1 / 23

ANALISA FUNDAMENTAL DALAM MENILAI HARGA SAHAM

ANALISA FUNDAMENTAL DALAM MENILAI HARGA SAHAM. Proses Valuasi. Top-down Analysis : 3 Pokok Analisis. 1. Perekonomian. Fiscal Policy (Kebijakan Fiskal). Longgar: mendorong konsumsi Ketat: memperlambat konsumsi. Monetary Policy (Kebijakan Moneter).

sandra_john
Télécharger la présentation

ANALISA FUNDAMENTAL DALAM MENILAI HARGA SAHAM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ANALISA FUNDAMENTALDALAM MENILAI HARGA SAHAM

  2. Proses Valuasi Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis 1. Perekonomian Fiscal Policy (Kebijakan Fiskal) Longgar: mendorong konsumsi Ketat: memperlambat konsumsi Monetary Policy (Kebijakan Moneter) Ketat: mengurangi pasokan modal kerja dan memperlambat pertumbuhan dunia usaha. Suku bunga pinjaman naik, biaya industri menjadi mahal. Inflasi menimbulkan perbedaan antara real interest rate dan nominal interest rate, serta mengubah perilaku konsumen dan perusahaan dalam berbelanja dan menabung. Inflation (Inflasi) Selain memengaruhi perkonomian domestik, perbedaan inflasi juga akan memengaruhi neraca perdagangan dan nilai tukar mata uang negara.

  3. Political Changes (Perubahan Politik) Berpotensi meningkatkan premi risiko (risk premium) berinvestasi di suatu negara.

  4. 2. Industri Mengidentifikasi industri-industri yang mengalami kemakmuran atau menderita dalam suatu siklus perekonomian. Reaksi industri-industri terhadap perubahan perekonomian akan berbeda-beda pada titik siklus bisnis (business cycle)tertentu. Contoh: akan meningkatkan modalnya ketika beroperasi pada kapasitas penuh di puncak siklus perekonomian. ● Industri manufaktur ● Industri konstruksi akan terpengaruh menjelang siklus berakhir. ● Industri alternatif akan merespons suatu siklus bisnis secara berbeda-beda. ● Industri musiman umumnya mengalami kemakmuran selama masa ekspansi. ● Industri non-musiman (defensif) tidak mengalami penurunan yang signifikan selama masa resesi. Namun juga tidak mengalami peningkatan tajam saat ekonomi ekspansi.

  5. 3. Analisis Perusahaan Menganalisis dan membandingkan kinerja perusahaan-perusahaan di industri sejenis dengan menggunakan indikator bisnis dan indikator keuangan.  Kinerja Bisnis (Market Share di Industri, Brand Image, Kinerja Penjualan)  Track Record Manajemen (Pengalaman Kerja, Pernah menangani perusahaan besar, dll)  Kinerja keuangan 5 tahun sebelum dan proyeksi kedepan Proyeksi bisnis yang dilihat perusahaan, serta industri yang berada didalamnya  Analisa dan Proyeksi Keuangan perseroan berdasarkan performance masa lalu dan proyeksi masa datang, dengan memperhatikan tingkat Kewajaran dan resiko yang mungkin terjadi. 

  6. Teori Valuasi Nilai (value) suatu aset adalah nilai sekarang (present value) dari arus kas imbal hasil yang diharapkan (expected cash flows).  Dengan kata lain, Anda berharap suatu aset dapat memberikan aliran cash flows selama Anda memilikinya.  Untuk mengonversikan aliran cash flows menjadi nilai saham, Anda harus mendiskontokan aliran tersebut dengan tingkat bunga yang diminta investor (required rate of return).  • Dua estimasi utama: • The stream of expected cash flows • Required rate of return

  7. Proses Penilaian (Valuation) 1. Perkiraan Aliran Arus Kas (The Stream of Expected Cash Flows) Return (Imbal-Hasil) sebuah investasi bukan hanya besar jumlahnya, tapi juga:  Bentuk (form of returns)  Pola waktu (time pattern of returns)  Ketidakpastian dari return (uncertainty or returns) yang akan memengaruhi tingkat return yang diinginkan (required rate of return) oleh seorang investor.

  8. Bentuk Imbal-Hasil Meliputi laba (earning), dividen, atau capital gain pada sebuah periode. Pola Waktu Imbal-Hasil Kapan diterima? Bulanan, Semester, atau Tahunan?

  9. 2. Tingkat Imbal-Hasil yang diharapkan (Required Rate of Return) Rumus : k = Rnominal risk-free rate + Prisk premium Rnominal risk-free rate:adalah tingkat pengembalian instrumen investasi bebas risiko ditambah premi perkiraan inflasi. Contoh instrumen investasi yang bebas risiko (risk-free) ketidakpastian return adalah Setifikat Bank Indonesia (SBI). Rnominal risk-free rate = (1 + real risk-free rate)(1 + expected inflation) – 1 Risk premium: business risk, financial risk, liquidity risk, exchange rate risk, dan country risk.

  10. Contoh Soal: Jika suku bunga riil SBI saat ini adalah 12% dan perkiraan tingkat inflasi adalah sebesar 3%, berapakah nominal risk-free rate? Nominal risk-free rate = (1 + 0,12)(1 + 0,03)-1 = 15,36% Untuk mendapatkan required rate of return (k), Anda tinggal menambahkan besarnya premi risiko (risk premium) yang Anda perkirakan.

  11. Jenis-Jenis Risiko 1. Business Risk adalah ketidakpastian arus kas masuk yang diakibatkan oleh iklim usaha. Semakin tinggi ketidakpastian arus kas masuk terhadap perusahaan, semakin tinggi pula ketidakpastian arus kas masuk bagi investor. Sehingga investor akan meminta premi risiko yang lebih tinggi.

  12. 2. Financial Risk disebut juga financial leverage, yaitu ketidakpastian return yang ditunjukkan oleh metode pembiayaan investasi perusahaan. Jika perusahaan juga meminjam uang atau menerbitkan obligasi untuk membiayai investasi usahanya, mereka harus membayar biaya bunga yang prioritas pembayarannya lebih tinggi dibandingkan dengan dividen bagi pemegang saham. Akibatnya, ketidakpastian return bagi investor ekuitas akan meningkat sehingga investor pun akan meminta premi risiko yang lebih tinggi.

  13. 3. Liquidity Risk adalah ketidakpastian return yang ditunjukkan oleh pasar sekunder saham ketika investor ingin melikuidasi sahamnya. Semakin tinggi tingkat likuiditas, semakin rendah premi risiko. Demikian juga sebaliknya.

  14. 4. Exchange Rate Risk adalah ketidakpastian return yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan mata uang yang digunakan dalam berinvestasi. Misalnya Anda membeli saham di Singapura dalam nominasi dolar Singapura, maka ketika Anda hendak mengonversikannya ke dalam mata uang rupiah, Anda akan dihadapkan pada selisih kurs.

  15. 5. Country Risk disebut juga political risk adalah ketidakpastian return yang diakibatkan oleh kemungkinan perubahan penting di bidang politik ataupun ekonomi suatu negara. Semakin tinggi country risk, semakin tinggi pula premi risiko yang diminta investor.

  16. 6. Market Risk atau Risiko pasar adalah risiko sistematis yang diukur dengan beta (). Misalnya, saham A dengan koefisien beta = 1,2 Jika pasar naik sebesar 10%, harga saham A berpotensi untuk naik sebesar 1,2 x 10% = 12%. Sebaliknya, jika pasar turun 10%, harga saham A berpotensi turun 12%. Koefisien beta: ukuransensitivitas atau kepekaan individu saham terhadap pergerakan pasar.

  17. Corporate Action adalah tindakan atau aksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang akan berdampak signifikan terhadap berbagai kepentingan. Kelangsungan operasi perusahaan Harga saham Pemegang saham

  18. Repurchase atau Buy Back Apa tujuan sebuah perusahaan untuk membeli kembali (repurchase/buy back) sahamnya yang beredar di publik? Menjaga kejatuhan harga saham yang terlalu dalam Menghindari akuisisi/pengambilalihan yang tidak bersahabat dari pihak lain

  19. Contoh: 2 Sept 2003 Saham UNVR Nominal Rp100,-/ saham Jumlah saham yang outstanding 686.700.000 saham Harga penutupan Rp30.250,- 3 Sept 2003 UNVR melakukan stock split saham 1 : 10 Rp100,-/10 = Nominal Rp10,- per saham baru Stock Split Aksi korporasi yang memecah nilai nominal (par value) saham dengan rasio tertentu.

  20. Contoh: Rasio Reverse Stock Split PT Bakrie Brothers, Tbk. (BNBR) tanggal 14 Maret 2005 5 : 1 Artinya nilai nominal setiap LIMA saham digabungkan menjadi SATU saham. Nilai nominal saham BNBR sebelum Reverse Stock Split Rp70,- per saham. Pasca-Reverse Stock Split menjadi Rp350,- per saham. Harga Pasarnya segera menyesuaikan diri mengikuti rasio Reverse Stock Split. Reverse Stock Split Aksi korporasi yang menggabungkan nilai nominal (par value) saham dengan rasio tertentu.

  21. Right Issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD): hak yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya untuk membeli saham baru yang diambil dari portepel pada harga pelaksanaan (exercise price) dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. Tujuannya? untuk meraih dana segar tambahan dari pemegang sahamnya yang akan digunakan untuk berbagai tujuan ekspansi usaha akuisisi perusahaan lain membayar utang perusahaan

  22. + 200.000 saham 130.000 saham lama 70.000 saham baru = Berapa jumlah saham Anda setelah right issue? Contoh: sebelum right issue Anda memiliki 130.000 saham ASII dari total 2,653 miliar saham perseroan atau setara dengan 0,0049% Anda berhak mendapatkan sebanyak 130.000/13 x 7 = 70.000right yang dapat Anda tukarkan dengan sejumlah 70.000 saham baru pada exercise priceRp1.000,- per saham baru. Total uang yang harus Anda bayarkan: 70.000 saham x Rp1.000,- = Rp70.000.000,- Jumlah saham pasca-melaksanakan right: (atau 200.000/4.082.351.736 x 100% = 0,0049%) Apa pengaruhnya bagi Anda jika tidak melakukan right? Saham Anda akan terdilusi ...

  23. Secondary Public Offering Secondary public offering adalah penjualan saham (divestasi) lanjutan milik pemegang saham mayoritas atau pendiri perusahaan kepada publik sebagaimana halnya IPO.

More Related