sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’. Kepala: ‘bagian tubuh di atas leher’.

  27. MAKNA GRAMATIKAL

  28. Makna Gramatikal • Baru ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, atau komposisi. • Afiksasi: • Proses atau hasil penambahan afiks. Contoh: Berkuda  /ber-/ + /kuda/ ‘mempunyai kuda’ ‘menunggang kuda’

  29. Makna Gramatikal • Reduplikasi • Proses hasil perulangan kata. Contohnya: Rumah  Rumah-rumah ‘sebuah rumah’ ‘banyak rumah’ Mata  Mata-mata ‘bagian tubuh’ ‘detektif’

  30. Makna Gramatikal • Komposisi • Proses penggabungan kata Contoh : • Sate Ayam : ‘asal bahan’ • Sate Madura : ‘asal tempat’ Contoh lain : • Anak asuh : ‘anak yang diasuh’ • Orangtua asuh : ‘orang tua yang mengasuh’

  31. MAKNA KONTEKSTUAL

  32. Makna Kontekstual • Makna kata yang berada dalam satu konteks. Kata kepala : • Rambut di kepala nenek belum ada yang putih. • Sebagai kepala sekolah dia harus menegur murid itu. • Nomor teleponnya ada pada kepala surat itu. • Mari kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin.

  33. MAKNA SOSIOKULTURAL

  34. Makna Sosiokultural Makna yang terbentuk oleh budaya setempat atau juga memiliki muatan sosial tertentu.

  35. Makna Sosiokultural • Contoh: ごちそうさまでした。 ‘diucapkan setelah selesai makan, untuk menghargai makanan yang telah dimakan’. • Contoh lain: 神社Jinja ‘Kuil Shinto’

  36. Ada pertanyaan?

More Related